• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA MASA COVID 19 DI SMP NEGERI 1

KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

Oleh:

RAUHUN JANNAH NIM. 200403033

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

(2)

iii

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA MASA COVID 19 DI SMP NEGERI 1

KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

Pembimbing:

Prof. Dr. Suprapto, M.Ag Dr. Yusuf, M.Pd

Oleh:

RAUHUN JANNAH NIM. 200403033

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

(3)

iv

(4)

v

(5)

vii

(6)

viii

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURUPADA MASA COVID 19 DI SMP NEGERI 1

KAYANGAN Oleh:

RAUHUN JANNAH NIM. 200403033

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru selama covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan, 2) motvasi guru dalam meningkatkan kinerjanya selama covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan, 3) bentuk pengawasan terhadap kinerja guru selama covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan. Penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan deskriptif.

Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi kemudian dianalisis secara kualitatif dengan metode intraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru selama covid 19, melalui beberapa tahapan sebagai berikut: a) perencanaan b) pelaksanaan dan c) pengawasan. 2) motivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya selama covid 19 dilihat dari dua aspek yakni; a) motivasi internal seperti timbul karena adanya harapan, tujuan dan keinginan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. b) motivasi ekternal seperti imbalan dalam bentuk insentif, pujian dan reward. 3) bentuk pengawasan terhadap kinerja guru selama covid 19, dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan penilaian kepada guru dengan melihat aspek paedagogik, aspek kepribadian, aspek sosial dan aspek profesional.

Dengan demikian manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru salama covid 19 dapat dilaksanakan dengan baik serta motivasi guru sangat tinggi dengan reward dan punishment untuk peningkatan kinerjanya.

Kata Kunci: Manajemen kepala sekolah, motivasi, kinerja guru dan masa covid 19

(7)

ix

(8)

x

(9)

xi

LEMBAR MOTTO

َعَم َج َرَفْلا َّنَأ َو ، ِرْبَّصلا َعَم َرْصَّنلا َّنَأ ْمَلْعا َو ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنَأ َو ،ِب ْرَكْلا

“Ketahuilah bahwasannya kemenangan itu bersama kesabaran, dan jalan keluar itu bersama kesulitan, dan bahwasanya bersama kesulitan ada

kemudahan”. (Hr. Tirmidzi).

(10)

xii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Tesis ini ku persembahkan untuk keduaa orang tua, keluarga, dosen, sahabat dan teman-teman yang selalu memotivasiku untuk menyelesaikan

Magister Pendidikan ini.

(11)

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini tidakakan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu pemulis memberi penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mebantu, yaitu mereka antara lain:

1. Prof. Dr. Suprapto, M.Ag., sebagai pembimbing I dan Dr. Yusuf, M.Pd., sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tampa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan tesis inilebih matang dan selesai;

2. Dr. Muhammad Thohri, M.Pd., sebagai Ketua Prodi MPI Program Magister Pascasarjana UIN Mataram

3. Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA., selaku Direktur Paskasarjana UIN Mataram;

4. Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag., selaku Rektor Uin Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak lama-lama dikampus tanpa pernah selseai.

5. Dr. Harja Efendi, M.Pd dan Dr. Yudin Citriadin, M.Pd., selaku penguji yang telah memberikan arahan, masukan untuk kesempurnaan tesis ini

6. Keluargaku yang selalu rnernberikan dukungan dan sernangat untuk melanjutkan kuliah di paskasarjana UIN Mataram

7. Kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 1 Kayangan yang telah membantu dan memberi izin penelitian.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.

Mataram,25 Mei 2022

Rauhun Jannah NIM. 200403033

(12)

xiv DATAR ISI

KOVER LUAR ... i

LEMBAR LOGO ... ii

KOVER DALAM ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN PENGUJI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ... vii

ABSTRAK ... viii

MOTTO ... xi

PERSEMBAHAN ... xii

KATA PENGANTAR ... xiii

DATAR ISI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 6

C. TUJUANAN MANFAAT PENELITIAN ... 6

D. RUANG LINGKUP DAN SETTING PENELITIAN ... 7

E. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN ... 8

F. KERANGKA TEORI 1. Pengertian Manajemen ... 11

2. Pengertian Kepala Sekolah ... 18

3. Pengertian Kinerja Guru ... 22

4. Pengertian Motivasi ... 36

G. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 39

2. Sumber Data ... 40

3. Instrumen Penelitian ... 41

4. Teknik Pengumpulan Data ... 41

5. Teknik Analisis Data ... 44

6. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 48

(13)

xv

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN... 51 BAB II Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Kayangan

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52 B. Paparan Data ... 56 C. Pembahasan ... 75 BAB III Motivasi Guru dalam Meningkatkan Kinerjanya di

SMP Negeri 1 Kayangan

A. Paparan Data ... 80 B. Pembahasan... 85 BAB IV Bentuk Pengawasan Terhadap Kinerja Guru di SMP

Negeri 1 Kayangan

A. Paparan Data ... 89 B. Pembahasan... 109 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ... 116 B. SARAN ... 118 DATAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1

Manajemen merupakan seni dalam mengatur organisasi yang mengoptimalkan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.2 Terry dalam Djafri menjelaskan manajemen merupakan ―proses yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC. Sedangkan menurut Schermerhorn menjelaskan bahwa manajemen adalah keseluruhan proses kegiatan organisasi, dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan dan pengendalian penggunaan sumber daya guna mencapai tujuan.3

Kepala sekolah merupakan panutan sebagai administrator lingkungan sekolah, dan guru bertindak untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah berperan penting didalam meningkatkan kualitas lembaga sekola yang

1Undang-Undang Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, 3

2Jajat Munajat, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Untuk Pengembangan Profesionalisme Guru, ed. by Enjah Takari Rukmansyah, 1st edn (Yogyakarta: CV. Bintang Surya Madani, 2021), 11

3 Djafri Novianty, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2016), 15

(15)

dipimpin dalam masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 pasal 12 ayat 1 bahwa ―kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administerasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana‖.1 Dengan demikian, kepala sekolah memiliki peranan yang sangat besar dalam mengelola sekolah menjadi penentu kebijakan menuju keberhasilan secara menyeluruh. Kepala sekolah harus memiliki karakter, kecakapan, dan keahlian dalam memimpin lembaga. Oleh karena itu, manajemen kepala sekolah perlu memperhatikan hal ini, karena staf harus bertanggung jawab atas semua kegiatan di sekolah.

Manajemen kepala sekolah dapat mengubah lingkungan sekolah, termasuk sarana dan prasarana, guru dan staf. Pemimpin sekolah memiliki pilihan yang berbeda untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan setiap sekolah. Tindakan kepala sekolah sebagai administrator dapat membantu meningkatkan kinerja guru dalam mewujudkan perubahan kemampuan guru.

Kemampuan guru merupakan hasil kegiatan pengajar (tenaga profesional) yang bisa dicapai melalui tindakan, perilaku, dan melaksanakan peran serta tanggung jawab yang dipikulnya.2 Peranan pengajar sangat penting dalam pembelajaran. Khususnya untuk membantu siswa mengembangkan sikap positif, mendorong kemandirian, merangsang rasa ingin tahu, dan

1 Djafri Novianty, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2016), 3

2 Marlina Marlina, Studi Korelasi Disiplin Dalam Pembelajaran Dengan Kinerja Guru Di SMAN Se-Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan, Al-I‟tibar: Jurnal Pendidikan Islam, vol.6, no.1 (Februari 2019), 45–49.

(16)

menciptakan kondisi yang efektif dalam proses pembelajaran. Wabah Corona virus Disease atau Covid-19 mengganggu aktivitas masyarakat dan menimbulkan tantangan bagi dunia pendidikan. Pemerintah mengeluarkan pemberitahuan tentang upaya pencegahan penyebaran COVID-19, Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Hk.Nomor.02.01/Menkes/199/2020 Tanggal 12 Maret 2020 Tentang Komunikasi Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020 tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid- 19) pada Satuan Pendidikan, Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13.A. Tahun 2020 tentang Perpanjangan Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Akibat Virus Corona di Indonesia. dan Surat Edaran Gubernur NTB Nomor : 360-298 Tahun 2020 Tentang Status Siaga Darurat Bencana Non Alam Corona Virus Disease (Covid-19) Di Provinsi NTB semua Kegiatan pembelajaran tatap muka untuk institusi dan universitas akan ditutup dan proses pembelajaran jarak jauh secara online akan dilanjutkan.

Dalam dunia pendidikan, online bukanlah metode baru. Namun, pengenalan pembelajaran online telah menjadi kendala bagi setiap lembaga pendidikan di pedesaan, dan ini sering terjadi dalam proses pembelajaran online, baik itu siswa maupun guru.

Masalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran jarak jauh berbasis online yang prtama adalah lemahnya jaringan internet. Ini bisa sulit diakses terutama bagi guru dan siswa yang tinggal di pedesaan atau daerah

(17)

terpencil. Kedua, keterbatasan akses teknologi seperti jaringan dan peralatan seperti telepon genggam, komputer dan laptop yang memudahkan guru dalam memberikan materi kepada siswa secara online. Perihal ini tentu bertentangan dengan pembelajaran tatap muka, dimana materi mudah diberikan. Ketiga, pemahaman guru tentang teknologi masih sangat minim, kurangnya inovasi, dan ketidakmampuan guru untuk menggunakan teknologi dan keterampilan dalam lingkungan pembelajaran jarak jauh online akan mempengaruhi kualitas rencana proses pengajaran Keempat, beberapa guru dan siswa belum mampu melaksanakan sistem belajar daring dengan baik, dan guru mempersiapkan belajar digital. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi kemampuan guru dalam melangsungkan peran utama pembelajaran ialah ceria, membimbing, melatih serta menilai peserta didik.

Dalam hal ini, kualitas kinerja guru akan menentukan hasil pendidikan di Indonesia. Kinerja guru yang buruk akan mempengaruhi proses pembelajaran dan tidak optimal bagi siswa, sehingga menurunkan kualitas hasil pendidikan Indonesia. 3

Guru adalah peran terpenting dalam proses belajar siswa. Dalam segala situsai, guru harus siap dan mampu memberikan bahan ajar setiap saat.

Namun, pembelajaran di masa pandemi ini telah mengubah metode pembelajaran yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya, dan ini menjadi masalah baru bagi para guru.Hal ini tentu saja akan menjadi penghambat bagi kinerja guru yang optimal.

3 Cindy Grace Seran, Alden Laloma, and Very Londa, Asar di Masa Pandemi Covid-19 Studi Di SD Inpres Tateli Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa, Jurnal Administrasi Publik, vol. 7 no. 99, (2021). 2-3

(18)

Dari permasalahan tersebut, kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama pembangunan berkelanjutan lembaga pendidikan harus segera mengambil tindakan dan berani melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat memberikan pembelajaran yang terbaik bagi siswa, serta harus berusaha untuk menciptakan guru yang baik untuk menjaga kelangsungan belajar selama pandemi ini.

Masalah di atas dapat dikatakan bahwa seorang manajer atau kepala sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap anggotanya. Oleh karena itu, penerapan manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di masa pandemi menjadi sangat penting karena kepala sekolah adalah mesin dari pembentukan pendidikan di mana semua keputusan dan tanggung jawab berada di tangan kepala sekolah.

Berdasarkan observasi awal, SMP Negeri 1 Kayangan merupakan salah satu sekolah yang juga terkena dampak dari wabah virus corona ataupun biasa disebut dengan Covid 19. Peneliti melihat pada pelaksanaan proses belajar daring selama ini peneliti dengar, banyak yang mengeluh dengan adanya belajar daring baik itu guru, peserta didik atapun orang tua siswa. Permasalahan tersebut diantaranya minimnya sarana prasarana seperti smartphone, koneksi internet yang tidak seluruhnya dapat dijangkau oleh anak didik, kurangnya pengetahuan tentang teknologi informasi oleh siswa maupun orang tua siswa. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada kinerja guru dalam menjalankan tugas utama pendidikan yakni mendidik, mengajar, melatih, dan mengevaluasi peserta didik.

(19)

Kepala sekolah bertanggung jawab untuk mengelola dan merencanakan masa depan lembaga, mengorganisir anggota, serta memantau dan mengevaluasi kinerja mereka. Kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi kemampuan guru. Berdasarkan hal itulah yang mendorong peneliti tertarik untuk meneliti tentang manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada masa Covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan.

B. Rumusan Masalah

Bersumber pada permasalahan di atas, hingga kesimpulan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru selama Covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan?

2. Bagaimana motivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya selama Covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan?

3. Bagaimana bentuk pengawasan terhadap kinerja guru selama Covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

a. Manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru selama Covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan

b. Motivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya selama Covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan

c. Bentuk pengawasan terhadap kinerja guru selama Covid 19 di SMP Negeri 1 Kayangan.

(20)

2. Manfaat Penelitian

Studi ini peneliti berharap dapat memberi manfaat teoritis dan praktis.

a. Manfaat Teotitis

Manfaat teoritis yang bisa didapat dari penelitian ini merupakan upaya menambah ilmu pengetahuan dalam dunia pembelajaran dalam dunia pendidikan dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

b. Manfaat Praktis

1) Berkontribusi kepada kepala sekolah dengan membimbing guru yang bertanggung jawab agar siap dan mampu bekerja dengan motivasi dan kinerja yang tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan

2) Memberikan rujukan kepada peneliti lain yang ingin melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penelitian.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Ruang lingkup studi ini mencakup manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

(21)

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Adapun studi yang sama dengan penelitian ini adalah:

1. Muflikha & Budi Haryanto metode digunakan deskriptif kualitatif guna mendefinisikan wujud strategi manajemen kepala sekolah dalam tingkatkan kualitas pembelajaran serta kemampuan pengajar.

Hasil riset ini membuktikan kalau( 1) manajemen kepala sekolah mempunyai kedudukan sangat berarti pada tingkatkan kemampuan guru serta karyawan. (2) mutu kemampuan guru serta daya karyawan mempengaruhi kepada kenaikan mutu penataran serta pendapatan tujuan pembelajaran yang maksimum.4

Persamaan antara penelitian sebelumnya dan peneliti adalah meneliti tentang manajemen kepala sekolah. Perbedaanya penelitian sebelumnya terleak pada meningkatkan kualitas kinerja pendidik dan kependidikan sedangkan peneliti tentang meningkatkan kinerja guru.

2. Rio Erwan Pratama & Sri Mulyati, Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi, dirancang untuk menyelidiki bagaimana pembelajaran dan pembelajaran mandiri diterapkan di SMA Kabupaten Ogan Coming Ulu Timur, Sumatera Selatan, penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Penelitian menunjukkan bahwa sejumlah kendala harus diatasi untuk melaksanakan program, tetapi dengan bantuan guru, ini dapat dikelola. Guru harus kreatif dalam mengajar siswa, agar dapat mencapai

4 Muflikha Muflikha and Budi Haryanto, Strategi Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Palapa, vo. 7 no. 2 (2019), 309–23

(22)

keberhasilan akademik. Penelitian ini menunjukkan bahwa guru lebih menyukai pembelajaran offline dimana mereka dapat berinteraksi langsung dengan siswa, dan siswa juga lebih menyukai pembelajaran offline dimana mereka dapat berinteraksi langsung dengan guru..5

Kesamaan antara penelitian sebelumnya dan peneliti adalah meneliti tentang pembelajaran dimasa covid 19. Perbedaanya penelitian sebelumnya membahas tentang penerapan pembelajaran daring dan luring, sedangkan peneliti ingin mengetahui tentang manajemen kepala sekolah.

3. Sutarto, Dewi Purnama Sari & Irwan Fathurrochman, studi yang dilakukan adalah kualitatif melalui pendekatan fenomenologis dimana kepala sekolah, waka bid.kurikulum, pendidik, serta anak didik sebagai informan dalam studi ini. Pengumpulan informasi dicoba dengan wawancara terstruktur dan dianalisis menggunakan teori Miles serta Huberman.

Studi ini membuktikan jika metode guru untuk tingkatkan minat berlatih anak didik antara lain menekankan pentingnya berlatih, membagikan modul pembelajaran yang nyata serta singkat, serta memakai alat pembelajaran yang menarik serta membuat ulasan secara berkala.

Pembelajaran online bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk belajar, tetapi bisa jadi sulit untuk terhubung dengan teman saat melakukannya.6

5 Rio Erwan Pratama and Sri Mulyati, Pembelajaran Daring dan Luring pada Masa Pandemi Covid-19, Gagasan Pendidikan Indonesia, vol. 1. no. 2 (2020), 49

6 Sutarto, Dewi Purnama Sari, and Irwan Fathurrochman, Teacher Strategies in Online Learning to Increase Students Interest in Learning during COVID-19 Pandemic, Jurnal Konseling Dan Pendidikan, vol. 8 no. 3 (2020), 129

(23)

Kesamaan antara penelitian sebelumnya dengan peneliti adalah kegiatan pembelajaran di masa covid 19. Perbedaan penelitian sebelumnya telah membahas tentang metode guru dalam pembelajaran online untuk meningkatkan minat belajar siswa, sedangkan peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.

4. Zuul Fadhil Adhim & Fitri Nur Mahmudah. Metode yang digunakan ialah pendekatan kualitatif melalui studi kasus. Metode pengumpulan data digunakan tanya jawab terstruktur dengan mengatur pertanyaan jadi pegangan wawancara. Metode penelitian memakai pendekatan studi kasus Creswell. Analisis data dilakukan dengan memakai aplikasi Atlas versi 8.

Penelitian ini membuktikan peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan pada masa COVID-19 memiliki indikator outcome yaitu status, sebagai manajer, dan sebagai manajer, memiliki kemampuan memprioritaskan guru dan staf dengan pengembangan personalia.7

Kesamaan antara penelitian sebelumnya dan peneliti adalah studi kepemimpinan kepala sekolah. Bedanya, penelitian sebelumnya membahas tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di masa pandemi Covid-19, sedangkan peneliti mengkaji penerapan manajemen sekolah oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di masa covid 19.

7 Zuul Fadhil Adhiim & Fitri Nur Mahmudah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, vol. 2. no. 1 (2021), 75–84.

(24)

Dapat menarik kesimpulan dari ke 4 peneliti terdahulu hal yang terbaru di dapatkan ialah tentang program kepala sekolah dalam pembelajaran jarak jauh dimasa covid 19, peneliti menemukan hal baru yakni kepala sekolah melakukan proses pembelajaran ada dua tahap yakni belajar secara daring dan luring. Belajar secara daring khusus dilaksanakan untuk siswa yang mempunyai hp sedangkan pembelajaran luring untuk siswa yang tidak punya hp sama sekali, karena itu kepala sekolah membagi kelompok dalam melaksanakan proses pembelajara.

F. Kerangka Teori 1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manage yang artinya menangani. Manage diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata lain kata benda management dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen atau mengelola.8

Sedangkan secara terminologi, para ahli berbeda-beda dalam mengartikan istilah manajemen, diantaranya menurut Leslie W. Rue dan Llyold L. Byars mengatakan: Management is a form of work that involves coordinating an organization‟s resources, land, labor and capital toward accomplishing organizational objective. Management

8 Husaini Usman, ‗Manajemen: Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan‘, 2013, 6.

(25)

is the processof deciding how best to use a business‟s resource to produce goods or provide service. A business‟s resource include its employees, equipment and money.9

Sebagaimana pengertian di atas merupakan suatu model pekerjaan yang mengkoordinasikan antara sumber daya organisasi, lahan, tenaga kerja dan modal untuk mencapai sasaran atau hasil organisasi. Manajemen adalah proses memutuskan bagaimana cara terbaik menggunakan sumber daya bisnis untuk menghasilkan barang atau menyediakan layanan. Sumber daya bisnis mencakup karyawan, peralatan dan uang.

Menurut Mary Parker Follet, dikutip Nanang Fatthah, manajemen adalah seni bekerja melalui orang (The art of getting thing done through people).10 Manajemen sebagai seni membutuhkan tiga elemen: perspektif, pengetahuan teknis dan komunikasi. Manajemen sebagai suatu disiplin ilmu (science) adalah suatu bidang pengetahuan yang berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Hook dalam Iqbal Barlian, manajemen berarti

9 Leslie W. Rue dan Llyold L. Byars, ‗Management: Skill and Application‘ (Newyork: A Division of the McGraw-Hill Companies, 2003), 3.

10 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet. 10 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 1

(26)

menangani masalah-masalah organisasi dan tugas-tugas di tangan orang lain atau bawahan manajer.11

Husaini Usman mengatakan manajemen adalah mengelola sumber daya berupa orang, uang, bahan, mesin, metode, pemasaran dan notulen untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

Manajemen disini meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (Organization), arahan (instruction) dan pengendalian (control).12

George R. Terry menjelaskan bahwa fungsi manajemen meliputi; Planning, Organizing, Actuating Controlling.13 Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemantauan upaya anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang paling umum, peraturan organisasi.14

Berdasarkan teori-teori manajemen diatas, peneliti simpulkan bahwa Manajemen merupakan ilmu serta seni mengatur, mengelola, mengomunikasikan, serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam sesuatu badan dengan memakai fungsi manajemen seperti planning, organizing, actuating, controlling supaya organisasi bisa menggapai tujuan secara efektif dan efisien.

11 Barlian Ikbal, Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, ( Jakarta:

Erlangga Group, 2013), 32

12 Usman, ―Manajemen Teori…‖, 2

13 George R Terry and L W Rue, ‗Azaz-Azaz Manajemen (Terj.) Winardi‘ (Bandung:

Alumni Press, 1986), 9

14 Sudarmiani Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendiikan, ed. by Elizabeth Kurnia (Yogyakarta, 2018), 3

(27)

b. Fungsi Manajemen

Menurut Husaini Usman, manajemen pendidikan adalah proses atau fungsi manajerial dari perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan (motivasi, kepemimpinan, kekuasaan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi), negosiasi, manajemen konflik, organisasi). . perubahan, keterampilan interpersonal, membangun kepercayaan diri, penilaian kinerja, kepuasan kerja) dan kontrol, termasuk pemantauan, evaluasi dan pelaporan. 15

Sedangkan George R. Terry George R. Terry menyatakan bahwa fungsi manajemen itu mencakup Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan).16

Fungsi manajemen akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berguna untuk menentukan tujuan lembaga dan kemudian menetapkan berbagai rencana untuk mencapai tujuan tersebut.17 Perencanaan tetapkan tujuan serta mencerminkan rangkaian aktivitas yang hendak dilakukan oleh tiap orang, unit, serta bagian lembaga sebagai totalitas. Perencanaan mengandung setidaknya tiga dari yang berikut:

15 Usman, "Manajemen Teori…" 2.

16 Terry, "Azaz-azaz Manajemen…".9

17 Sugeng Listyo Prabowo, ‗Faridah Nurmaliyah‘, Perencanaan Pembelajaran pada Bidang Studi, Bidang Studi Tematik, Muatan Lokal, Kecakapan Hidup, Bimbingan dan Konseling (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 1

(28)

1) Menentukan tujuan yang ingin dicapai organisasi

2) Penentuan kualitas dan kuantitas personel yang dibutuhkan 3) Tugas atau kegiatan yang harus dilakukan.18

Darliana Sormin mendefinisikan perencanaan sebagai langkah pertama dalam pengembangan strategi, dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya organisasi untuk berhasil memprediksi masa depan. Rencana awal merupakan titik awal untuk menganalisis berbagai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.19

Berdasarkan definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa perencanaan merupaka suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyusun laporan, seperti kegiatan pembelajaran guru dalam meningkatkan kinerja guru, sehingga kepala sekolah selaku top manajemen menyusun jadwal kegiatan untuk membentuk program kinerja guru.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian menurut Terry dalam Satrijo, adalah adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan peribadi dalam

18 Arman Paramansyah, Manajemen Pendidikan dalam Menghadapi EraDigital, ed. by chaerul Rizky Rahmat Hidayat (Fakultas konomi Universitas, 2020), 3

19 Darliana Sormin, Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP Muhammadiyah 29 Padangsidimpuan, Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial &

Keislaman,vol. 2 no.1 (2017), 129–46

(29)

melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. 20 Sedangkan menurut David L. Kurtz ―… as the act of planning and implementing organization structure. it is the process of arrangin people and physical resourse to carry out plans and accomplishment organizational obtective.

Dari kedua pandangan di atas peneliti simpulkan pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuatdengan susunan organisasi pelaksananya.

3) Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan merupakan suatu bentuk kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sehingga akan memiliki nilai.21 Pada pelaksanaan pendidikan karakter merupakan kegiatan inti dari pendidikan karakter. Penerapan pendidikan di sekolah setidaknya ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. Pertama, mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran. Kedua, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan sehari- hari di sekolah. Ketiga, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan yang diprogamkan atau direncanakan. Keempat,

20 Sudarmiani Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendiikan, ed. by Elizabeth Kurnia (Yogyakarta, 2018), 8-9

21 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, (Bandung: Alfabeta, 2.1, 2012). 56

(30)

membangun komunikasi kerjasama antar sekolah dengan orang tua peserta didik.

4) Pengawasan (Controlling)

Secara etimologis kata pengawasan (supervise) merupakan istilah dari bahasa Inggris disebut supervision, yang terdiri dari dua kata, super dan vision, yang berarti melihat dengan seksama/teliti seluruh pekerjaan. Sedangkan orang yang melakukan kegiatan pengawasan ini disebut pengawas (supervisor).22

Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam manajemen. Dalam pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Pengawasan merupakan bagian integral dari proses manajemen dan sering dihubungkan dengan perencanaan.23

Di sisi lain, menurut Ibrahim, pengawas bertugas memberikan pengawasan untuk membantu pendidik seperti guru, rektor, dekan, ketua program, direktur kepala sekolah, personel lainnya di sekolah menjalankan masing-masing tugasnya dengan baik. Pengawas memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang penuh untuk melakukan pengawasan, memberikan penilaian dan bimbingan teknis kepada pendidikan dan manajemen pendidikan.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen dan ini

22 R I Departemen Agama, Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah Dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2005, 2.

23 Novianty, ―Manajemen Kepemimpinan…”, 20

(31)

adalah fungsi mutlak dan harus dilakukan oleh semua organisasi dan institusi lembaga.24

2. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan komponen pendidikan yang mempunyai peran paling besar dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 12, Nomor 28, Ayat 1 Peraturan Pemerintah 1990: ―Kepala sekolah bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan pendidikan, mengelola sekolah, mengembangkan sumber daya manusia pendidikan lainnya, serta menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana‖.25

Secara etimologis, kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. Kata kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu kepala sekolah dan sekolah. Kata pemimpin dapat dipahami sebagai ketua atau pemimpin suatu organisasi sedangkan sekolah adalah lembaga tempat penerimaan dan penafsiran berlangsung.26

Sedangkan menurut daryanto dalam Jajat Munajad, Kepala sekolah merupakan staf sekolah yang bertanggung jawab atas segala kegiatan sekolah, mempunyai wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya berdasarkan pancasila.27

24 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 46.

25 Novianty, ―Manajemen Kepemimpinan….”, 3

26 Dian Safitri Rena Lestari Muhammad Kristiawan, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta:

CV Budi Utama, 2017). 14

27 Munajat, ―Manajemen Kepemimpinan …”, 18

(32)

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, kepala sekolah adalah orang yang memimpin sebuah lembaga pendidikan atau sekolah dan menggerakkan, memengaruhi serta mendorong semua pihak yang terlibat dalam lembaga tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Hal-hal yang memengaruhi kepemimpinan kepala sekolah menurut Depdiknas antara lain sebagai berikut:

1. Kepribadian yang kuat, yakni pribadi yang percaya diri, berani, bersemangat, murah hati, dan memiliki kepekaan sosial;

2. Memahami tujuan pendidikan dengan baik, karena dengan pemahaman yang baik, kepala sekolah dapat menjelaskan kepada guru, staf, murid- murid dan pihak yang terkait tentang strategi pencapaian tujuan sekolah;

3. Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait; dan

Memiliki keterampilan yang profesional, yaitu keterampilan yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah yaitu keterampilan teknis (menyusun jadwal pelajaran, memimpin rapat, melakukan supervisi), keterampilan hubungan kemanusiaan (memotivasi, mendorong guru dan staf untuk berprestasi), keterampilan konseptual (mengembangkan konsep pengembangan sekolah, mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengantisipasi masalah yang akan timbul dari semua kemungkinan).28

28 Muhammad Kristiawan., ―Manajemen Pendidikan…”, 15

(33)

Selain berperan dalam mengelola sekolah secara efektif dan efisien, kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja guru. Jika kepala sekolah sebagai pemimpin dapat mendorong guru untuk sungguh-sungguh meningkatkan kinerjanya dan menyelesaikan tugas dengan sepenuh hati, maka kinerja guru dalam pembelajaran dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, tanpa dukungan penuh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, guru tidak akan pernah menjalankan tugasnya, seperti mendidik, melatih, membimbing, dan memaksimalkan potensi setiap siswa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja guru, perlu lebih dikembangkan lagi peran kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga dan meningkatkan kinerja guru.29

Meskipun tanggung jawab kepala sekolah sangat rumit, kepala sekolah tetap harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja guru.

Kepala sekolah harus melakukan berbagai upaya dan lebih memperhatikan kepemimpinan pengajaran. karena kepala sekolah adalah model, pelatih, fasilitator, dan mentor sebagai pemimpin pengajaran, bukan wali atau supervisor pengajaran. Artinya, jika kepala sekolah menjadi pengawas bimbingan guru ke kelas, kepala sekolah tidak boleh bertindak sebagai evaluator atau hakim. Namun demikian, kepala sekolah harus menggunakan lima prinsip penting dalam melakukan pengawasan, yaitu (1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis, (2) dilaksanakan

29 Nasib Tua Lumban Gaol and Paningkat Siburian, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 5.1 (2018), 66–73.

(34)

secara demokratis, (3) berpusat pada guru, (4) berdasarkan kebutuhan, dan (5) adanya bantuan professional.30

Kemampuan yang harus dimiliki pemimpin adalah sebagai berikut:

kemampuan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah dapat dianalisis berdasarkan pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi kepala sekolah, pengambilan keputusan dan kemampuan keterampilan komunikasi. Berikut rincian tentang aspek dan indikator kepemimpinan dalam konteks kepemimpinan kepala sekolah:

a. Kepribadian: jujur, percaya diri, bertanggung jawab, bersedia mengambil risiko dan membuat keputusan, murah hati, stabil secara emosional dan panutan.

b. Pengetahuan:memahami keadaan tenaga pengajar, memahami kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun program pengembangan tenaga pengajar, menerima informasi, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuannya.

c. Memahami visi dan misi sekolah: mengembangkan visi sekolah, mengembangkan misi sekolah dan melaksanakan program-program untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.

d. Kemampuan untuk membuat keputusan: membuat keputusan dengan tenaga kependidikan sekolah, mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah, dan mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah.

30 Gaol and Siburian, ―Peran Kepala Sekolah‖, 69

(35)

e. Kemampuan berkomunikasi: Komunikasi lisan dengan tenaga kependidikan sekolah, penyampaian gagasan secara tertulis, komunikasi langsung dengan siswa, dan komunikasi verbal dengan orang tua dan masyarakat sekitar.31

3. Kinerja Guru

Istilah kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.

Kinerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.32

Kinerja guru adalah kemampuan guru untuk menyelesaikan tugas- tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab kepada siswa dengan meningkatkan prestasi akademiknya. Oleh karena kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan guru dalam menjalankan tugas di sekolah dan menggambarkan tindakan yang ditunjukkan guru selama kegiatan pembelajaran.33

Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Supardi bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis.34 Variabel individu yang terkait dengan penelitian ini meliputi: kemampuan dan keterampilan psikofisik (kemampuan dan keterampilan memahami kurikulum), latar belakang

31 Enco Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), 115.

32 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru (Jakarta: Kencana, 2016), 69.

33 Supardi, Kinerja Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 54.

34 Supardi, ―Kinerja Guru…‘‘, 19

(36)

(keluarga, tingkat sosial dan pengalaman), demografi (usia, ras, dan jenis kelamin). Variabel organisasi termasuk sumber daya, kepemimpinan (memberikan layanan pengawasan), struktur pekerjaan dan ketidakseimbangan desain (variabel ini mempengaruhi dan menciptakan lingkungan kerja). Variabel psikologis meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi, kepuasan dan suasana kerja.

Mengenai pentingnya mengevaluasi kinerja guru, departemen pendidikan Georgia mengembangkan instrumen penilaian kinerja guru yang kemudian diubah menjadi alat penilaian kinerja guru oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Ada tiga aspek utama dari kemampuan seorang guru:

a. Perencanaan pembelajaran (Education plan and teaching materials) atau sering disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;

b. Prosedur pembelajaran dan hubungan interpersonal;

c. Penilaian/Evaluasi pembelajaran.35

Penilaian kinerja guru merupakan bahan acuan bagi sekolah untuk menetapkan pengembangan karier dan promosi guru. Bagi guru sendiri, penilaian kinerja guru merupakan sebuah pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai. Selain itu, juga merupakan sebagai sarana untuk mempelajari atau mengkaji kelebihan dan kekurangan guru tersebut dalam rangka untuk memperbaiki kualitas kinerjanya. Penilaian kinerja guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas

35 Rusman Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet. VI (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 50

(37)

pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah.36

Penilaian kinerja dilakukan guru berdasarkan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran, dimana sebelum melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, guru perlu melengkapi komponen-komponen perencaan yang harus disiapkan sebelum melakukan kegiatan proses pembelajaran. Adapun yang perlu di lengkapi oleh guru seperti; silabus, rencanaan pelaksanaan pembelajaran, jadwal, program semetser, program tahunan dan penilaian harian. Dari komponen tersebut, tentu akan di butuhkan adanya sebuah penilain kepada guru sebagai hasil dari kinerja yang dilakukan selama kegiatan proses pembelajaran, yang memberikan penilaian itu sendiri adalah kepala sekolah. Peran kepala sekolah sebagai manajemen selain berperan sebagai penilai tentu juga sebagai pemberi arahan, bimbingan dan motivator pada proses penyusunan berlangsung.

Menurut Nana Sudjada, kinerja guru terlihat dari keberhasilannya didalam meningkatkan proses dan hasil belajar, diantaranya yang meliputi:

a) Merencanakan progam belajar mengajar. b) Melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar. c) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. d) Menguasai bahan pelajaran.37

36 Daryanto, Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional (Yogyakarta:

Gava Media, 2013), 197

37 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, Algesindo Offset, 2006), 19.

(38)

Guru perlu memiliki kemampuan dan kompotensi terhadap peningkatkan kinerja yang baik. Kata kompetensi sebenarnya memiliki banyak arti. Menurut Charles E. Johnson yang dikutip oleh Muliazza, kompetensi adalah perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang diinginkan berdasarkan kondisi yang diharapkan.38

Sedangkan dalam Akmal Hawi, Frinch dan Crunkilton menyebutkan kompetensi sebagai penguasaan tugas, keterampilan, sikap dan aspirasi yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan. Mempelajari tugas-tugas menurut jenis pekerjaan tertentu.39

Menurut peraturan pemerintah nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan tahun 2005 menetapkan bahwa guru harus memiliki empat kemampuan, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Sehingga menurut peneliti kompetensi merupakan suatu tujuan yang harus dicapai sesuai dengan kondisi yang diharapkan terhadap penguasaan suatu tugas keterampilan yang harus dimiliki seorang guru sehingga dapat melaksanakan tugas- tugasnya dengan baik.

Kompetensi pedagogik dalam hal ini dimana guru harus menguasai sesuai dengan kemampuannya, pemahaman guru terhadap kemampuannya penting dalam melaksanakan pembelajarannya, sehingga guru harus mempersiapkan materi sebelum berhadapan dengan siswa. Sedangkan

38 Enco Mulyasa, Manajemen Berbasi Sekolah; Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru;

Menjadi Guru Profesiona, (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2011), 25

39 Akmal Hawi Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Rajawali Pers, 2014), 3

(39)

kompetensi kepribadian dimana guru sebagai teladan dalam berpenampilan dan beretika kepada sesama guru dan masyarakat.

Kompetensi professional guru harus mampu meningkatkan kinerja dengan baik.

Menurut Mulyasa, guru harus memiliki empat aspek berikut:

a. Kompetensi Paedagogik

Standar Pendidikan Nasional pasal 28 Ayat 3a menyatakan bahwa kemampuan pendidikan adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa, meliputi: pemahaman siswa, desain dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pelatihan siswa untuk mewujudkan berbagai kemungkinan yang menarik.40

b. Kompetensi Kepribadian

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 b menyebutkan bahwa kemampuan kepribadian mengacu pada kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, kemampuan memberikan teladan bagi peserta didik, dan akhlak mulia.41

c. Kompetensi Profesional

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3c bahwa kemampuan profesional mengacu pada kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan kemampuan bahan ajar yang luas dan mendalam dapat membimbing peserta didik

40 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 75

41 E. Mulyasa, ―Standar Kompetensi…”, 117

(40)

untuk memenuhi standar kemampuan yang ditetapkan oleh standar nasional pendidikan.42

d. Kompetensi Sosial

Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3d, kompetensi sosial berarti bahwa guru sebagai bagian dari masyarakat berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Hal ini dinyatakan sebagai kemampuan untuk berinteraksi.43

Seorang Guru harus mampu memiliki kompetensi berdasarkan peraturan pemerintahan, sehingga guru memiliki kinerja yang baik.

Kinerja guru dilihat dari kemampuan guru terhadap penyusunan perencaan, pelaksanaan dan penilaian/evaluasi. Guru harus memiliki kelengkapan didalam mempersiapkan pengolahan pembelajaran, dimana guru harus mampu menguasai pengolahan dalam lingkungannya.

a. Peran Guru

Menurut Moh. Uzer Usman dikutip dari buku Ahmad Susanto, mengemukakan bahwa guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun luar dinas dalam bentuk pengabdian.44

Pandangan modern tentang tumbuhnya peran guru dapat ditemukan dalam berbagai literatur, antara lain:

42 E. Mulyasa., ―Standar Kompetensi…”, 135

43 E. Mulyasa, ―Standar Kompetensi…”, 173

44 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru (Jakarta: Kencana, 2016), 39

(41)

1) Guru sebagai pelatih/pengajar

Guru sebagai pengajar mempunyai kewajiban antara lain merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, dan menilai hasil belajar.45 Suyanto menjelaskan pekerjaan seorang guru sebagai pendidik membutuhkan kemampuan profesional dalam bidang pembelajaran. Kemampuan tersebut memungkinkan guru untuk melaksanakan perannya sebagai 1) fasilitator, 2) mentor, 3) penyedia lingkungan, 4) model, 5) motivasi, 6) agen pengembangan kognitif, dan 7) manajer.46 2) Guru sebagai konselor/pembimbing

Pembimbing ialah orang yang membimbing, dan di bawah bimbingan adalah proses membantu individu memahami diri mereka dan dunia mereka.47 Artinya tugas guru sebagai pembimbing adalah membantu siswa menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kesulitannya, yang dapat dimengerti. Tugas guru selanjutnya dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa merasa aman,

b) Berusaha agar siswa memahami dirinya sendiri,

c) Mengembangkan sikap dasar perilaku sosial yang baik,

45 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 132.

46 Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global (Penerbit Erlangga, 2013), 2

47 Abdullah Sani Yahaya, Guru Sebagai Pemimpin (Kuala Lumpur: PTS Professional, 2007), 56

(42)

d) Memberikan kondisi dan kesempatan kepada setiap siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik,

e) Membantu pemilihan posisi yang sesuai dengan bakat, keterampilan dan minatnya,

f) Menawarkan kelas perbaikan,

g) Mengadakan pengayaan dan pengembangan bakat siswa, h) Melakukan kunjungan rumah dan

i) Organisasi kelompok belajar.48 3) Guru sebagai pemimpin

Menurut Mulyana, tugas seorang guru sebagai pemimpin adalah memimpin kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Sebagai pemimpin, guru berperan strategis didalam menghasilkan lulusan yang berprestasi, baik akademik maupun non akademik.49

Guru sebagai pemimpin juga harus mampu menguasai ilmu manajemen khususnya dalam manajemen kelas yang efektif, karena manajemen itu sendiri meliputi: kegiatan untuk sumber daya organisasi (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan, organisasi, kepemimpinan dan pengendalian), dirancang untuk dapat mencapai tujuan mengatur secara efektif dan efisien.

4) Guru sebagai ilmuwan

Guru harus memiliki karakter ilmiah, karena guru adalah garda terdepan pendidikan bagi bangsa. Hal ini, seperti yang

48 H A R Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 109

49 Mulyana A.Z, Rahasia Menjadi Guru Hebat, ( Jakarta: Grasindo, 2010), 201

(43)

dijelaskan Suyanto, ―seperti laboratorium, seorang guru seperti seorang ilmuwan yang bereksperimen terhadap nasib bangsa dan anak-anak manusia. Jika seorang guru tidak memiliki integritas akademik dan kepribadian, bangsa ini tidak akan memiliki masa depan yang cerah.50

5) Guru sebagai pribadi yang baik

Tugas seorang guru sebagai pendidik harus memiliki karakter yang disukai siswa, orang tua, dan masyarakat.. Robbins menjelaskan bahwa ada lima dimensi dasar kepribadian: 1) ekstraversi, 2) kemampuan untuk menyetujui, 3) mendengarkan kata hati, 4) stabilitas emosi, dan 5) pengalaman.51

b. Tugas Guru

Guru dianggap sebagai salah satu peran terpenting dalam dunia pendidikan, karena yang menentukan hasil pendidikan adalah kualitas gurut. Memenuhi peran dan tanggung jawab, Dhigumarti dalam karyanya ―Teachers in a Changing World‖ Seperti yang dikutip Suparlan, guru memiliki berbagai macam jabatan sebagai berikut:

1) Guru sebagai PNS atau pegawai swasta

Seseorang memiliki status guru setelah mereka menerima keputusan (SK), baik yang diperoleh dari pemerintah dan penyedia layanan pendidikan. Memperoleh hak dan kewajiban yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal itu

50 Ricky W Griffin, Manajemen, Edisi 7, (Jakarta: Erlangga, 2004), 108–13.

51 Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi: Konsep, Konrtoversi, Aplikasi. Alih Bahasa Handiono Pujaatmaka. (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), 55

(44)

sebagaimana dijelaskan dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala BAKN No. 57686/MPK/1989. ―Guru adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah oleh pegawai negeri sipil (termasuk hak-hak khusus pekerjaannya)‖.

2) Guru sebagai Profesi

Guru sebagai profesi secara khusus diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 (2) menyatakan: Pendidik adalah tenaga professional yang merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, menyelenggarakan penyuluhan dan pembelajaran, serta menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya pendidik perguruan tinggi.

3) Guru sebagai Pemimpin Masyarakat

Guru sering disebut sebagai tokoh masyarakat (social leaders) dan pekerja sosial (social workers). Di masyarakat, guru adalah pemimpin dan menjadi contoh atau panutan bagi masyarakat sekitar.

Guru menjadi sosok yang kurang dikenal di masyarakat karena sumber informasi dan media dapat diperoleh dari berbagai sumber, tidak hanya dari karakter guru.

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran

(45)

belum dapat digantikan oleh mesin, radio, ataupun oleh komputer yang moderen.52

Seperti yang di alami pada masa pandemi ini dimana kegiatan guru dilakukan dengan menggunakan sistem online, masih banyak orang tua yang mengeluhkan pembelajaran online saat ini.

Pembelajaran tatap muka lebih penting di bandingkan adanya pembelajaran online dirumah. karena Guru memainkan peran besar dalam pengelolaan kelas karena mereka bertanggung jawab atas proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah: 53

a) Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan.

b) Mermbuat persiapan mengajar dan rencnaa kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan berkaitan dengan penggunaan metoe tertentu.

c) Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terleksana nya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

d) Merencanakan dan menyiapkan alat evaluais belajar.

Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program sekolah. Misalnya, program pengajaran dan perbaikan pengajaran pengayaan serta ekstra kurikuler.

e) Mengatur ruangan kelas.

52 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cetakan Ketiga Belas‘ (Bandung:

Sinar Baru Algensindo. Sudjiono, Anas, 2011), 12

53 Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia, 2002), 82

(46)

f) Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya tangkap siswa terhadap pelajaran.

Secara umum dapat disebutkan bahwa guru memiliki peran yaitu sebagai berikut:54

1) Komunikator, yaitu mengajarkan ilmu dan keterampilan kepada peserta didik.

2) Fasilitator, yaitu sebagai pelancar proses belajar mengajar.

3) Motivator, yaitu menumbuhkan minat dan belajar peserta didik secara terus menerus.

4) Administrator, yaitu melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administratif seperti administrasi kelas.

5) Konselor, yaitu membimbing peserta didik yang mengalami kesulita, khususnya dalam belajar.

Peran seorang guru sangat mempengaruhi perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan dan kinerja yang baik dalam proses kegiatan pembelajaran dalam bidang nya masing-masing, sehingga mampu memiliki komptensi yang aktif, efektif, dan efesien.

Medengar istilah guru atau pendidik, yang terbayang dalam pikiran kita adalah seorang manusia yang sudah dewasa, yang dapat memberikan khutbah ilmu pengetahuan di depan anak didiknya. Keberadaan guru sebagai peran di dalam lembaga

54 Deni Koswara, dkk, Bagaimana Menjadi Guru Kreatif, (Bandung; PT‘, Pribumi Mekar, 2008), 6

(47)

pendidikan, tidak hanya bertugas sebagai tenaga pengajar saja, namun melainkan juga sebagai pendidik. Artinya guru tidak hanya memberikan konsep berpikir melainkan juga dapat menumbuhkan prakarsa, motivasi dan aktualisasi pada peserta didik kearah pencapaian tujuan pendidikan Nasional dan intitusional yang telah ditetapkan.55

Guru atau pendidik dalam arti sederhana ialah semua orang yang dapat membantu mengembangkan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan. Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas untuk membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik.56

Pada dasarnya, guru atau pendidik bukan satu-satunya yang memiliki kualifikasi keguruan formal perguruan tinggi. Tetapi mereka yang memiliki kemampuan ilmiah tertentu yang dapat membuat orang lain pandai dalam gerakan kognitif, emosional, dan spiritual.

Mantra kognitif bertujuan untuk menjadikan peserta didik menjadi cerdas dalam intelektualnya, mantra afektif menjadikan siswa memiliki sikap dan perilaku yang santun, sedangkan mantra psikomotorik menjadikan siswa menjadi terampil dalam

55 Nunu Ahmad, Pendidikan Agama Islam di Indonesia, (Jakarta; Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2010), 283

56 Muhammad Jumali and dkk, Landasan Pendidikan, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2008), 41

(48)

melaksanakan aktivitas secara afektif dan efesien, serta tepat guna.57

Kinerja guru mempunyai cara tertentu berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Dalam kaitannya dengan kinerja guru, perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam kegiatan proses pembelajaran.

Mengenai kinerja guru, Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003, pasal 39 ayat 2, Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memberikan bimbingan dan pelatihan, serta menerapkan dan memberikan komunitas bagi pendidik pendidikan tinggi.58

Dalam meningkatkan kinerja guru diperlukan adanya pelatihan dan bimbingan yang dapat memberikan pengalaman dan pemahaman baru didalam kegiatan proses pembelajaran. Guru yang berpengalaman akan mampu untuk menyelesaikan tahap- tahap didalam melakukan suatu pekerjaan dalam penilaian kerja guru, penilaian kerja guru adalah salah satu dari kinerja guru yang dapat dilihat dari kemajuan dan peningkatkannya. Oleh karena itu, penilaian kerja guru tidak dapat dipisahkan dari kinerja guru.

Kinerja guru merupakan faktor yang paling dominan dalam

57 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), 3

58 Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona, Lembaran RI Tahun, 20, (2003), 15

(49)

keberhasilan belajar, dan kinerja yang baik dapat memotivasi siswa untuk belajar.

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi.

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.59Woodwort dalam Wina Sanjaya mengatakan ―Amotive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”.( Suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu mencapai tujuan).60 Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motivasi yang dimilikinya.

Istilah motivasi dalam kamus bahasa Indonesia ―Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu‖.61 Senada dengan itu MC. Donald dalam Sardiman, memberikan pengertian tentang motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap

59 A M Sardiman, ‗Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‟, ( Cet,XIX: Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2011), 73.

60 Wina Sanjaya, ‗Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)‘, (Edisi pertama, Cet. II;

Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf, 2009), 250.

61 Sanjaya, " Kurikulum dan pembelajaran…". 66.

(50)

adanya tujuan.62 Peryataan ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu; (2) Motivasi ditandai oleh adanya rasa atau feeling, afeksi seseorang, dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; (3) Motivasi dirangsang karena adanya tujuan.63 Sardiman, mengatakan bahwa: Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu".64

Jadi motivasi itu dapat dirangsang bukan faktor dari luar saja, tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan bekerja maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan bekerja, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan motivasi kinerja guru yang memberikan arah pada kegiatan anak untuk belajar lebih baik, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Guru yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan bekerja yang baik, dan seorang guru yang memiliki intelegensi cukup tinggi boleh jadi gagal karena kurang

62 Sardiman, " Interaksi dan Motivasi...”. 73

63 Sardiman, " Interaksi dan Motivasi...”. 66.

64 Sardiman, " Interaksi dan Motivasi...”. 75.

Gambar

Gambar 1.1 Komponen Analisis Data: Model Intraktif.  78 Keterangan:
Gambar 1.2.Kriteria Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif. 81 Keempat  kriteria  keabsahan  data  diatas  dapat  diuraikan  sebagai  berikut:
Gambar 2.2 Kegiatan Program Luring SMP Negeri 1 Kayangan  Kegiatan  pembelajaran  daring  dan  luring  ini  dapat  membantu  siswa  yang  tidak  memiliki  ponsel  untuk  belajar
Tabel 2.2   Rapor Mutu

Referensi

Dokumen terkait

Upaya memperbaiki kualitas dalam suatu lembaga pendidikan atau sekolah sangat ditentukan oleh kepemimpinan Kepala Sekolah dalam manajemen yang efektif. Maju mundurnya suatu

10 Muhammad Faizul Husnayain, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Mutu Sumber daya Guru Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi Multi Kasus Di

Maju mundurnya suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada sosok pemimpin. Dalam lembaga pendidikan kepala sekolah mempunyai peran penting untuk memajukan sekolah yang di

Penentuan Kepala Madrasah MAN 2 Pidie Jaya sebagai responden mengingat Kepala Madrasah penanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan

Kepala sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidik lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan

Seorang kepala sekolah selaku supervisor dituntut untuk bisa mengelola supervisi yang ada agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan utama dari supervisi

Maju mundurnya suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada sosok pemimpin. Dalam lembaga pendidikan kepala sekolah mempunyai peran penting untuk memajukan sekolah yang di

Mengenai manajemen sarana dan prasarana,sebagai leader kepala sekolah berperan dalam mengembangkan sekolah sesuai sumber daya yang tersedia, dalam pelaksanaannya kepala sekolah SD