1
MANAJEMEN PENILAIAN KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH DI TK AZZAHRA DAN
UPTD TK NEGERI PEMBINA BAJUIN
Zauhar Latifah1, Dr. H. Kasypul Anwar2, M.M,Pd, Dr. Muhammad Yuliansyah, M.Pd3 Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
[email protected] / 087824666093
--- ---
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen penilaian kinerja guru dalam meningkatkan mutu sekolah di TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin.
Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan ditempat terjadinya gejala-gejala yang diteliti, data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen penilaian kinerja guru dalam meningkatkan mutu sekolah TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin yaitu 1) Melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, 2) Upaya dalam meningkatkan mutu sekolah dengan cara melakukan strategi pembelajaran yang perlu diperhatikan guru/tenaga pendidik dalam proses pembelajaran yaitu strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian termasuk pula membuat catatan kemajuan belajar siswa, strategi penyampaian menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, dan strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen.
Hasil dari penelitian ini meski penerapan kurikulum yang sama yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) namun dalam terdapat penerapan materi pembelajaran yang berbeda. Sementara dari motivasi dan kinerja guru dalam meningkatkan mutu di sekolah, prinsip kepemimpinan kepala sekolah di kedua sekolah menggunakan asa demokrasi dalam kepemimpinan nya, sehingga peran serta guru dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan pelayanan terbaik dapat terlihat dengan nyata.
--- ---
ABSTRACT
This study aims to determine the application of teacher performance appraisal management in improving schools in TK Azzahra and UPTD TK Negeri Pembina Bajuin.
This study uses qualitative research methods using field research, namely research conducted in the place where the symptoms under study occur, the data obtained from observations both directly and indirectly. The results of the study indicate that the management of teacher performance appraisal in improving the quality of schools in TK Azzahra and UPTD TK Negeri Pembina Bajuin that is 1) planning learning, implementing learning and evaluating, 2) improving school quality by implementing learning strategies that need to be considered by teachers/educators. in the process, namely organizing and learning strategies, including making notes on student learning
2
progress, implementing strategies on what media is used to convey learning, and managing strategies for scheduling each component.
The results of this study, although the application of the same curriculum, namely the Education Unit Level Curriculum (KTSP), but in the application of different learning materials. Meanwhile, from the teacher's motivation and performance in improving quality in schools, the leadership principles of principals in both schools use democratic principles in their
3 PENDAHULUAN
Anak usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau masa emas. Menurut Al-Ghazali (2017), anak usia dini memiliki hati yang masih suci, siap menerima segala bentuk ajaran dan penanaman nilai serta norma sebagaimana kertas kosong yang masih putih. Penanaman nilai dan norma pada masa ini akan membuat seluruh potensi anak mengalami masa peka, yang akan menjadikan anak mampu tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat.
Periode usia emas pada anak usia dini ditandai dengan munculnya masa eksplorasi, masa meniru, masa peka, masa bermain dan masa membangkang. Untuk membantu potensi pembentukan perkembangan yang cepat dan hebat pada anak di usia emas tersebut pemerintah membentuk sistem kelembagaan pendidikan pra sekolah atau dengan nama lain pendidikan anak usia dini (PAUD).
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan stimulus dan dorongan edukasi agar anak dapat berkembang secara optomal
Masih dalam pemahaman Undang- Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bahwasanya, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) marupakan Pijakan pertama anak di dunia pendidikan, Pendidikan Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan dimana anak mengawali perjalanan dalam berkembang dan berperan di masyarakat,
negara dan dunia. Sebagai pijakan pertama, maka pengalaman anak di PAUD sangat lah penting. Apabila pengalaman belajar di jejang pendidikan anak usia dini (PAUD) mereka alami tidak mengenakan atau menyenangka, maka tidak saja kehilangan respon positif terhadap belajar yang akan menjadi bekal mereka dalam melanjutkan pendidikan berikut nya, namun nilai dan norma pada anak tidak sejalan dengan tujuan utama yakni pembentukan generasi yang hebat, generasi yang memiliki nilai dan norma yang positif.
Untuk mendapatkan tujuan pembelajaran positif di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidaklah semudah membalikan telapak tangan, banyak persoalan dalam penyelenggaran nya, menurut Suyanto (2005), ada beberapa persoalan yang perlu di atasi terkait pendidikan PAUD antara lain : Perekonomian yang lemah, Kualitias asuhan rendah, Program intervensi orang tua rendah, Kualitas PAUD yang rendah, Kuantitas PAUD yang kurang, dan yang terakhir adalah regulasi atau kebijakan pemerintah tentang pengelolaan PAUD.
Permasalahan-permasalahan diatas sangat kuat kaitanya dengan hasil akhir yaitu peningkatan pelayanan kinerja para tenaga pendidik di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini terutama pada kualitas serta kuantitas. Berbagai upaya untuk menumbuhkan jati diri para pendidik di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diantaranya selalu melakukan dorongan dan motivasi juga dilakukan pengawasan internal dan ekternal berupa monitoring, supervisi baik berupa penilaian terhadap kinerja yang di lakukan para guru pada tingkat tersebut, pembinaan kelembagaan dan personal agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam pelayanan pendidikan (PAUD), terus
4
dilakukan sehingga anak pada usia periode emas (golden age) yang menjadi peserta didiknya menjadi mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, untuk peningkatan mutu pendidikan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Mutu pendidikan diartikan sebagai keadaan terpenuhinya berbagai standar pendidikan yang dihasilkan melalui proses pendidikan untuk memenuhi sasaran mutu pendidikan yang ditentukan. E. Mulyasa (2013) mengungkapkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia menjadi masalah isu sentral dalam pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, termasuk didalamnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pula pada jenjang PAUD. Mutu pendidikan di KB, TK/RA di Indonesia terbilang masih rendah. Berbagai upaya pun dilakukan para stakeholders pendidikan untuk meningkatkan mutu.
Implementasi MMT dilembaga pendidikan digadang-gadang sebagai cara yang paling utama, yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Merujuk dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dengan melihat kondisi anak usia dini yang juga disebut sebagai potensi sumber daya manusia suatu Negara, maka keberadaan lembaga pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting. Salah satu jenis pendidikan yang memperhatikan perkembangan anak adalah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini atau lebih dikenal dengan singkatan PAUD.
PAUD merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional, saat ini juga dituntut untuk mampu melakukan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan
standar nasional pendidikan yang dirumuskan oleh pemerintah. Standar yang dimaksud menurut PP No.19 tahun 2005 meliputi standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar pedidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
PAUD merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional, saat ini juga dituntut untuk mampu melakukan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan yang dirumuskan oleh pemerintah. Standar yang dimaksud menurut PP No. 19 tahun 2005 meliputi standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses, standar pedidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Upaya untuk menjadikan jabatan guru PAUD sebagai jabatan professional telah dilakukan sejak tahun 1977. Namun, baru sekitar 28 tahun kemudian mulai tampak ada tanda-tanda akan terwujudnya profesionalisasi jabatan guru PAUD tersebut, mula-mula dengan terbitnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan kemudian yang paling utama, diberlakukannya UU No. 14/2005 tentang Guru PAUD dan Dosen.
Standarisasi kompetensi guru PAUD adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru PAUD dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu jabatan fungsional guru PAUD, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya.
Persyaratan dimaksud adalah penguasaan proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. Jabatan fungsional guru PAUD adalah kedudukan yang
5
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang guru PAUD yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Pada dasarnya tingkat kompetensi professional guru PAUD dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru PAUD itu sendiri yaitu bagaimana guru PAUD bersikap terhadap pekerjaan yang diemban. Faktor lainnya yang mempengaruhi kompetensi guru PAUD adalah faktor luar, yang diprediksi berpengaruh terhadap kompetensi profesional seorang guru PAUD yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pemimpin guru PAUD disekolah serta lingkungannya kerja.
LANDASAN TEORI 1. Manajemen
Manajemen mendapatkan pengertian yang lebih spesifik dan variatif dari para ahli. Manajemen sebagai “proses mendesain dan memelihara lingkungan dimana orang-orang bekerja sama dalam kelompok- kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu secara efisien, manajemen sebagai “proses mengembangkan manusia”.
Manajemen adalah proses usaha aktifitas yang berisi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang diselesaikan secara efisien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain (SDM) untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu menghasilkan produk atau jasa/ layanan yang diinginkan oleh sekelompok masyarakat. Pentingnya manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap
sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien.
Menurut pendapat lain manajemen adalah melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi tersebut terlihat masih belum lengkap, karena manajemen adalah sebagai penggerak dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Di samping itu, perlu juga dijelaskan bagaimana orang-orang lain itu mencapai tujuan melalui kerjasama.
Jadi, manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan dan kerjasama yang dilakukan oleh banyak orang. Sedangkan menurut Terry (2009), manajemen adalah proses, yakni aktivitas yang terdiri dari empat sub aktivitas yang masing- masing merupakan fungsi fundamental. Keempat sub aktivitas itu yang dalam dunia manajemen sebagai P.O.A.C. adalah Planning, Organizing, Actuating dan Controling. Manajemen merupakan suatu proses aktivitas dari sasaran proses mewujudkan suatu tujuan yang berkaitan dengan sumber manusia.
Manajemen dapat di terapkan di berbagai bentuk organisasi, termasuk lembaga pendidikan. Pada hakikatnya, seluruh organisasi memiliki norma sendiri dalam menerapkan menejemen sebagai sistem yang menjalankan roda organisasi.
Oleh sebab itu jenis jenis manajemen dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
1) Manajemen berdasarkan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai
Lembaga pendidikan menerapkan manajemen berdasarkan sasaran senantiasa membuat perencanaan program organisasi sesuai dengan struktur unit kerja yang ada.
Bidang bidang yang menangani unsur - unsur tertentu merumuskan program kerja dengan skala prioritas yang akan di targetkan lebih awal diantara program lainnya. Manajemen berdasarkan sasaran dalam mengelola orrganisasi
6
mementingkan kontinuitas kerja artinya pelaksanaan kegiatan selalu berkelanjutan sesuai dengan target target yang telah di tetapkan menurut urutan dan ukuranwaktu dan biaya.
2. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bentuk penilaian yang menuntut peserta didik mempraktikkan dan mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dipelajari ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Target pencapaian hasil belajar dalam penilaian kinerja dapat mengukur kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Penilaian kinerja mempunyai dua karakteristik dasar, yaitu mempraktikkan kemampuan membuat suatu produk (proses) atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan) dan menghasilkan produk dari tugas kinerja yang diminta. Berdasarkan kedua karakteristik dasar tersebut, penilaian kinerja dapat menilai proses, produk, atau keduanya (proses dan produk).
Istilah penilaian kinerja dan evaluasi kinerja dapat digunakan secara bergantian atau bersamaan karena mempunyai maksud sama. Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja karyawan atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Penilaian kinerja yang dilakukan benar, akan bermanfaat bagi karyawan, manajer bagian atau divisi SDM, dan bagi perusahaan. Dalam praktik, penilaian kinerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di dalam perusahaan atau lembaga, di samping faktor lain di luar perusahaan atau lembaga.
Penilaian kinerja meliputi dua aktivitas pokok, yaitu pengamatan atau observasi saat berlangsungnya unjuk
kinerja atau keterampilan dan penilaian hasil dari tugas kinerja yang diberikan.
3. Kinerja Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Sedangkan kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya selama periode waktu tertentu sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kedua hal tersebut sangat erat kaitannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan ke arah yang lebih maju, kreatif dan inovatif.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja Guru (PKG) adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pegetahuan dan ketrampilan.
Kinerja guru PAUD merupakan suatu upaya untuk mengetahui kecakapan maksimal yang dimiliki oleh guru PAUD berkenaan dengan proses dan hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh guru PAUD. Kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja guru PAUD merupakan suatu upaya untuk mengetahui kecakapan maksimal yang dimiliki oleh guru PAUD berkenaan dengan proses dan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan atas dasar kriteria tertentu.
METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian lapangan
7
(field research) yaitu penelitian yang dilakukan ditempat terjadinya gejala-gejala yang diteliti, data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Moleong yang dikutip oleh Haris Herdiansyah (2010), penelitian kualitatif yaitu penelitin yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya.
Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pendekatan penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah pendekatan yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian deskriptif yang peneliti lakukan adalah berupaya untuk menggambarkan bagaimana penerapan manajemen penilaian kinerja guru dalam meningkatkan mutu sekolah di TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin.
Adapun alasan peneliti menggunakan metode ini dikarenakan lokasi tempat dilakukan penelitian (TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin) mempunyai ciri khas tersendiri dalam aspek pelayanan pendidikan. Selain itu, metode ini digunakan untuk mendukung dari segi tema yang di angkat atau di teliti oleh peneliti sendiri.
pada populasi atau sampel yang mewakili. Proses penelitian memiliki sifat deduktif, yang bertujuan untuk menjawab
rumusan masalah, dengan menggunakan berbagai konsep atau teori agar bisa dirumuskan hipotesis. Kemudian dilakukan uji hipotesis kemudian dengan mengumpulkan data penelitian melalui instrumen penelitan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif sehingga dapat disimpulkan hipotesis terbukti atau tidak (Sugiyono, 2018: 16-17).
Populasi pada penelitian ini adalah semua guru Madrasah Aliyah Swasta Di
Kabupaten Tapin yang berjumlah 76 orang.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam Hatmoko (2015: 1731), apabila subyek penelitian < 100 orang sehingga lebih baik jumlah sampel yang dipergunakan pada penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi. Sehingga berdasarkan pendapat Arikunto, maka ditentukan sampel pada penelitian ini adalah sama dengan jumlah populasi yakni 76 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dengan jenis kuesioner
tertutup dengan jenis skala pengukuran skala
model likert. Variabel yang akan diuji diuraikan menjadi indikator, selanjutnya indikator tersebut digunakan sebagai dasar dalam penyusunan butir instrumen pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2019: 146). Setiap instrumen memiliki rentang pilihan jawaban bergradasi dari skala 1 hingg 5.
Penelitian ini menggunakan empat buah skala, yaitu skala kepemimpinan yang terdiri dari 25 item pernyataan, skala motivasi kerja yang terdiri dari 20 item, skala disiplin yang terdiri dari 15 item, dan skala kinerja guru yang terdiri dari 30 item.
Menurut Widoyoko (2020: 141), data yang baik adalah data yang sesuai dengan
8 keadaan kenyataan yang sebenarnya (valid) dan data tersebut bersifat tetap dan dapat dipercaya (reliabel). Agar data yang diperoleh bersifat valid dan reliabel, maka instrumen penelitian yang disusun dan digunakan untuk mengukur kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin, dan kinerja guru dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Teknik analisa data yang digunakan ialah analisis regresi sederhana, berganda, analisis
korelasi dan determinasi dengan bantuan program SPSS 25. Selain itu sebelum dilakukan
HASIL PENELITIAN
Penelitian pertama kali diawali dengan permohonan izin pada pihak sekolah TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin. Permohonan pertama kali dilakukan pada awal bulan Maret 2022. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin sebagai bentuk kesantunan dalam menjalankan etika penelitian. Setelah mendapat ijin, kemudian peneliti melakukan penelitian pada tanggal 7 Maret 2022 di sekolah TK Azzahra. Proses penelitian dilakukan sejak pagi yakni dengan melakukan observasi di seluruh kelas kemudian dilanjutkan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru TK Azzahra, dan dokumentasi sekolah di TK Azzahra. Peneliti kemudian pada tanggal 14 Maret 2022 ke sekolah UPTD TK Negeri Pembina Bajuin yang juga peneliti sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut. Proses penelitiannya juga sama dengan sekolah TK Azzahra yakni melakukan observasi diseluruh kelas kemudian wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di UPTD TK Negeri Pembina Bajuin, dan tidak lupa juga untuk dokumentasi sekolah UPTD TK Negeri Pembina Bajuin.
Selama melakukan
wawancara, peneliti memulai dengan melakukan pendekatan melalui memperkenalkan posisinya sebagai peneliti,
dilanjutkan dengan pembicaraan bebas hingga sampai titik masalah tentang manajemen penilaian kinerja guru untuk meningkatkan mutu sekolah di TK Azzahra yakni meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaraan sedangkan di sekolah UPTD TK Negeri Pembina Bajuin yakni meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
Penelitian yang dilaksanakan di dua TK yaitu TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin membahas tentang Manajemen Penilaian Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah sebagai suatu rencana pendidikan di TK. Oleh karena itu, hasil penelitian dan pembahasan yang akan disampaikan dalam penelitian ini nantinya akan berkonsentrasi komponen tersebut.
Berdasarkan komponen tersebut tahap pembelajaran itulah kinerja guru dapat diukur.
Selain itu program yang dilakukan kepala sekolah adanya kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan mutu manajemen pendidikan, kepala sekolah dan pengawas bekerjasama guna meningkatkan mutu sekolah dan kinerja guru. Program yang dilakukan kepala sekolah tidak lepas dari hubungannya dengan lingkup sekolah.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh kedua sekolah TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin ialah Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
1. Manajemen Penilaian Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu Sekolah TK Azzahra Pada institusi pendidikan, guru sangat berperan penting dalam
9
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
Keberhasilan tersebut sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan anak didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, peran guru lebih mendominasi tentang aspek pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pada tahap perencanaan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, pemilihan media/alat pembelajaran, pemilihan sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Mengacu pada penjabaran tersebut, maka kebenarannya dibuktikan melalui penelitian terhadap guru-guru di TK Azzahra dalam membuat perencanaan pembelajaran sudah baik dari semua guru.
2. Manajemen Penilaian Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu Sekolah UPTD TK Negeri Pembina Bajuin
Setiap lembaga pendidikan mengharapkan hasil yang maksimal atas apa yang telah diharapkan. Salah satunya untuk meningkatkan mutu sekolah UPTD TK Negeri Pembina Bajuin yang nantinya berpengaruh terhadap kreativitas anak usia dini. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui upaya yang dilakukan oleh lembaga sekolah, salah satunya adalah upaya yang dilakukan oleh guru atau tenaga pendidik. Dengan kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dan guru akan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Pengembangan Manajemen Penilaian Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah di UPTD TK Negeri Pembina Bajuin merupakan tahapan awal penyusunan yang meliputi perencanaan program pembelajaran selama satu tahun ajaran. Kegiatan selama satu
tahun ajaran di UPTD TK Negeri Pembina Bajuin terangkum dalam perangkat pembelajaran yang digunakan, meliputi Program Tahunan, Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan, dan Rencana Kegiatan Harian.
Evaluasi merupakan salah satu tahap yang sangat penting dalam manajemen penilaian kinerja guru dalam meningkatkan mutu sekolah di UPTD TK Negeri Pembina Bajuin. Melalui evaluasi ini diharapkan muncul ide-ide baru seiring dnegan diketahuinya hambatan serta perkembangan yang dialami oleh anak sepanjang proses pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan
uraian tentang penilaian kinerja guru dari tiga tahap tersebut, tentu dapat diidentifikasi kinerja ideal seorang guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya.
Kinerja adalah performance atau hasil unjuk kerja. Kemampuan manajemen penilaian kinerja guru harus mampu menguasai standar isi dalam meningkatkan mutu sekolah, salah satu syarat yang menjadi kepala sekolah harus mampu meningkat mutu sekolah harus mampu menguasai kompetensi dasar dan mampu menguasai standar isi yang berkaitan dengan manajemen penilaian kinerja guru.
Selama ini, Kepala sekolah sudah melakukan tanggung jawabnya sebagai pemimpin dengan peningkatan mutu dan sumber daya sekolah di UPTD TK Negeri Pembina Bajuin khususnya tenaga pendidik melalui program-program yang sudah direncanakan dan sudah mengikuti apa yang telah diatur dalam standar nasional pendidikan terkait dengan standar tenaga pendidik. Selain itu juga, Kepala sekolah sudah memberikan pelatihan- pelatihan yang diperuntukkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
10
pendidik. Upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah khususnya kualitas terhadap tenaga pendidik memberikan respon yang baik dari tenaga pendidik yang ada disekolahnya
PENUTUP
1. Penerapan manajemen penilaian guru dalam meningkatkan mutu sekolah dari kedua sekolah tersebut di TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin yaitu guru merupakan aset bangsa yang paling berharga, agar kemampuan guru terpantau dan bisa terus berkembang dari waktu dibutuhkan sebuah penilaian. Penilaian yang telah diusahakan pemerintah adalah PKG atau penilaian kinerja guru. Sistem penilaian kinerja guru merupakan manajemen kinerja yang berfokus pada guru yang dirancang untuk menilai level kinerja guru secara kelompok maupun individu. Ini merupakan upaya yang lebih besar untuk menjadikan kinerja guru menjadi optimal dan bisa berefek pada kualitas anak didik yang lebih baik. Manajemen penilaian kinerja guru meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi. Penggunaan kurikulum sekolah TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin juga menggunakan kurikulum KTSP tetapi ada perbedaan yang terdapat pada isi materi pembelajarannya antara sekolah TK Azzahra dengan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin.
2. Peran dari motivasi kinerja guru dalam meningkatkan mutu sekolah dari kedua sekolah tersebut di TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin yaitu
pada dasarnya sekolah bukan saja mengharapkan guru yang mampu, cakap dan terampil, tetapi mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal, kemampuan, kecakapan dan keterampilan guru, tidak ada artinya bagi sekolah, jika para guru tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu, motivasi sangat penting karena dengan motivasi dapat diharapkan bagi setiap guru mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja guru, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan dengan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tidak lepas dari peran Kepala Sekolah untuk selalu memelihara dan meningkatkan motivasi kerja guru dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dan memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada guru. Motivasi sangat berpengaruh dalam memupuk perkembangan jenjang karir dan keberhasilan seorang guru dalam bidang kerja yang digelutinya, guru yang memiliki motivasi untuk mencapai prestasi akan menunnjukkan hasil yang baik bagi lembaga dan anak didiknya.
Prestasi ini diperoleh dengan mengevaluasi hasil penilaian kinerja guru dan dari hasil belajar anak didik.
Di sekolah TK Azzahra telah menunjukkan bahwa kemampuan
11
tenaga pendidik yang semakin mampu dalam menghadapi anak didik, pengetahuan dan keterampilan tenaga pendidik semakin meningkat, meningkatkan KBM dikelas serta orang tua sebagai konsumen pendidikan juga merasakan hasilnya. Terbukti dengan perkembangan anak semakin membaik, kemandirian anak meningkat, dan sedikit demi sedikit mampu mengatasi kebutuhan khusunya. Sedangkan di sekolah UPTD TK Negeri Pembina Bajuin dalam menjaga kualitas guru yang ada kepala sekolah melakukan kontrol, pengawasan kinerja, pantauan secara rutin, mengupdate perkembangan terbaru, memberikan reward pada guru dan lainnya, kepala sekolah juga memperhatikan masukan dari tenaga pendidik yang menginginkan adanya pelatihan emosional dan meningkatkan fasilitas sarana prasarana serta tetap menjaga lancarnya komunikasi baik dengan pihak pemerintah, tenaga pendidik maupun orang tua.
3. Faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi kinerja guru dalam meningkatkan mutu sekolah dari kedua sekolah tersebut di TK Azzahra dan UPTD TK Negeri Pembina Bajuin yaitu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa seperti yang telah dikatakan oleh Kepala sekolah TK Azzahra peningkatan mutu sekolah masih harus dibenahi secara sungguh- sungguh, sebab secara umum ada berbagai hambatan seperti keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Oleh sebab itu seluruh aspek harus diberdayakan baik sumber saya manusia
maupun sumber daya lainnya yang merupakan kunci utama dalam meningkatkan dan mengambangkan kualitas pendidikan. Sehingga dapat meningkatkan mutu secara optimal.
Selanjutnya faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi mutu sekolah tersebut yaitu pada TK Azzahra tidak memilik ruang guru, lahan sekolah yang kurang dan kurangnya sarana bermain untuk anak didik, sehingga perlu bergantian untuk bermain diluar ruangan. Faktor yang menghambat di sekolah UPTD TK Negeri Pembina Bajuin menurut informasi dari pemerintah setempat dari segi peraturan pemerintah yang baru mulai tahun pelajaran 2022/2023 ditiadakannya SPP, sehingga ada masalah yang muncul ketiadaan dana penggajihan guru honorer dan segala aktifitas /kegiatan tenaga pendidik dan peserta didik yang menggunakan dana dimimalisir, serta kurangnya kerjasama dari petugas kebersihan/petugas kemanaan sekolah.
REFERENSI
Akdon. 2009. Management Strategic.
Bandung: Alfabeta.
Al-Ghazali. 2017. Ihya Ulumuddin, Jilid II.
Alih Bahasa H.Ismail Jakub.Jakarta : CV.Faizan.
Arifin, A. K., & Fardana, N. A. 2014. Peran Pendidikan PAUD dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalu Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran. Jurnal Psikolog
12
Pendidikan Dan Perkembangan.
188-198.
Azwar, S. 2005. Metode Penelitian.
Yogyakarta : Pustaka Belajar Offset.
Choirul Fuad Yusuf. 2008. Budaya sekolah dan Mutu Pendidikan. Jakarta : PT.
Pena Citrasatria.
Dyah Rahmawati, 2020. Pengaruh Penilaian Kinerja Guru, Uji Kompetensi dan Sertifikasi Terhadap Motivasi Kerja Guru Kelas Sekolah Dasar (Penelitian Kuantitatif Deskriptif di Gugur Lokawijaya Siwi Koordinator Wilayah Kecamatan Karanglewes), Tesis, Program Studi Magister Pendidikan Dasar Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiah Purwokerto.
Edwar Sallis. 1993. Total Quality Management n Education, (London
; Koga Pege Limited. hlm.35.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Depdiknas. 2009. Permendiknas No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta.
Hamsah. 2017. Pengaruh Kompetensi Tenaga Pendidik Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMP Negeri 5 Duampanua Kabupaten Pinrang. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu- ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.
Hendrik A.E.Leo 2019. Model Determinan Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kupang Nusa Tenggara Timur. Desertasi, Prodi Doktor Manajemen Kependidikan Pascasarjana Universita Malang.
Harnipa, 2016. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi, Minat, dan Hasil Belajar Fisika Kelas IX SMA Negeri Se Kabupaten Luwu.
Penelitian ini merupakan penelitian
“expost-facto”. Tesis, Program Pascarjana Universitas Negeri Makassar
Ihsana El-Khuluqo. 2015. Manajemen Paud ; Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogjakarta ; Pustaka Pelajar), hlm.40.
Imron Arifin. 2016. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Guru (Studi Multi Kasus Di Paud Islam Sabilillah Dan Sdn Tanjungsari 1 Kabupaten Sidoarjo). 1500–1504.
Kadir, A. 2006. Kinerja Guru Profesional (Guru Pasca Sertifikasi). (19), 6–26.
Kamila, I. N. 2017. Perbedaan Kinerja Mengajar Guru Pendidikan Anak.
Tunas Siliwangi, 3(1), 38–56.
Kemendikbud. 2018. Permendikbud No.
20 Tahun 2018 Tentang Satuan Pendidikan Nasional. Jakarta.
13
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mussardo, G. 2019. Peningkatan Kinerja Guru Paud Paud Dalam Rangka Pengembangan Karakter Peserta Didik. Statistical Field Theor,
53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO97811 07415324.004
Muhyidin, 2019. Manajemen Peningkatan Kerja Guru Sertifikasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Klaten. Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Nova Ardy Wiyani. 2014. Mengelola dan Mengembangan Kecerdesan Sosial dan Emosi Anak Usia Dini ; Padua Bai Orangtua dan Pendidik PAUD, (Yogyakarta ; Ar-Ruzz Media.
hlm.7.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 Tahun 2007.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta.
Permendiknas. 2007. Permendiknas nomor 41 tahun 2007.
Pianda, D. 2018. Kinerja Guru (Ceatakan 1; T. C. Jejak, ed.). Sukabumi-Jawa Barat: CV. Jejak.
Pidarnata. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta ; Rieneka Cipta.
hlm.20.
Rahayu, N. 2015. Peningkatan Mutu Pendidikan Di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fatimah Desa Purbayan. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Rachmatullah, R. 2017. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Dengan Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia Dini. JPUD – Jurnal Pendidikan Usia Dini, 11(2), 369–
385.
https://doi.org/10.21009/jpud.112.
14
Rizky. 2018. Hubungan Kemampuan Manajerial Kepala Satuan Paud Dan Self-Efficacy Guru Dengan Kinerja Guru Di Kecamatan Bukit Kerman Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Jurnal
14
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 6(2),5–9.
Rusminingsih. 2014. Pengaruh kompetensi guru dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja dengan mediasi komitmen organisasional. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 2(1), 73–
88.
Rulitawati. 2020. “Model Pengelolaan Kinerja Guru Sekolah Mengengah Atas Muhammadiah di Provinsi Sumatra Selatan”. Desertasi Pacasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Sedarmayanti. 2017. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan Kompetensi, Kinerja, dan Produktifitas Kerja. Bandung:
Refika Aditama.
Shrode, William, A. 1974. Organization and Management Basic System Concepts. Irwin Book Co. Kuala Lumpur.
Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta, CV.
Suyanto, 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini : Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sari, Rita. 2017. Evaluasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Se-Kota Jayapura, Tesis
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Terry, George R. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2013. Profsionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: GP Press
Grup.
Yoyon Bakhtiar Irianto. 2006.
Pembangunan Manusia dan Pembaharuan Pendidikan, (Bandung ; Lab. Adminsitrasi Pendidikan UPI. hlm. 59.
Yuliani Nurani Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Indek. hlm. 6.
Tesis, Zahra Khusnul Latifah. 2016, Tesis Pengaruh Penilaian Kinerja Guru ( PKG ) dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) di Kecamatan Ciawi Bogor Jawa Barat, Surakarta;