LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MANAJEMEN KUALITAS AIR
PEMELIHARAAN IKAN KOMET DENGAN MEDIA YANG BERBEDA PADA SISTEM FILTERASI
CARE OF COMET FISH WITH DIFFERENT MEDIA IN FILTERIZATION SYSTEM
Kelompok 4
M Alfond Andrean Darmawan 05051182227001
Aliya Hafidzah 05051182227010
Rahmadani 05051282227021
Ahmad Luthfi Fajri 05051282227035
Endha Brenaita Barus 05051282227054
Manda Saputri 05051282227066
Jo Sanratulangi 05051382227072
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Manajemen Kualitas Air. Tidak lupa juga penyusun ucapkan terima kasih kepada Asisten Praktikum Manajemen Kualitas Air kepada Anjani Dini Artika, Vivin dan Shofia An-nisa yang telah membimbing selama dilaksanakannya praktikum.
Dalam penulisan laporan ini penulis berharap dapat menambah pengetahuan pembaca terkait Manajemen Kualitas Air. Kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh penulis supaya dapat memperbaiki menjadi lebih baik lagi. Penulis mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam laporan ini.
Indralaya, Oktober 2023
Penyusun
ii Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR...
ii
DAFTAR ISI...
iii
DAFTAR GAMBAR...
v
DAFTAR TABEL...
vi
BAB 1. PENDAHULUAN...
1
1.1. Latar Belakang...
1
1.2. Tujuan ...
2
BAB 2. Tinjauan Pustaka...
3
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Komet...
3
2.2. Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan...
3
2.3. Sistem Filtrasi...
4
2.4. Kualitas Air...
4
2.4.1. Suhu...
4
2.4.2. pH ...
5
2.4.3. DO...
5
iii Universitas Sriwijaya
2.4.4. Amonia...
5
BAB 3. Metode Praktikum...
6
3.1. Waktu dam Tempat...
6
3.2. Bahan dan Alat...
6
3.2.1. Bahan...
6
3.2.2. Alat...
6
3.3. Cara Kerja...
7
3.3.1. Persiapan Wadah...
7
3.3.2. Filterisasi...
7
3.3.3. Penebaran...
7
3.3.4. Pemeliharaan...
8
3.3.5. Parameter yang Diamati...
8
BAB 4. Hasil dan Pembahasan...
10
4.1. Hasil...
10
iii Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan...
11
BAB 5. Penutup...
12
5.1. Kesimpulan...
12
5.2. Saran...
12
DAFTAR PUSTAKA...
13
LAMPIRAN GAMBAR...
15
LAMPIRAN JOBDEKS...
16
iv Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Ikan komet (Carassius auratus)...
3
v Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Bahan yang digunakan...
6
Tabel 3.2. Alat yang digunakan...
6
vi Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan komet (Carassius auratus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang komoditasnya banyak digemari oleh masyarakat penghobi ikan hias karena warnanya yang menarik dan bentuk tubuh yang menarik, serta dapat dipelihara di kolam maupun di akuarium. Kecerahan warna pada ikan disebabkan karena adanya sel pigmen (kromatofor) yang terletak pada lapisan epidermis.
Tingkat kecerahan warna pada ikan tergantung pada jumlah dan letak pergerakkan kromatofor (Rosid et al., 2019).kan hias menjadi salah satu komoditas perikanan yang pontensial dalam penghasil devisa bagi Negara dan mensejahterakan masyarakat perikanan (pembudidaya) Ikan hias menjadi salah satu komoditas perikanan yang pontensial dalam penghasil devisa bagi negara dan mensejahterakan masyarakat perikanan (pembudidaya). Ikan komet merupakan salah satu jenis ikan yang popular saat ini, keunggulan ikan komet adalah pada warna yang terdapat pada ikan tersebut yang bermacam-macam seperti, putih, kuning, merah, atau perpaduan lain dari warna-warna tersebut. Ikan komet memiliki keistimewaan tersendiri yang dilihat dari keanekaragaman warna, jenis dan keindahan sirip- siripnya (Panjaitan, 2015).
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik.
kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air menjadi ukuran standar terhadap kondisi ekosistem air dan tolak ukur masyarakat dalam menentukan air minum yang sehat. Kualitas air adalah suatu kondisi media air yang sesuai bagi kegiatan budidaya ikan/organisme lain, atau suatu kondisi air yang memenuhi persyaratan ikan atau organisme lainnya untuk hidup (Samsundari dan Wirawan, 2013).
Budidaya secara intensif ditandai dengan padal tehar tinggi dan adanya peningkatan pakan, serta terjadinya peningkatan buangan dari sisa pakan dan feses ikan. Masalah dari sistem tersebut adalah cepatnya akumulasi limbah dari residu pakan dan hasil metabolik ikan (Setijaningsih dan Umar, 2015). Pengelolaan kualitas air untuk keperluan budidaya sangat penting, karena air merupakan media hidup bagi organisme akuakultur (Mulyanto, 1992 dalam Aquarista et al., 2012).
Universitas Sriwijaya
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum manajemen kualitas air adalah untuk mempelajari cara memelihara ikan komet dengan media yang berbeda pada sistem filterasi yang digunakan pada praktikum ini
.
BAB 2
Universitas Sriwijaya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Komet (Carassius aurautus)
Menurut identifikasi Saanin (1968), mengemukakan bahwa ikan komet dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
filum : Chordata kelas : Pisces
ordo : Ostariphisysoidei famili : Cyprinidae genus : Carassius
spesies : Carassius auratus
Sumber: Dokumentasi pribadi (2023) Gambar 2.1. Ikan komet (Carassius auratus)
Secara umum ikan Komet (Carassius auratus) memiliki postur tubuh memanjang, dan apabila dilihat dari anterior atau posterior bentuk tubuhnya pipih ke samping. Kepala relatif besar, mulut kecil dilengkapi dengan bibir agak tebal dan rahang yang kuat. Sirip perut ramping memanjang, dan mempunyai warna putih di ujungnya. Sirip punggung terletak lebih dekat ke arah ekor, bentuknya relatif lebar dan terentang sampai ke belakang dengan jari-jari keras dan lunak.
Sisik tubuhnya ada yang kasar dan halus, serta warnanya sangat beragam. Sisik termasuk ke dalam tipe stenoid (Saanin, 1968).
2.2. Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Komet (Carassius aurautus)
Ikan komet (Carassius auratus) merupakan ikan hias air tawar yang hidup di perairan dengan air yang mengalir tenang serta bersuhu dingin. Ikan ini merupakan hewan omnivora dan bukan hewan kanibal sehingga dapat dipelihara secara koloni dalam satu lingkungan pemeliharaan (Candra, 2019). Ikan komet (Carassius auratus ) pertama kali di budidayakan oleh masyarakat Cina pada
Universitas Sriwijaya
tahun 1729. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas kometsemakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara matahari terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini. Ikan Komet di alam merupakan ikan omnivora yaitu ikan pemakan segalanya seperti krustasea kecil, tumbuhan, serangga kecil, dan detritus. Dalam budidaya ikan Komet pakan yang biasa diberikan adalah pelet untuk ikan hias (Gery, 2020).
2.3. Sistem Filtrasi
Resirkulasi adalah sebuah cara memanfaatkan air kembali dengan memutar air tersebut dengan sebuah alat atau perantara (Shi et al., 2022). Prinsipnya yaitu menyaring air yang sudah mengandung kotoran dengan sebuah filter, sehingga filter akan membuat air kembali layak untuk digunakan kembali. Menurut Ghazal et al., (2023) filtrasi adalah menyaring air dengan sebuah penyaring (filter).
Rahmat et al., (2019) menambahkan bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kualitas air yaitu kerikil, pasir, arang, tawas, ijuk, zeolite.
Filter dibagi atas filter fisika, kimia dan biologi. Filter fisika berfungsi untuk menyaring kotoran pada air secara fisik agar padatan atau kandungan pada air berkurang, bahan yang sering digunakan untuk filter fisika adalah spons dan pasir (Nieto et al., 2016). Filter kimia berperan menghilangkan molekul bahan organik terlarut dengan penyerapan langsung. Zeolit dan arang merupakan salah satu filter kimia yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas air (Wang et al., 2021).
Sedangkan Filter biologis adalah tempat hidupnya beragam bakteri yang diperlukan untuk membersihkan kandungan bahan organik dalam air. Salah satu filter biologi yang dapat digunakan yaitu bioball (Ilma et al., 2022). Penggunaan filter yang tepat akan membuat kualitas air yang optimal, maka dari itu ikan yang dibudidayakan dapat hidup dengan pertumbuhan yang baik. Oleh karena itu dilakukanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan kombinasi filter yang tepat untuk menjaga kualitas air dengan menggunakan sistem resirkulasi.
2.4. Kualitas Air 2.4.1. Suhu
Universitas Sriwijaya
Suhu air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan ikan, metabolisme ikan serta mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut dalam air. Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkungannya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup ikan (Effendi, 2003). Ikan komet dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23 - 29ºC (Gultom et al., 2018).
2.4.2. pH
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hydrogendalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH<7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH>7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa (Effendi, 2003). Nilai pH optimum untuk perkembangbiakan dan pertumbuhan komet adalah 6–8,3. Adanya karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air, sementara adanya asamasam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu perairan (Gultom et al., 2018)
2.4.3. DO
Selain suhu dan faktor pH faktor lingkungan lain yang perlu diperhatikan ialah kandungan oksigen terlarut. Ikan masih bertahan pada kisaran 1,0 - 5,0 mg/L, ikan akan tumbuh secara optimal. penggunaan sistem resirkulasi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas air terutama pada oksigen terlarut (Effendi, 2003). Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga. Sebagai mana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain
Universitas Sriwijaya
yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya (Gultom et al., 2018).
2.4.4. Amonia
Kadar ammonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mgL-1. Kadar ammonia bebas yang tidak terionisasi pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,2 mg/liter. Jika kadar ammonia bebas lebih dari 0,2 mg/liter, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan. Kadar ammonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan (run-off) pupuk pertanian. Batas toleransi amonia dalam air berkisar antara 0.1–0.3 ppm. Kadar ammonia yang tinggi juga dapat ditemukan pada dasar danau yang mengalami kondisi tanpa oksigen atau anoxic (Effendi, 2003).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya pada bulan September-Oktober 2023.
3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan
1. Ikan komet Ukuran 6 cm Sebagai ikan uji
2. Pelet komersil - Sebagai pakan ikan
3.
4.
5.
6.
Japmat Batu zeolit Karang jahe Arang aktif
- - - -
Sebagai lapisan bawah filter Sebagai bagian dalam top filter Sebagai bagian dalam top filter Sebagai bagian dalam top filter
3.2.2. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Alat yang digunakan
No Nama Alat Spesifikasi Kegunaan
1. Pompa filter - Sebagai alat filter air
2. pH meter Ketelitian 0,1 unit pH Sebagai alat ukur pH 3. Termometer Ketelitian 0,1oC Sebagai alat ukur suhu 4. Timbangan
analitik
Ketelitian 0,01 g Mengukur bobot ikan 5. Penggaris Ketelitian 0,1 cm Mengukur panjang ikan 6. Akuarium 25cm × 25cm × 25cm Sebagai wadah pemeliharaan 7. DO meter Ketelitian 0,01 mg L-1 Sebagai alat ukur oksigen terlarut
8. Spektrofotometer - Sebagai alat ukur amonia
9. Terminal - Penghubung aliran listrik
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan komet yaitu akuarium berukuran 25cm × 25cm × 25cm. Sebelum akuarium digunakan, terlebih dahulu
Universitas Sriwijaya
dibersihkan dan didisinfeksi menggunakan PK dengan konsentrasi 9 mg L-1. Kemudian akuarium dibilas dan dikeringkan. Setelah itu akuarium diisi air setinggi 20 cm dan didiamkan selama 24 jam.
3.3.2. Filterisasi
Bagian dalam top filter yang digunakan tiap kelompok dibedakan dengan hal berikut: lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan dakron (kelompok 1), lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan japmat (kelompok 2), lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan biofoam (kelompok 3), lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan greenwood (kelompok 4), lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan ijuk (kelompok 5), lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan pasir malang (kelompok 6), lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan pasir silika (kelompok 7), lapisan atas zeolit, karang jahe dan arang aktif, lapisan bawah dilengkapi dengan karpet (kelompok 8).
3.3.3. Penebaran
Sebelum dilakukan pemeliharaan, ikan terlebih dahulu dipuasakan selama 24 jam, kemudian dilakukan penimbangan bobot dan pengukuran panjang ikan sebagai data sampling awal. Sebelum ikan ditebar dalam akuarium, dilakukan pengambilan sampel air. Selanjutnya ikan ditebar sebanyak 10 ekor.
3.3.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari. Selama pemeliharaan, dilakukan pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, yaitu pada pukul 08.00 dan 15.00 WIB dengan metode pemberian pakan secara ad satiation. Pengukuran kualitas air yang dilakukan selama pemeliharaan meliputi parameter pH dan suhu yang diukur setiap hari pada pagi hari. Sedangkan oksigen terlarut diukur seminggu sekali, dan amonia pada awal dan akhir pemeliharaan. Setelah 30 hari pemeliharaan
Universitas Sriwijaya
dilakukan penimbangan bobot dan pengukuran panjang ikan sebagai data sampling akhir.
3.3.5. Parameter yang Diamati 3.3.5.1. Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak ikan menurut Effendie (2002), dihitung dengan menggunakan rumus:
W = Wt – W0
Keterangan:
W : Pertumbuhan bobot mutlak ikan (g) Wt : Bobot ikan pada akhir pemeliharaan (g) W0 : Bobot ikan pada awal pemeliharaan (g)
3.3.5.2. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak ikan dihitung berdasarkan rumus Effendie (2002), yaitu:
L = Lt – L0
Keterangan:
L : Pertumbuhan panjang mutlak ikan (cm) Lt : Panjang ikan pada akhir pemeliharaan (cm) L0 : Panjang ikan pada awal pemeliharaan (cm)
3.3.5.3. Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup dihitung dengan rumus Effendie (2002), sebagai berikut:
Keterangan:
SR : Kelulusan hidup ikan (%)
Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) N0 : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Universitas Sriwijaya
3.3.5.4. Efisiensi Pakan
Nilai efisiensi pakan dapat dihitung menggunakan rumus Zonneveld et al.
(1991), sebagai berikut:
Keterangan:
FP : Efisiensi pakan (%)
Wt : Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g) D : Bobot ikan yang mati (g)
W0 : Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)
F : Jumlah pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan (g)
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar
Universitas Sriwijaya
Gambar 1. Pengukuran pH air Gambar 2. Pengukuran suhu
Gambar 3. Pengukuran berat Gambar 4. Pengukuran panjang
Gambar 5. Aklimatisasi Gambar 6. Pemasangan aerator
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
Candra, E., 2019. Optimalisasi suhu terhadap daya tetas (hatching rate) telur ikan komet (Carassius auratus). Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau, 4(1), 21–27.
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Effendie, M.I., 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka.
Gery, P., 2020. Ikan Komet (Carassius auratus): Klasifikasi, Morfologi, Habitat, Pakan dan Kebiasaan Makan. Skripsi. Universitas Brawijaya.
Ghazal, K.A., Salman, K.A. dan Nieama, A.S., 2023. Assessing the attenuation of microbial contaminants of Al-Kufa River water through the natural process of riverbank filtration. The Egyptian Journal of Aquatic Research, 49(1), 41-47.
Gultom, D.S., Desriana, D. dan Sarjito., 2018. Pemberian ekstrak kasar daun tembakau (Nicotiana tabacum) untuk mengendalikan infestasi Argulus sp.
pada ikan komet (Carassius auratus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 7(1), 64-70.
Nieto, P.G., García-Gonzalo, E., Arbat, G., Duran-Ros, M., Cartagena, F.R. dan Puig-Bargués, J., 2016. A new predictive model for the filtered volume and outlet parameters in micro-irrigation sand filters fed with effluents using the hybrid PSO-SVM-based approach. Computers and Electronics in Agriculture Journal, 125(2), 74–80.
Rahmat, R., Tanjung, M. dan Zidni, I., 2019. Effect of difference filter media on recirculating aquaculture system (RAS) on tilapia (Oreochromis niloticus) production performance. Journal of World Scientific News, 118(1), 194–
208.
Saanin, H., 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid 1. Bandung: Bina Cipta.
Samsundari, S. dan Wirawan, G.A., 2013. Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Gamma, 8(2), 86-97.
Setijaningsih, L. dan Umar, C., 2015. Pengaruh lama retensi air terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada budidaya sistem akuaponik dengan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica). Jurnal Biologi, 14(3), 267-275.
Zonneveld, N., Huisman, E.A. dan Boon, J.H., 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya