• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASYARAKAT HUKUM ADAT (MHA) - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MASYARAKAT HUKUM ADAT (MHA) - Spada UNS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PERUND

ANG-UNDANGAN

(2)

2. MASA INDONESIA MERDEKA

Pasal 18 UUD 1945, utk mengganti IGO dan IGOB

UU No 1 Th 1945 ttg Komite Nasional Daerah (kedudukan d esa)

UU No 22 Th 1948 ttg Pemda (desa mrpkn suatu daerah ot onom yg berhak mengatur dan mengurus pemerintahannya s endiri).

UU No 1 Th 1957 ttg Pokok-Pokok Pemda (mengakui berlak unya pemerintahan desa tnpa perubahan sbagaimana berla kunya IGO dan IGOB)

Penpres No 6 Th 1959 ttg Pemda (pemusatan kekuasaan, b ersifat sentralistik)

UU No 19 Th 1965 ttg Desapraja (kesatuan masyarakat huk um yg tertentu batas-batas daerahnya, berhak mengurus ru mah tangganya sendiri, memilih penguasanya, mempunyai h arta benda sendiri) --  tjd penyeragaman formalitas penyeb utan dr kesatuan-kesatuan kemasyarakatan.

UU No 5 Th 1979 ttg Pemerintahan Desa (penyeragaman be

ntuk, struktur dan isi dari pemerintahan desa)

(3)

UU No 5 Th 1979 ttg Pemerintahan Desa

Menempatkan desa sbg tingkatan terendah dr unit pemeri ntahan NKRI yg berada di bawah koordinasi pemerintahan kecamatan, shg setiap tindakan pemerintahan kepala des a hrs sepengetahuan dan mendapat izin dr camat.

Dpt melakukan pemekaran desa atau penggabungan beb erapa desa atau menghapuskannya  tidak memperhatik an batas-batas wilayah scr adat sesuai hak dan asal-usul desa.

Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa, kmd di angkat dan diberhentikan oleh bupati/walikota atas nama gubernur.

Konsekuensi logisnya menghapuskan keberadaan MHA yg berada di luar Jawa sbg kesatuan kemasyarakatan yg me miliki hak dan asal-usul istimewa yg dilindungi Pasal 18 U UD 1945.

Meskipun scr yuridis formal keberadaan MHA terhapus dl

m tatanan ketatanegaraan, tetapi scr sosiologis keberada

an MHA dlm masyarakat tdk pernah hilang

(4)

3. MASA REFORMASI

a. UU No. 22 Th 1999 ttg Pemda  mencabut berlakunya UU No 5 Th 19 74 ttg Pemda dan UU No 5 Th 1979 ttg Pemerintahan Desa.

b. UU No 22 Th 1999 diperbarui dg UU No 32 Th 2004

Menghapus penyeragaman nama, bentuk, susunan dan kedudukan pe merintahan desa.

Menyatakan bahwa kewenangan desa mencakup semua kewenangan y g sudah ada berdasarkan susunan asli dan hak asal-usulnya, di sampin g kewenangan lainnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

Menghidupkan kembali kesatuan-kesatuan MHA yg pernah ada.

c. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional menerbitka n Peraturan Menteri No. 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Pasal 1 Ayat (3) Peratura n Menteri Agraria itu mengakui dengan tegas adanya MHA sebagai seke lompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga b ersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ata upun atas dasar keturunan.

(5)

d. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasiona l No. 5 Tahun 1999 itu yang ditujukan kepada Gubernur KDH TK I, Bu pati/Walikotamadya KDH TK II, Kepala Kantor wilayah BPN Propinsi, d an Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya, tegas dinyatak an bahwa,

“Subyek hak ulayat ini adalah masyarakat hukum adat, bai k yang merupakan persekutuan hukum yang didasarkan pada kesam aan tempat tinggal (territorial), maupun yang didasarkan pada keturu nan (genealogis), yang dikenal dengan berbagai nama yang khas di d aerah yang bersangkutan, misalnya suku, marga, dati, dusun, marga dan sebagainya”.

e. UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa

(6)

Konstitusionalisasi Pengakuan Bersyarat terhadap Masyarakat H ukum Adat

Pasal 18B Ayat (2) dalam Bab tentang Pemerintahan Daerah d an Pasal 28I Ayat (3) berada dalam Bab tentang Hak Asasi Ma nusia. Bunyi lengkap kedua pasal tersebut :

Pasal 18B Ayat (2) : Negara mengakui dan menghormati kesat uan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisio nalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembang an masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesi a, yang diatur dalam undang-undang.

Pasal 28I Ayat (3) : Identitas budaya dan hak masyarakat tradi

sional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan per

adaban.

(7)

C. UUD 1945

Pasal 1 ayat (3) “Negara Indonesia adalah negara hukum.

***)

Pasal 18B ayat (2)

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan- kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

**)

Pasal 28I ayat (3)

“Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. **)

Pasal 32 ayat (1)

“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. ****)

Pasal 36A

“Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. ***)

(8)

Persyaratan yuridis konstitusional pengakuan MH A dlm UUD 1945 (Prof. Dr. Jeane N. Saly)

1.

Sepanjang masih hidup dan masih ada

a. Siapa yg berwenang menyatakan sekaligus membuktikan MHA msh hidup atau msh ada??

b. Alat bukti apa yang dpt dgunakan bhwa MHA itu msh hidup atau masih ada??

c. Apa kriteria yang hrs dipenuhi agar dpt dikatakan MHA itu masih hidup atau msh ada??

Dg menggunakan logika hukum terbalik, UUD 1945 ingin menyatakan bahwa MHA itu memang sudah tidak ada.

Karena tidak ada ketentuan mengenai “siapa yg harus

menyatakan dan membuktikan MHA itu masih ada??” dan “apa kriteria utk menyatakan MHA msh ada atau tidak??”

(9)

Persyaratan yuridis konstitusional pengakuan MHA dlm UUD 1945

2. Sesuai perkembangan zaman dan peradaban

Bahwa thd MHA yg masih hidup terasing atau bahkan yan

g secara sadar dan sengaja mengasingkan dirinya (Suku B

adui, Kajang, Suku Anak Dalam, Suku Dayak dan lain seba

gainya) yang masih menjalani hidup dan kehidupannya sec

ara tradisionilnya itu tidak diakui sebagai MHA, karena dia

nggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan per

adaban modern sekarang ini.

(10)

Di lain pihak, terhadap MHA yang sudah maju dan sudah berbaur bahka n sudah menyatu dengan perkembangan zaman dan peradaban moder n, juga tidak diakui keberadaannya sebagai MHA dengan alasan, bahw a MHA itu tidak lagi hidup dengan menempati kesatuan wilayah tertent u dan juga dianggap sudah tidak lagi terikat pada tatanan dan nilai-nilai adat istiadat dan hukum adatnya sendiri.

3. Sesuai dg prinsip NKRI

Sifat MHA dan Hukum Adat yang lokal regional berhadapan dengan negara (nation-state) yang bersifat kebangsaan dan nasional itu, karena “nasionalisasi” terhadap MHA dan

Hukum Adat dengan sendirinya akan menghapuskan keberadaan MHA dan Hukum Adat itu

(11)

4. Diatur dlm UU

Hukum adat adalah hukumnya masyarakat yang lahir dari akar budaya lisan (bertutur) berbentuk tidak tertulis. Pengaturan- pengaturan apapun termasuk terhadap pembentukan dan e ksistensi dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban yang dimili ki MHA pun dijiwai dan diatur oleh ketentuan-ketentuan huk um adat yang tidak tertulis itu.

Pengaturan dan pengakuan MHA ke dalam bentuk peraturan p

erundang-undangan (Perda) dengan sifatnya yang tertulis itu

pastinya akan menghilangkan jati diri asli dari MHA yang pa

da akhirnya akan berakibat pada hapus dan hilangnya nilai-n

ilai adat istiadat dan juga hukum adat mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Memang putusan MK ini bersifat menegaskan kembali perlindungan dan penghormatan hak-hak tradisional masyarakat hukum adat yang telah tertuang dalam Pasal 4 ayat 3 UU Kehutanan ditambah