Manual Pemeliharaan Jalan Kabupaten
:TAKAAN BIPRAM BINA MARGA - PU
, 294(02)
MANUAL PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIRJEN BINA MARGA
DEPARTEMEN
DALAM NEGERI
DIRJEN BANGDA
PETUNJUK PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN
- i -
DAFTAR lSI
1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Serta Ruang Lingkup Pemeliharaan Jalan 1.2 Struktur Buku Penuntun
2. AHLI PEMELIHARAAN JALAN 2.1 Pembentukan Organisasi
2.2 Tanggung Jawab Ahli Pemeliharaan Jalan 2.3 Hubungan dengan Lokasi Pekerjaan 2.4 Tanggung Jawab Selanjutnya
3. · KEGIATAN PEMELIHARAAN
3.1 Penggolongan Kegiatan Pemeliharaan Rutine 3.l.A.1 Pemeliharaan rutine
3.l.B.1 Pemeliharaan teratur jalan tanpa perkerasan 3.l.B.2 Pemeliharaan teratur jalan dengan perkerasan 3.l.C.l Pemeliharaan berkala jalan tanpa perkerasan 3.LC.2 Pemeliharaan berkala jalan dengan perkerasan 3.1.0.1 Pemeliharaan segera
3.2 Perencanaan Pemeliharaan dari Kategori Berbeda 4. INVENTARISASI JARINGAN JALAN
4.1 Pendahuluan
4.2 Penentuan Karakter Fungsi Jaringan Jalan
43 Pembagian Jaringan Jalan ke dalam Seksi dan Subseksi 4.4 Acuan Seksi dan Subseksi
5. PEMERIKSAAN JARINGAN JALAN 5.1 Pendahuluan
5.2 Tim Pemeriksa
5.3 Keperluan Pemeriksaan 5.4 Prosedur Pemeriksaan
5.4.1 Saluran sisi dan titik balik (seluruh jalan) 5.4.2 Bahan lepas (jalan kerikil)
5.4.3 Cekungan bekas roda (seluruh jalan) 5.4.4 Gelombang muka jalan (seluruh jalan) 5.4.5 Retakan (jalan dengan perkerasan) 5.4.6 Lubang-lubang (~eluruh jalan) 5.4.7 Kerusakan sisi (jalan diperkeras) 5.4.8 Ilustrasi kerusakan
5.5 Formulir Pemeriksaan
Halaman
1 - 1 1 - 1 1 - 1 2-1 2-1 2- 1 2- 1 2-2 3- 1 3- 1 3-1 3- 1 3- 1 3-1 3-1 3-2 3-2 4- 1 4-1 4-1 4 - 1 4-2 5-1 5-1 5-1 5-2 5-2 5-2 5-2 5-3 5-3 5-3 5-4 5-4 5-4 5-4
- ii -
DAFTAR lSI
(Lanjutan)6. KERUSAKAN JALAN DENGAN PERKERASAN 6.1 Pendahuluan
6.2 Kerusakan, Penyebab dan Akibat
6.2.1 Bleeding atau permukaan perkerasan lengket/
berminyak 6.22 Retakan
6.2.3 Cekungan bekas roda dan ceruk 6.24 Kerusakan pinggir
6.25 Lubang
6.26 Bahan terlepas
6.3 Pelaksanaan Pekerjaan Perbaikan
6.3.1 Perbaikan bleeding dan permukaan yang lengket/
berminyak
6.3.2 Perbaikan retak-retak kecil 6.3.3 Perbaikan kecil penurunan
6.3.4 Perbaikan retakan Iebar dengan campuran pasir-aspal
6.3.5 Perbaikan retak-retak terisolasi
6.3.6 Pengisian ceruk-ceruk dalam dengan aspal bercampur panas atau dingin
6.3.7 Pengisian lubang, kerusakan pinggir, dsb 6.4 Penerapan Lapis Penutup
6.4.1 Keberkalaan
6.4.2 Lapis penutup yang berbeda jenis 6.4.3 Pekerjaan Persiapan
6.4.4 Pelaksanaan Pekerjaan dengan truk pembagi 6.4.5 Pelaksanaan pekerjaan dengan pembagi aspal kecil 7. KERUSAKAN JALAN TANPA PERKERASAN
7.1 Pendahuluan
7.2 Kerusakan, Penyebab dan Akibat 7.21 Bekas gilasan
7.2.2 Gelombang
7.23 Lengkung permukaan jalan atau penurunan sisi 7.24 Bahan permukaan terlepas
7.2.5 Parit erosi
7.2.6 Lubang-lubang . 7.3 Pelaksanaan Perbaikan
7.3.1 Rekonstruksi lapis pondasi atas
73.2 Perataan teratur dari permukaan jalan 73.3 Pengukuran terhadap gelombang 73.4 Perbaikan lubang-lubang
7.3.5 Penambahan kerikil jalan
Halaman
6-1 6- 1 6- 1 6- 1 6- 1 6-2 6-2 6-2 6-2 6-4 6-4 6-4 6-4 6-5 6-5 6-5 6-5 6-6 6-6 6-7 6-8 6-9 6- 10
7- 1 7- 1 7- 1 7-1 7- 1 7- 1 7-4 7-4 7-4 7-4 7-4 7-5 7-5 7-7 7-7
- lll -
DAFTAR lSI (Lanjutan)
Halaman
8. KEMUNGKINAN KERUSAKAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAAN
KURATIP UNTUK ELEMEN-ELEMEN SAMPINGAN JALAN 8-1
8.1 Elemen Sampingan Jalan : Bahu 8- 1
8.1.1 Kemungkinan Kerusakan Bahu 8 - 1
8.1.1.1 Gangguan pada bahu 8 - 1
8.1.1.2 Permukaan bahu terlalu tinggi 8 - 1 8.1.1.3 Cekungan bekas roda dan penurunan bahu 8- 1
8.1.1.4 Tumbuhhan tinggi pada bahu 8- 2
8.1.1.5 Bahu jalan terlalu rendah 8 - 2
8.1.2 Kegiatan pemeliharaan untuk bahu 8- 2
8.1.2.1 Menghilangkan gangguan 8 - 2
8.1.2.2 Menurunkan permukaan bahu 8 - 3
8.1.2.3 Pengisian ceruk dan cekungan bekas roda 8 - 3 8.1.2.4 Membersihkan tumbuhan pada bahu 8- 4 8.1.2.5 Penggunaan bahan pengisi pada bahu yang
terlalu rendah 8 - 4
8.13 Meninggalkan Lokasi Pekerjaan 8 - 5
8.2 Elemen Sampingan Jalan : Talud 8- 5
8.2.1 Kerusakan Talud yang dapat terjadi 8 - 5
8.2.1.1 Tumbuhan tinggi pada talud 8 - 5
8.2.1.2 Penggerusan talud 8 - 5
8.2.2 Kegiatan Pemeliharaan Talud 8 - 6
8.2.2.1 Pembersihan tumbuhan yang berlebih
pada talud 8 - 6
8.2.2.2 Pengukuran terhadap pengikisan 8 - 6
8.2.2.3 Perbaikan kelongsoran 8 - 7
8.2.3 Meninggalkan Lokasi Pekerjaan 8 - 8
8.3 Elemen Sampingan Jalan : Saluran Drainase 8- 9 8.3.1.1 Gangguan potongan melintang selokan 8- 9 8.3.1.2 Genangan air dalam selokan dan
pada bahu 8 - 9
8.3.1.3 Pendangkalan selokan 8- 9
8.3.1.4 Dasar tidak rata 8- 9
8.3.1.5 Penggerusan dasar atau talud selokan 8 - 9 8.3.1.6 Kcrusakan beton atau plesteran pasangan
batu sclokan 8- 9
8.3.2 Kegiatan Pemeli~araan Saluran 8- 10
8.3.2.1 Pembersihan selokan 8 - 10
8.3.2.2 Perbaikan kerusakan pengikisan 8 -11 8.3.2.3 Perbaikan kerusakan plesteran selokan 8 - 13
8.33 Meninggalkan Lokasi Pekerjaan 8 - 13
8.4 Elemen Sampingan Jalan : Gorong-Gorong 8 - 13
8.4.1 Kerusakan Gorong-gorong yang dapat terjadi 8 - 14
8.4.11 Pendangkalan gorong-gorong 8 - 14
8.4.12 Erosi pada ujung-ujung gorong-gorong 8- 15
8.4.13 Penurunan yang tidak sama 8 - 15
- iv-
DAFfAR lSI
(Lanjutan)Halaman
8.4.1.4 Korosi pada gorong-gorong lembaran
baja gelombang 8- 15
8.4.1.5 Kerusakan lubang pemeriksa atau pada
inlet dan outlet 8- 15
8.4.2 Kegiatan Pemeliharaan Gorong-Gorong 8- 15
8.4.2.1 Pcmbersihan gorong-gorong, inlet, outlet
dan lubang periksa 8- 16
8.4.2.2 Pcrbaikan akibat erosi di bagian hulu
dan hilir gorong-gorong 8- 16
8.4.2.3 Perbaikan penurunan yang tidak sama 8- 16 8.4.2.4 Perbaikan lapis pelindung atau gorong-gorong
lembar terkorosi 8- 17
8.4.3 Mcninggalkan Lokasi Pekerjaan 8- 18
8.5 Elcmen Sampingan Jalan : Jembatan 8- 18
8.5.1 Degradasi Jembatan yang dapat terjadi 8 -18 8.5.1.1 Akumulasi sampah di bawah dan pada jembatan 8- 18 8.5.1.2 Pengumpulan kerusakan kecil pada lantai
8.5.1.3 Kerusakan pendukung konstruksi
8.5.1.4 Erosi dasar sungai 8-19
8.5.1.5 Penurunan teras je~batan (lantai miring)
yang berdekatan dengan kolom 8- 19
8.5.2 Kcgiatan Pemeliharaan Jembatan 8- 19
8.5.2.1 Pembersihan jembatan dan lokasi jembatan 8- 19 8.5.2.2 Perbaikan struktur·atas jembatan 8-20
8.5.2.3 Perbaikan struktur pendukung 8- 21
8.5.2.4 Perbaikan erosi dasar sungai 8- 21
8.5.2.5 Pcrbaikan penurunan teras jembatan 8- 22
8.5.3 Mcninggalkan Lokasi Pekerjaan 8-22
8.6 Elcmcn Sampingan Jalan: Dinding Penahan 8-22
8.6.1 Kcrusakan Dinding Penahan yang Dapat Terjadi 8-22
8.6.1.1 Pendangkalan pipa drainase 8-23
8.6.1.2 Kerusakan dinding. 8-23
8.6.1.3 Penurunan dinding yang tidak sama 8-24
8.6.1.4 Dinding tidak stabil 8-24
8.6.2 Kcgiatan Pemeliharaan Dinding Penahan 8- 24
8.6.2.1 Perbaikan pipa drainase 8-24
8.6.2.2 Perbaik!ln kerusakan dinding 8-24
8.6.2.3 Perbaikan penurunan yang tidak sama 8-25
8.6.2.4 Perbaikan ketidakstabilan 8-25
8.6.3 i\1cninggalkan Lokasi Pekerjaan 8-25
8.7 Elemen Sampingan Jalan: Rambu Jalan 8-25
8.7.1 Kcrusakan Rambu Jalan yang dapat terjadi 8-25
8.7.1.1 Tanda jalan kotor 8-26
8.7.1.2 Kerusakan lapisan cat pada permukaan 8-26 8.7.1.3 Pemasangan tanda yang longgar atau hilang 8-26
8.7.1.4 Kerusakan pagar pengaman 8-26
8.7.1.5 Rambu jalan tidak terlihat 8-26
8.7.1.6 Tanda jalan pada jalur lintas yang
tak terlihat jelas 8- 26
- v -
DAFTAR lSI
(Lanjutan)8.7.17 Tonggak kilometer hilang atau pecah 8.7.2 Kegiatan Pemeliharaan Rambu Jalan
8.7.21 Pembersihan rambu jalan
8.7.22 Pengecekan kembali rambu-rambu jalan 8. 7.23 Perbaikan kecil pad a lokasi
8.7.24 Perbaikan pagar pengaman
8.7.25 Pengecatan kembali marka-marka pada permukaan jalan
8. 7.3 Meninggalkan Lokasi Pekerjaan 9. INVENTARISASI PEKERJAAN PEMELIHARAAN
9.1 Pendahuluan
9.2 Pemeliharaan Rutin Inventarisasi
9.3 Inventarisasi Pemeliharaan yang Berulang 9.4 lnventarisasi Pemeliharaan Periodik 9.5 Invcntarisasi Pemeliharaan Segera 9.6 Kcluaran Pekerjaan
9.7 Analisa Kebutuhan
10. RANCANGAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN 10.1 Pendahuluan
10.2 Prioritas
10.2.1 Perbaikan segera 10.2.3 Pekerjaan berulang 10.2.4 Pekerjaan periodik 10.2.5 Pekerjaan rutin lain 10.3 Jalan dan Tingkat Pemeliharaan 10.4 Analisa Prioritas
11. JADW AL PEKERJAAN 11.1 Pendahuluan
11.2 Jadwal Kerja Sepuluh Tahunan 11.3 Jadwal Kerja Tahunan
11.4 Jadwal Kerja Terinci 12. ORGANISASI PEKERJAAN
12.1 Persiapan Umum
12.2 Keselamatan pada Lokasi Pekerjaan
12.3 Peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan yang aman 12.4 Pemasangan Tanda-tanda Lalu lintas
12.5 Pelaksanaan Pekerjaan 12.6 Prosedur Laporan 13. PEMANTAUAN
13.1 Pcndahuluan
13.2 Pemeriksaan Lokasi 13.3 Tinjauan di kantor 14. KEPUSTAKAAN
.s -
26s-
27s-
27 8- 27 8- 28 S- 2S 8- 28 8- 28 9- 1 9 - 1 9 - l 9 - l1) - 2
!) - 2 9 - 2 ') - 2 l () - l 10 - l 10 - l 10 - l 10- 2 10- 2 10- 2 10-2 10- 3 11 - 1 11 - 1 11 - 1 11 - 1 11 - 2 12 - 1 12 -1 12 - 1 12 - 2 12 - 2 12 - 2 12 - 2
n-
1u-
l13 - 1 13 - l 14 - l
1 -1
1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Serta Ruang Lingkup Pemeliharaan Jalan
Penuntun ini adalah sebuah petunjuk yang praktis bagi rnanagemen dan pclaksanaan pemeliharaan jalan. Penuntun ini menggarnbarkan/melukiskan pendekatan yang rasionil, yang akan rnernbantu para ahli dalam bidang pemeliharaan dalam pengorganisasian dan pengontrolan kegiatan-kegiatan yang rnenjadi tanggung jawab mercka.
Pckcrjaan yang dibicarakan dalam pcnuntun ini adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk mcmclihara jalan supaya bcrada dalam keadaan yang baik.
Hal ini pcnting, karena biaya pembuatan jalan adalah sangat mahal.
Invcstasi permulaan hanya dapat ditebus ol~h adanya penjagaan dan pcmeliharaan yang baik dalam jangka waktu yang panjang. Sebuah jalan yang dibangun dengan baik dan sebuah jaringan jalan yang terpelihara dengan baik memberikan keuntungan sosial dan ekonomi yang penting, karena :
Mata rantai transpor, ternpat bergantungnya pembangunan, tetap berada dalam keadaan yang baik, siap untuk digunakan
- Jalan yang dipelihara dengan baik mempunyai umur pelayanan yang lebih panjang Biaya operasi menurun
Operasi transpor aman dan dapat dipercaya
Penuntun ini tidak rnenawarkan suatu rencana yang terperinci bagi sebuah organisasi pemeliharaan. Tidaklah terlalu masuk akan untuk menyajikan suatu perencanaan, karena sernua Kabupaten rnerniliki bagian Pekerjaan Urnumnya sendiri, dan bagian perneliharaan jalan pada urnurnnya adalah bagian dari pada departemen ini. Jadi saran-saran rnengenai, seperti yang ditawarkan oleh penuntun ini, harus diperkenalkan kedalam organisasi yang telah ada. Penuntun ini dapat mengadakan sedikit penyesuaian terhadap organisasi yang telah ada dan penyesuaian tcrhadap tugas berbagai-bagai orang yang bekerja didalam organisasi itu.
Problema sehari-hari dalarn menggariskan sebuah organisasi standar dengan peralatan standar yang dibutuhkan adalah faktanya bahwa total panjang jaringan jalan, kondisi jaringan jalan yang sebenarnya dan kondisi-kondisi topografis (datar, bcrombak atau bcrbukit-bukit) berbcda disemua Kabupaten.
1.2 Struktur Buku Penuntun
Penuntun ini adalah rnengenai :Peranan seorang ahli perneliharaan jalan, - Kegiatan-kegiatan perneliharaan,
Penginventarisasi jalan-jalan, Inspeksi jalan-jalan,
- Jenis-jenis tipe kerusakan,
Operasi pcrneliharaan yang sebenarnya.
2-1
2. AHLI PEMELIHARAAN JALAN 2.1 Pembentukan Organisasi
Ahli pemeliharaan jalan bertanggung jawab untuk organisasi pemeliharaan jalan dan kondisi jalan dalam suatu Kabupaten.
Dalam administrasi Kabupaten, ahli pemeliharaan jalan adalah staf Kepala Dinas Pekerjaan Umum. Dalam susunan organisasi kedinasan ini, ahli pemeliharaan jalan didampingi oleh antara lain yang terpenting adalah menejer bengkel.
Alhi pemeliharaan jalan mengatur stafnya sendiri yang terdiri dari bagian-bagian beriku t ini :
- Administrasi - Perencanaan
Pcrcncanaan Jalan - Perencanaan Struktur - Juru gambar
2 orang 1 orang 1- 2 orang 1 orang 2 orang
Kelompok kecil staf ini hanya untuk pekerjaan pemeliharaan. Mereka mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan mandor, tukang beserta anak buahnya dan juru ukur di lapangan.
Agak sukar untuk memberikan angka yang pasti dari jumlah tukang dan mandor serta juru ukur yang diperlukan per Kabupaten, karena akan bervariasi dari satu Kabupaten ke Kabupaten lain.
2.2 Tanggung Jawab Ahli Pemeliharaan Jalan
Ahli pemeliharaan jalan memiliki tugas utama sebagai berikut:
- Rancangan program tahunan pekerjaan pemeliharaan di Kabupaten dan perkiraan anggaran yang diperlukan
Pendistribusian alokasi dana untuk berbagai bagian jaringan jalan dan menetapkan prioritas jika dana teralokasi tidak memungkinkan untuk suatu program menye- luruh
Penyusunan jadwal pekerjaan
Pemantapan tingkat hasil kerja stafnya
Pemantapan efektivitas kegiatan pemeliharaan
Pemantapan pengeluaran sesungguhnya dan menyesuaikan dengan alokasi dana untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan.
2.3 Hubungan dengan Lokasi Peker jaan
Kebanyakan ahli pemeliharaan jalan cenderung menggunakan terlalu banyak waktu di belakang meja karena beban pekerjaan yang berat dan kekurangan jumlah staf yang dapat mengambil alih sebagian pekerjaan.
2-2
Walaupun demikian amatlah penting untuk seorang ahli pemeliharaan jalan untuk selalu berhubungan dengan lapangan, dengan alasan sebagai berikut :
Dia akan tetap berhubungan langsung dengan keadaan umum jalan di Kabupaten tempat ia bertugas
Dia akan berpengalaman luas di lapangan dalam hal mutu pemeliharaan yang harus dilaksanakan daripada hanya mempercayai laporan tertulis
Dia dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk menilai prioritas pemeliharaan jalan dengan lebih teliti
Kehadirannya di lapangan memungkinkan untuknya memberikan pemecahan jika tim bul masalah
Kehadirannya di lapangan memperkuat moral petugas lapangan dan akan memper- baiki tingkat kemampuan mereka dan hasil yang diberikan.
2.4 Tanggung Jawab Selanjutnya
Ahli pemeliharaan jalan harus menjamin bahwa seluruh personil dari organisasi pemeliharaan jalan memiliki pengetahuan dan patut untuk menjalankan tugas mereka.
Setiap anggota organisasi pemeliharaan jalan sebaiknya memiliki tingkat pendidikan yang sesuai untuk memperkuat organisasi. Untuk mempertahankan organisasi berfungsi dengan baik, harus diberikan kursus ataupun latihan untuk setiap kelompok, yang bertugas pada suatu tingkat tertentu dalam organisasi. Latihan ini sebaiknya ter- diri dari kursus formal dan magang. Latihan sebaiknya suatu gambaran keseluruhan dari kepegawaian dalam organisasi pemeliharaan sehingga personil yang mampu selalu tersedia untuk mengambil alih pekerjaan jika personil yang lebih ahli dipromosi atau dipindahkan ke tugas yang lain.
3- 1
3. KEGIATAN PEMELIHARAAN 3.1 Penggolongan Kegiatan
Kcgiatan pemeliharaan dapat digolongkan dalam empat kategori utama. Penggolongan didasarkan pada frekwensi kegiatan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
3.l.A.l
3.l.B.l
3.l.B.2
3.l.C.l
3.l.C.2
Pemeliharaan rutine : Diperlukan bagi setiap kategori jalan dan jenis pemeliharaan ini pada prinsipnya dimulai pada hari penyelesaian suatu jalan baru.
Contoh pemeliharaan rutin :
- Pemotongan rumput pada bahu dan talud jalan - Pembersihan semak
- Pembersihan dan atau pengerukan selokan tanah - Pembersihan gorong-gorong
- Pembersihan dan perbaikan kecil tanda-tanda jalan - Perbaikan kecil bahu dan talud
Pemeliharaan teratur jalan tanpa perkerasan : Diperlukan pada suatu inter- val dalam satu tahun, tergantung pada volume lalu lintas atau pergantian musim.
Contoh pemeliharaan teratur jalan tanpa perkerasan :
- Perbaikan atau penambalan lubang jalan dan alur roda pada permukaan jalan
- Perataan permukaan yang bergelombang
- Perataan untuk mendapatkan kemiringan melintang yang memadai - Perbaikan kecil jembatan, gorong-gorong dan lain-lain.
Pemeliharaan teratur jalan dengan perkerasan : Frekwensi pemeliharaan seperti untuk jalan tanpa perkerasan.
Contoh pemeliharaan teratur jalan dengan perkerasan : - Penambalan lobang jalan
- Perbaikan cerukan - Pengisian rotak
- Perbaikan sisi dan bahu
- Perbaikan jembatan dan gorong-gorong dan lain-lain.
Pemeliharaan berkala jalan tanpa pcrkcrasan : Diperlukan dengan interval beberapa tahun.
Contoh pemeliharaan berkala jalan tanpa pcrkerasan:
- Penambahan lapisan kerikil baru
- Perbaikan besar jembatan, gorong-gorong dan lain-lain.
Pemeliharaan berkala jalan dengan perkcrasan : Frekwensi seperti untuk jalan tidak beraspal.
Contoh pemeliharaan berkala jalan dengan perkerasan : - Laboran aspal satu/dua lapis
- Pelapisan aspal (overlay)
- Perbaikan besar jembatan, gorong-gorong dan lain-lain.
3.1.0.1
3.2
3.-2
Pemeliharaan segera : Perbaikan ini harus dilaksanakan segera. Kadangkala diperlukan tanda-tanda peringatan dan pembagian pekerjaan.
Contoh pemeliharaan segera :
- Tanah longsor atau kerusakan talud
Gorong-gorong atau saluran yang tersumbat Keruntuhan dinding penahan
Keropos (rongga) yang dalam dan berbahaya, misalnya : disebabkan oleh kerusakan gorong-gorong atau pengikisan.
Perencanaan Pemeliharaan dari Kategori Berbeda
Kegiatan pemeliharaan yang disebutkan pada 3.1 daat dijadwalkan dalam seluruh tahun. Kekecualian adalah bahwa pemeliharaan mendesak tidak dapat direncanakan.
Dalam satu tahun, pemeliharaan rutin dan teratur akan menggunakan sejumlah uang yang hampir sama dan jumlah pekerjaan yang hampir sama pula untuk organisasi pemeliharaan.
Perencanaan dan penyusunan anggaran untuk pemeliharaan berkala sedikit mudah.
Pengetahuan mengenai riwayat jalan menjadi penting. Bila jalan akan memerlukan penguatan ? Apakah gorong-gorong dalam keadaan kritis ? Pengalaman merupakan bantuan yang besar bagi ahli pemeliharaan jalan. Bantuan selanjutnya akan disedia- kan melalui prosedur pemeriksaan seperti pada bab 5. Prosedur pengawasan ini memungkinkan untuk suatu pemantauan lekat dari tingkah laku jalan dan mem- berikan suatu alat pembuat keputusan yang baik bagi ahli pemeliharaan jalan untuk mcncntukan saat tindakan pemulihan diperlukan.
Jika organisasi Kabupaten melaksanakan seluruh kegiatan pemeliharaan dengan kckuatan scndiri, akan bermanfaat jika memisahkan pclaksanaan pekerjaan pemeli- haraan berkala ke dalam lima atau sepuluh bagian yang hampir sama, sehingga beban pekerjaan akan terdistribusi merata dalam seluruh tahun. Jika organisasi Kabupaten terlalu kecil untuk operasi pemeliharaan berkala dapat dilakukan pelelangan peker- jaan dalam paket yang lebih besar untuk mendapatkan penawaran terendah kontraktor.
Pemeliharaan segera tidak dapat direncanakan baik dalam hal konsumsi waktu maupun biaya. Jadi anggaran pemeliharaan sebaiknya selalu memiliki beberapa perse- diaan untuk pekerjaan tidak terduga. Sebaliknya pekerjaan pemeliharaan segera yang merupakan bagian penting ini dapat dihindarkan jika prosedur pengawasan diper- tahankan. Pengawasan yang sungguh-sungguh dan teratur memungkinkan organisasi pemeliharaan mendeteksi kerusakan pada tingkat dini dan perbaikan dapat dilakukan dalam masa pemeliharaan rutin dan teratur dan lebih dari itu dengan biaya yang jauh lebih murah.
4-1
4. INVENTARISASI JARINGAN JALAN 4.1 Pendahuluan
Untuk setiap organisasi pemeliharaan, pembentukan sistem pemantauan jaringan jalan merupakan suatu tugas yang paling penting. Sistem pemantauan suatu jalan memer- lukan sistem pengumpulan data yang terorganisir baik.
kebutuhan dasar untuk sistem yang demikian adalah sebagai berikut :
- Pembagian jaring jalan ke dalam seksi-seksi dan subseksi. Subseksi-subseksi scbaiknya seseragam mungkin.
- Sctiap seksi dan subseksi harus diidentifikasi dengan suatu kode yang sederhana, tcrdiri dari nomor jalan, nomor seksi dan nomor subseksi.
4.2 Penentuan Karakter Fungsi Jaringan Jalan
Prakondisi untuk menggunakan suatu jaringan jalan kedalam seksi dan subseksi adalah karakter fungsi jaringan jalan yang berbeda. Kebutuhan pemeliharaan jalan yang akan bcrbeda-bcda tergantung pada karakter tersebut.
Pengcnalan dari suatu subdivisi ,suatu jaringan jalan dari jalan yang berbeda-beda kelasnya dapat dilakukan menurut tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1 Evaluasi fungsi jalan
Kelas LHR (Lalu lintas Jenis permukaan harian rata-rata)
- - -
III-A 500-3000 Diperkeras
III-B1 200- 500 Diperkeras
III-B2 50- 200 Diperkeras
III-C <50 Tidak diperkeras
---·
Tabcl tcrsebut dapat disesuaikan untuk kebutuhan spesifik dari setiap Kabupaten.
4.3 Pembagian Jaringan Jalan ke dalam Seksi dan Subseksi
Sebclum sebuah jaringan jalan dapat dibagi kedalam seksi-seksi, klasifikasi jalan harus ditunjukkan pada suatu peta berskala besar, misalnya sebuah peta topografi dengan skala 1: 100.000.
Peta berskala besar ini harus ditransformasikan ke dalam peta jalan yang diseder- hanakan. Peta inilah yang akan digunakan untuk membagi jalan ke dalam seksi dan sub seksi. Keterangan berikut disajikan pada peta jalan :
- Karakteristik fungsi jalan - Batas-batas Kabupaten - Struktur teknis yang penting
Lokasi kota dan desa-desa Lokasi seksi dan subseksi
4-2
Sebagai contoh pada akhir bab mt akan dibcrikan scbuah pcta jalan yang discdcr- hanakan.
Subseksi-subseksi harus berkarakter seseragam mungkin dengan memperhatikan perubahan-perubahan dari :
Lebar potongan melintang - Tipe struktur perkerasan
Lingkungan atau kemiringan/talud (misalnya : galian, timbunan, daerah tcrbuka, hutan, desa, perbedaan ketinggian dan lain-lain).
Panjang suatu subseksi tidak boleh kurang dari 100 meter dan tidak lebih dari 500 meter.
Lebih baik jika seksi-seksi berkesesuaian dengan seksi-seksi yang digunakan untuk maksud-maksud berikut ini, seperti perhitungan lalu-Iintas, survey kecelakaan dan lain- lain.
Panjang seksi-seksi tergantung pada panjang subseksi-subseksi. Jumlah subseksi dalam suatu seksi tidak boleh melebihi dari lima. Seksi-seksi harus dipilih dalam cara yang beralasan misalnya diantara : desa, pertemuan atau simpangan utama, perlintasan, jem- batan, dan lain-lain.
Pengawasan jaringan jalan akan lebih mudah jika dipersiapkan peta-peta situasi yang besar untuk setiap seksi dan subseksi. Peta-peta ini dapat memberikan sejumlah besar keterangan pada inventarisasi seksi dan subseksi dan memungkinkan pemeriksaan yang lebih baik untuk gorong-gorong dan struktur-struktur kecil lain. Peta-peta situasi tersebut harus memuat keterangan berikut :
Lokasi jembatan dan gorong-gorong
Lokasi pengambilan material dan lubang galian dan panjang jalan masuk ke sumber bahan dan sumur galian tersebut
Lokasi perlintasan dan persimpangan - Station
4.4 Acuan Seksi dan Subseksi
Batas seksi dan subseksi harus ditandai di lapangan. Sistem pengacuan yang tcrpakai luas adalah sistem yang menggunakan tanda-tanda posisi dan jarak dari tanda posisi.
Sistem ini memungkinkan pendataan likasi dengan mudah dan pembaharuan sistem dapat dilakukan tanpa mempengaruhi daerah-daerah yang tidak termasuk dalam pem- baharuan.
Tanda-tanda posisi adalah untuk hal-hal yang khusus seperti pos penandaan yang sudah ada, persimpangan atau perlintasan jalan, gorong-gorong, jembatan dan lain-lain.
4-3
Bila elemen jalan terpisah jauh satu dengan lainnya, atau bila suatu tanda diperlukan pada sebuah lokasi yang tidak tersedia elemen jalan yang memadai, pos penandaan khusus harus dibuatkan. Hal ini dapat terjadi dalam hal perubahan suatu lingkungan jalan atau pada perubahan ketinggian yang penting.
Letak tanda-tanda harus dapat dikenali dengan mudah di lapangan dan terhindar dari kemungkinan tersingkirnya tanda tersebut.
4-4
Gombar 4.1 Peta diagram Kabttpaten Kunci
IliA
I I I B.l
II I B.2
IIIC
Skala
Lalu lintas harian rata-rata tahunan
Jenis per- mukaan
Lebar(~)~---
---~---~---,
500- 300
200- 500
50- 200
< 50
As pal
As pal
As pal
tanpa per- kerasan
6 , 0 0 -
4,50 IICCIJ
4,50 a:rm:m
3,50 ~
---'---·--
---
Jcmbatan bcsar
Alinyemcn substandar Kota utama
- - - - _ _ _ _ _ _ _ _..j
10 20 30 40 50 km
'
/
E;
I/
-
/
y
- -
I
IF ____ _
'-..
_-G
M
---
...X
---
...'\
\V
N
\
\
\
\
\
--...
- - - -
- · -I IJ I
4-5
Gambar 4.2 Peta situasi invelltarisasi jalan
A 12
1_0_2/_1 ______ ~]
[r--+ __ __
Kcrikil (5 km)
- - - -
·:::·:.
.·:. .
·. · ..
-- 100
Pasir bcrlempung
Kerikil (2 km)
::-·. ~
-::::.---- keY
ke tempat sumber bahan 7 km
- 91/1
ke X ) (",Sungai G
J ,,,
~~~ ' Rawa
I l l
8_~_11 _ _ _ _ _,)
C
Su nga i MPasir berlempung Kerikil ... . ... : ::,: ·: .
. ...
. ·:. ·...
.... 80
~
7,;.,;::8,;__::_/1 _ _ _
3 E--
£234 A ... 15121
A 12
keZ~
5-l
5. PEMERIKSAAN JARINGAN JALAN 5.1 Pendahuluan
Pemeriksaan jalan secara teratur adalab dasar dari selurub sistem pemelibaraan jalan.
Pemeriksaan teratur memungkinkan abli pemelibaraan jalan memantau perubaban jalan Kabupaten.
Untuk mendapatkan basil interpretasi pemeriksaan yang baik, sangat perlu untuk melatib para pemeriksa jalan mengenai prosedur pemeriksaan. Mutlak diperlukan babwa selurub pemeriksa menggunakan kriteria yang sama.
Frekwensi pemeriksaan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tabun, satu pemerik- saan sesaat sebelum musim bujan dan satu. pemeriksaan lagi sesaat setelab musim hujan. Selama musim hujan, pemantauan keadaan fungsi gorong-gorong dilakukan dalam interval yang teratur.
5.2 Tim Pemeriksa
Jumlah tim pemeriksa tergantung pada frekwensi pemeriksaan dan panjang jalan keseluruban yang akan diperiksa. Untuk suatu tim yang wajar, basil pemeriksaan 20 - 30 km per hari adalah merupakan suatu basil standar.
Pemeriksaan jalan dalam sebuah Kabupaten bukanlab pekerjaan tetap sehari-hari.
Kcmungkinan terbaik untuk melaksanakan pengawasan adalab menjadikan pemerik- saan sebagai bagian dari tugas anggota staf organisasi pemeriksaan.
Susunan sebuab tim pemeriksa jalan adalah sebagai berikut : Pemeriksa jalan
Pengamat
Pengemudi
Merupakan pimpinan tim. Ia adalah seorang ahli pemelibaraan jalan dan dilatih dalam prosedur pemeriksaan jalan. Ia bertang- gung jawab untuk organisasi pemeriksaan, ia mengisi formulir- formulir dan ia menentukan selurub kewajiban administrasi operasi.
Pembantu pemeriksa. Seringkali lebib praktis jika jalan diperiksa dari salab satu sisi oleb seseorang dan dari sisi yang lain oleb seorang lagi. Hal ini berarti babwa pengamat juga barus dilatib sebagai seorang pemeriksa.
Bertanggung jawab mengemudikan kendaraan dan pengang- kutan peralatan. Ia barus memiliki pengetabuan mengenai mesin kendaraan dan mampu mengemudikan sebuab kendaraan Kendali Empat Roda (Jip) dalam segala keadaan yang ditemui.
5-2
5.3 Keperluan Pemeriksaan
Perlengkapan berikut ini diperlukan untuk pemeriksaan di lapangan :
- Sebuah kendaraan yang cukup besar untuk mengangkut seluruh peralatan dan melindungi tim jika keadaan cuaca buruk. Untuk jalan tanpa perkerasan dalam suatu jaringan jalan kendaraan Kendali Empat Roda sangat direkomendasikan.
Peralatan pemberi tanda seperti : tanda-tanda jalan, kerucut, lampu rotasi untuk kendaraan dan bendera-bendera jika tim pemeriksa akan bekerja pada jalan kendaraan
Roda pengukur Pita pengukur (50 m) Pita pengukur (2 m)
Mistar atau mal lurus (2 m)
Alat pengukur ketebalan (pengukur deformasi baku) Kotak lengkung permukaan jalan dengan alat pengukur Cangkul
Kampak dua mata Formulir pemeriksaan Pena dan pensil
5.4 Prosedur Pemeriksaan
Hampir seluruh kerusakan memerlukan pengukuran luas dan panjang dari kerusakan.
Luas atau panjang pertama kali diidentifikasi dan diklasifikasikan menggunakan metoda yang dikemukakan pada paragraf berikut. Oleh karena panjang setiap seksi sekitar 100 - 500 m sehingga terdapat kemungkinan ditemui beberapa kerusakan dengan tipe yang sama di dalam satu subseksi. Kerusakan tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan tingkat kerusakan keseluruhan untuk setiap subseksi.
Berikut ini prosedur pemeriksaan akan digambarkan terinci :
5.4.1 Saluran sisi dan titik balik (seluruh jalan)
Permukaan air tanah di bawah sebuah jalan memiliki pengaruh yang besar terhadap kekuatan tanah dasar. Untuk menjaga agar air keluar dari struktur perkerasan, saluran sisi sebaiknya dipertahankan agar sedikitnya 1 (satu) meter di bawah permukaan jalan.
Dalam saluran sisi diukur setiap jarak 25 meter, menggunakan sebuah mal lurus dan pita pengukur.
5.4.2 Bahan lepas (jalan kerikil)
Suatu perkiraan dapat dibuat dari ketebalan kerikil pada jalan dengan memeriksa lubang-lubang atau menggali sebuah lubang kecil pada permukaan jalan hingga men- capai tanah dasar dan mengukur kedalaman dengan sebuah pita pengukur. Bahan harus ditempatkan dan dipadatkan dengan pemadat tangan (tamper hand).
5-3
Idealnya, ketebalan diukur segera setelah perataan permukaan. Tetapi ditinjau dari kesukaran saat pengukuran yang demikian dan keperluan pelaksanaan survey pada suatu basis rutin, pendekatan berikut mungkin akan lebih sesuai. Tim survey sebaiknya melakukan pengukuran pada setiap subseksi atau setiap jarak 200 m sepan- jang jalan.
Pada setiap titik survey, tim harus mengidentifikasi setiap alur roda yang tampak (bekas gilasan kendaraan yang menurun) yang jelas terlihat dan menggali dua lubang : satu pada bagian alur dan sebuah lagi pada puncak diantara alur roda. Ketebalan kerikil yang dicatat adalah rata-rata dari basil dua pengukuran.
5.4.3 Cekungan bekas roda (seluruh jalan)
Cekungan bekas roda diukur menggunakan standar pengukur deformasi. Pada mulanya, pengukuran akan dibuat hanya pada satu titik pada setiap seksi, tetapi setelah prosedur survey diperbaiki dan diperluas, dilakukan pengukuran yang lebih sering yang dibuat hingga pencatatan setiap 25 meter.
Kedalaman cekungan bekas roda diukur dengan menempatkan mal lurus 2 meter tegak lurus terhadap sisi jalan pada jalur roda. Bagian terdalam dari cekungan bekas roda di bawah mallurus menggunakan segitiga yang sudah dikalibrasi.
Kedalaman bekas gilasan inilah yang dicatat pada formulir.
Dalam beberapa hal pengembangan telah terbentuk pada sisi jalur gilasan sehingga meninggalkan bekas-bekas material pada perkerasan. Kondisi ini harus dilaporkan sebagai komentar pada formulir dan indikasi kondisi yang serius yang didapat dengan menaruh satu sisi mal lurus pada pengembangan dan pengukuran kedalaman maksi- mum dari bekas gilasan pada jalur roda.
Pengukuran cekungan bekas roda dibuat dalam jalur dua roda, terdekat pada kedua sisi jalan dan harga yang lebih besar dari dua bekas gilasan dicatat.
5.4.4 Gelombang muka jalan (seluruh jalan)
Gelombang diukur dengan menempatkan mal lurus seJaJar jalur roda, membentang diatas lekuk-lekuk gelombang. Kedalaman gelombang diukur pada titik terdalam dari suatu kelukan, menggunakan segitiga terkalibrasi. Harga tertinggi dari kedalaman dari setiap kelukan pada jalur roda adalah harga yang dicatat.
5.4.5 Retakan (jalan dengan perkerasan)
Sebuah retakan dapat muncul pada suatu garis permukaan (khususnya untuk aspal) tanpa dua sisi yang ditentukan dengan jelas. Keadaan ini menunjukkan tingkat dini dalam proses kerusakan, jika permukaan tetap tahan air.
Untuk maksud survey pengukuran kondisi, lebih praktis untuk menentukan suatu keretakan yang terlihat dari ketinggian berdiri.
Dari pemeriksaan dekat, celah yang demikian memiliki dua sisi yang jclas pada per- mukaan. Harus diingat bahwa keadaan ini lcbih jauh scpanjang jalur kcrusakan dari-
5-4
pada yang digambarkan di atas. Air akan menembus kedalam perkerasan melalui eelah yang mengganggu ini, tidak peduli apakah permukaan jalan diaspal atau per- mukaan yang hanya dirapikan.
Dalam euaea amat eerah, kadangkala amat sulit untuk melihat meskipun eelah eukup Iebar. Untuk hal ini dapat digunakan suatu metoda pernaungan daerah yang diamati.
Lebar retak pada aspal dapat berubah dengan jelas diantara dini hari dan tengah hari disebabkan ekspansi termal. Dalam beberapa hal, retak-retak dapat ditutup dan sama sekali tidak terlihat lagi.
Saat terbaik untuk melaksanakan survey adalah pagi hari atau disaat keadaan cuaca berawan, khusunya bila jalan mengering setelah hujan.
Dalam pelaksanaan survey retakan dieatat dua golongan : retakan akibat jalur gilasan roda kendaraan dan yang bukan diakibatkan oleh gilasan kendaraan. Pada masing- masing kasus, panjang jalan keseluruhan yang terganggu oleh retakan dicatat tanpa memperhatikan luas atau tingkat kerusakan pada jalan.
5.4.6 Lubang-lubang (seluruh jalan)
Jumlah lubang pada setiap sub seksi harus dihitung dan dieatat.
5.4.7 Kerusakan sisi (jalan diperkeras)
Kerusakan ini diukur pada sisi bagian jalan yang diperkeras yang berada pada jalur yang sama dimana alur roda diukur. Kerusakan pinggir yang berlebihan dicatat, jika pinggir terkikis lebih dari 15 em, dari posisi aslinya. Segitiga pengukur, dengan panjang 15 em, dilengkapi dengan sebuah alat sederhana untuk pengukuran kerusakan ini.
5.4.8 Ilustrasi kerusakan
Pada Annex A, foto-foto yang ada memberikan ilustrasi dari berbagai kerusakan.
5.5 Formulir Pemeriksaan
Pada akhir bab ini disajikan tiga eontoh formulir. Formulir ini dapat digunakan disaat pemeriksaan jaringan jalan.
Ketiga formulir ini adalah :
- Formulir pemeriksaan untuk jalan dengan perkerasan - formulir pemeriksaan untuk jalan tanpa perkerasan - Formulir pemeriksaan untuk struktur
LAPORAN INSPEKSI JALAN BERASPAL TANGGAL PENGAWAS
NO.RUAS NO. SUB- START km TIPE PERKERASAN
BAG IAN
KEGIATAN YANG Jarak
0 25 50 75 0 25 50 75 0 25
so
75 0 DIPERLUKANDrainase endapan sam ping gerusan Bahu perubahan
-
~-
~ jalan tumbuhgerusan 2an Bagian pinggi.r Kerusakan pmggu Cekungan bekas rodaz <
Jalur kend • ....l Keretakan
<
lam-lam....
z
Pengelupasan<
0 Lubang
<
t:Q Bleeding Tanda Jalur Kerusakan pinggir Bag1an pmggu
z
Bahu tumbuh2an<
jalanz
gerusan '<
~ perubahan
Drainase gerusan sam ping enclapan
Catatan/keterangan I I
' ' - -- L-
LAPORAN INSPEKSI JALAN TAK BERASPAL TANGGAL PENGAWAS I
NO. RUAS NO. SUB-
START km fiPE PERMUKAAN
BAG IAN
Jarak KEGIATAN YANG
0 25 50 75 0 25 50 75 0 25 50 75 0 DIPERLUKAN
Drainase . endapan sam ping gerusan ...
p::: Bahu peru bah an ...
~ jalan gerusan ·
tumbuh2an I
Ketebalan lapisan kerikil
Bahu tumbuh2an I
z
jalan gerusan<
perubahanz <
~ Drainase gerusansam ping endapan Ca ta tan/keterangan
Gundukan
zz
Perubahan memanjang<<
Cekungan bekas roda~;.::J
U.l<( Bergelombang
P...f--o
Lubang-lubang
l I I I 1 I I I I I I I I I
Ca ta tan/keterangan
L _ _ _ _ _ _ _
LAPORAN INSPEKSI BANGUNAN/PERLENGKAPAN TANGGAL PENGAWAS
NO.RUAS NO. SUB-
BAG IAN STARTkm
Jarak
Bagian
Kanan/Kiri
.
EndapanI:IOQO
perusan pada terjunanl c c
0 0
... ...
og,
Kerusakan struktural~ Kotor
0..
IV Kerusakan
~ QO
c Hi lang u c
O:~V ~~
c Kerusakan struktural
-
IV Ill.D
e
u Keru.sakaa struktural, walaupua riaaan....
harus dilaporkaa
Kegiatan yang diperlukan (Ca ta ta n/kete ran ga n)
6-1
6. KERUSAKAN JALAN DENGAN PERKERASAN 6.1 Pendahuluan
Bab m1 akan berkenaan dengan kerusakan jalan kendaraan dan jalan dengan per- kerasan. Akan diberikan suatu uraian mengenai degradasi yang paling dulu terjadi, dikaitkan dengan beberapa definisi begaimana tingkat kerusakan dapat dinyatakan.
Akan diberikan penyebab dari jenis kerusakan yang berbeda-beda dan akibatnya ter- hadap permukaan jalan jika pemeliharaan tidak dilakukan.
Bab ini juga memberikan keterangan tentang penerapan badan permukaan. Operasi ini dianggap sebagai kegiatan pemeliharaan berkala, sehingga umumnya akan di- lakukan oleh kontraktor, tetapi organisasi pemeliharaan harus memiliki pengetahuan yang cukup mengcnai hal ini untuk memeriksa basil pekerjaan Kontraktor.
Untuk hampir seluruh jenis kerusakan yang berbeda dua fakta penting harus selalu di- ingat :
- Kerusakan kecil akan tumbuh dengan kecepatan yang menakjubkan menjadi kerusakan besar.
- Kerusakan kecil mudah diperbaiki dengan biaya rendah, perbaikan kcrusakan bcsar memakan waktu dan sangat mahal.
Kerusakan bagian-bagian sisi jalan seperti bahu, saluran, talud dan lain-lain akan tcr- dapat pada Bab 8.
6.2 Kerusakan, Penyebab dan Akibat
6.2.1 Bleeding atau permukaan perkerasan lengket/berminyak
Uraian Berkilaunya permukaan jalan.Penyebab Terlalu banyak aspal digunakan untuk pelapisan.
Akibat Permukaan licin, berbahaya terhadap lalu lintas.
6.2.2 Retakan
UraianPenyebab
Retak-retak muncul dalam bentuk berikut:
a. Retak memanjang b. Retak melintang c. Retak seribu.
Bahan konstruksi berkualitas buruk Pelaksanaan konstruksi buruk
Daya dukung pondasi yang tidak mencukupi Usia permukaan
6-2
6.23 Cekungan bekas dan ceruk
Uraian Penyebab Akibat
Cekungan bekas adalah suatu ceruk, seJaJar dengan sumbu jalan, disebabkan kendaraan (truk) yang melewatinya.
Daya dukung struktur jalan yang tidak mencukupi. Per- kerasan yang tidak stabil.
Penyebab awal retakan dan penetrasi air terhadap badan pondasi.
6.2.4 Kerusakan pinggir
Uraian Penyebab
Akibat
6.2.5 Lubang
Uraian Penyebab
Akibat
Kerusakan pinggiran perkerasan, pembentukan suatu "tingkat"
diantara permukaan jalan dan bahu.
Kerusakan bahu, tidak ada dukungan.
Pemampatan yang tidak cukup terpampat. Jalur lintasan yang tidak cukup Iebar.
Peningkatan masalah yang cepat khususnya selama musim hujan.
Umumnya merupakan lubang berbentuk bulat pada per- mukaan jalan.
Bahan konstruksi berkualitas buruk.
Lepasnya bahan dari permukaan.
Retakan tidak teratur tingkat akhir.
Lubang-lubang bertambah dalam dan tersebar merata pada seluruh permukaan jalan.
6.2.6 Bahan terlepas
UraianPenyebab
Lepasnya kerikil dari permukaan yang memiliki pelapis.
Usia permukaan.
Ikatan yang buruk antara butir-butir perkerasan dengan aspal.
Permukaan licin.
6-3
Retakan
a. retak memanjang b. retak melintang c. retak seribu
Cekungan bekas
t
Perusakan pinggiran6-4
6.3 Pelaksanaan Peker jaan Perbaikan
Paragraf ini berkenaan dengan uraian beberapa kegiatan pemeliharaan, untuk men- jaga permukan jalan dalam kondisi yang baik. Tetapi sebelum setiap operasi pemeli- haraan dapat dimulai, prosedur berikut harus diikuti : · - Penyelidikan wilayah kerja.
- Pemasangan seluruh tanda-tanda jalan yang diperlukan, kerucut, rintangan dan se- bagainya. Jika lokasi pekerjaan lebih atau kurang tersembunyi, diperlukan tanda- tanda peringatan tambahan.
- Pekerjaan dapat dimulai hanya setelah penyelesaian pekerjaan yang disebutkan di atas. Secara normal suatu kelompok kecil petugas melaksanakan tugas-tugas ini se- belum kedatangan petugas pemeliharaan teratur.
6.3.1 Perbaikan bleeding dan permukaan yang lengket/berminyak
- Bersihkan seluruh kotoran misalnya lempengan, lempung ,dsb.- Taburkan pasir (disukai 0/5) pada permukaan yang terganggu.
- Sapukan pasir pada seluruh permukaan. Sebuah lapisan terdistribusi merata diting- galkan.
- Pengulangan operasi ini harus dilakukan beberapa kali.
Catatan : Dalam hal dimana bitumen berlebilz terlalu penting untuk dinetralisir dengan cara yang digambarkan diatas, pemecahan akhir adalah dengan membakar bitumen.
6.3.2 Perbaikan retak-retak kecil
- Bersihkan permukaan sebaik-baiknya dengan sebuah sapu.
- Semprotkan asp~ atau campuran aspal (aspal emulsi atau aspal cair) pada suatu tingkat 1,5 kg/m di seluruh daerah yang rusak. Gunakan aspal cair atau aspal emulsi lebih disukai dari penggunaan aspal murni, untuk pengisian retak-retak yang lebih baik.
- Sebarkan pasir merata pada permukaan yang telah disemprot. Kelebihan pasir da- pat disapu keesokan harinya.
6.3.3 Perbaikan kecil penurunan
- Tandai penurunan dan bersihkan bagian tersebut dengan sapu.
- Semprotkan aspal atau campuran aspal pada bagian yang rusak pada suatu tingkat 1.2 kg/m2
- Tabur kerikil pada permukaan yang telah disemprot. Tergantung pada kedalaman penurunan, kerikil 4/6 atau 6/10 dapat digunakan. Kerikil harus disebar merata pada permukaan tersebut.
- Penurunan berbentuk mangkuk dapat diisi lapisan yang lebih banyak.
- Penaburan kerikil harus segera diikuti dengan penggilas kerikil.
6-5
63.4 Perbaikan retakan lebar dengan campuran pasir-aspal.
Penerapan metoda ini memerlukan ketersediaan emulsi aspal, untuk mempersiapkan campuran dingin aspal-pasir.
Untuk campuran yang memuaskan, 20 liter pasir harus dicampur dengan 6 liter emulsi.
- Permukaan yang akan diperbaiki harus diberi tanda dan dibersihkan dengan sapu.
- Persiapkan campuran dalam suatu kereta dorong.
- Semprot bagian yang ditandai dengan emulsi.
- Tabur campuran dingin pada permukaan yang ditandai. Usahakan untuk me- ratakan material sebanyak mungkin kedalam retakan. Akhiri pekerjaan dengan penebaran merata, lapisan campuran dingin ketebalan 5 mm, pada bagian yang diperbaiki.
- Padatkan bagian yang diperbaiki.
63.5 Perbaikan retak-retak terisolasi
- Sapu ratakan sebersih mungkin.- Tuang aspal, aspal cair atau emulsi ke dalam retakan.
Retakan harus terisi penuh.
- Jika aspal atau aspal cair telah mendingin, pasir harus didistribusikan pada retakan yang sudah diperbaiki.
Emulsi harus dibiarkan sejenak untuk "tenang" sebelum pasir dapat dibagikan.
63.6 Pengisian ceruk-ceruk dalam dengan aspal bercampur panas atau dingin.
- Tandai bagian yang akan diperbaiki dan sapu bagian tersebut hingga bersih.
- Semprotkan lapis pengikat pada permukaan yang telah dibersihkan kira-kira 0.5 kg/m2.
- Taburkan campuran beton aspal pada bagian yang turun.
Lapisan ditabur dengan tangan harus satu sepertiga dari lapisan terpampat akhir (untuk mendapatkan material terpampat 3 em, lapisan ditabur tangan harus memi- liki ketebalan 4 em, sebelum pemampatan).
- Setelah penaburan dan perataan, bahan harus dipampatkan dengan mesing gilas kecil.
Catatan : Jika tidak ada campuran aspal tersedia, penurunan yang dalam harus diperlakukan se perti Lubang-Lubang ( Lihat 63.7 ).
63.7 Pengisian lubang, kerusakan pinggir, dsb.
Metoda ini berkenaan denga seluruh jenis penurunan yang tidak dapat diperbaiki menggunakan metoda yang disebutkan diatas.
- Tandai bagian yang akan diperbaiki.
- Gali bagian yang ditandai hingga mencapai bahan terpampat secara baik. Lakukan dengan dinding tegak dan bersihkan permukaan dasar.
Padatkan dasar galian dengan pemadat tangan.
6-6
Urug dalarn beberapa lapisan dan padatkan setiap lapis dengan pernadat tangan.
Bahan urugan sekurangnya berkualitas sarna dengan bahan badan pondasi.
- Lapisan akhir harus diselesaikan 3-5 ern diatas bahan sekitarnya (sebelurn perna- datan dengan penggilas.)
- Pernadatan akhir dengan penggilas getar atau pernadat tangan.
- Penyelesaian akhir tergantung pada jenis perkerasan jalan. Perrnukaan lubang diperbaiki sarna seperti pada bagian jalan yang lain.
6.4 Penerapan Lapis Penutup
Untuk penerapan lapis penutup, harus dilakukan perhatian yang sarna seperti untuk pelaksanaan pekerjaan perbaikan lainnya. Perhatian yang besar harus diberikan pada kearnanan pernakai jalan dan orang-orang yang bekerja di jalan.
Pekerjaan tidak pernah dirnulai, sebelurn tanda-tanda kerucut dan rintangan serta lainnya telah terpasang.
6.4.1 Keberkalaan
Lapis penutup terdiri dari perbaikan urnurn dari seluruh jalur kendaraan atau sebagian daripadanya. Kebutuhan lapis penutup secara teratur disebabkan oleh degradasi terus menerus dari permukaan jalan. Seluruh degradasi seternpat yang disebutkan pada 62, dapat meluas pada seluruh permukaan jalan. Kerusakan terbatas dan kecil harus diker- jakan sesuai dengan metoda pada paragraf 63. Kerusakan berikut adalah alasan yang paling umurn untuk lapis penutup.
Pengasakan batuan kecil pada permukaan jalan.
Batuan kecil terlepas dari permukaan jalan.
Lapisan perrnukaan hilang seluruhnya.
Pengasakan pecahan batu
Pecahan batu lepas
\ I I /
-
6-7
Setiap penerapan lapis penutup harus didahului dengan suatu rehabilitasi jalan atau seksi jalan yang akan diperbaiki secara lengkap.
Seluruh kerusakan kecil atau kerusakan yang meluas harus diperbaiki sesaat sebelum penerapan lapis penutup.
Lapis penutup dapat dianggap sejenis pengangkatan muka untuk permukaan jalan.
Pembentukan penurunan dan lubang-lubang akan berhenti sesaat, tidak ada lagi air dapat masuk ke dalam lapisan pondasi jalan dan jalan tidak lagi licin diwaktu hujan.
Aturan pengalaman umum adalah lapis penutup diperlukan setiap lima tahun sekali, tetapi perioda ini bervariasi dengan kualitas lapis atas dan intensitas lalu lintas.
Lapis penutup sebaiknya dilakukan dengan peralatan khusus seperti : - Alat untuk pencampuran untuk persiapan aspal cair
- Truk pembagi aspal cair Pembagi kerikil
Untuk operasi jenis ini lebih bijaksana untuk melelang pekerjaan pada kontraktor- kontraktor yang memiliki peralatan tersebut, atau empat atau lima Kabupaten bekerja sama untuk mendapatkan dana pembeli peralatan bersama.
Tentu saja lapis penutup dapat dilakukan dengan penyemprot aspal kecil yang digu- nakan saat ini di Kabupaten (lebih disukai hanya penyiram berkapasitas kecil 150 liter yang digunakan~ Prinsip penerapan lapis penutup dengan metoda yang dijelaskan se- belumnya, (menggunakan peralatan yang lebih canggih), hanya kecepatan produksi yang lebih kecil.
6.4.2 Lapis penutup yang berbeda jenis
Perbaikan permukaan yang jenis berbeda dapat dibedakan sebagai berikut :
Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) : adalah praktek perbaikan permukaan yang paling sering dalam pemeliharaan jalan. Perbaikan terdiri dari:
- satu lapis aspal yang disemprotkan - satu lapis penaburan batuan kecil.
Laburan Aspal Dua Lapis (BURDA) : Perbaikan ini secara normal digunakan se- bagai lapis akhir untuk pekerjaan baru. Perbaikan terdiri dari :
- dua lapis aspal yang disemprotkan - dua lapis batuan kecil yang ditaburkan.
Laburan Aspal Tiga Lapis jarang digunakan. Perbaikan terdiri dari : tiga lapis aspal yang disemprotkan
tiga lapis batuan kecil yang ditaburkan
Jika laburan aspal dua atau tiga lapis yang dianjurkah, batuan kecil yang digunakan untuk lapisan berbeda-beda, sebagai contoh :
batuan kecil lapisan pertama 10/14 batuan kecil lapisan kedua 6/10 batuan kecil lapisan ketiga 4/6
6-8
Agak sukar untuk memberikan rekomendasi jumlah aspal cair yang disemprotkan untuk penerapan perbaikan permukaan tunggal. Kuantitas bervariasi dengan ukuran batuan kecil dan struktur permukaan yang akan dip2rbaiki. Secara umum kuantitas yang diperlukan akan berada diantara 0,5 dan 1,5 kg/m
Jumlah bahan rata-rata untuk laburan aspal satu lapis (BURTU) adalah :
Ukuran 4/6 6/10 10/14
Batuan kecil 11m2
7 12 16
2
h
I I I I
,- ,-
, -
, - ,-- - - .l - - .1- - - ' - - -L - -~I - - - '\" - - "--~' -- ;r;- -?,
\ / \ I \ / \ I \\
\ ,
,, ,, ,,
). ~
"
\/
',
/\
/\
,' \/ >~i,/,
,' \ ,' \ ,' \
I V V
2
Pekerjaan de ngan truk pembagi aspal cair
Bitumen Aspal Cair kg/m2
0,65- 0,80 0.85 -1,10 1,00- 1,20
®
6- 9
6.4.3 Pekerjaan Persiapan
Scbelum perbaikan permukaan dapat dilakukan, bahan-bahan berikut harus di- pastikan:
A. Aspal
Apakah tersedia aspal yang mencukupi.
Apakah kualitas aspal dapat diterima.
B. Batuan Kecil
Apakah tersedia bahan yang mencukupi.
Apakah ukuran sudah tepat.
Apakah batuan cukup keras.
Apakah bentuk sudah tepat.
Apakah bahan berasal dari pecahan batu.
Juga kelekatan diantara aspal dan batu harus diperiksa. Jika kerikil dapat terangkat dari aspal tanpa bekas aspal (atau bekas kecil) pada permukaan batu, contoh batu dan aspal harus dikirim ke laboratorium khusus untuk mendapatkan saran. Sangat mungkin bahwa batu dapat digunakan dengan baik jika dapat dilapisi aspal dengan ketebalan yang dapat diterima.
Periksa daya lekat antara aspal dan batuan kecil
Pemeriksaan tambahan yang diperlukan harus dilakukan pada peralatan yang digu- nakan. Nozel truk pembagi aspal kecil harus memberikan aliran yang seimbang melalui seluruh nozel dan penguat ooze! harus terpasang sedemikian rupa sehingga aspal cair akan dibagi rata pada seluruh Iebar jalan.
6- 10
6.4.4 Pelaksanaan Pekerjaan dengan truk pcmbagi
A. Jalan harus dibersihkan dengan sebaik-baiknya, lebih disukai dengan penyapu mekanis berotasi. Setelah penyapuan, permukaan jalan harus diperiksa untuk lem- pengan lempung yang terjadi harus dihilangkan dengan cangkul.
B. Tegak lurus terhadap sumbu jalan dua lembar kertas ditaruh pada keseluruhan Iebar permukaan yang akan disemprot. Kertas dengan Iebar 0,50 m ditaruh pada awal dan akhir dari jarak yang akan ditempuh truk aspal cair. Kertas ini digu- nakan untuk menjamin sambungan yang baik dan beraturan dari jarak tempuh yang berbeda. Jarak tempuh tidak pernah lebih dari jumlah kerikil, yang dimuat ada truk, yang dapat menutupi.
Truk pembagi mulai bergerak dari jarak 20 rn sebelum kertas pertama untuk mengatur kecepatan dan truk sudah harus rnencapai kecepatan pernbagi yang ter- atur pada kertas pertama. Pada saat nozel rnelewati kertas, petugas nozel yang duduk dibagian belakang truk rnernbuka katup dan nozel-nozel rnulai menyern- prot. Jika truk rnelewati kertas kedua, katup ditutup.
C. Segera setelah truk pernbagi aspal cair rnulai bergerak pernbagi kerikil rnulai mernbagi batuan kecil. Jarak rnaksimurn diantara penyemprot bitumen dan penabur kerikil tidak boleh lebih dari 50 m.
D. Pembagian batuan segera diikuti oleh pemadatan batuan. Secara umum lima lin- tasan dengan penggilas beroda karet akan mencukupi. Selama pemadatan para pekerja dilengkapi sapu dan kereta dorong bermuatan kerikil harus menambah atau membagi kembali batuan kecil untuk mendapatkan permukaan yang merata.
Lebih disukai tidak menggunakan penggilas beroda baja, karena mesin gilas ini (jika tidak dilengkapi dengan penutup roda dari karet) menghancurkan kerikil pada permukaan.
E. Setelah penyelesaian perbaikan permukaan atau sebelum perioda penantian yang panjang, nozel truk pembagi harus dibersihkan dengan bensin. Jika tidak, nozel- nozel akan tersumbat dan mesti dicopot sebelum dapat dioperasikan kembali.
6.4.5 Pelaksanaan pekerjaan dengan pembagi aspal kecil
Secara prinsip, operasi yang dilakukan sama. Perbedaannya hanya pada skala operasi.
Tidak ada kertas pita yang digunakan karena sambungan-sambungan akan terlihat je- las oleh petugas. Disini juga penting bahwa petugas penabur batuan kecil mengikuti petugas penabur aspal sedekat rnungkin. Pada operasi jenis ini, penggunaan penggilas beroda karet juga dianjurkan, tetapi dari titik pandang kepraktisan, penggunaan pe- madat kecil yang diopersikan dengan tangan akan lebih sesuai. ' Juga dalam operasi skala kecil ini, perhatian khusus harus diberikan pada nozel dan tcingkat penyemprot. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa dibersihkan, nozel akan ter-
~umbat dan rnemerlukan perbaikan ekstensif sebelum alat ini kembali pada kondisi
si~p operasL
7 - 1.
7 KERUSAKAN JALAN TANPA PERKERASAN
~I Pcndahuluan
Bah 1111 akan bcrkcnaan dcngan dcgradasi jalur lintas kcndaraan dari jalan tanpa
perkcrasan. Akan dibcrikan uraian dari degradasi-degraciasi yang berbeda. akan dije- laskan pcnyebab yang mungkin dan akan dikcmukakan suatu ringkasan pekerjaan pcrbaikan yang mungkin. Untuk jalan tanpa pcrkcrasan, berlaku juga untuk jalan dengan perkerasan :
Kerusakan kecil meningkat dengan kecepatan yang menakjubkan.
Kerusakan kecil dapat diperbaiki dengan mudah, biaya rendah. kerusakan yang telah meluas lebih mahal untuk diperbaiki.
Kerusakan pada elemen sisi jalan akan dikaitkan dalam bab 8.
7.2 Kerusakan, Penyebab dan Akibat 7.2.1 Bekas gilasan
Uraian Deformasi memanpng yang tctap mengikuti jalur !iotas kendaraan.
Penyebab Akibat
7.2.2 Gclombang Uraian
Penycbab Akibat
Tekanan roda kendaraan.
Badan pondasi berkualitas rcndah.
Pembentukan parit erosi memanjang.
Lekuk-lekuk me rata pada per mukaan terhadap sumbu jalan.
Tidak ada gaya kohcsi bahan permukaan Gaya tangensial kendaraan.
Menaikkan biaya opcrasi kcndaraan.
7.2.3 Lengkung permukaan jalan atau penurunan sisi
jalan, tegak lurus
Uraian Dcformasi permukaan jalan. Kemiringan diantara sumbu jalan dan bahu tidak mencukupi.
Penyebab Lalu lintas.
Penurunan yang tidak merata.
Pergerakan bahan.
Akibat Gangguan terhadap pengaliran air.
Memperccpat pembentukan bekas gilasan dan lubang-lubang.
7-2
Bekas gilasan
Bergelombang
, _
Lengkung permukaan
7- 3
Parit erosi
Lubang
Rekonstruksi lapis pondasi atas
7-4
7.2.4 Bahan permukaan terlepas
Uraian Pengurangan ketebalan badan permukaan.
Penyebab Lalu lintas.
Hujan.
Akihat Debu yang terjadi membahayakan kcsclamatan pemakai jalan.
7.2.5 Parit erosi
UraianPenyebab
Akibat
Hilangnya kapasitas dukung badan pondasi.
Parit memanjang, sejajar sumbu jalan.
Parit tegak lurus terhadap sumbu jalan.
Konsentrasi aliran air.
Bekas gilasan.
Gelombang.
Parit erosi yang dalam menyebabkan jalan tidak dapat dilalui.
7.2.6 Lubang-lubang
Uraian Lubang-lubang berbentuk bulat pada permukaan jalan.
Penyebab Bahan konstruksi berkualitas kurang.
Akibat Jumlah lubang yang membesar, menyebabkan kerusakan selu- ruh jalan.
7.3 Pelaksanaan Perbaikan
Paragraf ini berkenaan dengan uraian dari beberapa kegiatan pemeliharaan untuk menjaga permukaan jalur Iintas jalan tanpa perkerasan berada dalam keadaan yang baik. Tetapi sebelum setiap operasi pemeliharaan dapat dimulai, harus diikuti prosedur bcrikut:
Pcnyelidikan daerah kerja
Pasang seluruh tanda-tanda jalan yang diperlukan; kcrucut, rintangan dan seba- gainya. Jika lokasi pekerkaan kurang tersembunyi, harus dipasang tanda-tanda peringatan tambahan.
Pekerjaan hanya dapat dimulai setelah penyelesaian pekerjaan yang disebutkan di atas. Normalnya sekelompok kecil petugas akan melakukan tugas-tugas tersebut, sebelum kedatangan petugas pemeliharaan teratur.
7.3.1 Rekonstruksi lapis pondasi atas
Rekonstruksi keseluruhan lapis pondasi atas dapat merupakan kegiatan pemeliharaan teratur. Jika gelombang, alur dan parit erosi tidak dapat ditanggulangi lagi dengan alat yang terbatas, keseluruhan lapis pondasi ini harus direkonstruksi atau seluruh per- mukaan harus direkonstruksi untuk jalan tanah. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
7- 5
Rckonstruksi akan dilakukan dalalm dua paruh bagian.
Mcsin-mcsin pcrata jalan mulai mcmindahkan bahan dari badan pondasi mcnuju kc tcngah jalan. Scluruh bahan yang terkumpul ditimhun pada garis sumbu.
Jika hahan pada hagian atas hadan pondasi sangat kcras. hahan tcrschut dapat dikorbankan scbclum setiap pcmotongan dimulai.
Daerah galian akan diratakan menurut profil yang dipcrlukan.
Bila pcrlu. pcrmukaan yang diratakan akan disemprot dengan air untuk mcmpcr- haiki kadar air. Juga jika diperlukan timbunan hahan dapat dihasahi.
Bahan timbunan akan ditabur merata pada pondasi sub yang baru dipcrsiapkan. di- ratakan dan dipadatkan mcnurut profil yang dipcrlukan. Scwaktu pcnahuran hahan.
jika dipcrlukan dapat dibasahi.
Jika scluruh bahan telah diratakan. proscdur yang sama akan di lanjutkan untuk sisi lain jalan.
Sclama proses ini lengkung pcrmukaan jalan harus dipcriksa sccara tcratur.
Scluruh sisi yang tclah diratakan dan dihasahkan hants dipadatkan. Untuk jcnis pckcrjaan ini. pada umumnya pcmadatan cukup dcngan R-10 lintasan mcsin gilas gctar 6-8 ton.
Sclama opcrasi bcrlangsung. harus dihindarkan pcncampuran bahan pondasi sub dcngan hahan pondasi.
7.3.2 Pcrataan teratur dari pcrmukaan jalan.
Pcnyayatan tcratur dari permukaan jalan kurang radikal daripada rckonstruksi kesclu- rahan pcrmukaan. Pcnyayatan tcratur dilakukan untuk memperbaiki gclombang dan alur yang tcrbatas. Prosedurnya adalah scbagai berikut :
Pctugas pcrata jalan mulai pada sisi jalan dan mulai mcmindahkan bahan menuju garis tengah. Sementara penyayatan, bagian yang tinggi diratakan dan bagian yang rendah diisi.
Jika bahan sangan keras, akan bermanfaat untuk mcngorbankan permukaan dcngan hati-hati.
Petugas perataan melakukan pekerjaannya dalam beberapa lintasan pada keselu- ruhan Iebar jalan. Kelebihan bahan yang terjadi dapat ditimbun pada suatu unggun- an disebcrang sisi dari titik awal dan dapat digunakan untuk operasi pcnyayatan bcrikut.
Sclama opcrasi, pcrmukaan jalan dapat dibasahi jika pcrlu dan sctelah penyayatan dan perataan, permukaan harus dipadatkan.
Pcnimbunan bahan pada sisi bahu dapat dipcrkenankan dalam musim kering. Sc- lama musim hujan mutlak dilarang untuk mcninggalkan unggunan pada bahu.
karena akan meningkatkan rcsiko erosi.
7.3.3 Pcngukuran terhadap gclombang
Bcsbcrapa bcntuk peralatan telah didesain untuk menghiclari atau membatasi pembcn- tukan gclombang. Bcntuk umum dari pcralatan aclalah suatu perkakas. yang dihcla kontraktor dan dircncanakan untuk membatasi gclombang dcngan meratakan bagian atas dan pcngisian lckuk. Walaupun dcmikian, dari seluruh usaha, korcksi tcratur yang dilakukan pctugas pcrata (grader) selalu dipcrlukan. Untuk kcmungkinan konstruksi yang bcrbcda dari cretan untuk pcnanggulangan gclombang. lihat gambar-gambar yang disertakan dalam bab ini.
7-6
tuk Menanggulangi
Berbeda un .
Perala tan Gelombang
7-7
Operasi sesungguhnya dari cretan adalah sebagai berikut :
Ditarik dengan traktor yang dipasangi cretan, keeepatan traktor 5-10 km/jam. Ere- tan selalu ditarik menurut arab lalu lintas. Ketcraturan dari operasi tergantung terutama pada berat cretan dan basil yang ditetapkan. Frekwensinya dapat sekali dalam seminggu atau sekali dalam sebulan. Pemantauan lekat akan memberikan in- dikasi mengenai frekwensi yang diinginkan.
73.4 Perbaikan lubang-lubang
Lubang-lubang harus diperbaiki dengan eara yang sama seperti pada paragraf 6.25. Se- eara singkat, prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Taruh suatu tanda segiempat yang melingkupi lubang dan gali bahan di dalam segiempat hingga meneapai bahan padat. Dinding galian harus vertikal dan dasarnya horizontal.
Padatkan dasar galian tersebut dengan alat pemadat tangan dan isi dengan bahan berkualitas sekurangnya sama dengan bahan badan pondasi. Jika dipandang perlu, bahan harus dibasahi hingga kadar lengas optimum. Bahan barus dipadatkan dalam lapisan-lapisan yang berbeda tidak melebihi 10-15 em.
Lapisan terakhir harus diselesaikan kira-kira 3-5 em lebih tinggi dari permukaan sekitarnya. Lapis terakbir ini harus dipadatkan dengan mesin gilas getar.
73.5 Penambahan kerikil jalan
Jalan kerikil eenderung terlepas hingga 1-3 em per tahun, sehingga penambahan kerikil seeara teratur diperlukan untuk mempertahankan ketebalan badan pondasi yang diperlukan. Operasi penambahan kerikil dilaksanakan sebagai berikut :
Persiapkan suatu timbunan bahan kerikil berkualitas baik dalam galian kerikil.
Periksa apakah bahan sudah sesuai dengan spesifikasi.
Persiapkan permukaan jalan lama dengan menggunakan alat perata. Dengan bahan yang tersedia, petugas perata harus mendatarkan permukaan jalan menurut penam- pang yang ditentukan.
Basahkan permukaan yang telah dipersiapkan dan padatkan dengan mesin gilas getar.
Kaiskan bahan dari unggunan dan mulai penimbunan bahan pada salah satu sisi jalan. Penimbunan dimulai dengan jarak sedemikian rupa untuk menghindari inter- ferensi diantara operasi pengaisan, penaburan dan penyelesaian.
- Taburkan bahan pada keseluruban Iebar jalur lintas. Sewaktu pen