• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Strategi Untuk Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Strategi Untuk Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

An-Nizom | Vol. 8, No. 3 Desember 2023

118

Manajemen Strategi Untuk Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan

Yusuf Hadijaya1, Tamimi Mujahid2, M. Rizki Maulana3

Email: [email protected], [email protected], [email protected] Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sumatera Utara

….………..………...

ABSTRACT

In its broadest definition, management is the art of allocating resources through collective or individual action to achieve organizational or institutional goals. Achieving high-quality education is also important for improving the country's future. This article was written with the aim of providing input to educational institutions about the importance of improving educational standards. This article uses library research as its methodology, namely the process of gathering information by understanding and reviewing theories from related literature. The qualitative methodology used in this research is called literature study. High quality services provided by educational institutions. Improving the competence of teacher quality through the various methods above will produce educational institutions that are well served and attractive to the community.

Keywords: Strategic Management; Quality of Education; teacher quality competency

ABSTRAK

Dalam definisi yang paling luas, manajemen adalah seni mengalokasikan sumber daya melalui tindakan kolektif atau individu untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Mewujudkan pendidikan berkualitas tinggi juga penting untuk meningkatkan masa depan negara. Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada lembaga pendidikan tentang pentingnya peningkatan standar pendidikan. Artikel ini menggunakan penelitian kepustakaan sebagai metodologinya, yaitu proses pengumpulan informasi dengan memahami dan mengkaji teori-teori dari literatur terkait.

Metodologi kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini disebut studi literatur. Layanan berkualitas tinggi yang disediakan oleh lembaga pendidikan, Peningkatan kompetensi kualitas guru melalui berbagai cara di atas akan menghasilkan lembaga pendidikan yang terlayani dengan baik dan menarik bagi masyarakat.

Kata kunci: Manajemen Strategi; Mutu Pendidikan;kompetensi mutu guru.

INTRODUCTION

Setiap lembaga pendidikan di Indonesia, baik lembaga pendidikan umum ataupun lembaga pendidikan islam, sudah pastinya mempunyai sebuah tujuan yang akan dicapai agar memiliki daya minat dimata masyarakat indonesia. Jadi penilaian sebuah lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki keberagaman penilaian untuk lembaga pendidikan, setiap masyarakat memiliki minat dan kesukaan pada suatu lembaga pendidikan menurut pemikiran mereka sendiri. Dari permasalahan ini pastinya menjadi tugas bagi setiap lembaga pendidikan yang ada, untuk meningkatkan mutu ataupun kualitas baik dari segi pembelajarannya, ataupun dari segi fasilitasnya untuk menarik minat para masyarakat.

Manusia pada kenyataannya tidak akan mampu bertahan hidup hanya dengan mengandalkan sumber daya alam. Dalam

proses ini, pengaruh yang diperoleh manusia dari lain akan mengakibatkan terjadinya perubahan sikap pada manusia ataupun individu itu sendiri yang terkena dampaknya.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa manusia memerlukan pendidikan. Pendidikan adalah proses transformasi manusia dari satu keadaan ke keadaan lain, baik itu secara sikap maupun dalam keadaan secara pemikirannya.

Oleh karena itu, sistem pendidikan harus mampu menjamin tersedianya peluang peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi pengelolaan pendidikan untuk menjawab tantangan perubahan kehidupan di dalam dan luar negeri, sehingga perubahan pendidikan harus direncanakan, tepat sasaran, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pendidikan memerlukan pendekatan profesional, serta personel yang cakap dan tangguh.

(2)

119

Mutu adalah konsep yang rumit yang telah menarik perhatian semua teori manajemen. Mutu adalah proses terstruktur untuk memperbaiki output. Kemampuan institusi pendidikan untuk menggunakan sumber daya pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar sebaik mungkin disebut kualitas pendidikan. Mutu Management adalah cabang manajemen yang berusaha untuk mencapai tujuan mutu dengan merencanakan, memantau, meyakinkan, dan meningkatkan Mutu. Manajemen mutu telah berevolusi menjadi fungsi bisnis yang melibatkan orang- orang dari semua latar belakang kehidupan dan dari semua organisasi. Istilah

“manajemen” berasal dari kata kerja “untuk mengelola”, yang berarti “mengatur”.

Manajemen, dalam arti yang paling luas, adalah seni mengelola sumber daya melalui kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari organisasi atau lembaga1.

Salah satu tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah menjadi manusia yang sempurna. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia karena telah dialami oleh semua orang. Kualitas ataupun mutu pendidikan yang rendah dalam semua bentuk dan unit pendidikan masih menjadi masalah dan kendala di masyarakat Indonesia2. Beberapa indikator kualitas pendidikan tidak meningkat secara signifikan. Beberapa sekolah berbasis kota telah menunjukkan peningkatan yang menjanjikan dalam kualitas pendidikan, sementara yang lain tidak.

Kebanyakan orang percaya bahwa bangunan

1 Abdul Hadi, ‘Konsepsi Manajemen Mutu Dalam Pendidikan’, Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2.2 (2018), 269

<https://doi.org/10.24252/idaarah.v2i2.5260>.

2 Mizanul Hasanah and others, ‘Analisis Strategi Perencanaan Mutu Satuan Pendidikan Di Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia’, 5.2 (2022), 108–

19.

yang indah, halaman sekolah, dan sebagainya mencerminkan kualitas pendidikan.

Ketika ada manajemen sekolah yang baik maka akan muncul pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, terwujudnya pendidikan yang bermutu sangatlah penting, baik sebagai upaya perbaikan masa depan bangsa maupun sebagai komponen produk jasa. Faktor utama yang berperan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kepemimpinan kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, masyarakat, dan sebagainya.

Sumber daya guru merupakan aset berharga yang harus dikelola secara cermat dan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

Sebuah lembaga pendidikan tidak bisa mengklaim mempunyai strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Karena tidak semua guru mampu mengembangkan mutu suatu lembaga pendidikan, maka kepala sekolah harus menyusun strategi agar dapat dikembangkan.

Jika Anda ingin dididik, Anda perlu merencanakan, dan kemudian Anda dapat mengatur, karena penderitaan sebuah demokrasi, dan Anda membutuhkan seratus, dan maka Anda membutuhkan kompleksitas hal-hal lain, dan setelah itu Anda dapat melihat bahwa SDM memiliki semua sarana untuk mengembangkan kualitas pendidikan, dan itu harus selalu disembuhkan ketika ada kesalahan kecil di masa lalu. Untuk menghindari hal yang fatal, lakukan koreksi segera.

Hasil dari ketidakmampuan lembaga pendidikan untuk beradaptasi dengan kemajuan dan perubahan zaman adalah kualitas pendidikan yang buruk yang ada saat ini. Penyesuaian diri yang lambat akan menyebabkan runtuhnya institusi pendidikan dan penolakan pelanggan terhadap layanan pendidikan.

(3)

120

Perkembangan dan perubahan dunia yang pesat memberikan tantangan bagi institusi pendidikan. Dampak globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, model dan metode pembelajaran terkini, perubahan demografi, ketidakpastian perekonomian global, serta tuntutan kewirausahaan yang semakin beragam merupakan tantangan yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh pengelola lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan yang berkualitas merupakan mercusuar ataupun pilar harapan bagi masyarakat. Namun institusi pendidikan di Indonesia belum mampu menunjukkan peningkatan kualitas yang konsisten dan berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan dengan belum mampunya lembaga pendidikan kita menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia intensional.

Rendahnya mutu pendidikan saat ini disebabkan oleh ketidakmampuan lembaga pendidikan beradaptasi terhadap perubahan zaman dan perkembangan3. Penyesuaian diri yang lambat akan menyebabkan lembaga pendidikan gagal, dan pelanggan jasa pendidikan akan meninggalkannya. Selama beberapa dekade terakhir, sistem pendidikan telah mengalami proses transformasi yang panjang dari model manajemen pendidikan yang mengakar di masa lalu menjadi model manajemen strategis yang berfokus pada masa depan.

Menurut penulis, Perencanaan Strategis Unit Pendidikan Islam di Indonesia bertujuan untuk menciptakan pendidikan formal dari pendidikan dasar ke pendidikan tinggi.

Pendidikan yang bermutu dimulai dengan kualitas. Upaya telah dilakukan untuk

3 Latorre, et al ‘Strategic Management as Key to Improve the Quality of Education.’, Procedia - Social and Behavioral Sciences, 81, (2013), 270–

274..

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, seperti mengembangkan kurikulum, meningkatkan keterampilan guru melalui berbagai pelatihan, dan menyediakan fasilitas belajar.

LITERATURE REVIEW

Peningkatan mutu lembaga pendidikan memerlukan kepemimpinan yang baik, bijaksana, tekun, dan kreatif agar pengembangan mutu mudah terwujud dan peserta didik yang berprestasi dapat meningkatkan pendidikannya, seperti yang diungkapkan oleh Mufassir, dkk dalam artikelnya4. Kemudian kepemimpinan yang melayani untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan merupakan pilar penting dalam pengembangan SDM 5.

Mutu ataupun quality diistilahkan sebagai sebuah tolak ukur ataupun sebuah penilaian.

Tugas dan fungsi manajemen pendidik didasarkan pada Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, khususnya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan kualitas ataupun mutu pendidikan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan pelayanan masyarakat 6.

Kualitas seorang guru memiliki dampak yang signifikan pada proses belajar yang terjadi di kelas. Seorang guru memainkan peran penting dalam kesuksesan proses belajar di sekolah, melakukan tugas-tugas dasar dan berfungsi sebagai pendidik dalam upaya untuk meningkatkan sikap,

4 Mufassir, et al ‘Model Kepemimpinan Yang Melayani Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan:

Studi Servant Leadership Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo.’, Al-Minhaj:

Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), (2019), 38–56.

5 A Kartiko, Manajemen Mutu Pendidikan, ed. by A Vita (Pustaka Bening., 2019).

6 Amon, et al, ‘Tugas Dan Fungsi Manajemen Pendidik Dan Tenaga Kependidikan’, Jurnal Kateketik Pastoral, 5.1 (2021), 1–12.

(4)

121

pengetahuan, dan kemampuan siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas guru adalah, Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005, undang-undang ini, seorang guru harus memenuhi persyaratan tertentu, termasuk kompeten, memiliki sertifikat pengajaran, berada dalam kesehatan fisik dan mental yang baik, dan mampu melaksanakan tujuan pendidikan nasional 7.

Tiga proses manajemen umumnya terlibat dalam manajemen strategi, seperti yang dinyatakan oleh Kurniawan didalam artikel Hefny dan Fairus 8:

“Fase formulasi strategi melibatkan penciptaan visi, misi, tujuan dan tujuan, mengidentifikasi faktor-faktor organisasi baik internal maupun eksternal, membuat rencana jangka menengah dan panjang, dan merumuskan strategi yang akan diimplementasikan.

Tahap implementasi strategi melibatkan pengambilan keputusan kebijakan, menginspirasi sumber daya manusia organisasi, dan mengalokasikan sumber daya untuk memungkinkan organisasi proses formulasi strategi.

Tahap evaluasi strategis melibatkan adopsi tindakan perbaikan, mengukur kinerja, dan memantau hasil keseluruhan pengembangan dan implementasi strategi“.

Fokus utama manajemen strategi, sebagai kerangka kerja untuk memecahkan masalah dalam organisasi, adalah kompetisi.

Setiap departemen dalam perusahaan

7 Permana, ‘Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi Dan Sertifikasi Guru’, STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 11.1 (2017), 1–8

<https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/studiadida ktika/article/view/513>.

8 Hefniy and Fairus, ‘Manajemen Strategi Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepegawaian’, Al- Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3.1 (2019), 97.

didorong untuk menggunakan imajinasi mereka.

RESEARCH METHODS

Aspek terpenting dalam suatu bidang keilmuan yang memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan adalah penelitian.

Dalam penulisan artikel, gunakanlah metode penelitian yang lazim, umum, dan umum.

Apabila hasil penelitian dituangkan dalam bentuk artikel, biasanya diarahkan untuk mencantumkan metode penelitian. Tinjauan pustaka atau disebut juga dengan (literary review) terhadap penelitian-penelitian terdahulu sangat berperan dalam membentuk kerangka pemikiran dalam penelitian ini 9. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dengan memahami dan mempelajari teori-teori dari literatur yang relevan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dikenal dengan studi kepustakaan atau studi kepustakaan.

Penelitian perpustakaan adalah jenis penelitian yang berfokus pada analisis, pemahaman, dan sintesis literatur dalam bidang pengetahuan atau topik tertentu, temuan dan tren di bidang studi 10. Ruang lingkup data yang digunakan adalah artikel jurnal penelitian tentang strategi pendidikan dan peningkatan mutu.

Dalam penelitian, terdapat empat tahapan studi kepustakaan: menyiapkan alat- alat yang diperlukan, menyiapkan daftar pustaka karya, mengatur waktu, dan membaca atau mencatat bahan penelitian.

9 Adlini and others, ‘Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka’, Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6.1

(2022), 974–80

<https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394>.

10 Ilma et al, ‘Akad Salam Pada Inklusi Keuangan Syariah: Studi Pustaka (Library Research)’,

October, 2023

<https://doi.org/10.5281/zenodo.10042641>.

(5)

122

Pengumpulan data tersebut menggunakan metode pencarian sumber dan konstruksi dari berbagai sumber, antara lain buku, jurnal, dan penelitian terdahulu. Untuk mendukung dalil dan gagasan tersebut, bahan pustaka yang diperoleh dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis dan harus mendalam.

Data diperoleh melalui penelusuran jurnal nasional terakreditasi Sinta di website Garuda (Referensi Digital Garba) dan software Perish/Harzing. Perangkat lunak analisis data berbasis Microsoft Excel dan Mendeley Dekstop11.

RESULTS AND DISCUSSION Manajemen Strategi

Konsep strategi dapat didefinisikan sebagai rencana komprehensif yang menggabungkan semua sumber daya dan kemampuan dengan tujuan jangka panjang untuk memenangkan persaingan12. Pada dasarnya, strategi dapat didefinisikan sebagai tindakan yang diambil untuk menanggapi situasi lingkungan spesifik (baru dan khas) yang dianggap signifikan, di mana tindakan tersebut diambil secara sadar dan dengan pertimbangan yang wajar13.

Strategi, menurut Gaffar, adalah

“rencana yang mencakup pendekatan yang komprehensif dan inklusif yang dapat digunakan sebagai pegangan untuk bekerja, berjuang, dan bertindak untuk memenangkan persaingan. Strategi juga merupakan alat manajemen yang kuat dan tak terelakkan untuk tidak hanya bertahan dan

11 Budianto et al ‘Pemetaan Penelitian Seputar Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pada Lembaga Keuangan Syariah: Studi Bibliometrik VOS viewer Dan Literature Review.’, 2023.

12 Syaiful sagala, Manajemen Strategik Dalam Miningkatkan Mutu Pendidikan (Bandung:

Alfabeta, 2010).

13 Mastuki, et al, Managemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003).

memenangkan persaingan, tetapi juga tumbuh dan berkembang”14.

Oleh karenanya, strategi adalah alat ataupun instrumen dari manajemen yang kuat dan tak terelakkan dalam administrasi sekolah.

Strategi sekolah menggambarkan pendekatan dan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan strategisnya. Evaluasi alternatif strategis menggunakan kriteria yang jelas dan pemilihan alternatif atau kelompok yang mungkin menjadi strategi sekolah.

Manajemen strategis adalah alternatif yang dapat memberikan solusi untuk banyak masalah yang mengganggu dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Setiap organisasi (sekolah) dihadapkan dengan dua jenis lingkungan, internal dan eksternal. Semakin kompleks bentuk, jenis, dan sifat interaksi yang terjadi di hadapan dua jenis "tingkat lingkungan" ini dalam organisasi yang lebih besar. Salah satu konsekuensi dari kompleksitas ini adalah proses pengambilan keputusan yang lebih sulit dan rumit. Hal ini membutuhkan manajemen strategis15. Dengan demikian, manajemen strategis diperlukan untuk mempertahankan konsistensi antara visi, misi, tujuan, dan tujuan rencana strategis sekolah.

Perencanaan organisasi digunakan untuk membangun strategi, yang mencakup tahap analisis lingkungan internal dan eksternal.

Sebelum menyelidiki lebih dalam konsep manajemen strategis, penulis menggambarkan manajemen dan strategi secara umum. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah, pendekatan sistematis terhadap tanggung jawab manajemen, mengkondisikan

14 Gaffar, ‘Membangun Kembali Pendidikan Nasional Dengan Fokus’:, in Pembaharuan Manajemen Perguruan Tinggi Pada Era Globalisasi, Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia V , (Surabaya, 2004).

15 P. Siagian. Sondang, Manajemen Stratejik.

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012).

(6)

123

organisasi ke posisi perusahaan pencapaian yang dijamin (sekolah) menjamin atau menjamin format yang mengejutkan diperlukan.

Dalam artikel yang ditulis oleh Jamaluddin Iskandar bahwasanya

“diperkirakan, implementasi manajemen strategis dan peningkatan kualitas pendidikan.

Manajemen strategis jelas diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Madarasah”16. Itu, sebenarnya, adalah inti dari saturasi strategis, di mana manajemen strategis diminta untuk membuat keputusan berdasarkan otoritas pertemuan puncak, dengan keputusan itu sendiri berpusat pada analisis internal dan eksternal organisasi atau sekolah.

Secara sederhana, manfaat yang diperoleh suatu Sekolah dari penerapan manajemen strategis adalah sebagai berikut:

1) memberikan arahan jangka panjang yang ingin dituju;

2) membantu organisasi dalam beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi;

3) menjadikan organisasi lebih efektif;

4) mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin berisiko 5) kegiatan pembuatan strategi akan

meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencegah permasalahan di masa depan;

6) kemampuan anggota organisasi untuk mencegah masalah di masa depan.

Jadi dari pemaparan yang ada di atas bisa penulis simpulkan bahwa manajemen strategi adalah sebuah serangkaian ataupun sebuah pendekatan yang memang sudah

16 Jamaluddin I., ‘Penerapan Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah’, Paedagogia: Jurnal Pendidikan, 7.1 (2019), 86.

disusun dan untuk merencanakan, mengarahkan, serta mengelola sumberdaya yang ada. Manajemen strategi bisa meliputi proses dari perencanaan baik jangka pendek maupun perencanaan yang disusun dari jangka panjang baik dalam ruang lingkup organisasi maupun dalam ruang lingkup lembaga pendidikan. Kepala sekolah harus sangat mempengaruhi, menginspirasi, dan memotivasi guru dan siswa agar strategi ini dapat diterapkan dengan sukses. Organisasi secara keseluruhan harus melakukan pengendalian diri, pengorbanan, dan dedikasi untuk implementasi strategi.

Manajemen strategi juga saling berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, dalam merencanakan ataupun melaksanakan strategi biasanya kita memerlukan yang namanya analisis SWOT, analisis SWOT yaitu: Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan juga Ancaman (Treaths). Dalam manajemen strategi pula memerlukan keterlibatan bagi semua pihak yang ada didalam organisasi untuk menentukan perencanaan yang ingin mereka laksanakan baik itu dalam jangka pendek ataupun jangka panjang tergantung dari pada keperluan para pemangku organisasi.

Implementasi strategi melibatkan upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya keuangan sekolah, termasuk fasilitas, uang, dan sumber daya manusia. Delapan standar- standar kompetensi pascasarjana, standar konten, standar proses, standar daya pendidikan dan pendidikan, standar makanan dan nutrisi, standar manajemen, standar pembiayaan pendidikan, dan standar penilaian pendidikan-membentuk Standar Pendidikan Nasional (SNP) yang harus diterapkan di Indonesia.

Peningkatan Mutu

(7)

124

Upaya Peningkatan Mutu dalam pendidikan dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip dan teknik yang menekankan peningkatan kualitas dengan berfokus pada lembaga pendidikan untuk terus dan berkelanjutan meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat dan untuk bersaing di tengah kemajuan globalisasi dengan menghasilkan siswa yang berkualitas dan memuaskan kepuasan pengguna atau kepuasaan pemangku kepentingan. Peningkatan kualitas terdiri dari dua kata: peningkatan dan kualitas. Istilah Peningkatan atau perbaikan mengacu pada proses, metode, atau tindakan peningkatan, perbaikan (bisnis, tugas, dan sebagainya) 17.

Menurut M. Ihsan Dacholfany “Istilah kualitas mengacu pada baik atau buruknya kualitas suatu benda, tingkat, derajat/derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya), proses Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), yang merupakan cikal bakal manajemen berbasis sekolah (MBS), mengelola konsep peningkatan mutu pendidikan”18. Sedangkan Menurut Imam Turmidzi “Mutu terkadang dianggap sebagai sebuah teka-teki, sebuah konsep membingungkan yang sulit diukur. Mutu juga dapat menimbulkan perbedaan pendapat dan pertentangan antar sudut pandang yang berbeda, sehingga menimbulkan perbedaan persepsi di antara para ahli. Mutu dapat memiliki arti yang beragam tergantung pada objeknya” 19.

17 (Tim Penyusun KBBI, 1989)

18 Dacholfany, ‘Inisiasi Strategi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Islami Di Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi’, At-Tajdid : Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, (2017), 1–13.

19 Imam, ‘Implementasi Perencanaan Strategis Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah’,

Dalam konteks pendidikan, suatu sekolah dikatakan berkualitas apabila dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang disepakati bersama oleh sekolah dan komite sekolah, tepat waktu, dan sesuai dengan harapan masyarakat, serta memenuhi harapan orang tua siswa.

Pemerintah, pelajar, lulusan pengelola sekolah atau perguruan tinggi tempat siswa melanjutkan studi, dan dunia kerja.

Dari sisi kualitas lulusan, muncul isu utama terkait daya saing lulusan. Kualitas lulusan juga dapat dikaitkan dengan kualitas pendidik, sumber daya pendidikan, dan kebijakan lembaga pendidikan. Mutu lulusan akan meningkatkan daya saing individu lulusan dan lembaga pendidikan. Perguruan tinggi yang ingin bersaing dengan lembaga pendidikan terbaik harus melakukan perubahan mendasar, (Situasi persaingan yang lebih menguntungkan). Untuk mencapai hal ini, lembaga pendidikan harus memiliki tujuan strategis yang jelas dan jelas. Hal ini memerlukan transformasi kelembagaan yang lebih kompleks daripada sekadar pengembangan organisasi. Lembaga pendidikan merupakan organisasi yang membina civitas akademika yang bersifat kolegial dan menjunjung tinggi nilai akademik dalam rangka mencerdaskan peserta didik.

Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan isu berkelanjutan yang akan dibahas dalam manajemen pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan upaya berkelanjutan yang harus diupayakan guna mewujudkan harapan akan pendidikan bermutu dan relevan. Seluruh pemangku kepentingan pendidikan mengharapkan dan menuntut pendidikan yang berkualitas.

Sekolah hendaknya mampu memberikan

Tarbawi, (2022), 90–100 <https://stai- binamadani.e-journal.id/Tarbawi>.

(8)

125

pelayanan yang baik dan bermutu atas dasar tersebut agar tidak terbengkalai dan bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.

Dari Penelitian yang dibahas oleh Muhammad Fadhli bahwasanya “kriteria dan indikator yang digunakan dalam pendidikan/sekolah, Sekolah dapat meningkatkan mutunya jika memenuhi :

1) dukungan pemerintah,

2) kepemimpinan kepala sekolah yang efektif,

3) kinerja guru yang baik, 4) kurikulum yang relevan, 5) lulusan yang berkualitas,

6) budaya dan iklim organisasi yang efektif, dan

7) dukungan dari pemerintah. perkumpulan siswa dan orang tua” 20.

Dalam sebuah instansi lembaga pendidikan mutu dianggap penting, karena dengan sekolah yang memiliki mutu yang tinggi maka memiliki nilai lebih bagi para masyarakat sekitar, jika kita lihat di era sekarang masyarakat lebih menginginkan sekolah yang memiliki mutu yang tinggi.

Masyarakat beranggapan bahwa dengan menyekolahkan anak mereka disekolah yang memiliki mutu yang tinggi akan mempermudah anak mereka dalam menuju impiannya.

Instansi dituntut untuk bisa meningkatkan mutu melalui 8 SNP (Standart Nasional Pendidikan). Adapun isi dari standar nasional pendidikan tersebut adalah:

1) Standar Kompetensi Lulusan 2) Standar Proses

3) Standar Isi

4) Standar Penilaian Pendidikan 5) Standar Tenaga Kependidikan 6) Standar Sarana Dan Prasarana 7) Standar Pengelolaan

20 Turmidzi.

8) Standar Pembiayaan

Yang menjadi penilaian bagi masyarakat adalah standar dari kompetensi lulusan dan juga standar sarana dan prasarana yang ada di sebuah sekolah akan tetapi masyarakat jarang melihat ataupun menilai standar proses yang ada disekolah. Maka dari pada itu setiap sekolah harus mampu meningkat standar lulusan dan sarana baik itu fasilitas gedung ataupun fasilitas yang menunjang pembelajaran bagi peserta didik. Upaya untuk meningkatkan mutu tersebut maka para pemangku kepentingan seperti komite sekolah juga turut berperan dalam meningkatkan mutu sekolah. Dengan meningkatnya mutu yang ada disekolah, maka sekolah tersebut memiliki nilai lebih bagi masyarakat sekitar.

Perencanaan Strategi Untuk Meningkatkan Mutu

Mulyasa memberikan pendapat bahwa

“Perencanaan strategis memerlukan pembentukan hubungan antara kekuatan internal dan kebutuhan eksternal” 21. Strategi dalam hal ini mencakup unsur analisis kebutuhan, proyeksi, prakiraan, pertimbangan ekonomi dan keuangan, serta analisis rencana tindakan yang lebih rinci. Perlu diterapkannya kebutuhan perencanaan strategis dalam pendidikan. Penerapan konsep tersebut diharapkan dapat mengurangi stagnasi dan mempercepat pembangunan pendidikan.

Perencanaan strategis adalah kegiatan yang paling penting. Analisis terhadap tantangan dan peluang eksternal, serta kekuatan dan kelemahan internal dilakukan pada tahap ini

22.

21 E. Mulyasa, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2017).

22 Warisno, ‘“Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Mutu Lulusan Pada Lembaga Pendidikan Islam Di Kabupaten’, Ri’ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 3 (2019), 99.

(9)

126

Mengidentifikasi isu-isu strategis yang tidak sesuai dengan skala prioritas dapat membuat penyelesaian masalah strategis menjadi kurang efektif. Hal ini juga menurunkan kualitas penguasaan teknologi pendidik. Analisis sumber daya manusia menunjukkan bahwa tidak ada urutan prioritas dalam pengembangannya. Namun analisis ini hendaknya didasarkan pada keadaan sekolah sebenarnya yang berkaitan dengan kompetensi guru.

Seperti disebutkan Sri Hartati, Sulthan Syahril dan Rina Setyaningsih dalam artikel penelitiannya menyebutkan bahwa, “strategi yang diperlukan untuk mengatasi isu-isu strategis tersebut tidak diprioritaskan, namun dapat diterima dan dilaksanakan. Hal ini menyiratkan bahwa strategi tersebut harus ditinjau kembali oleh semua pihak yang terlibat. Meskipun ada kelemahan yang dijelaskan oleh kepala sekolah, pembuatan jadwal pelatihan memakan waktu”23.

Perencanaan strategis adalah proses yang melibatkan pengembangan kebijakan yang menentukan perubahan karakter atau arah organisasi. Untuk mendukung perencanaan strategis sekolah, yang dimulai dengan menentukan apa yang harus dilakukan dan apa yang bisa dilakukan. Kemudian, berupaya memastikan seluruh organisasi sekolah dapat dirancang dengan baik .

Perencanaan strategis adalah proses dimana anggota kepemimpinan organisasi mengembangkan visi untuk masa depan organisasi dan prosedur serta operasi yang akan mendukungnya. Menurut Astuti memberikan penjelasan bahwa “Perencanaan strategis juga dapat dipahami sebagai

23 Setyaningsih,et al, ‘Implementasi Perencanaan Strategis Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Pendidik Di Smkn 1 Negeri katon Kabupaten Pesawaran’, UNISAN Jurnal: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan, (2023), 86.

kegiatan untuk menentukan rencana pembangunan jangka panjang” 24.

Berdasarkan temuan penelitian Rika Maria dan Hadiyanto, beberapa alasan Rencana Strategi (RENSTRA) penting bagi suatu organisasi 25. Adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kerangka dasar perencanaan lainnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan peralatan dan pengelolaan sumber daya peralatan.

2. Renstra digunakan sebagai titik awal untuk mengevaluasi aktivitas manajer dan organisasi.

3. Renstra membantu perusahaan dalam berpikir strategis dan mengembangkan strategi yang efektif.

4. Jelas mengarahkan masa depan organisasi.

5. Menetapkan prioritas

6. Membuat keputusan sekarang dengan mempertimbangkan masa depan.

7. Menetapkan landasan yang konsisten dan kokoh dalam pengambilan keputusan.

8. Menyelaraskan ketersediaan maksimal satuan kerja dalam organisasi dengan tujuan kegiatan yang telah ditetapkan.

9. Membuat keputusan di berbagai tingkat dan fungsi.

24 R. Astuti, ‘Strategi Komunikasi Pembangunan Dalam Mempertahankan Pasar Tradisonal Sentral Benteng Di Kabupaten Kepulauan Selayar.’, 2017

<http://repositori.uin-

alauddin.ac.id/id/eprint/6267%0A>.

25 Maria and Hadiyanto, ‘Urgensi Perencanaan Strategis Dalam Meningkatkan Pengembangan Dan Mutu Pendidikan’, Edukatif : Jurnal Ilmu

Pendidikan, (2021), 24

<https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/vie w/742>.

(10)

127

10. Menyelesaikan permasalahan organisasi

11. Sebagai alat untuk membantu meningkatkan kinerja organisasi.

12. Secara efektif menangani keadaan yang berubah dengan cepat.

Proses menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai serta menetapkan jalur dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan seefisien dan seefektif mungkin dikenal dengan istilah perencanaan mutu pendidikan Islam atau lembaga pendidikan umum. Menurut Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, “Salah satu strategi peningkatan mutu pendidikan Islam adalah dengan mendirikan organisasi pendidikan Islam yang berpotensi memperoleh keunggulan kompetitif dengan menciptakan dan memberikan nilai pelanggan lebih banyak dengan kinerja yang lebih baik” 26. Organisasi pendidikan Islam ini tentunya didukung dengan strategi kolaboratif (Cooperatif Strategy).

Dalam menyusun rencana ataupun strategi memerlukan analisis yang kuat dari seorang pemimpin atau pun stakeholder pemimpin memiliki peran sebagai penentu arah dan tujuan bagi organisasi ataupun sekolah yang ia pimpin, pemimpin memiliki peran atau memiliki kendali dalam perencanaan baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Seorang pemimpin dalam menyusun rencana memerlukan para pemangku kepentingan lainnya untuk membantu dalam pengambilan keputusannya.

Hadijaya didalam bukunya

“mengungkapkan bahwa budaya memberikan penjelasan atas kesulitan besar yang dihadapi

26 Moh. Nur Dhuka, ‘Perencanaan Strategis Mutu Pendidikan Agama Islam’, Journal of Industrial Engineering & Management Research, 3.5 (2022), 287–98.

organisasi ketika ia berusaha untuk mengubah arah strategisnya. Bukan hanya memiliki budaya yang “benar” yang merupakan esensi dan dasar dari kehebatan organisasi, juga dinyatakan bahwa kesuksesan atau kegagalan dari reformasi bergantung pada kearifan dan kemampuan manajemen untuk mengubah budaya penggerak organisasi pada waktunya dan pada waktu dibutuhkannya perubahan strategi”27. Dengan demikian di sini dapat pula dikembangkan budaya mutu yang dikaitkan dengan perencanaan strategis untuk peningkatan mutu pendidikan Islam.

Perencanaan peningkatan mutu, bisa dilakukan melalui budaya mutu, untuk itu budaya mutu juga mengacu kepada beberapa hal yaitu:

Pertama, melalui sikap ataupun norma- norma dan nilai yang mendukung dalam peningkatan mutu dalam hal ini juga sekolah harus terus-menerus mendukung peningkatan kualitas pendidikan.

Kedua, pihak sekolah/madrasah harus bisa berupaya untuk menciptakan lingkungan sekolah/madrasah, yang mana semua para anggota yang ada disekolah seperti guru, murid, kepala sekolah, dan juga staf yang ada untuk menciptakan dan juga mengembangkan suatu kebiasaan yang mampu untuk meningkatkan mutu/kualitas para siswa, melalui budaya ataupun kebiasaan yang mampu menunjang pemikiran ataupun keterampilan mereka, baik secara akademik maupun non akademik, contohnya: pidato, tahfidz, dan ekstrakulikuler yang ada disekolah.

Perencanaan Manajemen strategis di lembaga pendidikan harus dimulai dengan analisis lingkungan internal dan eksternal sekolah. Setelah itu, data harus dikumpulkan

27 Yusuf Hadijaya, Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidikan Efektif., Cet. Ke-3 (Medan:

Perdana Publishing, 2023).

(11)

128

dan visi, misi, tujuan, dan tujuan sekolah yang semuanya berfokus pada keunggulan dan masa depan sekolah - harus dikembangkan.

Karena orang luar akan menggunakan layanan alumni, mereka harus hadir. Untuk melakukan ini, Anda harus memperhatikan apa yang dibutuhkan masyarakat dan pasar.

Peningkatan Kompetensi Mutu Guru

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat perilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, diinternalisasikan, dan dikendalikan oleh pendidik dalam rangka melaksanakan tugasnya. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, menjadi landasan kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik 28.

Instrumen kompetensi guru didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang telah diubah berdasarkan penelitian.

Berdasarkan peraturan tersebut, seorang guru perlu memiliki empat kompetensi yang berbeda: sosial, profesional, kepribadian, dan pedagogi. Standar Nasional Pendidikan, yang mencakup kemahiran dalam materi pelajaran, kesadaran akan kualitas unik siswa, pembelajaran pendidikan, dan pertumbuhan profesional dan pribadi pendidik, dimasukkan ke dalam instrumen sertifikasi guru, yang didasarkan pada Undang-Undang Sistem

28 Sastrawan, ‘Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran’, Jurnal Penjaminan Mutu, 2016, 65–73

<http://www.ejournal.ihdn.ac.id/index.php/JPM/art icle/view/73>.

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Bakat mengajar, kesadaran pendidikan, penguasaan kurikulum dan media pembelajaran, serta watak positif merupakan indikator tenaga pengajar yang berkualitas.

“Para guru adalah sumber daya manusia yang dianggap sebagai aset penting”

29. Indikasi lain bahwa standar pendidikan di Indonesia telah jatuh di bawah harapan meliputi:

1) kualitas sumber daya fasilitas fisik yang tidak seimbang;

2) kompetensi guru;

3) kesejahteraan guru, terutama guru non-PNS;

4) pencapaian siswa di bawah rata-rata;

5) kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan;

6) relevansi kurikulum untuk kebutuhan masyarakat; dan 7) biaya pendidikan yang tinggi.

Dalam penelitian Wibowo & Subhan, untuk membantu pendidik tampil lebih baik,

“kepala sekolah harus sering memberikan insentif dan lingkungan yang ramah untuk pertanyaan, menyediakan sumber daya untuk membantu instruktur menghasilkan makalah ilmiah, mendorong guru untuk menghadiri seminar, dan mengambil tindakan lain seperti menambahkan mereka ke MGMP. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperjelas tanggung jawab masing-masing orang, kepala sekolah memberikan bimbingan kepada kedua pendidik dan staf pendidikan dalam membangun pendidik”30. Salah satu

29 Kartiko, ‘The Influence of Teacher Professional Competence on Education Quality Through Infrastructure as an Intervening Variable.’, 3(2), (2023), 245–260.

30 Wibowo and Subhan, ‘Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan’,

(12)

129

contoh praktis dari hal ini adalah ketika kepala sekolah melakukan pelatihan internal dan mengikuti MGMP setiap bulan di tingkat distrik dan rayon.

Sumber daya guru mencakup perencanaan, perolehan, pengorganisasian, pengawasan, pelatihan dan pengembangan, penggajian, evaluasi, dan penghentian, semuanya merupakan bagian dari proses pencapaian berbagai tujuan pendidikan, yang mencakup tujuan individu, madrasah, dan masyarakat. Tujuan pengelolaan sumber daya, juga dikenal sebagai manajemen energi pendidikan, adalah untuk menjaga lingkungan yang menyenangkan sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya pendidikan 31.

Selain itu, kehadiran pengajaran berkualitas tinggi merupakan prasyarat bagi praktik dan sistem pendidikan berkualitas tinggi. Guru memegang peranan strategis yang sangat penting dalam menentukan mutu hasil pendidikan, baik tinggi maupun rendah.

Oleh karena itu, peningkatan jumlah dan kualitas guru harus menjadi prioritas utama dalam upaya peningkatan standar pendidikan

32.

Akibatnya, dapat diklaim bahwa upaya untuk menaikkan standar pendidikan di sekolah harus berfokus terlebih dahulu pada peningkatan kualitas guru, karena ini melibatkan sejumlah tindakan, salah satunya adalah menaikkan tingkat kompetensi dan

Indonesian Journal of Islamic Educational Management, (2020), 16.

31 Yumnah and others, ‘Strategi Kepala Sekolah Dalam Mengelola Sumber Daya Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan’, Munaddhomah:

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, (2023), 104

<https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v4i1.350>

32 Adri Efferi, ‘Model Pendidikan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan’, Quality, (2015), 56

<https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Quality/a rticle/view/1905>.

mendapatkan sertifikasi guru. Dengan demikian, tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan dan memeriksa bagaimana sertifikasi guru dan tingkat kompetensi mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjadi pendidik berkualitas.

Untuk membuat dan menyampaikan konten relevan dengan menggunakan strategi, teknologi, dan pendekatan pengajaran terkini di kelas, seorang guru harus memiliki kompetensi yang tinggi. Hal ini akan meningkatkan proses pembelajaran itu sendiri dan berkontribusi pada penyampaian pendidikan berkualitas tinggi. Kemajuan pendidikan sangat bergantung pada kualitas siswanya. Keberhasilan guru dalam mendidik dan membimbing siswanya bahkan dapat mempengaruhi kualitas siswanya.

Guru adalah pendidik yang mempunyai tugas pokok dengan tanggung jawab profesional, antara lain melatih, membimbing, mengarahkan, mengajar, mendidik, menilai, dan menilai peserta didik mulai dari pendidikan dasar sampai menengah atas, yaitu pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) atau pendidikan formal lainnya, menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 1 33.

Oleh karenanya Mutu guru itu berkaitan dengan kualitas tenaga pendidik (guru), untuk meningkatkan mutu seorang guru, bisa saja melalui berbagai pelatihan-pelatihan, dan pengembangan profesionalisme guru serta pengevaluasi terhadap guru, untuk memastikan bahwa mereka memiliki

33 Mudatsir, ‘Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan’, Educational Journal of Islamic

Management, (2021), 55–67

<https://doi.org/10.47709/ejim.v1i2.1192>.

(13)

130

kompetensi dan kinerja yang baik sesuai dengan standar mutu pendidikan.

Jadi mutu guru merujuk kepada sejauh mana seorang guru memiliki kualifikasi dan pengetahuan, dan keterampilan yang sangat diperlukan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas demi mendorong kualitas para peserta didik. Kemudian ada juga yang namanya guru pasca sertifikasi, ini merupakan sejauh mana guru telah memenuhi syarat sertifikasi, dan terus untuk meningkatkan kompetensinya setelah sertifikasi, ini melibatkan pembelajaran yang berkelanjutan, pengembangan profesional dan peningkatan kinerja guru.

Manajemen Penjamin Mutu Guru Pendidikan (MPMGP) berbasis sekolah/madrasah, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas guru, kepada satuan pendidikan, serta sarana dan prasarana pendidikan dilingkungan sekolah atau madrasah.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan kompetensi mutu dari seorang guru yaitu:

1) Pelatihan dan Pendidikan yang Berkelanjutan. Guru dapat meningkatkan pengembangan profesionalnya dengan berpartisipasi dalam lokakarya, seminar, atau kursus yang berkaitan dengan bidang keahliannya.

2) Bekerja sama dan bertukar pengalaman. mempromosikan kerja sama di antara para pendidik untuk bertukar keahlian.

Selenggarakan pertemuan atau forum yang sering untuk membicarakan teknik pengajaran yang efisien.

3) Bimbingan. Tetapkan program pendampingan sehingga pendidik

yang lebih berpengalaman dapat memberikan nasihat kepada pendidik yang kurang berpengalaman. Mentor dapat berbagi praktik terbaik dan

menawarkan panduan

bermanfaat.

4) Agar tetap terkini dan relevan, pendidik dapat terus

menyempurnakan dan

memperbarui RPPnya.

memanfaatkan sumber daya pendidikan yang terkini, seperti teknologi pembelajaran.

5) Penilaian Kinerja. Guru dapat menentukan bidang perbaikannya dan berkonsentrasi pada peningkatan kompetensi tertentu dengan bantuan sistem evaluasi kinerja yang efisien.

6) Penggunaan Teknologi.

Meningkatkan efektivitas pengajaran dengan memasukkan teknologi ke dalam proses pendidikan. Guru yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang penggunaan teknologi di kelas dapat mengikuti pelatihan khusus.

Dengan ketercapaiannya peningkatan kompetensi mutu guru melalui beberapa hal yang telah dijelaskan diatas, maka pelayanan terhadap lembaga pendidikan akan tercapai dengan baik dan memiliki daya tarik terhadap masyarakat. Layanan mutu lembaga pendidikan adalah sejauhmana lembaga tersebut mampu untuk memenuhi standart serta kualitas pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri. Layanan mutu pendidikan mencakup (a) Metode Pengajaran, (b) fasilitas sarana dan prasarana, (c) kualitas pengajaran.

(14)

131

Conclusion

Sebuah alternatif yang dapat mengatasi sejumlah permasalahan yang mengganggu pendidikan Indonesia saat ini adalah manajemen strategis. Semua organisasi, termasuk sekolah, menghadapi dua jenis lingkungan yang berbeda: internal dan eksternal. Dalam organisasi yang lebih besar, kedua jenis “tingkat lingkungan” ini hidup berdampingan dalam bentuk, jenis, dan jenis interaksi yang semakin kompleks.

Untuk mewujudkan impian pendidikan yang relevan dan bermutu, maka perlu dilakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semua orang yang terlibat dalam pendidikan menuntut dan mengharapkan pengajaran berkualitas tinggi.

Agar tidak terabaikan dan tetap mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain, sekolah harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan bermutu atas dasar ini.

References Buku

Hadijaya, Yusuf. (2023). Cet. Ketiga. Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidikan Efektif. Medan: Perdana Publishing.

Kartiko, A. (2019). Manajemen Mutu Pendidikan (A.

Vita (ed.)). Pustaka Bening.

Mastuki, HS, D. (2003). Managemen Pondok Pesantren,. Diva Pustaka,.

Mulyasa, E. (2017). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bumi Aksara.

Sagala, S. (2010). Manajemen Strategik dalam Miningkatkan Mutu Pendidikan. Alfabeta.

Sondang, P. S. (2012). Manajemen Stratejik. PT Bumi Aksara,.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Balai Pustaka

Artikel Jurnal:

Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah,

O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka.

Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974–980.

https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.339 4

Amon, L., Ping, T., & Poernomo, S. A. (2021).

Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jurnal Kateketik

Pastoral, 5(1), 1–12.

https://ojs.stkpkbi.ac.id/index.php/jgv/article/

view/117/96

Astuti, R. (2017). Strategi Komunikasi Pembangunan dalam Mempertahankan Pasar Tradisonal Sentral Benteng di Kabupaten Kepulauan Selayar. http://repositori.uin- alauddin.ac.id/id/eprint/6267%0A

Dacholfany, M. I. (2017). Inisiasi Strategi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Islami Di Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi. At-Tajdid : Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 1(01), 1–13.

https://doi.org/10.24127/att.v1i01.330 Dhuka, M. N. (2022). Perencanaan Strategis Mutu

Pendidikan Agama Islam. Journal of Industrial Engineering & Management Research, 3(5), 287–298.

Efferi, A. (2015). Model Pendidikan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Quality, 3(2), 237–256.

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Qual ity/article/view/1905

Hadi, A. (2018). Konsepsi Manajemen Mutu Dalam Pendidikan. Idaarah: Jurnal Manajemen

Pendidikan, 2(2), 269.

https://doi.org/10.24252/idaarah.v2i2.

5260

Hasanah, M., Sandy, P., Manan, M., & Amalia, J.

(2022). Analisis Strategi Perencanaan Mutu Satuan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. 5(2), 108–119.

Iskandar, J. (2019). Penerapan Manajemen

(15)

132

Strategik Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah. Paedagogia: Jurnal Pendidikan, 7(1), 171–186.

https://doi.org/10.24239/pdg.vol7.iss1.38 Latorre-Medina, M. J., & Blanco-Encomienda, F. J.

(2013). Strategic Management as Key to Improve the Quality of Education. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 81, 270–274.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.sbsp ro.2013.06.426

M. F., Gaffar. (2004). Membangun Kembali Pendidikan Nasional dengan Fokus:

Pembaharuan Manajemen Perguruan Tinggi Pada Era Globalisasi, Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia V ,.

Maria, R., & Hadiyanto, H. (2021). Urgensi Perencanaan Strategis dalam Meningkatkan Pengembangan dan Mutu Pendidikan.

Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 2012–

2024.

https://edukatif.org/index.php/edukatif/article /view/742

Mudatsir, M. (2021). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Lulusan. Educational Journal of Islamic Management, 1(2), 55–67.

https://doi.org/10.47709/ejim.v1i2.1192 Mufassir, Mohamad, R., & Mala, A. (2019). Model

kepemimpinan yang melayani dalam meningkatkan mutu pendidikan: Studi servant leadership kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah kota Gorontalo. Al-Minhaj:

Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 38–56.

Permana, N. S. (2017). Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi dan Sertifikasi Guru. STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 11(1), 1–8.

https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/studi adidaktika/article/view/513

Rohmah, R. A., Dewi, N. D. T., Hestya, E. W., & B.

(2023). Pemetaan Penelitian Seputar Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) pada Lembaga Keuangan

Syariah: Studi Bibliometrik VOSviewer dan

Literature Review.

https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenod o.10037117

Sastrawan, K. B. (2016). Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jurnal Penjaminan Mutu, 65–

73.

http://www.ejournal.ihdn.ac.id/index.php/JPM /article/view/73

Sri Hartati, Sulthan Syahril, R. S. (2023).

IMPLEMENTASI PERENCANAAN STRATEGIS DALAM MENINGKATKAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SMKN 1 NEGERIKATON KABUPATEN PESAWARAN. UNISAN JURNAL:

JURNAL MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN, 02(04), 265–286.

Sufia, I., Budianto, E. W. H., & Dewi, N. D. T.

(2023). Akad Salam pada Inklusi Keuangan Syariah: Studi Pustaka (Library Research). October.

https://doi.org/10.5281/zenodo.10042641 Turmidzi, I. (2022). Implementasi Perencanaan

Strategis Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah. Tarbawi, 5(2), 90–100.

https://stai-binamadani.e-journal.id/Tarbawi Warisno, A. (2019). “Pengembangan Sumber Daya

Manusia Dalam Peningkatan Mutu Lulusan Pada Lembaga Pendidikan Islam Di Kabupaten. Ri’ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 3, 99.

Wibowo, A., & Subhan, A. Z. (2020). Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Indonesian Journal of Islamic Educational Management, 3(2), 108–116.

Yumnah, S., Iswanto, J., Pebriana, P. H., Fadhillah, F., & Fuad, M. I. (2023). Strategi Kepala Sekolah Dalam Mengelola Sumber Daya Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan.

Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan

Islam, 4(1), 92–104.

https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v4i1.

350

(16)

133

Referensi

Dokumen terkait

manajemen strategis adalah untuk membantu organisasi merumuskan strategi yang lebih baik melalui. penggunaan pendekatan

Visi manajemen mutu total dipusatkan pada menemukan kebutuhan para penggunaan lulusan ( customer ), persiapan melibatkan masyarakat secara menyelurh dalam

Keberhasilan SMP Negeri 1 Kemranjen dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak lepas dari penerapan manajemen strategi peningkatan mutu pendidikan yang baik,

Kepala sekolah memahami tentang manajemen dan penerapan kurikulum 2013 di SDN Butuh. Kepala sekolah berusaha untuk mengikutkan seluruh guru untuk mengikuti diklat

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Prabumulih sudah baik yang

Penerapan manajemen berbasis sekolah pada SMP Negeri 12 Palembang memiliki manfaat, terutama dalam hal: 1 Memperkenankan orang-orang yang kompeten disekolah untuk mengambil keputusan

Konsep Perencanaan Manajemen Pembiayaan Pendidikan untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Guru merupakan unsur penting dalam pendidikan organisasi yang amat menentukan, maka hal-hal yang

Perubahan yang terjadi di lingkungan strategis pendidikan menyebabkan peningkatan permintaan dan tantangan untuk meningkatkan mutu luaran pendidikan