• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Limbah Kimia dan B3

N/A
N/A
Angellica BN

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Limbah Kimia dan B3"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Limbah Kimia dan B3

Pengertian Limbah Kimia: Limbah kimia adalah jenis limbah dari kegiatan medis yang berupa bahan-bahan kimia khusus. Contohnya seperti reagen atau bahan kimia untuk diagnosis, bahan kimia untuk terapi seperti obat-obatan, bahan kimia dari sisa sterilisasi alat medis, sisa operasi, sisa suntikan, obat kedaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain. sebagainya. Beberapa jenis bahan kimia dapat berbahaya apabila terpapar pada manusia, misalnya menyebabkan iritasi kulit, iritasi mata, hingga kerusakan organ. Sehingga, limbah kimia ini masuk dalam kategori limbah B3.

Chemical waste is a type of waste from medical activities in the form of special chemicals.

Examples include reagents or chemicals for diagnosis, chemicals for therapy such as medicines, chemicals from sterilization residues of medical equipment, surgical residues, injection residues, expired drugs, viruses, bacteria, solid waste and others. etc. Several types of chemicals can be dangerous if exposed to humans, for example causing skin irritation, eye irritation, and even organ damage. Thus, this chemical waste is included in the B3 waste category.

Pengertian B3: Limbah B3 merupakan akronim dari Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

limbah B3 adalah sisa bahan berbahaya dan beracun karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mencemari, merusak, dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, keberlangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, limbah rumah sakit jenis ini harus mendapatkan perhatian khusus.

B3 Waste is an acronym for Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (that I will refer to as Hazardous Material Waste (Hazmat) from now on). Hazmat Waste is residual hazardous and toxic material due to its nature, concentration or amount which can directly or indirectly pollute, damage and endanger the environment, health and survival of humans and other living creatures. Therefore, this type of hospital waste must receive special attention.

Instruksi Manejemen Pengolahan (brief) : Berikut adalah instruksi rangkaian timeline dalam proses pengolahan B3 di Rumah Sakit yang diinstruksikan langsung oleh Kemetrian Kesehatan Republik Indonesia melalui Permenkes No. 7 Tahun 2019

The following are instructions for a series of timelines for the Hazardous and Toxic Waste processing process in hospitals which were instructed directly by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia through Minister of Health Regulation No. 7 of 2019

(2)

1. Perencanaan kebutuhan B3 / Planning requirements 2. Pengadaan B3 / Procurement

3. Penyimpanan B3 / Storaging

4. Pemanfaaatan B3 (dengan kesiapan kondisi darurat B3) / Utilization with Emergency Preparations

5. Dokumentasi Penggunaan B3 / Usage documentation 6. Penanganan Limbah B3 / Handling and treatment

7. Edukasi Staf dan Evaluasi / Staff education and evaluation

(3)

Describing Process: (karena penjurusan teknik kimia, maka yang akan menjadi fokus adalah unit operasi/instrumentasi dan proses di dalamnya – yang berarti adalah poin manajemen nomor 3 dan 6 (jelaskan unit operasi, instrumentasi, proses pengolahan, dan hasil buangan)

(Because we are talking as chemical engineering major, the focus will be on the operation/instrumentation unit and the processes within it - which means management points number 3 and 6 (explain the operation unit, instrumentation, processing process and waste products)

3. Penyimpanan Limbah / Storage procedures

Sebelum dilaksanakannya proses pengolahan limbah, tentu saja limbah rumah sakit harus dikumpulkan dan disortir berdasarkan jenisnya terlebih dahulu. Maka dari itu diperlukan proses penyortiran sebelum disimpan di tempat pembuangan sementara. Setiap sampah B3 dimasukkan ke dalam kantong plastik yang tiap kantongnya memiliki warna dan label berbeda sesuai dengan jenis limbahnya yang dapat dilihat pada tabel berikut (masukin tabelnya ke ppt kalau bisa)

Beforecarrying out the waste processing process, of course hospital waste must be collected and sorted based on its type first. Therefore, a sorting process is required before being stored in a temporary disposal site. Each hazmat waste is put in a plastic bag, with each bag has a different color and label according to the type of waste which can be seen in the following table.

Type of Waste Colour of Plastic Bag

Labels Further Note

Radioactive Yellow

Infectious/pathological Red

cytotoxic Purple

(4)

expired chemicals, spills, or remainings of packaging, and pharmaceutical waste

Brown Labeling

depends on each materials’s MSDS

sharp objects must be stored

in a

puncture/tear resistant and waterproof and

cannot be

opened later container

6. Pengolahan Limbah / Handling methods

Sama seperti pada proses penyortiran dan penyimpanan, metode pengolahan limah untuk tiap jenis limbah berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut (penjelasan akan ditulis lebih lanjut, pada powerpoint cukup tampilkam gambarnya saja. Aku cuman bakal jelasin brief tentang alat-alatnya yang aku tuliskan di sini kecuali ipal dan chemical treatment system karena harusnya bakal dijelasin sama yang lain).

Just like in the sorting and storage process, hazmat waste processing methods for each type of waste vary according to needs which will be explained further as follows.

 Autoklaf : limbah benda tajam, atau limbah jenis lain yang perlu disterilisasi

(5)
(6)

 Insinerator : limbah infeksius, cytotoxic

(7)

 Spoel hoek : limbah patologis berbahaya seperti feses, urin, dan darah

(8)

 Shredder : limbah berupa kemasan botol obat dan benda tajam

(9)
(10)

Penjelasan Lanjutan Mengenai Penanganan Limbah B3 Kimia pada unit pengelolaan air (waste water) dan unit pengelolaan bahan kimia berbahaya

 Unit pengolah limbah cair / liquid waste management unit : limbah berupa cairan tidak berbahaya dan non-infeksius

Dalam pengelolaan limbah cair, digunakan dua system pengaliran, yakni pengaliran menggunakan gaya gravutasi (dari atas ke bawah) dan pompa. Pengaliran limbah cair

(11)

dengan sistem gravitasi dapat dilakukan bila ada perbedaan tinggi permukaan tanah antara sumber dan pengolahan, dengan syarat kemiringan minimal 2,5 %, dan setiap jarak 15 meter atau pada setiap perubahan aliran dipasang bak kontrol. Pengaliran limbah cair dengan sistem pemakaian pompa apabila letak sumber limbah cair sama atau lebih rendah dari tempat pengolahan. Pengolahan limbah cair dalam unit instalasi ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

In managing liquid waste, two drainage systems are used, namely drainage using gravity (from top to bottom) and pumps. Flow of liquid waste using a gravity system can be carried out if there is a difference in ground surface height between the source and processing, provided that the slope is at least 2.5%, and at every 15 meter distance or at every change in flow a control tank is installed. Use a pump system if the location of the liquid waste source is the same or lower than the processing site This installation units consists of several stages, which are:

1. Pemisahan air limbah / Separation Process

Karena air limbah yang dihasilkan rumah sakit beragam sumbernya, ada yang bersumber dari kegiatan domestik (kamar mandi, kegiatan dapur, bekas cucian pakaian), laboratorium (sisa-sisa bahan kimia), dan pekerjaan klinis (air bekas cucian luka, darah, nanah, dan lain-lain). Maka air limbah tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan.

Because the liquid waste produced by hospitals comes from various sources, some come from domestic activities (bathrooms, kitchen, laundry, etc), laboratories (chemical residues), and clinical work (water used from washing wounds, blood, pus, and others). So the liquid waste must be separated first to prevent unwanted reactions from occurring.

Limbah domestic cair dapat langsug dimasukkan ke dalam bak penampungan utama, begitu pula dengan air limbah klinis yang megandung zat-zat organik tinggi. Sehingga kedua jenis limbah ini dapat diolah secara biologis bersama- sama. Sementara untuk limbah kimia laboratorium, perlu dilakukan pengolahan secara fisika dan kimia terlebih dahulu (menjalani chemical treatment system) sebelum dialirkan ke bak penampung. Setelah limbah ini netral, barulah dapat dialirkan ke dalam bak penampung.

Domestic waste can be directly put into the main reservoir, as can clinical liquid waste which contains high levels of organic substances. So these two types of waste can be processed biologically together. Meanwhile, for laboratory chemical waste, it is necessary to carry out physical and chemical processing first (undergoing a chemical treatment system) before being transferred to the storage tank. Once this waste is neutral, it can then be channeled into a storage tank.

Bagaimana proses perlakuan bahan kimia bekerja?

(12)

How to do chemical treatment system?

Pertama yang perlu diketahui dari chemical treatment system adalah tidak semua bahan kimia dapat diberi perlakuan yang sama. Pemberlakuan dan penetralan bahan harus dijalankan sesuai dengan prosedur dan MSDS bahan kimia tersebut.

Sebagai contoh limbah yang bersifat asam atau basa harus dinetralkan dahulu pH- nya kemudian baru bisa dibuang.

The first thing you need to know about chemical treatment systems is that not all chemicals can be treated the same. The application and neutralization of the chemicals must be carried out in accordance with the procedures and MSDS of the chemical. Take for example acidic and basic substances must be neutralized before it can be put into reservoir.

2. Proses pengolahan biologis / Biological treatment processes

Limbah cair yang sudah berada di dalam penampungan lalu diproses ke dalam bak pengendapan unuk diendapkan sehingga total suspended solids yang ada pada limbah akan terpisah. Selain itu, pada bak ini juga akan terjadi pemisahan biologis sesuai kebutuhan pengolahan limbah dan regulasi dari rumah sakit.

Liquid waste that is already in the reservoir then streamed into a settling tank to be deposited so that the total suspended solids in the liquid waste get separated.

Apart from that, in this tank there will also be biological separation according to liquid waste processing needs and hospital regulations.

(13)

Setelahnya, proses pengolahan limbah dilanjutkan dengan proses biofilter, yakni proses filtrasi dengan memanfaatkan mikroba/mikroorganisme biologis dan dilanjutkan dengan proses penyaringan dengan media seperti batu pecah, kerikil, plastik dan media lainnya. Keunggulan dari proses ini yaitu dapat mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi dan juga kontraksi total nitrogen.

After that, the liquid waste processing continues with the biofilter process, namely a filtration process using biological microbes/microorganisms and continued with a filtering process using medias such as crushed stone, gravel, plastic and other medias. The advantage of this process is that it can reduce the concentration of suspended solids and also reduce total nitrogen.

Proses pengolahan biologis dilakukan secara aerob atau anaerob atau kombinasi dari kedua metode tersebut. Tujuannya adalah untuk mengakivasi mikroba dan mikroorganisme yang dapat mengurai bahan-bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2), metan (CH4), dan gas nitrogen (N2).

The biological processing process is carried out aerobically or anaerobically or a combination of both methods. The aim is to activate microbes and microorganisms that can break down organic materials into simpler forms such as water (H2O), carbon dioxide (CO2), methane (CH4), and nitrogen gas (N2).

3. Proses desinfeksi / Disinfection process

Proses desinfeksi dilakukan setelah air limbah melalui proses biofilter kemudian dipompa ke bak pengolahan lanjutan. Pada proses disinfeksi, digunakan larutan klor untuk memusnahkan microba pathogen yang masih terkandung di dalam air limbah. Setelah selesai, air limbah kemudian baru dapat dibuang ke badan sungai atau perairan umum.

The disinfection process is carried out after the liquid waste goes through the biofilter process and is then pumped to the further processing tank. In the disinfection process, a chlorine solution is used to destroy pathogenic microbes that are still contained in liquid waste. Once completed, the liquid waste can then be discharged into river bodies or public waters.

Nota tambahan:

Hampir semua limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit masuk dalam kategori limbah B3.

Beberapa rumah sakit melanggar prosedur pengelolaan limbah medis dan B3 dengan cara menyerahkan pengelolaan limbah medis dan B3 nya kepada pihak yang tidak memiliki kualifikasi pengelolaan limbah medis dan B3 bersertifikat. Akibatnya, limbah medis dan B3

(14)

Rumah Sakit diperjualbelikan kembali setelah disortir oleh pengepul dan pemulung yang menampung limbah medis. Hal ini sangat berbahaya dan tidak sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pengelolaan limbah B3.

Almost all waste produced by hospitals falls into the hazmat waste category. Several hospitals violate medical and hazmat waste management procedures by handing over the management of their medical and hazmat waste to parties who do not have certified medical and hazmat waste management qualifications. As a result, medical and hazmat hospital waste is bought and sold again after being sorted by collectors and scavengers who collect medical waste. This is very dangerous and does not comply with government regulations regarding hazmat waste management.

Referensi

Dokumen terkait

Limbah B3 di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk

Substansi laporan pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan limbah B3 (Pasal 143 PP 101 Tahun 2014) paling sedikit memuat:. sumber, nama, jumlah, dan karakteristik

(2) Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari

Penyimpanan limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil, pengumpul, pemanfaat, pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara..

Identifikasi Limbah B3 dan Limbah Non

Makalah ini membahas tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dalam konteks kimia

Evaluasi pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3 PT Kilang Minyak

Dokumen ini membahas pengelolaan limbah B3 berdasarkan dasar hukum yang berlaku di