Prinsip dasar pembesaran ikan dan CBIB KRITERIA & STANDAR
BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2024
Oleh :
Janu Dwi Kristianto
Definisi Akuakultur
• Akuakultur adalah segala bentuk pemeliharaan organisme perairan baik hewan maupun tumbuhan di perairan tawar, payau ataupun perairan laut di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit).
• Beberapa aspek yang terkait dengan
akuakultur antara lain: kegiatan
pembenihan, kegiatan pembesaran,
kegiatan pasca panen (pemasaran),
manajemen nutrisi dan pakan,
manajemen kualitas air, penanganan
parasit dan penyakit, dll.
Manajemen produksi Pembesaran Ikan
Manajemen kolam Manajemen benih
Manajemen Pemberian
pakan
Manajemen Kesehatan ikan Manajemen
Kualitas air Manajemen panen
“Proses Manajemen Produksi Pembesaran Ikan”
KEBERHASILAN PEMBESARAN IKAN
• Media pemeliharaan (wadah dan air) – Jumlahnya cukup
– Parameter kualitas air berada pada kisaran yang baik bagi pertumbuhan ikan
• Pakan
– Cukup jumlahnya – Kualitasnya baik
– Teknik pemberian pakan yang tepat
• Benih
– Sesuai umur dengan ukuran
– Dalam pendederannya relatif tidak terserang penyakit
– Benih ukuran besar lebih cepat panen
Istilah dalam kegiatan budidaya
• Feeding Rate FR (%) : Prosentase jumlah pakan yang di berikan per hari yang didasarkan bobot tubuh ikan yang dipelihara
• SR/sintasan (%): Prosentase jumlah ikan yang hidup pada saat panen
• Feed Convertion Ration (FCR) : perbandingan antara jumlah pakan yang dihabiskan dengan penambahan bobot tubuh ikan. FCR 1,2
artinya : 1,2 kg pakan menghasilkan 1 kg ikan
• Efisiensi pakan : jumlah ikan / jumlah pakan x 100%
• Padat tebar : jumlah ikan yang ditebar per satuan luas atau volume
• Parameter kualitas air : pH, DO, Suhu, Amonia
JENIS IKAN YANG DI BUDIDAYAKAN
Ikan yang umum
dibudidayak an :
Mas Nila Patin jambal Baung Jelawat Patin siam Lele
Gurame Sepat Tambaka n
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Butuh O2 tinggi
Karamba
jaring apun g
Dpt tumbuh pd O2 rendah
(Klm tadah hujan)
Benih ikan . . . . . .
Berasal dari induk yg “baik”. .
Sesuai umur dengan ukuran
Dalam pendederannya relatif tidak terserang penyakit
Benih ukuran besar lebih cepat panen
Seragam, warna cerah. .
Nutrisi & lingkungan yang optimal pada awal pertumbuhan akan menunjang
perkembangan/pertumbuhan saluran pencernaan dan micro fauna di dalam dengan optimal.
Saluran pencernaan yang tumbuh optimal dapat
meningkatkan sistem imunitas dan laju pertumbuhan
Padat Tebar Ideal Berdasarkan Media Pembesaran
Padat Tebar direkomendasikan sesuai SNI, bisa dimungkinkan melakukan penambahan dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan atau kajian ilmiah
Jenis ikan Kolam air tenang Kolam air deras KJA
Nila 5-7 ekor/m3 150-200 ekor/m3 50-70 ekor/m3
(SNI 7550) (SNI 8124) (SNI 01-6495.1)
Mas 10-15 ekor/m2 - 140 ekor/m3
(SNI 7875) (SNI 01-6494.1)
50-70 ekor/m3 (SNI 8123)
Gurame 15-20 ekor/m2 - -
(SNI 01-7241)
Patin 8-10 ekor/m2 - 75-90 ekor/m3
(SNI 7551) (SNI 7471.4)
30-40 ekor/m2 (SNI 8001)
Lele 10-15 ekor/m2 - -
(SNI 01-6484.5)
Papuyu 25-50 ekor/m2 - -
(SNI 8002)
Udang galah 5-10 ekor/m2 - -
(SNI 7999)
Perairan Buatan :
Kolam Tergenang
Kolam ganti air
Kolam air Deras
Kolam Terpal
Perairan umum (Danau, waduk , sungai)
Karamba Jaring Apung
Karamba Kayu Apung
Karamba Tancap
Sistem Fence
VARIASI WADAH
BUDIDAYA
Variasi budidaya yang berkembang di Sumatera
PAKAN
• Aspek pakan dan pemberian pakan pada organisme budidaya sangat penting untuk diperhatikan.
• Ada dua macam pakan yang dapat diberikan pada org. budidaya yaitu pakan alami dan
pakan buatan.
• Pakan alami yang baik untuk org budidaya adalah: nutrisi tinggi, sesuai bukaan mulut ikan, dan memiliki pergerakan tidak lebih cepat dari ikan.
• Sedangkan pakan buatan merupakan pakan yang dibuat khusus untuk meningkatkan
pertumbuhan ikan.
• Merupakan 80-90% biaya produksi
• Perlu manajemen pakan yang tepat agar
efisien
PEMBERIAN PAKAN
1. Harus dilakukan secara : a. Tepat mutu,
b. Tepat jumlah,
c. Tepat ukuran dan karakteristik pakan, d. Tepat cara dan waktu pemberian pakan.
2. Harus memperhatikan faktor lingkungan : a. Temperatur
b. Oksigen terlarut
c. Tingkat kepadatan
“MANAJEMEN DALAM PEMBERIAN PAKAN YANG TIDAK BAIK BISA MENYEBABKAN KERUGIAN DAN MENIMBULKAN BERBAGAI MACAM PENYAKIT
“SERTA BISA MENYEBABKAN PENURUNAN KUALITAS AIR DI MEDIA PEMELIHARAAN”
Pakan Crumble
Pellet 2 mm
Pellet 3 mm
CONTOH PAKAN
Jumlah pakan
• Bobot rerata ikan diperoleh dari hasil sampling
• Penyesuaian jumlah pakan : 1/2 – 1 bln sekali
• FR disesuaikan dengan ukuran ikan dan suhu air
Ukuran ikan NILA
Prosentase Pakan (%) Berdasarkan Suhu air 22 - 23oC 24 – 25oC 26 – 27oC Di atas 28oC
Di bawah 0.5g - 22.5 25.5 30.0
0.5 – 1.0g - 15.0 17.0 20.0
1.0 – 2.0g - 12.0 13.6 16.0
2.0 – 5.0g 8.4 9.5 10.7 12.6
5.0 – 10.0g 7.1 8.1 9.1 10.8
10 – 20 g 5.8 6.6 7.3 8.9
20 – 30 g 5.4 6.1 6.9 8.4
30 – 40 g 4.7 5.3 6.0 7.4
40 – 50 g 4.4 5.0 5.7 6.9
50 – 100 g 3.2 3.6 4.0 4.7
100 - 150 g 2.6 2.9 3.1 3.7
150 - 300 g 2.2 2.5 2.7 3.2
300 - 450 g 1.6 1.8 1.9 2.2
450 - 600 g 1.2 1.5 1.4 1.7
600 - 800 g 1.0 1.0 1.1 1.3
800 g ke atas 0.7 0.7 0.8 0.9
Feeding Rate Lele (%)
No
. Ukran ikan
(gr/ekor) Feeding rate (%)
Kandungan protein
(%)
1 Bulan I 4
2 Bulan II 3 30
3 Bulan III 2
• Ikan ukuran kecil butuh pakan dengan kandungan protein lebih tinggi dan makan lebih banyak
• Ikan yang relatife besar kurangi jumlah pakan dan protein
Feeding Rate Patin (%)
o. N
Ukran ikan
(gr/ekor)
Feeding rate
(%) Kandunga
n protein Kolam Karamba (%)
1. 2 – 50 Sampai kenyang (Ad satiation)
28-30
2. 50 -100 4 4
3. 100 - 300 2 2
1,5 - 2
4. 250 - 600 1 – 1,5 24-26
• Ikan ukuran kecil butuh pakan dengan kandungan protein lebih tinggi dan makan lebih banyak
• Ikan yang relatife besar kurangi jumlah pakan dan protein
Ilustrasi FCR, optimal di kisaran 1 - 2
Feed conversion ratio (FCR) = kg of Pakan Ikan kg of Bobot Ikan
2 kg
= 1 kg gain = FCR of 2
2 kg
=
2 kg gain
= FCR of 1
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar memenuhi persyaratan air pemeliharaan sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara
Pengelolaan air dilakukan untuk menekan risiko masuk dan menyebarnya penyakit;
Unit budidaya ikan perlu mengelola dan menggunakan air secara efisien (less water exchange) sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan;
Penggunaan air sumber budidaya ikan sedapat mungkin mencegah terjadinya salinasi terhadap sumber daya tanah dan air tawar;
Kualitas air diukur secara periodik;
Unit budidaya ikan menggunakan air secara efisien
untuk menjaga kelestarian lingkungan
Penanganan Parasit dan Penyakit
Parasit dan penyakit pada organisme budidaya merupakan faktor yang
mengganggu proses produksi, oleh karena itu harus dilakukan penangan secara baik.
Penanganan parasit dan penyakit pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu:
pencegahan (preventif) dan pengobatan (kuratif).
Penanganan pada penyakit (syndrome) pada
organisme budidaya harus dilakukan secara
sesuai melalui diagnosa yang tepat sumber
penyebab penyakit tersebut.
SNI 8228.4:2015
(SNI CBIB BAGIAN 4 : IKAN AIR TAWAR
SNI 8228.4:2015
(SNI CBIB BAGIAN 4 : IKAN AIR
TAWAR
Strategi pengembangan produk perikanan budidaya:
berkualitas
berdaya saing
berkelanjuta n
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan
Dasar Pelaksanan:
• Kep Men KP No. KEP.01/MEN/2007
Persyaratan Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi
• Per Men KP No. PER.19/MEN/2010
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
Isu Perdagangan
Global
PRODUK DAYA SAING
PRODUK PERIKANAN BUDIDAYA Pasar Global
Sertifikasi CBIB V2
1.
2.
3.
4.
Keamanan Pangan (Food Safety) Jaminan Mutu (Quality Assurance) Ketelusuran (Traceability)
Dampak Lingkungan (Environmental Impacts)
Tanggungjawab Sosial (Social Responsibility) Kesehatan & Kesejahteraan Hewan
Sertifikasi CBIB V1
5.
1. 6.
2.
Keamanan Pangan (Food Safety)
Jaminan Mutu (Quality Assurance) (Animal Health & Welfare)
Implementasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan “HARUS DILAKSANAKAN”
Yes No
Kendalikan:
Sarana Produksi, Proses Produksi, Panen dan Pasca Panen
BEBERAPA STANDAR MUTU/
KEAMANAN PANGAN & SERTIFIKASI
Tujuan :
menjamin mutu &
keamanan pangan
hasil pembudidayaan ikan serta daya saing produk hasil
budidaya
CBIB adalah pedoman dan tata cara termasuk cara
panen yang baik untuk memenuhi persyaratan
jaminan mutu dan keamanan pangan, kesehatan dan
kesejahteraan ikan, kelestarian lingkungan dan
sosial ekonomi
Produk budidaya air tawar sebagian
besar untuk
kebutuhan lokal
Penerapan CBIB
• Jangka Panjang kualitas produk yg berstandar ekspor (sedia payung)
• Jangka Pendek
perlindungan thd konsumen lokal
membiasakan pola budidaya sesuai kaidah dan standar
usaha budidaya berorientasi bisnis
Kendala dalam penerapan CBIB
• “Makin Pusing kalo disuruh nulis”
• “Dari dulu sudah seperti ini”
• “Seperti ini juga udah bagus”
• “ Yang Penting Ikan nya Laku”
• “CBIB, Makanan apa itu??”
Bukan uang, tapi KOMITMEN
(konsisten dan konsekuen)
1
Kriteria & Standar CBIB
Kriteria & Standar
1. LOKASI
2. AIR SUMBER
3. DESAIN DAN TATA LETAK 4. PERALATAN
5. PERSIAPAN WADAH 6. BENIH
7. PEMILIHAN SPESIES DAN PADAT TEBAR
8. PAKAN
9. PENGELOLAAN KESEHATAN
10. PENGGELOLAAN AIR 11. KEBERSIHAN LOKASI
DAN FASILITAS
12. PANEN DAN PASCA PANEN
13. PENGELOLAAN LIMBAH 14. PENGELOLAAN
LINGKUNGAN 15. PEKERJA
16. PELATIHAN
17. PENDOKUMENTASIAN
TERIMA KASIH
1. Lokasi
Area budidaya ikan harus sesuai dengan RTRW/zonasi serta peraturan perlindungan lingkungan
Tidak terdapat potensi kontaminasi
Terhindar resiko kontaminasi dan keamanan pangan
Bagi pembudidaya sebelum menentukan lokasi harus survey untuk melihat lokasi dari sisi hukum/regulasi, lingkungan, dan teknis
Melengkapi perijinan yang diperlukan untuk unit budidaya
Bagi pembudidaya sebelum menentukan lokasi harus survey untuk melihat lokasi dari sisi hukum/regulasi, lingkungan, dan teknis
Melengkapi perijinan yang diperlukan untuk unit
budidaya
2. AIR SUMBER
Ketersediaan dan kualitasnya sesuai dengan persyaratan untuk budidaya
Terhindar dari pencemaran kontaminasi keamanan pangan termasuk dari limbah hewan dan aktifitas manusia
Air sumber dari limbah (pertanian, budidaya ikan, rumah tangga) harus dikelola untuk memenuhi baku mutu budidaya dan mengeliminir kontaminan keamanan pangan Periksakan air sumber ke lab: pH, kesadahan, BOD,
logam berat dan parameter lain yang dianggap perlu yang berhubungan dengan keamanan pangan
Periksakan air sumber ke lab: pH, kesadahan, BOD,
logam berat dan parameter lain yang dianggap perlu
yang berhubungan dengan keamanan pangan
3. DESAIN DAN TATA LETAK
Mendukung proses produksi
Mengurangi terjadinya
kontaminasi silang
Kontruksi bangunan dapat
mempertahankan kondisi
yang optimal
Wadah budidaya diberi tanda
Wadah menjamin ikan tidak
lepas langsung ke perairan
umum
4.Biosekuriti
4.Biosekuriti
5 Persiapan Wadah Budidaya
• Dilakukan persiapan sebelum penebaran benih sesuai
dengan media budidaya ikan nya
• menggunakan pupuk,
probiotik dan bahan kimia
yang direkomendasikan
6. Benih
Benih patin berasal dari unit pembenihan bersertifikat CPIB dan/atau memunyai surat keterangan asal sehat dari instansi yang berwenang
Bila menggunakan benih alam harus dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab
Penggunaan strain introduksi baru harus mendapat rekomendasi OK
Benih merupakan berperan penting untuk mencapai efisiensi budidaya yang lebih baik, oleh karena itu sebaiknya memilih benih yang berkualitas
Benih merupakan berperan penting untuk
mencapai efisiensi budidaya yang lebih baik,
oleh karena itu sebaiknya memilih benih yang
berkualitas
7. Pemilihan Spesies dan Padat Tebar
Pemilihan spesies dalam polikultur dengan menekan potensi penularan penyakit antar spesies yang dibudidayakan;
Melakukan adaptasi pada saat penebaran benih
Padat Tebar direkomendasikan sesuai SNI, bisa dimungkinkan melakukan penambahan dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan atau kajian ilmiah
Jenis ikan Kolam air tenang Kolam air deras KJA
Nila 5-7 ekor/m3 150-200 ekor/m3 50-70 ekor/m3
(SNI 7550) (SNI 8124) (SNI 01-6495.1)
Mas 10-15 ekor/m2 - 140 ekor/m3
(SNI 7875) (SNI 01-6494.1)
50-70 ekor/m3 (SNI 8123)
Gurame 15-20 ekor/m2 - -
(SNI 01-7241)
Patin 8-10 ekor/m2 - 75-90 ekor/m3
(SNI 7551) (SNI 7471.4)
30-40 ekor/m2 (SNI 8001)
Lele 10-15 ekor/m2 - -
(SNI 01-6484.5)
Papuyu 25-50 ekor/m2 - -
(SNI 8002)
Udang galah 5-10 ekor/m2 - -
(SNI 7999)
8. Pakan
pakan buatan komersial yang digunakan harus terdaftar pada otoritas kompeten, dan/atau pakan buatan sendiri dibuat dengan bahan yang direkomendasikan oleh otoritas kompeten dengan penanganan higienis;
pakan dan bahan imbuhan digunakan secara efisien dan bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan serta menjamin keamanan pangan;
pakan yang diberikan disesuaikan dengan jenis dan ukuran ikan serta sesuai dosis yang dianjurkan;
pakan disimpan di dalam wadah yang bersih dan metode penyimpanan sesuai dengan jenis pakan dalam kondisi higienis
• Penyimpanan Pakan :
a. Terpisah dari bahan – bahan kimia dan obat-obatan yang lain b. Tempat penyimpanan dapat
mempertahankan kualitas pakan
• Pemberian Pakan :
Dilakukan efisiensi sesuai dengan dosis yang
direkomendasikan
Pakan yang dibuat sendiri ?
• Bahan bakunya tidak
dicampur antibiotik, pestisida, logam berat
• Dilengkapi hasil analisa proksimat
• Data hasil pengujian
merupakan dokumen dari
pokdakan atau pembudidaya
9. Pengelolaan Kesehatan
ikan dijaga dan dimonitor kesehatannya secara rutin dengan cara visual dan/atau laboratorium bila diperlukan;
ikan yang sakit atau baru didatangkan ke unit budidaya dilakukan tindakan isolasi dan/atau karantina;
penggunaan dan penyimpanan peralatan antara ikan sakit dan sehat harus dipisahkan;
obat ikan komersial yang digunakan harus terdaftar pada otoritas kompeten;
ikan sakit ditempatkan dalam wadah khusus, apabila tidak bisa disembuhkan, ikan dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur (sebelumnya direndam dengan kaporit sesuai dosis yang dianjurkan), serta perlu dilakukan desinfeksi wadah budidaya.
Penggunaan bahan kimia, bahan biologi dan obat ikan
• Memiliki nomor pendaftaran/registrasi
• Digunakan sesuai ketentuan dan petunjuk
• Tidak mengalami perubahan fisik
• Kemasan tidak rusak
• Sesuai peruntukan
• Tidak kadaluarsa
• Obat ikan golongan bebas terbatas sesuai petunjuk
10. Pengelolaan Kualitas Air
kualitas air dijaga agar memenuhi persyaratan air pemeliharaan sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara
pengelolaan air dilakukan untuk menekan risiko masuk dan menyebarnya penyakit;
unit budidaya ikan perlu mengelola dan menggunakan air secara efisien (less water exchange) sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan;
penggunaan air sumber budidaya ikan sedapat mungkin mencegah terjadinya salinasi terhadap sumber daya tanah dan air tawar;
kualitas air diukur secara periodik;
unit budidaya ikan menggunakan air secara efisien untuk menjaga kelestarian lingkungan
11. Kebersihan Fasilitas dan Lokasi
• Unit usaha budidaya dan lingkungannya dijaga kebersihan
• Adanya pencegahan terhadap binatang dan hama penyebab
kontaminasi
• BBM, bahan kimia, pakan dan obat
disimpan terpisah
• Fasilitas dan
perlengkapan dijaga
dalam kondisi higienis
dan bersih
√
12. Panen
1. Peralatan
• Perlengkapan dan peralatan mudah dibersihkan
• Dijaga dalam kondisi bersih dan higienis
2. Cara Panen
• Dipersiapkan untuk
menghindari temperatur tinggi
• Tidak menimbulkan
kerusakan fisik
Pengangkutan
• Peralatan dan fasilitas
pengangkutan mudah dan selalu terjaga kebersihannya
• Ikan hidup ditangani dan dijaga dalam kondisi yang tidak
menyebabkan kerusakan fisik atau
kontaminasi
13, 14,Pengelolaan Limbah dan Lingkungan
15. Pendokumentasian
• Pencatatan pada jenis, asal pakan dan bahan baku pakan ( pakan buatan sendiri)
• Rekaman penggunaan obat, bahan kimia dll
• Rekaman kualitas air
• Rekaman proses produksi (asal benih, panen,
distribusi)
17. Kebersihan Personil
16. Pelatihan
No. Kolam / Karamba No.
J enis ikan
Luas kolam / karamba (m2)
Kedalaman (m)
Suhu Air (oC)
Masa budidaya (hari) D
Tanggal tebar / /
(Kg) W1
J umlah benih
(ekor) S1
Tebar Ikan
Ukuran benih (g)
Tanggal panen / /
(Kg) W2
J umlah ikan
(ekor) S2
g / ekor
Panen Ikan
Ukuran ikan
ekor / kg
Pertambahan bobot (kg) W3=W2-W1
Bobot ikan mati (ekor)
Kehidupan Ikan (%) S2 / S1
J umlah pakan (Kg) W4
FCR W4 / W3
J umlah pupuk organik (Kg) J umlah pupuk kimia (Kg)
Catatan
Hasil Pembesaran
No.4 Nila 500m2 0.8m 27-30℃
90 hari
1 08
200kg 4000 ekor
20 ekor/kg (±50g/ekor)
30 11
1200 kg (3950 ekor) 250 – 300 g/ekor (3 – 4 ekor / kg) 1000 kg
50 ekor 99%
1000 kg 1.67
Tidak dipakai Tidak dipakai Jual pasar A
Harga Rp.10,000/kg
Kriteria Ketidaksesuaian
• Kritis harus ditinggalkan (penggunaan antibiotik, pestisida, logam berat)
• Serius bersifat lalai ( penggunaan obat yang tidak sesuai dosis anjuran,
penyimpanan BBM, bahan kimia, pakan dan obat yang tidak terpisah)
• Mayor berpotensi menimbulkan bahaya
(toilet/septic tank yang terlalu dekat areal budidaya, desain unit usaha berpotensi menimbulkan kontaminasi silang)
• Minor kelalaian administratif
PERSYARATAN PERMOHONAN:
Unit pembudidayaan ikan menyampaikan surat
permohonan penerbitan atau perpanjangan sertifikat
CBIB kepada Kepala DKP Provinsi, dilengkapi dokumen persyaratan administrasi:
Copy IUP / Tanda Pencatatan usaha;
Data umum unit pembudidayaan ikan;
Daftar fasilitas unit pembudidayaan ikan;
Daftar catatan/rekaman unit pembudidayaan ikan;
Jumlah dan pendidikan tenaga kerja unit pembudidayaan ikan;
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Struktur Organisasi dan uraian tugas
Gambar layout bangunan dan petakan unit pembudidayaan ikan
Tidak ada
Perubahan
Slogan CBIB
Tulis apa yang kamu kerjakan
Kerjakan apa yang kamu tulis
TERIMA KASIH