• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Kepala Sekolah

Dalam dokumen manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan (Halaman 31-52)

BAB I PENDAHULUAN

F. KERANGKA TEORI

2. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan komponen pendidikan yang mempunyai peran paling besar dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 12, Nomor 28, Ayat 1 Peraturan Pemerintah 1990: ―Kepala sekolah bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan pendidikan, mengelola sekolah, mengembangkan sumber daya manusia pendidikan lainnya, serta menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana‖.25

Secara etimologis, kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. Kata kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu kepala sekolah dan sekolah. Kata pemimpin dapat dipahami sebagai ketua atau pemimpin suatu organisasi sedangkan sekolah adalah lembaga tempat penerimaan dan penafsiran berlangsung.26

Sedangkan menurut daryanto dalam Jajat Munajad, Kepala sekolah merupakan staf sekolah yang bertanggung jawab atas segala kegiatan sekolah, mempunyai wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan semua kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya berdasarkan pancasila.27

24 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 46.

25 Novianty, ―Manajemen Kepemimpinan….”, 3

26 Dian Safitri Rena Lestari Muhammad Kristiawan, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta:

CV Budi Utama, 2017). 14

27 Munajat, ―Manajemen Kepemimpinan …”, 18

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, kepala sekolah adalah orang yang memimpin sebuah lembaga pendidikan atau sekolah dan menggerakkan, memengaruhi serta mendorong semua pihak yang terlibat dalam lembaga tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Hal-hal yang memengaruhi kepemimpinan kepala sekolah menurut Depdiknas antara lain sebagai berikut:

1. Kepribadian yang kuat, yakni pribadi yang percaya diri, berani, bersemangat, murah hati, dan memiliki kepekaan sosial;

2. Memahami tujuan pendidikan dengan baik, karena dengan pemahaman yang baik, kepala sekolah dapat menjelaskan kepada guru, staf, murid- murid dan pihak yang terkait tentang strategi pencapaian tujuan sekolah;

3. Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait; dan

Memiliki keterampilan yang profesional, yaitu keterampilan yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah yaitu keterampilan teknis (menyusun jadwal pelajaran, memimpin rapat, melakukan supervisi), keterampilan hubungan kemanusiaan (memotivasi, mendorong guru dan staf untuk berprestasi), keterampilan konseptual (mengembangkan konsep pengembangan sekolah, mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengantisipasi masalah yang akan timbul dari semua kemungkinan).28

28 Muhammad Kristiawan., ―Manajemen Pendidikan…”, 15

Selain berperan dalam mengelola sekolah secara efektif dan efisien, kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja guru. Jika kepala sekolah sebagai pemimpin dapat mendorong guru untuk sungguh-sungguh meningkatkan kinerjanya dan menyelesaikan tugas dengan sepenuh hati, maka kinerja guru dalam pembelajaran dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, tanpa dukungan penuh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, guru tidak akan pernah menjalankan tugasnya, seperti mendidik, melatih, membimbing, dan memaksimalkan potensi setiap siswa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja guru, perlu lebih dikembangkan lagi peran kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga dan meningkatkan kinerja guru.29

Meskipun tanggung jawab kepala sekolah sangat rumit, kepala sekolah tetap harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja guru.

Kepala sekolah harus melakukan berbagai upaya dan lebih memperhatikan kepemimpinan pengajaran. karena kepala sekolah adalah model, pelatih, fasilitator, dan mentor sebagai pemimpin pengajaran, bukan wali atau supervisor pengajaran. Artinya, jika kepala sekolah menjadi pengawas bimbingan guru ke kelas, kepala sekolah tidak boleh bertindak sebagai evaluator atau hakim. Namun demikian, kepala sekolah harus menggunakan lima prinsip penting dalam melakukan pengawasan, yaitu (1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis, (2) dilaksanakan

29 Nasib Tua Lumban Gaol and Paningkat Siburian, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 5.1 (2018), 66–73.

secara demokratis, (3) berpusat pada guru, (4) berdasarkan kebutuhan, dan (5) adanya bantuan professional.30

Kemampuan yang harus dimiliki pemimpin adalah sebagai berikut:

kemampuan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah dapat dianalisis berdasarkan pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi kepala sekolah, pengambilan keputusan dan kemampuan keterampilan komunikasi. Berikut rincian tentang aspek dan indikator kepemimpinan dalam konteks kepemimpinan kepala sekolah:

a. Kepribadian: jujur, percaya diri, bertanggung jawab, bersedia mengambil risiko dan membuat keputusan, murah hati, stabil secara emosional dan panutan.

b. Pengetahuan:memahami keadaan tenaga pengajar, memahami kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun program pengembangan tenaga pengajar, menerima informasi, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuannya.

c. Memahami visi dan misi sekolah: mengembangkan visi sekolah, mengembangkan misi sekolah dan melaksanakan program-program untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.

d. Kemampuan untuk membuat keputusan: membuat keputusan dengan tenaga kependidikan sekolah, mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah, dan mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah.

30 Gaol and Siburian, ―Peran Kepala Sekolah‖, 69

e. Kemampuan berkomunikasi: Komunikasi lisan dengan tenaga kependidikan sekolah, penyampaian gagasan secara tertulis, komunikasi langsung dengan siswa, dan komunikasi verbal dengan orang tua dan masyarakat sekitar.31

3. Kinerja Guru

Istilah kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.

Kinerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.32

Kinerja guru adalah kemampuan guru untuk menyelesaikan tugas- tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab kepada siswa dengan meningkatkan prestasi akademiknya. Oleh karena kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan guru dalam menjalankan tugas di sekolah dan menggambarkan tindakan yang ditunjukkan guru selama kegiatan pembelajaran.33

Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Supardi bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis.34 Variabel individu yang terkait dengan penelitian ini meliputi: kemampuan dan keterampilan psikofisik (kemampuan dan keterampilan memahami kurikulum), latar belakang

31 Enco Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), 115.

32 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru (Jakarta: Kencana, 2016), 69.

33 Supardi, Kinerja Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 54.

34 Supardi, ―Kinerja Guru…‘‘, 19

(keluarga, tingkat sosial dan pengalaman), demografi (usia, ras, dan jenis kelamin). Variabel organisasi termasuk sumber daya, kepemimpinan (memberikan layanan pengawasan), struktur pekerjaan dan ketidakseimbangan desain (variabel ini mempengaruhi dan menciptakan lingkungan kerja). Variabel psikologis meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi, kepuasan dan suasana kerja.

Mengenai pentingnya mengevaluasi kinerja guru, departemen pendidikan Georgia mengembangkan instrumen penilaian kinerja guru yang kemudian diubah menjadi alat penilaian kinerja guru oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Ada tiga aspek utama dari kemampuan seorang guru:

a. Perencanaan pembelajaran (Education plan and teaching materials) atau sering disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;

b. Prosedur pembelajaran dan hubungan interpersonal;

c. Penilaian/Evaluasi pembelajaran.35

Penilaian kinerja guru merupakan bahan acuan bagi sekolah untuk menetapkan pengembangan karier dan promosi guru. Bagi guru sendiri, penilaian kinerja guru merupakan sebuah pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai. Selain itu, juga merupakan sebagai sarana untuk mempelajari atau mengkaji kelebihan dan kekurangan guru tersebut dalam rangka untuk memperbaiki kualitas kinerjanya. Penilaian kinerja guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas

35 Rusman Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet. VI (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 50

pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah.36

Penilaian kinerja dilakukan guru berdasarkan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran, dimana sebelum melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, guru perlu melengkapi komponen-komponen perencaan yang harus disiapkan sebelum melakukan kegiatan proses pembelajaran. Adapun yang perlu di lengkapi oleh guru seperti; silabus, rencanaan pelaksanaan pembelajaran, jadwal, program semetser, program tahunan dan penilaian harian. Dari komponen tersebut, tentu akan di butuhkan adanya sebuah penilain kepada guru sebagai hasil dari kinerja yang dilakukan selama kegiatan proses pembelajaran, yang memberikan penilaian itu sendiri adalah kepala sekolah. Peran kepala sekolah sebagai manajemen selain berperan sebagai penilai tentu juga sebagai pemberi arahan, bimbingan dan motivator pada proses penyusunan berlangsung.

Menurut Nana Sudjada, kinerja guru terlihat dari keberhasilannya didalam meningkatkan proses dan hasil belajar, diantaranya yang meliputi:

a) Merencanakan progam belajar mengajar. b) Melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar. c) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. d) Menguasai bahan pelajaran.37

36 Daryanto, Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional (Yogyakarta:

Gava Media, 2013), 197

37 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, Algesindo Offset, 2006), 19.

Guru perlu memiliki kemampuan dan kompotensi terhadap peningkatkan kinerja yang baik. Kata kompetensi sebenarnya memiliki banyak arti. Menurut Charles E. Johnson yang dikutip oleh Muliazza, kompetensi adalah perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang diinginkan berdasarkan kondisi yang diharapkan.38

Sedangkan dalam Akmal Hawi, Frinch dan Crunkilton menyebutkan kompetensi sebagai penguasaan tugas, keterampilan, sikap dan aspirasi yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan. Mempelajari tugas-tugas menurut jenis pekerjaan tertentu.39

Menurut peraturan pemerintah nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan tahun 2005 menetapkan bahwa guru harus memiliki empat kemampuan, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Sehingga menurut peneliti kompetensi merupakan suatu tujuan yang harus dicapai sesuai dengan kondisi yang diharapkan terhadap penguasaan suatu tugas keterampilan yang harus dimiliki seorang guru sehingga dapat melaksanakan tugas- tugasnya dengan baik.

Kompetensi pedagogik dalam hal ini dimana guru harus menguasai sesuai dengan kemampuannya, pemahaman guru terhadap kemampuannya penting dalam melaksanakan pembelajarannya, sehingga guru harus mempersiapkan materi sebelum berhadapan dengan siswa. Sedangkan

38 Enco Mulyasa, Manajemen Berbasi Sekolah; Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru;

Menjadi Guru Profesiona, (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2011), 25

39 Akmal Hawi Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Rajawali Pers, 2014), 3

kompetensi kepribadian dimana guru sebagai teladan dalam berpenampilan dan beretika kepada sesama guru dan masyarakat.

Kompetensi professional guru harus mampu meningkatkan kinerja dengan baik.

Menurut Mulyasa, guru harus memiliki empat aspek berikut:

a. Kompetensi Paedagogik

Standar Pendidikan Nasional pasal 28 Ayat 3a menyatakan bahwa kemampuan pendidikan adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa, meliputi: pemahaman siswa, desain dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pelatihan siswa untuk mewujudkan berbagai kemungkinan yang menarik.40

b. Kompetensi Kepribadian

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 b menyebutkan bahwa kemampuan kepribadian mengacu pada kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, kemampuan memberikan teladan bagi peserta didik, dan akhlak mulia.41

c. Kompetensi Profesional

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3c bahwa kemampuan profesional mengacu pada kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan kemampuan bahan ajar yang luas dan mendalam dapat membimbing peserta didik

40 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 75

41 E. Mulyasa, ―Standar Kompetensi…”, 117

untuk memenuhi standar kemampuan yang ditetapkan oleh standar nasional pendidikan.42

d. Kompetensi Sosial

Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3d, kompetensi sosial berarti bahwa guru sebagai bagian dari masyarakat berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Hal ini dinyatakan sebagai kemampuan untuk berinteraksi.43

Seorang Guru harus mampu memiliki kompetensi berdasarkan peraturan pemerintahan, sehingga guru memiliki kinerja yang baik.

Kinerja guru dilihat dari kemampuan guru terhadap penyusunan perencaan, pelaksanaan dan penilaian/evaluasi. Guru harus memiliki kelengkapan didalam mempersiapkan pengolahan pembelajaran, dimana guru harus mampu menguasai pengolahan dalam lingkungannya.

a. Peran Guru

Menurut Moh. Uzer Usman dikutip dari buku Ahmad Susanto, mengemukakan bahwa guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun luar dinas dalam bentuk pengabdian.44

Pandangan modern tentang tumbuhnya peran guru dapat ditemukan dalam berbagai literatur, antara lain:

42 E. Mulyasa., ―Standar Kompetensi…”, 135

43 E. Mulyasa, ―Standar Kompetensi…”, 173

44 Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru (Jakarta: Kencana, 2016), 39

1) Guru sebagai pelatih/pengajar

Guru sebagai pengajar mempunyai kewajiban antara lain merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, dan menilai hasil belajar.45 Suyanto menjelaskan pekerjaan seorang guru sebagai pendidik membutuhkan kemampuan profesional dalam bidang pembelajaran. Kemampuan tersebut memungkinkan guru untuk melaksanakan perannya sebagai 1) fasilitator, 2) mentor, 3) penyedia lingkungan, 4) model, 5) motivasi, 6) agen pengembangan kognitif, dan 7) manajer.46 2) Guru sebagai konselor/pembimbing

Pembimbing ialah orang yang membimbing, dan di bawah bimbingan adalah proses membantu individu memahami diri mereka dan dunia mereka.47 Artinya tugas guru sebagai pembimbing adalah membantu siswa menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kesulitannya, yang dapat dimengerti. Tugas guru selanjutnya dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa merasa aman,

b) Berusaha agar siswa memahami dirinya sendiri,

c) Mengembangkan sikap dasar perilaku sosial yang baik,

45 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 132.

46 Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global (Penerbit Erlangga, 2013), 2

47 Abdullah Sani Yahaya, Guru Sebagai Pemimpin (Kuala Lumpur: PTS Professional, 2007), 56

d) Memberikan kondisi dan kesempatan kepada setiap siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik,

e) Membantu pemilihan posisi yang sesuai dengan bakat, keterampilan dan minatnya,

f) Menawarkan kelas perbaikan,

g) Mengadakan pengayaan dan pengembangan bakat siswa, h) Melakukan kunjungan rumah dan

i) Organisasi kelompok belajar.48 3) Guru sebagai pemimpin

Menurut Mulyana, tugas seorang guru sebagai pemimpin adalah memimpin kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Sebagai pemimpin, guru berperan strategis didalam menghasilkan lulusan yang berprestasi, baik akademik maupun non akademik.49

Guru sebagai pemimpin juga harus mampu menguasai ilmu manajemen khususnya dalam manajemen kelas yang efektif, karena manajemen itu sendiri meliputi: kegiatan untuk sumber daya organisasi (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan, organisasi, kepemimpinan dan pengendalian), dirancang untuk dapat mencapai tujuan mengatur secara efektif dan efisien.

4) Guru sebagai ilmuwan

Guru harus memiliki karakter ilmiah, karena guru adalah garda terdepan pendidikan bagi bangsa. Hal ini, seperti yang

48 H A R Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 109

49 Mulyana A.Z, Rahasia Menjadi Guru Hebat, ( Jakarta: Grasindo, 2010), 201

dijelaskan Suyanto, ―seperti laboratorium, seorang guru seperti seorang ilmuwan yang bereksperimen terhadap nasib bangsa dan anak-anak manusia. Jika seorang guru tidak memiliki integritas akademik dan kepribadian, bangsa ini tidak akan memiliki masa depan yang cerah.50

5) Guru sebagai pribadi yang baik

Tugas seorang guru sebagai pendidik harus memiliki karakter yang disukai siswa, orang tua, dan masyarakat.. Robbins menjelaskan bahwa ada lima dimensi dasar kepribadian: 1) ekstraversi, 2) kemampuan untuk menyetujui, 3) mendengarkan kata hati, 4) stabilitas emosi, dan 5) pengalaman.51

b. Tugas Guru

Guru dianggap sebagai salah satu peran terpenting dalam dunia pendidikan, karena yang menentukan hasil pendidikan adalah kualitas gurut. Memenuhi peran dan tanggung jawab, Dhigumarti dalam karyanya ―Teachers in a Changing World‖ Seperti yang dikutip Suparlan, guru memiliki berbagai macam jabatan sebagai berikut:

1) Guru sebagai PNS atau pegawai swasta

Seseorang memiliki status guru setelah mereka menerima keputusan (SK), baik yang diperoleh dari pemerintah dan penyedia layanan pendidikan. Memperoleh hak dan kewajiban yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal itu

50 Ricky W Griffin, Manajemen, Edisi 7, (Jakarta: Erlangga, 2004), 108–13.

51 Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi: Konsep, Konrtoversi, Aplikasi. Alih Bahasa Handiono Pujaatmaka. (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001), 55

sebagaimana dijelaskan dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala BAKN No. 57686/MPK/1989. ―Guru adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah oleh pegawai negeri sipil (termasuk hak-hak khusus pekerjaannya)‖.

2) Guru sebagai Profesi

Guru sebagai profesi secara khusus diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 (2) menyatakan: Pendidik adalah tenaga professional yang merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, menyelenggarakan penyuluhan dan pembelajaran, serta menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya pendidik perguruan tinggi.

3) Guru sebagai Pemimpin Masyarakat

Guru sering disebut sebagai tokoh masyarakat (social leaders) dan pekerja sosial (social workers). Di masyarakat, guru adalah pemimpin dan menjadi contoh atau panutan bagi masyarakat sekitar.

Guru menjadi sosok yang kurang dikenal di masyarakat karena sumber informasi dan media dapat diperoleh dari berbagai sumber, tidak hanya dari karakter guru.

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran

belum dapat digantikan oleh mesin, radio, ataupun oleh komputer yang moderen.52

Seperti yang di alami pada masa pandemi ini dimana kegiatan guru dilakukan dengan menggunakan sistem online, masih banyak orang tua yang mengeluhkan pembelajaran online saat ini.

Pembelajaran tatap muka lebih penting di bandingkan adanya pembelajaran online dirumah. karena Guru memainkan peran besar dalam pengelolaan kelas karena mereka bertanggung jawab atas proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah: 53

a) Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan.

b) Mermbuat persiapan mengajar dan rencnaa kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan berkaitan dengan penggunaan metoe tertentu.

c) Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terleksana nya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

d) Merencanakan dan menyiapkan alat evaluais belajar.

Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program sekolah. Misalnya, program pengajaran dan perbaikan pengajaran pengayaan serta ekstra kurikuler.

e) Mengatur ruangan kelas.

52 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cetakan Ketiga Belas‘ (Bandung:

Sinar Baru Algensindo. Sudjiono, Anas, 2011), 12

53 Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia, 2002), 82

f) Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya tangkap siswa terhadap pelajaran.

Secara umum dapat disebutkan bahwa guru memiliki peran yaitu sebagai berikut:54

1) Komunikator, yaitu mengajarkan ilmu dan keterampilan kepada peserta didik.

2) Fasilitator, yaitu sebagai pelancar proses belajar mengajar.

3) Motivator, yaitu menumbuhkan minat dan belajar peserta didik secara terus menerus.

4) Administrator, yaitu melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administratif seperti administrasi kelas.

5) Konselor, yaitu membimbing peserta didik yang mengalami kesulita, khususnya dalam belajar.

Peran seorang guru sangat mempengaruhi perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan dan kinerja yang baik dalam proses kegiatan pembelajaran dalam bidang nya masing-masing, sehingga mampu memiliki komptensi yang aktif, efektif, dan efesien.

Medengar istilah guru atau pendidik, yang terbayang dalam pikiran kita adalah seorang manusia yang sudah dewasa, yang dapat memberikan khutbah ilmu pengetahuan di depan anak didiknya. Keberadaan guru sebagai peran di dalam lembaga

54 Deni Koswara, dkk, Bagaimana Menjadi Guru Kreatif, (Bandung; PT‘, Pribumi Mekar, 2008), 6

pendidikan, tidak hanya bertugas sebagai tenaga pengajar saja, namun melainkan juga sebagai pendidik. Artinya guru tidak hanya memberikan konsep berpikir melainkan juga dapat menumbuhkan prakarsa, motivasi dan aktualisasi pada peserta didik kearah pencapaian tujuan pendidikan Nasional dan intitusional yang telah ditetapkan.55

Guru atau pendidik dalam arti sederhana ialah semua orang yang dapat membantu mengembangkan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan. Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas untuk membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik.56

Pada dasarnya, guru atau pendidik bukan satu-satunya yang memiliki kualifikasi keguruan formal perguruan tinggi. Tetapi mereka yang memiliki kemampuan ilmiah tertentu yang dapat membuat orang lain pandai dalam gerakan kognitif, emosional, dan spiritual.

Mantra kognitif bertujuan untuk menjadikan peserta didik menjadi cerdas dalam intelektualnya, mantra afektif menjadikan siswa memiliki sikap dan perilaku yang santun, sedangkan mantra psikomotorik menjadikan siswa menjadi terampil dalam

55 Nunu Ahmad, Pendidikan Agama Islam di Indonesia, (Jakarta; Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2010), 283

56 Muhammad Jumali and dkk, Landasan Pendidikan, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2008), 41

melaksanakan aktivitas secara afektif dan efesien, serta tepat guna.57

Kinerja guru mempunyai cara tertentu berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Dalam kaitannya dengan kinerja guru, perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam kegiatan proses pembelajaran.

Mengenai kinerja guru, Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003, pasal 39 ayat 2, Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memberikan bimbingan dan pelatihan, serta menerapkan dan memberikan komunitas bagi pendidik pendidikan tinggi.58

Dalam meningkatkan kinerja guru diperlukan adanya pelatihan dan bimbingan yang dapat memberikan pengalaman dan pemahaman baru didalam kegiatan proses pembelajaran. Guru yang berpengalaman akan mampu untuk menyelesaikan tahap- tahap didalam melakukan suatu pekerjaan dalam penilaian kerja guru, penilaian kerja guru adalah salah satu dari kinerja guru yang dapat dilihat dari kemajuan dan peningkatkannya. Oleh karena itu, penilaian kerja guru tidak dapat dipisahkan dari kinerja guru.

Kinerja guru merupakan faktor yang paling dominan dalam

57 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), 3

58 Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona, Lembaran RI Tahun, 20, (2003), 15

keberhasilan belajar, dan kinerja yang baik dapat memotivasi siswa untuk belajar.

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi.

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.59Woodwort dalam Wina Sanjaya mengatakan ―Amotive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”.( Suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu mencapai tujuan).60 Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motivasi yang dimilikinya.

Istilah motivasi dalam kamus bahasa Indonesia ―Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu‖.61 Senada dengan itu MC. Donald dalam Sardiman, memberikan pengertian tentang motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap

59 A M Sardiman, ‗Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‟, ( Cet,XIX: Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2011), 73.

60 Wina Sanjaya, ‗Kurikulum Dan Pembelajaran Teori Dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)‘, (Edisi pertama, Cet. II;

Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf, 2009), 250.

61 Sanjaya, " Kurikulum dan pembelajaran…". 66.

Dalam dokumen manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan (Halaman 31-52)

Dokumen terkait