Materi Ajar Kearifan Lokal/Local Wisdom

REKAMAN KEARIFAN DALAM PENGETAHUAN LOKAL

LOCAL WISDOM

SEMESTER GENAP 2014

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FISIP - UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

1

DOSEN PENGAMPU: PANGERAN P.P.A. NASUTION, S.SOS., M.A.

LITERATUR

REFERENSI LITERATUR:

LILIWERI, A. 2014. PENGANTAR STUDI KEBUDAYAAN. BANDUNG: NUSA MEDIA.

ENDRASWARA, B. (ED.). FOLKORE & FOLKLIFE. YOGYAKARTA: OMBAK.

• INDIVIDU DAN KOMUNITAS MEMPUNYAI PENGETAHUAN TENTANG DUNIA YANG MENGHIDUPKAN MEREKA, BENAR KATA PLATO, “BAHWA PENGETAHUAN MERUPAKAN SEBUAH PERPUSTAKAAN YANG LENGKAP, DIA TERNYATA LEBIH BERHARGA DARI APAPUN”.

• PENGETAHUAN TRADISIONAL (TRADITIONAL KNOWLEDGE) ADALAH TUBUH KUMULATIF DARI PENGETAHUAN TENTANG (APA YANG DIKETAHUI DAN BAGAIMANA CARA MENGETAHUI)

“WHAT TO AND HOW TO KNOW” DARI SEKELOMPOK ORANG TENTANG LINGKUNGAN SEKELILINGNYA.

• PENGETAHUAN INI BERISI PRAKTEK HIDUP YANG DIKEMBANGKAN OLEH MEREKA BERDASARKAN PENGALAMAN SEJARAH YANG SUDAH MEMBUDAYA DENGAN LINGKUNGANNYA.

3

• MAYOR (1996), MENGARTIKAN HAKIKAT PENGETAHUAN TRADISIONAL ADALAH “ORANG- ORANG PRIBUMI DI DUNIA MEMILIKI PENGETAHUAN YANG LUAS TENTANG LINGKUNGAN MEREKA, PENGETAHUAN ITU DIWARISI SELAMA BERABAD-ABAD SELAMA MEREKA HIDUP DEKAT DENGAN ALAM”.

• MEREKA HIDUP DI DALAM KEKAYAAN SERTA KEBERAGAMAN EKOSISTEM YANG KOMPLEKS.

ITULAH MENGAPA MEREKA MEMILIKI PEMAHAMAN TENTANG SIFAT-SIFAT TUMBUHAN DAN HEWAN, FUNGSI EKOSISTEM DAN TEKNIK UNTUK MENGGUNAKAN DAN MENGELOLA ALAM SECARA KHUSUS, BAHKAN SERING PENGETAHUAN MEREKA SANGAT RINCI.

• APA ITU KEARIFAN LOKAL? (LILIWERI, 2002) YANG MENGUTIP DARI BEBERAPA SUMBER;

KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) ATAU YANG SERING DISEBUT DENGAN INDIGENOUS KNOWLEDGE:

1. KEARIFAN LOKAL ADALAH STUDI TENTANG TATANAN PENGETAHUAN YANG ADA DARI SUATU KEBUDAYAAN: MENGKLASIFIKASI OBJEK, AKTIVITAS, PERISTIWA SECARA UNIVERSAL (HARDESTY, 1977).

2. “STOCK OF KNOWLEDGE”  SEBAGAI “SYSTEM OF CONCEPTS, BELIEFS, AND WAYS OF LEARNING” YANG DIMILIKI OLEH KOMUNITAS TERTENTU (CHAMBERS, 1983).

3. KEARIFAN LOKAL KEBANYAKAN DIALIHKAN DARI INGATAN MANUSIA SECARA LISAN DAN BUKAN DENGAN TULISAN ATAU REKAMAN (BROWDER, 1995).

4. SEMENTARA ITU MARREWIJK (1998), MENGATAKAN KEARIFAN LOKAL ADALAH KESELURUHAN ATAU TOTAL PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIMILIKI OLEH SEKELOMPOK ORANG DARI SUATU GEOGRAFIS TERTENTU YANG MEMBUAT MEREKA MAMPU MEMEROLEH SESUATU DARI LINGKUNGAN ALAM DI SEKITARNYA.

5

SEBAGIAN BESAR PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ITU TELAH DIWARISKAN DARI GENERASI SEBELUMNYA KEPADA GENERASI SELANJUTNYA.

MESKIPUN LINGKUNGAN TERUS BERUBAH, SETIAP GENERASI BERUSAHA

MERUMUSKAN STRATEGI KELANGSUNGAN HIDUP. ADA KOMPONEN

KEPERCAYAAN DAN KEYAKINAN DALAM PERSEPSI DARI KOMUNITAS

TERSEBUT, PERANAN MEREKA DALAM EKOSISTEM DAN BAGAIMANA MEREKA

BERINTERAKSI DENGAN ALAM.

MENURUT MAYOR (1996), PENDUDUK ASLI MENDEFINISIKAN PENGETAHUAN TRADISIONAL MEREKA SEBAGAI:

1. PENGETAHUAN YANG MEREKA TERIMA BERASAL DARI AKAL SEHAT YANG PRAKTIS – BERDASARKAN AJARAN DAN PENGALAMAN YANG DIWARISKAN DARI GENERASI KE GENERASI.

2. PENGETAHUAN UMUM YANG DIKENAL OLEH SELURUH ANGGOTA SUATU MASYARAKAT, MISALNYA PENGETAHUAN TENTANG LINGKUNGAN – PANGAN, HORTIKULTURA, DUNIA HEWAN SALJU, ES, CUACA, SUMBER DAYA, DAN HUBUNGAN DI ANTARA HAL-HAL ITU.

3. PENGETAHUAN YANG BERSIFAT HOLISTIK, ARTINYA PENGETAHUAN TENTANG “SUATU HAL”

BERKAITAN DENGAN “HAL LAIN” – PENGETAHUAN YANG SALING TERKAIT DAN BERAKAR TRADISI, SPIRITUALITAS, BUDAYA DAN BAHASA RAKYAT – YANG SEMUANYA MERUPAKAN PERSOALAN CARA HIDUP.

4. PENGETAHUAN TRADISIONAL INI MERUPAKAN PERSOALAN CARA HIDUP – ADA KEBIJAKSANAAN UNTUK MENGGUNAKAN PENGETAHUAN TRADISIONAL DENGAN CARA YANG BAIK, SEMACAM SPIRIT AGAR PARA ANGGOTANYA DAPAT BERTAHAN HIDUP. ⁷

5. PENGETAHUAN TRADISIONAL INI BERADA DI SUATU SISTEM OTORITAS, KARENA ADA ATURAN-ATURAN YANG MENGATUR PENGGUNAAN SUMBER DAYA, KEWAJIBAN UNTUK

BERBAGI. JADI SIFATNYA PENGETAHUAN ITU DINAMIS, KUMULATIF DAN STABIL – INI ADALAH PERSOALAN KEBENARAN.

6. PENGETAHUAN YANG MEMBERI KREDIBILITAS KEPADA MASYARAKAT.

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN EKOLOGI TRADISIONAL YANG DIADAPTASI DARI PENELITIAN DAN TULISAN-TULISAN CLARKSON, ET AL. (1992), BERKES (1993), DOUBLEDAY (1993), TYLER (1993), WAVEY (1993), MITCHELL (1994), ADALAH:

1. HOLISTIK, SEGALA SESUATU SALING BERHUBUNGAN DAN TIDAK ADA YANG DIPAHAMI DALAM SITUASI TERISOLASI.

2. INTUITIF, BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN YANG BERSIFAT HOLISTIK.

3. KUALITATIF, PENGETAHUAN DIPEROLEH MELALUI KONTAK YANG INTENS DENGAN

LINGKUNGAN SETEMPAT, TANPA MENGABAIKAN POLA ATAU TREN YANG TERJADI TERHADAP FLORA, FAUNA, DAN FENOMENA ALAM. HAL INI DIDASARKAN PADA DATA YANG

DIKUMPULKAN OLEH PARA PENGGUNA SUMBER DAYA MELALUI OBSERVASI DAN PENGALAMAN LANSUNG.

4. DAPAT DIWARISKAN DARI SATU GENERASI KEPADA GENERASI LAIN MELALUI TRADISI LISAN:

MISALNYA MELALUI PENGAJARAN YANG DILAKUKAN MELALUI CERITA DAN PARTISIPASI

ANAK DALAM KEGIATAN PENTING DARI KEBUDAYAAN. ₉

5. PERCAYA KARENA DIATUR OLEH KEKUATAN YANG MAHA TINGGI: SANG PENCIPTA SUDAH MENCIPTAKAN MAKHLUK HIDUP DALAM ALAM KARENA ITU DIA MENDEFINISIKAN ALAM SEMESTA YANG HARUS KITA GUNAKAN SECARA MORAL DENGAN HUKUM YANG SESUAI.

6. MORAL, ADA CARA YANG BENAR DAN YANG SALAH YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN.

7. SPIRITUAL, BERAKAR DALAM KONTEKS SOSIAL DI MANA SEMUA ORANG DALAM KOMUNITAS MELIHAT DUNIA DALAM KONSEP HUBUNGAN SOSIAL DAN SPIRITUAL DI ANTARA SEMUA

BENTUK KEHIDUPAN. SEMUA BAGIAN DARI ALAM HARUS DIRESAPI DENGAN SEMANGAT DAN PIKIRAN YANG JERNIH, KARENA ITU ADA KESADARAN BAHWA MATERI DAN JIWA DIANGGAP SEBAGAI TAK TERPISAHKAN. PENGETAHUAN EKOLOGI TRADISIONAL, DALAM PRAKTEKNYA, MENUNJUKKAN KERENDAHAN HATI MANUSIA DAN PERANAN TANGGUNG JAWAB,

TERMASUK JUGA TIDAK BERTUJUAN UNTUK MENGENDALIKAN ALAM.

8. BERDASARKAN PRINSIP BERBAGI KESEJAHTERAAN TIMBAL BALIK DAN KERJASAMA DEMI MEMPROMOSIKAN KESEIMBANGAN DAN HARMONI ANTARA KESEJAHTERAAN KELOMPOK SOSIAL.

ra c 0

- ...

•

.... ' ·- v, ·- -0

_�+-I

c ro ::J ..c ro

µ (lJ

bO c: a.. ..s::. t1J :p

V)

• c ro

DC

c

(1' ^�

... ·-

�

._

(1,)

..., tl.O c:

("Q

> ::, ....,

("Q

::,

V) (1J Cl\ C'O

....

=

- " C'O

^�

0 c: C'O ,, ·- ... ro

QJ ^�

- 8 8 0 - • -- g]- • # • 0 u 0 ..., (0 0. E QJ ... QJ V) - - ·- ·- '- QJ V) eo c "' > c ro ·.c; Vl ·-

ro • co

�

0 c

(0

:J .s: co ...,

QJ

tlO c

Q)

0. :::,

+-'

·- ro >

..., ro 0. ro =o c

QJ

a. co ·- c: 0 > <(

�

0 a N .,, "" ... ,

_.

.. - -- '

...

c: ro

.::a!. (0 +-'

re b.O c cu E

·- ...

(1J

..a E

Q)

E c ro

�

ro ro

�C'Q

.c:. ·- ·-

V)

0 a..

^+J

ro ro "' c ro E ·- ..c ..., ro :::, _o E

^QJ

E ·- c: ro E

^C'O

ro ..., ·- '< c.. ::, -0

^("Q

c

^Q)

....

⁽⁰

.:it. c:

^C'O

E

^C'O

> c c "' -0 .--. ... 0 E ·- - -

("Q ^�

0 c ro ., . ·- ...

(0 (1J ^� (ts

..., -- c

..::,,! (0

eo

b.O

c c ro

(1)

> -0 c . ..., ro ro

·- b.O ...., (0

c

�

:::, QJ �

+-' 0.0

eo - � c re > � -

ro

(l.J

..0

V')

0 ...,

(l)

c ro tl.O c OJ '"O ..., ·- ro

-'Ii!

'- 2:l .

-

' c ro ""O ,.__ ro

+-'

c ro t'l.O c

QJ

E c ro

Y'

re ro ·-- "-

QJ .::i,t. QJ

..c ·- -0 ro ·-- c

QJ

E

..., ro ..0 ro "-

Q)

�

c ro -0 ro b.O

�

ro :::,

(1) �

ro

+-'

0 M

tU)

c ftl

•

c ..., ro .0 ro "-

QJ ^�

c

(0

'"'C

0.0

c c

(0

ro v-. > . �

b..O c ro > ro

+-'

·-

�

c ro

�

- ·- -

.. c: ro

�

..c ::,

+-'

:::, ...a ·- -0 c ro '"O

tl.O c ·.c; c:

Q.J

0.. eo c

�

b..O c

(t1

> ·- - ·- ... 0. c ro -0 a. ro

�

ro

tlO c

�

0 c

(0

ro

V)

ro .... OJ a. c ro

�

tl.O c: ro c

Q.J

> c

(l)

E eo c ro "- 0 .... ro

QO

ro c c ...

Q)

c

QJ

E - ·- - ·- ·-

• M ' ..

��

0 r=

^{�I l}

I

·- J...

('3

cu :::.::: E - ...

V)

·-

W)

0

=

.... '

t>.O

c eo > - - - - - -

^•

- -