• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matematika Diskrit - UNIKOM Kuliah Online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Matematika Diskrit - UNIKOM Kuliah Online"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1-LOGIKA

Matematika Diskrit

(2)

tujuan

2

1. Memahami tentang logika

2. Memahami tentang operasi logika di komputer, dan

3. Memahami tentang inferensi

(3)

Logika

3

 Digunakan untuk melakukan penalaran matematika, dimana salah satunya dapat digunakan dalam mendesain rangkaian elektronik.

 Sistem yang didasarkan pada proposisi.

(4)

PROPOSISI

4

Proposisi adalah kalimat deklaratif atau pernyataan yang bernilai benar (true/T) atau salah (false/F) tetapi tidak sekaligus keduanya.

Dapat dikatakan bahwa nilai kebenaran (truth value) dari sebuah proposisi adalah benar atau salah.

Dalam rangkaian digital, nilai ini dinyatakan sebagai 1

dan 0

(5)

Pernyataan / Proposisi (1)

5

“6 adalah bilangan genap”

 Apakah sebuah pernyataan ? Ya

 Apakah sebuah proposisi ? Ya

 Apakah nilai kebenaran dari proposisi tersebut ? Benar

“ Ibukota propinsi Jawa Barat adalah Semarang “

 Apakah sebuah pernyataan ? Ya

 Apakah sebuah proposisi ? Ya

 Apakah nilai kebenaran dari proposisi tersebut ? Salah

(6)

Pernyataan / Proposisi (2)

6

“ Serahkan uangmu sekarang ! “

Apakah sebuah pernyataan ? Tidak

Apakah sebuah proposisi ? Tidak “ X > 3 “

Apakah sebuah pernyataan ? Ya

Apakah sebuah proposisi ? Tidak

nilai kebenaran dari pernyataan tersebut bergantung pada x, tapi nilainya belum ditentukan.

Pernyataan jenis ini disebut sebagai fungsi proposisi atau kalimat terbuka.

(7)

Mengkombinasikan Proposisi

7

Mengabungkan beberapa proposisi menjadi sebuah proposisi gabungan.

Diformalisasikan dengan melambangkan proposisi sebagai huruf-huruf seperti p, q, r, s, dan menggunakan operator-operator logika.

Operator logika merupakan operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi tersebut.

Operator logika yang digunakan adalah :

Negasi (NOT), Konjungsi (AND), Disjungsi (OR), Eksklusif OR (XOR), Implikasi (jika – maka), Bikondisional (jika dan hanya jika)

(8)

Negasi (NOT)

8

Merupakan jenis operator logika yang hanya membutuhkan satu buah proposisi (Operator Uner ).

Lambang : ~

P ~P

Benar Salah

Salah Benar

(9)

Konjungsi (AND)

9

• Merupakan jenis operator logika yang membutuhkan dua buah proposisi (Operator Biner ).

• Lambang : 

P Q PQ

Benar Benar Benar

Benar Salah Salah

Salah Benar Salah

Salah Salah Salah

(10)

Disjungsi (OR)

10

• Merupakan jenis operator logika yang membutuhkan dua buah proposisi (Operator Biner ).

• Lambang : 

P Q PQ

Benar Benar Benar

Benar Salah Benar

Salah Benar Benar

Salah Salah Salah

(11)

Eksklusif Or (XOR)

11

• Merupakan jenis operator logika yang membutuhkan dua buah proposisi (Operator Biner ).

• Lambang : 

P Q PQ

Benar Benar Salah Benar Salah Benar

Salah Benar Benar

Salah Salah Salah

(12)

Contoh (1)

12

 Diketahui proposisi – proposisi berikut : p : hari ini banjir

q : mahasiswa diliburkan maka :

p  q : hari ini banjir dan mahasiswa diliburkan p  q : hari ini banjir atau mahasiswa diliburkan

~ p : tidak benar hari ini banjir (hari ini tidak

banjir)

(13)

Contoh (2)

13

Diketahui proposisi – proposisi berikut : p : hari ini hujan

q : hari ini dingin

Nyatakan proposisi berikut dalam ekspresi logika : Hari ini dingin atau tidak hujan : q  ~p

Hari ini tidak hujan maupun dingin : ~p  ~q

(14)

Contoh (3) :

14

Diketahui proposisi – proposisi berikut : p : pria itu tinggi

q : pria itu pemarah

Nyatakan proposisi berikut dalam ekspresi logika :

Pria itu tinggi dan pemarah :

Pria itu tinggi dan tidak pemarah :

Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak pemarah

Pemuda itu tinggi, atau pendek

(15)

Implikasi (jika - maka) (1)

15

 Merupakan jenis operator logika yang membutuhkan dua buah proposisi (Operator Biner ).

 Pernyataan berbentuk “jika p maka q” disebut proposisi bersyarat atau kondisional (implikasi)

 “Jika p, maka q” disebut proposisi bersyarat dan

dilambangkan dengan p  q

(16)

Implikasi (jika - maka) (2)

16

 Proposisi p disebut hipotesis

(antesenden/premis/kondisi) dan proposisi q disebut konklusi (konsekuen)

P Q PQ

Benar Benar Benar Benar Salah Salah

Salah Benar Benar

Salah Salah Benar

(17)

Bikondisional/bi-implikasi/ jika dan hanya jika/xnor

17

 Merupakan jenis operator logika yang membutuhkan dua buah proposisi (Operator Biner ).

 Pernyataan berbentuk “p jika dan hanya jika q” disebut bikondisional atau bi-implikasi.

 Lambang:  P Q PQ

Benar Benar Benar Benar Salah Salah

Salah Benar Salah Salah Salah Benar

(18)

Contoh (1) :

18

 Tunjukkan bahwa p  q ekivalen secara logika dengan ~ p q

Jawab :

p q p q ~ p ~ p q

T F F F F

T F F F F

T F F F F

T F F F F

(19)

Contoh (2) :

19

 Dua pedagang barang rumah tangga

mengeluarkan moto jitu untuk menarik para pembeli. Pedagang pertama mengumbar

moto “barang bagus tidak murah” sedangkan

pedagang kedua mempunyai moto “ barang

murah tidak bagus”. Tentukan apakah kedua

moto itu menyatakan hal yang sama ?

(20)

Solusi :

20

(21)

Varian Proposisi Bersyarat

21

Terdapat bentuk implikasi yang berkaitan dengan

p  q yaitu proposisi sederhana yang merupakan varian dari implikasi yaitu : Konvers : q  p

Invers : ~ p  ~q

Kontraposisi: ~ q  ~p

(22)

Contoh :

22

 Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan berikut :

“Jika Amir memiliki mobil, maka ia orang kaya”

Jawab :

Konvers : jika amir orang kaya,maka ia memiliki mobil

Invers : jika amir tidak mempunyai mobil maka ia

bukan orang kaya

Kontraposisi : jika amir bukan orang kaya, maka ia

tidak memiliki mobil

(23)

Latihan

23

Tentukan kontraposisi dari pernyataan berikut :

Jika ia bersalah maka ia dimasukkan ke dalam penjara

Jika 6 lebih besar dari 0 maka 6 bukan bilangan negatif

Iwan lulus ujian jika hanya ia belajar

Hanya jika ia tidak terlambat maka ia akan mendapatkan pekerjaan itu

Perlu ada angin agar layang-layang bisa

terbang

(24)

Pernyataan dan Operasi

24

Pernyataan-pernyataan dan operator-operator dapat digabungkan untuk membentuk pernyataan baru.

Pernyatan (PQ) dan (P)(Q) adalah ekivalen

P Q (PQ) (P)(Q) (PQ)(P)(Q)

Benar Benar Salah Salah Benar

Benar Salah Benar Benar Benar

Salah Benar Benar Benar Benar

Salah Salah Benar Benar Benar

(25)

Tautologi dan Kontradiksi (1)

25

Suatu tautologi adalah pernyataan yang selalu benar.

Contoh:

R(R)

(PQ)(P)(Q)

(26)

Tautologi dan Kontradiksi (2)

26

Suatu kontradiksi adalah pernyataan yang selalu salah.

Negasi dari sembarang tautologi adalah sebuah kontradiksi, sedangkan negasi dari sebuah kontradiksi adalah sebuah tautologi.

Contoh:

R(R)

((PQ)(P)(Q))

(27)

Hukum Logika Proposisi

1. Hukum identitas:

p  F  p p  T  p

2. Hukum null/dominasi:

p  F  F p  T  T 3. Hukum negasi:

p  ~p  T p  ~p  F

4. Hukum idempoten:

p  p  p p  p  p 5. Hukum involusi (negasi

ganda):

~(~p)  p

6. Hukum penyerapan (absorpsi):

p  (p  q)  p p  (p  q)  p 7. Hukum komutatif:

p  q  q  p p  q  q  p

8. Hukum asosiatif:

p  (q  r)  (p  q)  r p  (q  r)  (p  q)  r 9. Hukum distributif:

p  (q  r)  (p  q)  (p  r) p  (q  r)  (p  q)  (p  r)

10. Hukum De Morgan:

~(p  q)  ~p  ~q

~(p  q)  ~p  ~q

27

(28)

Varian Proposisi Bersyarat(Implikasi)

28

 Varian dari implikasi (p  q)

 Konvers, Invers, Kontraposisi

1. Konvers : q  p

2. Invers :  p   q

3. Kontraposisi :  q   p

(29)

Contoh :

29

Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari: “Jika Amir mempunyai mobil, maka ia orang kaya”

Penyelesaian:

p : Amir mempunyai mobil q : Amir orang kaya

Konvers : Jika Amir orang kaya, maka ia mempunyai mobil

Invers : Jika Amir tidak mempunyai mobil, maka ia bukan orang kaya

Kontraposisi: Jika Amir bukan orang kaya, maka ia ia tidak mempunyai mobil

(30)

Bikondisional (Bi-implikasi)

30

 Bentuk proposisi: “p jika dan hanya jika q

 Notasi: pq

pq  (pq)  (qp).

(31)

Ekspresi bikondisional pq :

31

p jika dan hanya jika q.

p adalah syarat perlu dan cukup untuk q.

Jika p maka q, dan sebaliknya.

p if q

(32)

Contoh :

32

 Proposisi majemuk berikut adalah bi- implikasi:

1 + 1 = 2 jika dan hanya jika 2 + 2 = 4.

Syarat cukup dan syarat perlu agar hari hujan adalah kelembaban udara tinggi.

Jika anda orang kaya maka anda mempunyai banyak uang, dan sebaliknya.

Bandung terletak di Jawa Barat if Jawa Barat adalah

sebuah propinsi di Indonesia.

(33)

33

Tuliskan setiap proposisi berikut ke dalam bentuk “p jika dan hanya jika q”:

Anda naik jabatan jika anda punya koneksi, dan anda punya koneksi jika anda naik jabatan.

Penyelesaian:

Cari p dan q :

p : Anda naik jabatan q : Anda punya koneksi

Anda naik jabatan jika dan hanya jika anda punya koneksi.

(34)

34

Tuliskan setiap proposisi berikut ke dalam bentuk “p jika dan hanya jika q”:

Syarat cukup dan perlu agar anda memenangkan

pertandingan adalah anda melakukan banyak latihan.

Penyelesaian:

p : Anda memenangkan pertandingan q : Anda melakukan banyak latihan

Anda akan memenangkan pertandingan jika dan hanya jika anda melakukan banyak latihan.

(35)

Inferensi

35

 Penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi

 Kaidah :

Modus Ponen

Modus Tollen

Silogisme Hipotesis

Silogisme Disjungtif

Simplifikasi

Penjumlahan

Konjungsi

(36)

Modus Ponen (1)

36

Didasarkan pada tautologi : (p (pq))q)

Kaidah : p  q p

Modus ponen menyatakan bahwa jika hipotesis p dan implikasi p q benar maka konklusi q benar

q

(37)

Modus Ponen (2)

37

Misalkan implikasi “jika 25 habis dibagi 5, maka 25 bilangan ganjil” dan hipotesis “25 habis dibagi 5” keduanya benar maka menurut modus ponen :

p : 25 habis dibagi 5 q : 25 bilangan ganjil

“jika 25 habis dibagi 5, maka 25 bilangan ganjil dan hipotesis 25 habis dibagi 5. Oleh karena itu 25 adalah bilangan ganjil”

adalah benar.

(38)

Modus Tollen (1)

38

Didasarkan pada tautologi : (~q (pq)) ~p)

Kaidah : p  q ~q

Modus tolen menyatakan bahwa jika hipotesis ¬q benar dan implikasi p q benar maka konklusi ¬p benar

(39)

Modus Tollen (2)

39

Misalkan implikasi “jika n bilangan genap, maka 2n bernilai genap” dan hipotesis “2n bernilai bukan genap” keduanya benar. Maka menurut modus tollen :

p : n bilangan genap q : 2n bilangan genap

“jika n bilangan genap, maka 2n bernilai genap dan 2n bernilai ganjil. Oleh karena itu n bukan bilangan genap”

adalah benar.

(40)

Silogisme Hipotesis (1)

40

Didasarkan pada tautologi : ((pq) (qr)) (pr)

Kaidah : p  q q  r

(41)

Silogisme Hipotesis (2)

41

Misalkan implikasi “jika saya masuk Teknik Komputer maka saya belajar matematika diskrit” dan implikasi “jika saya belajar matematika diskrit maka saya belajar algoritma.

p : saya masuk Teknik Komputer q : saya belajat matematika diskrit r : saya belajar algoritma

Oleh karena itu jika saya masuk Teknik Komputer maka saya belajar algoritma” adalah benar menurut silogisme hipotesis.

(42)

Silogisme Disjungtif (1)

42

Didasarkan pada tautologi : ((pq) ~p) q

Kaidah : p  q ~p

(43)

Silogisme Disjungtif (1)

43

“Saya akan meneruskan kuliah atau saya akan menikah tahun depan. Saya tidak akan meneruskan kuliah.

p: saya akan meneruskan kuliah q: saya akan menikah tahun depan

Oleh karena itu saya akan menikah tahun depan” adalah benar menurut silogisme disjungtif.

(44)

Simplifikasi (1)

44

  

(45)

Simplifikasi (2)

45

“icha adalah mahasiswa Unpad dan Unikom. Oleh karena itu icha adalah mahasiswa Unpad” adalah benar menurut Simplifikasi

Atau

“icha adalah mahasiswa Unpad dan Unikom. Oleh karena itu icha adalah mahasiswa Unikom” adalah juga benar menurut Simplifikasi

(46)

Penjumlahan (1)

46

 Didasarkan pada tautologi : p (pq)

 Kaidah : p

(47)

Penjumlahan (2)

47

“Icha mengambil kuliah matematika diskrit . Oleh karena itu icha mengambil kuliah matematika diskrit atau algoritma”

adalah benar menurut penjumlahan.

(48)

Konjungsi (1)

48

 Didasarkan pada tautologi : ((p) (q) (p q)

 Kaidah : p

q

p q

(49)

Konjungsi (2)

49

“Icha mengambil kuliah logika matematika. Icha mengulang kuliah algoritma. Oleh karena itu icha mengambil kuliah logika matematika dan algoritma” adalah benar menurut konjungsi.

(50)

Argumen (1)

50

 Suatu deret proposisi yang dituliskan sebagai p1

p2

pn

dimana p1, p2, …, pn disebut hipotesis.

(51)

Argumen (2)

51

Sebuah argumen dikatakah sahih jika konklusi benar bilamana semua hipotesisnya benar; sebaliknya argumen dikatakan palsu (fallacy atau invalid) konklusi salah bilamana semua hipotesisnya salah.

Untuk menyatakan apakah argumen sahih maka dapat diperlihatkan bahwa implikasi adalah benar (yaitu sebuah tautologi).

Referensi

Dokumen terkait

Stunting cases with the highest prevalence were in Citeureup, with 23.77% or 550 stunting cases.6 Malnutrition from pregnancy to early childhood can have a severe impact, namely the