• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUFAKTUR KAPAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MANUFAKTUR KAPAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS INDUSTRI

MANUFAKTUR KAPAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI

DIREKTORAT MARITIM, KEDIRGANTARAAN DAN ALAT PERTAHANAN

PT. Mega Ocean jaya Jl. Dr. Saharjo 42 A

Jakarta 12970 – Indonesia 021 - 2737 3889

office@mojmarine.com www.mojmarine.com

Oleh: Ali Azhar., dkk

(2)

PENDAHULUAN

(3)

LATAR BELAKANG

Kebijakan Pemerintah melalui penerapan asas cabotage / inpres 5 tahun 2005 dan UU No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran

Industri manufaktur kapal memiliki potensi untuk berkembang pesat seiring dengan penerapan asas cabotage tersebut.

Kawasan Khusus Industri Manufaktur Kapal ini diharapkan nantinya akan dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktivitas industri manufaktur kapal Nasional

Diperlukannya suatu kajian tentang potensi pengembangan kawasan khusus industri manufaktur kapal di Indonesia, khususnya di Propinsi Sumatera Barat.

(4)

1. Memberikan gambaran komprehensif potensi pasar yang sesuai dan kelayakan pengembangan kawasan khusus industri manufaktur kapal.

2. Memberikan gambaran lokasi – lokasi yang berpotensi untuk dikembangan sebagai kawasan khusus industri manufaktur kapal di Provinsi Sumatera Barat.

3. Mendapatkan data yang tepat dan akurat tentang kondisi, potensi daerah dan kelayakan pengembangan sebagai lokasi kawasan khusus industri manufaktur kapal yang terpilih.

4. Memberikan gambaran tentang spesifikasi dan kebutuhan investasi galangan kapal yang sesuai dengan daerah Propinsi Sumatera Barat.

MAKSUD DAN TUJUAN

(5)

1. Tersedianya acuan untuk penyusunan program pengembangan kawasan khusus industri manufaktur kapal di Propinsi Sumatera Barat.

2. Tersusunnya konsep rencana pengembangan kawasan khusus industri manufaktur kapal, sehingga tercipta suatu kawasan khusus industri yang terpadu berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan berwawasan lingkungan yang selaras dengan RUTR Nasional dan RTRW Propinsi Sumatera Barat.

3. Tersusunnya pedoman pengembangan prasarana dan sarana untuk mendukung pengembangan kawasan khusus industri manufaktur kapal di Provinsi Sumatera Barat.

SASARAN

(6)

HASIL SURVEY CALON LOKASI

(7)

CALON LOKASI KAWASAN

Terdapat 4 (empat) lokasi berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan khusus industri manufaktur kapal, antara lain :

CALON LOKASI 1 Daerah Bungus Teluk Kabung Kota Padang

CALON LOKASI 2 Daerah Carocok Kabupaten Pesisir Selatan

CALON LOKASI 3 Daerah Painan Kabupaten Pesisir Selatan

CALON LOKASI 4 Daerah Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan Dari ke-empat calon lokasi tersebut, 3 diantaranya adalah berlokasi di kabupaten Pesisir selatan dan satu di Kota Padang.

(8)

CALON LOKASI 1 – BUNGUS, TELUK KABUNG

Gambaran wilayah KecamatanBungus Teluk Kabung.

• Batas Utara : Kecamatan Padang Selatan dan kecamatan Lubuk Begalung

• Batas Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan

• Batas Barat : Samudera Indonesia

• Batas Timur : Kabupaten Pesisir Selatan

• Luas Wilayah : +- 53 Ha

Kondisi lahan darat berupa areal persawahan yang masih aktif.

Kondisi bibir pantai merupakan lahan kosong dengan rimbunan tanaman liar.

Akses jalan berupa jalan beraspal.

(9)

CALON LOKASI 1 – BUNGUS, TELUK KABUNG

Kondisi tanah

Kondisi pesisir pantai

(10)

Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus

Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus Kondisi jalan

CALON LOKASI 1 – BUNGUS, TELUK KABUNG

(11)

CALON LOKASI 2 – CAROCOK

Gambaran wilayah Carocok

• Batas Timur : Bukit Barisan (Kabupaten Solok)

• Batas Barat : Samudera India (Kabupaten Kepulauan Mentawai)

• Batas Utara : Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang

• Batas Selatan : Kecamatan Bayang

• Luas Wilayah : +- 200 Ha

Kondisi lahan darat berupa lahan kosong yang masih belum difungsikan.

Kondisi bibir pantai merupakan lahan kosong dengan mayoritas tanaman bakau.

Akses jalan berupa jalan beraspal dan pada ujung mendekati bibir pantai berupa jalan beton.

(12)

CALON LOKASI 2 – CAROCOK

Kondisi tanah

Kondisi pesisir pantai Kondisi jalan

(13)

CALON LOKASI 3 – PAINAN

Gambaran wilayah Painan

• Batas Timur : Bukit Barisan (Kabupaten Solok)

• Batas Barat : Samudera India (Kabupaten Kepulauan Mentawai)

• Batas Utara : Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang

• Batas Selatan : Kecamatan Bayang

• Luas Wilayah : +- 50Ha dan 25 ha potensi reklamasi

Kondisi lahan darat berupa perbukitan terjal dan berbatu. Serta terdapat areal persawahan.

Kondisi bibir pantai merupakan lahan kosong dengan tanaman liar.

Akses jalan merupakan jalan akses menuju Painan dan termasuk dalam kategori jalan besar.

(14)

CALON LOKASI 3 – PAINAN

Kondisi tanah

Kondisi pesisir pantai Kondisi jalan

(15)

CALON LOKASI 4 – BATANG KAPAS

Gambaran wilayah Batang Kapas

• Batas Timur : Bukit Barisan (Kabupaten Solok)

• Batas Barat : Samudera India (Kabupaten Kepulauan Mentawai)

• Batas Utara : Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang

• Batas Selatan : Kecamatan Bayang

• Luas Wilayah : +- 20Ha

Kondisi lahan darat berupa perbukitan yang difungsikan menjadi areal persawahan.

Akses jalan merupakan jalan akses menuju Painan dan merupakan jalan penghubung Kota Padang dengan Kec Batang Kapas.

(16)

CALON LOKASI 4 – BATANG KAPAS

Kondisi tanah

Kondisi pesisir pantai Kondisi jalan

(17)

PENENTUAN LOKASI

KAWASAN

(18)

FAKTOR PENENTU LOKASI

Kajian potensi pengembangan kawasan khusus industri manufaktur kapal di Propinsi Sumatera Barat, terdapat 6 (enam) faktor penentu yaitu:

Aspek Geography,

Aspek Infrastruktur.

Aspek Tenaga Kerja.

Aspek Material dan Logistik.

Aspek Modal dan Transaksi.

Aspek Pasar.

(19)

ALUR PEMBOBOTAN

(20)

LOKASI GEOGRAPHY INFRASTRUKTUR TENAGA KERJA Material &

Logistik Modal & Transaksi Pasar

1 A 0,2185 0,4072 0,1680 0,2500 0,3492 0,2500

2 B 0,3714 0,2439 0,3426 0,2500 0,2169 0,2500

3 C 0,1931 0,0988 0,3336 0,2500 0,2169 0,2500

4 D 0,2170 0,2501 0,1558 0,2500 0,2169 0,2500

1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000

METODE PEMBOBOTAN

Rekapitulasi tiap-tiap komponen matriks pembobotan

Hasil perkalian komponen dengan matriks pembobotan

Dari hasil pembobotan, maka calon lokasi 2 adalah lokasi yang memiliki nilai agregat paling tinggi

(21)

HASIL SURVEY HIDRO-

OCEANOGRAFI dan

TOPOGRAFI LOKASI 2

(22)

HAT = 228 cm = 135 cm LWS

HHWL= 206 cm=113cm LWS

MHWL= 177 cm= 84 cm LWS

MSL= 160 cm = 68 cm LWS

MLWL= 144 cm= 51 cm LWS

LLWL = 115 cm= 22 cm LWS

LAT = 93 cm = 0 cm LWS

Grafik Pengamatan Pasut

Teluk Carocok, Kabupaten Pesisir Selatan

(17 - 31 Oktober 2010)

0 50 100 150 200 250

17-Okt 18-Okt 19-Okt 20-Okt 21-Okt 22-Okt 23-Okt 24-Okt 25-Okt 26-Okt 27-Okt 28-Okt 29-Okt 30-Okt 31-Okt Waktu

Muka Air (Cm)

BM Mi sta r

Pemasangan Rambu Pasang - Surut

HASIL SURVEY HIDRO – OCEANOGRAFI CALON LOKASI 2

(23)

Dari pengukuran arus di dapatkan kecepatan arus maksimum adalah 0.22 m/dt dan arus minimum 0.09 m/dt. Rata-rata arus yang terjadi adalah 0.16 m/dt.

Berikut ini adalah hasil grafik pengukuran arus.

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

6:00 7:00

8:00 9:00

10:00 11:00

12:00 13:00

14:00 15:00

16:00 17:00

18:00 19:00

20:00 21:00

22:00

23:000:00 1:00

2:00 3:00

4:00 5:00

0 5 10 15 20 25

Arus CM-1 Arus CM-2 Pasut

HASIL SURVEY HIDRO – OCEANOGRAFI CALON LOKASI 2

Grafik Pasang - Surut

(24)

HASIL SURVEY HIDRO – OCEANOGRAFI CALON LOKASI 2

0

0

0 0

- 0,5

- 0,5

- 0,5 - 0,5

- 0,5

- 1

- 1 - 1

- 5

- 5 - 5

0 - 5

+ 1

+ 1 + 1

+ 1

+ 1,5

+ 1,5

+ 1,5

+ 1,5

+ 2 + 2

+ 2 + 2 + 2

+ 3

+ 3 + 3

Grafik Bathimetri dan Topografi

(25)

HASIL PENGUJIAN SAMPEL TANAH CALON LOKASI 2

(26)

HASIL PENGUJIAN SAMPEL TANAH CALON LOKASI 2

(27)

GAMBARAN UMUM INDUSTRI MANUFAKTUR KAPAL

DALAM NEGERI dan

PELUANG PASAR

(28)

DISTRIBUSI GALANGAN KAPAL NASIONAL

(29)

No. Kelas Kapasitas (DWT)

Fasilitas Bangunan Baru

Jumlah (unit) Kapasitas Terpasang / Tahun

(GT) (DWT)

1 < 500 87 13,839 23,065

2 500 - 1.000 16 8,642 14,403

3 1.001 - 3.000 10 14,070 23,450

4 3.001 - 5.000 5 13,404 22,340

5 5001 - 10.000 3 13,500 22,500

6 10.000 - 50.000 5 59,400 99,000

7 > 50.000 1 41,040 68,400

Total 127 163,894.80 273,158.00

KAPASITAS TERPASANG BANGUNAN BARU

(30)

No. Kelas Kapasitas (DWT)

Fasilitas Reparasi

Jumlah (unit) Kapasitas Terpasang / Tahun

(GT) (DWT)

1 < 500 140 30,574 50,957

2 500 - 1.000 20 9,074 15,123

3 1.001 - 3.000 21 22,859 38,098

4 3.001 - 5.000 5 10,920 18,200

5 5001 - 10.000 8 34,392 57,320

6 10.000 - 50.000 3 29,820 49,700

7 > 50.000 4 214,488 357,480

Total 201 352,126 586,877

KAPASITAS TERPASANG REPARASI

(31)

POPULASI KAPAL DI INDONESIA

Tahun Jumlah Kapal

2000 7.254 Unit 6.858.837 GT

2001 7.614 Unit 7.025.500 GT

2002 7.960 Unit 7.412.006 GT

2003 8.556 Unit 8.067.947 GT

2004 9.058 Unit 8.555.217 GT

2005 9.295 Unit 8.937.561 GT

2006 10.044 Unit 9.579.180 GT

2007 10.601 Unit 10.524.808 GT

2008 11.281 Unit 11.516.461 GT

2009 12.436 Unit 13.662.223 GT

Sumber : Annual report BKI 2009

Jumlah Kapal yang tercatat di BKI -2009

(32)

No

. Umur Kapal Jumlah Unit Persentase Jumlah GT Persentase 1 0 - 5 Tahun

1.351 25%

1.807.558 24%

2 6 - 10 Tahun

821 15%

817.673 11%

3 11 - 15 Tahun

819 15%

838.614 11%

4 16 - 20 Tahun

683 13%

904.294 12%

5 21 - 25 Tahun

500 9%

926.506 12%

6 > 25 Tahun

1.139 21%

2.197.684 29%

Jumlah

5.313 100%

7.492.329 100%

POPULASI KAPAL DI INDONESIA

Jumlah Kapal yg Masih Aktif berdasarkan Umur Kapal

Sumber : Annual report BKI 2009

(33)

Proyeksi Kebutuhan Pengadaan Kapal Menurut INSA

PELUANG PASAR

(34)

PELUANG PASAR

Kegiatan Bongkar Muat Kapal Luar Negri di Pelabuhan Teluk Bayur Padang The Activity of Loading/Unloading of Ocean Ships in Teluk Bayur Port Padang

2008

Bulan / Jumlah Kapal Jumlah Berat Bongkar Muat Month Number of Ships Kapal / DWT Unloading Loading

(unit) (Ton) (Ton) (Ton)

-1 -2 -3 -4 -5

Jumlah 2008 456 6,375,377 410,031 3,945,080

Total 2007 560 7,364,282 449,809 3,666,540

2006 486 6,403,789 414,296 3,053,395

2005 338 4,871,178 326,098 3,347,671

2004 296 5,193,409 327,648 2,622,757

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Teluk Bayur, Padang Source : Teluk Bayur Port Authority ,Padang

(35)

No. Nama Perusahaan Alamat Telepon 1 PT. Bachtera Adhiguna Jl. TG. Priok No. 38 Tl. Bayur 61636/61645 2 PT. Djakarta Lloyd Jl. TG. Priok No. 32 Tl. Bayur 61609 3 PT. Pelni Jl. TG. Priok No. 14 Tl. Bayur 61624/62718 4 PT. Tenship Rona Samudra Jl. Semarang Tl. Bayur 62467 5 PT. Samudra Indonesia Jl. TG. Priok No. 30 A Tl. Bayur 61503/62905 6 PT. Pagaruyung Prasetya Lines Jl. Belawan No. 15 Tl. Bayur 62660 7 PT. Admiral Lines Jl. TG. Priok Tl. Bayur 64584 8 PT. Pertamina Tongkang Jl. Veteran Padang 31888/64192

9 PT. Pulau Laut Jl. Pulau Karam Padang 32174/32958

10 PT. Gesury Lioyd Jl. Batang Arau No. 1 Padang 61890/31662 11 PT. Perca Jembatan Samudra Jl. TG. Priok Tl. Bayur 61644

12 PT. Tri Arga Jl. TG. Priok Tl. Bayur 62274/62299

13 PT. Gurita Lintas Samudra Jl. TG. Priok Tl. Bayur 62274/62299 14 PT. Pamaraya Nusantara Jl. TG. Priok No. 40 Tl. Bayur 61605 15 PT. Berkah Nusantara Baruna Jl. Pampangan No. 55 62295 16 PT. Pelayaran Kebon Asri Nusa Jl. TG. Priok Tl. Bayur 61172 17 PT. Bahari Haluan Samudra Jl. ST. Syahril No. 350 Padang 64883/64882 18 PT. Aspasindo Permata Lines Jl. TG. Priok No. 36 Tl. Bayur 61575/62124 19 PT. Bahtera Mustika Wijaya Jl. TG. Priok No. 36 Tl. Bayur 61575/62124

20 PT. Rusco Jl. Batang Arau Muara Padang 21941

21 PT. Caraka Cakrawala Samudra Jl. TG. Priok No. 12 Tl. Bayur 64616 22 PT. Fajar Sri Bahari Sakti Jl. TG. Priok No. 42/Atas Tl.

Bayur 61900

23 PT. Mentawai Indah Jl. Batang Arau Padang 28200 24 PT. Gunung Silewi Jl. Batang Arau Padang 21561 25 PT. Rimba Segera Lines Jl. H. Agus Salim Padang 28066 26 PT. Bintika Bangun Nusa Jl. Cokro Minoto No. 102 A 30151/30453

PELUANG PASAR

(36)

NO. KEGIATAN 2006 2007 2008 2009 2010

1 2 3 4 5 6 7

I. KUNJUNGAN KAPAL

1 KAPAL SAMUDERA 486 560 456 215 31

2 KAPAL NUSANTARA 1355 1299 1407 840 136

3 KAPAL TANKER 1049 1030 1076 551 62

4 KAPAL PERINTIS 24 39 12 21 2

5 KAPAL LOKAL /

RAKYAT 25 15 22 1 0

JUMLAH 2939 2943 2973 1628 231

II. DWT KAPAL

1 KAPAL SAMUDERA 6403789 7364282 6775377 3567030 700.884 2 KAPAL NUSANTARA 4790099 3996295 5228209 3311126 597.213

3 KAPAL TANKER 0 0 0 0 0

4 KAPAL PERINTIS 16346 28300 8950 17652 1.636 5 KAPAL LOKAL /

RAKYAT 55442 42935 108513 3510 0

JUMLAH 11265677 11431812 12121049 6899318 1.299.733

III. GRT KAPAL

1 KAPAL SAMUDERA 4453969 4928257 4928257 2434854 467.519 2 KAPAL NUSANTARA 3255229 2750444 3977938 2347952 437.042 3 KAPAL TANKER 101121 98707 102269 51477 4.732 4 KAPAL PERINTIS 12574 21662 6350 12773 1.314 5 KAPAL LOKAL /

RAKYAT 42648 35520 80946 2700 0

JUMLAH 7865541 7834590 8811884 4849756 910.607

PELUANG PASAR

Lalu Lintas Kapal

(37)

SEGMENT PASAR

Dengan adanya keterbatasan kedalaman laut (antara 5 s/d 7 meter) diperkirakan kapal – kapal yang bisa masuk

memiliki batasan kapasitas < 1500 GT sehingga

pengembangan lokasi tersebut yang direncanakan sebagai kawasan Industri Manufaktur Perkapalan hanya mampu

menangkap pasar dengan kapasitas tersebut

(38)

PRA PERENCANAAN KAWASAN KHUSUS INDUSTRI

MANUFAKTUR KAPAL

(39)

Konsep dasar pengembangan Kawasan Khusus industri manufaktur kapal terdiri dari beberapa pokok pemikiran antara lain :

Badan Otoritas dan Layanan Administrasi Terpadu.

Kebijakan Investasi, Fiskal dan Keuangan.

• Badan Nasional Logistik Industri Manufaktur kapal

Penyiapan Lahan, Infrastruktur dan Pembangunan Kawasan.

Program Penyiapan Ekonomi, Sosial Budaya Masyarakat dan Lingkungan Hidup.

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN

(40)

Komponen penyusun Kawasan Khusus Industri Manufaktur Kapal antara lain:

Kawasan Industri Manufaktur Kapal.

Kawasan Industri Penunjang .

Kawasan Perdagangan dan Pergudangan.

Kantor Badan Otorita dan Layanan Jasa Kawasan.

Kawasan Perumahan dan Fasilitas Umum.

PRA PERENCANAAN KAWASAN

(41)

DRAFT TATA LETAK KAWASAN KHUSUS

INDUSTRI MANUFAKTUR KAPAL

(42)

DRAFT TATA LETAK KAWASAN KHUSUS

INDUSTRI MANUFAKTUR KAPAL

(43)

Beberapa obyek investasi adalah sebagai berikut:

Pengadaan dan pematangan lahan.

Pengembangan Kawasan Industri manufaktur perkapalan dan Infrastruktur Industri.

Pengembangan peralatan industri.

Pengembangan Kawasan Penunjang.

KEBIJAKAN INVESTASI KAWASAN

(44)

ESTIMASI NILAI INVESTASI

No Item Pekerjaan unit Luas Area (m2) Nilai Investasi (Juta Rupiah) per - unit Total per - unit Total

A FASILITAS INDUSTRI

1Industri Manufaktur Kapal Menengah 8 17.500 140.000 100.000,00 800.000,00 2Industri Manufaktur Kapal Kecil 6 9.200 55.200 60.000,00 360.000,00

3Pergudangan 48 1.100 52.800 4.000,00 192.000,00

4Industri Penunjang 20 2.200 44.000 8.000,00 160.000,00

5Erection / Repair Area @ Ha 1 345.000 345.000 53.000,00 53.000,00

B FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI

1Office Building 52 600 31.200 1.000,00 52.000,00

2Ruko 26 1.000 26.000 3.000,00 78.000,00

3Ruko 8 7.975 63.800 4.000,00 32.000,00

3Pembangkit Listrik 2 2.000 4.000 60.000,00 120.000,00

4Instalasi Pengolahan Air Bersih 2 2.000 4.000 5.000,00 10.000,00

5Instalasi Pengolahan Limbah 2 2.000 4.000 4.000,00 8.000,00

6Instalasi Pemadam Kebakaran 2 2.000 4.000 1.000,00 2.000,00

7Kantor Pusat Keamanan Lingkungan 2 1.000 2.000 800,00 1.600,00

8Jalan Akses Utama 4 1.000 4.000 900,00 3.600,00

9Jalan Akses Internal 30 1.000 30.000 900,00 27.000,00

10Ruang Terbuka Hijau 1 9.000 9.000 100,00 100,00

11Kanal 2 6.000 12.000 125.000,00 250.000,00

12Rambu - rambu Laut 6 - - 50,00 300,00

C FASILITAS UMUM

1Rusunawa 75 7.000 525.000 40.000,00 3.000.000,00

2Perumahan menengah 60 800 48.000 200,00 12.000,00

3Perumahan pimpinan / direksi 70 600 42.000 600,00 42.000,00

4Puskesmas / Poliklinik 2 2.000 4.000 1.000,00 2.000,00

5Pasar / Supermarket 3 10.000 30.000 4.000,00 12.000,00

6Sekolahan 4 5.000 20.000 2.000,00 8.000,00

TOTAL 436 1.500.000 5.225.600,00

(45)

KESIMPULAN

1. Terdapat 4 (empat) lokasi berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan khusus industri manufaktur kapal, antara lain :

CALON LOKASI 1 Daerah Bungus Teluk Kabung Kota Padang

CALON LOKASI 2 Daerah Carocok Kabupaten Pesisir Selatan

CALON LOKASI 3 Daerah Painan Kabupaten Pesisir Selatan

CALON LOKASI 4 Daerah Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan 2. Berdasarkan hasil survey lokasi dan perhitungan analisis pada tiap-

tiap lokasi, dengan mempertimbangkan 6 (enam) kriteria pokok : Geografi, Infrastruktur, Tenaga Kerja, Material & Logistik, Modal dan transaksi, Pasar, daerah yang berpotensi untuk dijadikan lokasi kawasan khusus industri perkapalan adalah Carocok Tarusan

(46)

KESIMPULAN

3. Berdasarkan Peta Fungsi Kawasan Hutan (Usulan Perubahan Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2009) Kabupaten Pesisir Selatan, Lokasi lahan yang dianggap tepat untuk dikembangkan sebagai kawasan industri manufaktur kapal adalah areal penggunaan lain yang bisa diperuntukan sebagai kawasan industri.

Lokasi terletak di kawasan Pelabuhan Perikanan Carocok Tarusan

4. Luas area lokasi tersebut memiliki luas ± 200 Ha, Kondisi lahan darat berupa lahan kosong yang masih belum difungsikan. Kondisi bibir pantai merupakan lahan kosong dengan mayoritas tanaman bakau. Akses jalan berupa jalan beraspal dan pada ujung mendekati bibir pantai berupa jalan beton. Kondisi pantai berpasir dan berkerikil, permukaan rata –rata air laut 63 cm LWS, Rata-rata arus yang terjadi adalah 0.16 m/dt dan kedalaman laut 5-7 m.

(47)

KESIMPULAN

5. Dengan adanya keterbatasan kedalaman laut (antara 5 s/d 7 meter) diperkirakan kapal – kapal yang bisa masuk memiliki batasan kapasitas

< 1500 GT sehingga pengembangan lokasi tersebut yang direncanakan sebagai kawasan Industri Manufaktur Perkapalan hanya mampu menangkap pasar dengan kapasitas tersebut.

6. Secara nasional peluang pasar bangunan baru untuk berbagai tipe kapal masih cukup besar yang ditandai dengan 50% kapal-kapal yang beroperasi di Indonesia telah berumur di atas 10 tahun, sementara yang berumur dibawah 10 tahun hanya sekitar 40%

saja. Hal ini menunjukkan akan terdapat banyak kapal yang harus sudah mulai diremajakan.

(48)

KESIMPULAN

7. Secara nasional peluang pasar bangunan baru dan reparasi untuk kapal ikan masih cukup besar adalah pada ukuran 20 s/d 30 GT dan untuk kelas besar di atas 200GT. Sedangkan peluang pasar di Kabupaten Pesisir Selatan adalah perahu motor tempel dan kapal motor sd 30 GT terus mengalami peningkatan jumlah.

8. Peluang pasar jasa reparasi dan perbaikan menurut data Biro Klasifikasi Indonesia untuk kapal – kapal dibawah kelas < 5.000 GT untuk jenis kapal Barge, Peti kemas, tanker, Bulk carrier, kapal penumpang, Ro – Ro Kargo dan Tug Boat sejumlah 4,076 unit sebanding 3,662,605 GT.

Sedangkan kapasitas terpasang galangan kapal jasa reparasi dan perbaikan sejumlah 352.126 GT. Galangan kapal nasional hanya mampu melayani 21% dari peluang pasar yang ada.

(49)

REKOMENDASI

1. Kementrian Perindustrian Republik Indonesia perlu melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Pesisir Selatan, untuk melakukan sosialisasi dan koordinasi tentang perencanaan dan pengembangan zona kawasan khusus industri manufaktur kapal di Carocok Tarusan

2. Pemerintah perlu mempersiapkan infrastruktur, suprastruktur, sumberdaya manusia dan elemen lain yang mendukung pengembangan zona kawasan khusus industri manufaktur kapal di Carocok Tarusan

(50)

REKOMENDASI

3. Pembuatan master plan kawasan industri manufaktur kapal di Carocok Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan perlu dilakukan secara detail

4. Perlu dikaji tentang pola pengelolaan kawasan khusus industri manufaktur kapal yang tepat, sehingga ‘kompatibel’ dengan struktur produksi galangan dan mampu menghasilkan daya saing yang tinggi

(51)

TERIMAKASIH

Gambar

Grafik Pengamatan Pasut
Grafik Pasang - Surut
Grafik Bathimetri dan Topografi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 perubahan tutupan lahan kawasan pesisir Bungus Teluk Kabung yang bertambah dari tahun 2000 sampai 2013 adalah lahan terbangun 24,43%, lahan terbuka