• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI ETNIC OF CARE

N/A
N/A
Putri Yulia

Academic year: 2023

Membagikan "MATERI ETNIC OF CARE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 1

NILAI, ETIK, DAN LEGALITAS HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Secara umum Bab yang berjudul “Nilai, Etik, dan Legalitas Hukum dalam Praktik Keperawatan“ ini menjelaskan tentang bagaimana sistem pelayanan kesehatan dan keperawatan yang ada di Indonesia. Agar memudahkan Anda mempelajari isi materi Bab IV, maka sistem pembelajaran ini kami kemas dalam dua (2) Topik, yaitu:

1. Topik 1: Nilai Etik dan Legal Praktik Keperawatan 2. Topik 2: Hukum dalam Praktik Keperawatan

Bab ini dapat Anda pelajari secara mandiri, sebaiknya dalam mempelajari Bab ini Anda lakukan secara bertahap. Manfaat Anda mempelajari materi pembelajaran ini, memberikan bantuan atau pedoman kepada Anda ketika Anda menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda sebagai perawat. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien baik secara individu maupun kelompok pada kondisi yang sehat maupun yang sakit.

Salah satu isu yang sering muncul berkaitan hubungan antara perawat pasien adalah etika.

Terdapat beberapa isu yang bisa jadi merupakan masalah dalam praktik keperawatan merupakan perbuatan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi disebabkan oleh masalah etis.

Materi pembelajaran yang disajikan pada dua Topik 1 dan Topik 2, dan Anda disarankan untuk mempelajari secara bertahap, dari tahap 1 jika Anda sudah yakin memahaminya, Anda dipersilahkan untuk mempelajari materi pembelajaran Topik 2 demikian seterusnya.

Selanjutnya, setelah Anda mempelajari Bab IV ini diharapkan Anda dapat:

a. Menjelaskan nilai-nilai (value) dalam keperawatan b. Menjelaska etik atau etika keperawatan

c. Menjelaskan masalah etik dan issue etik dalam praktik keperawatan d. Menjelaskan legal etik dalam praktik keperawatan

e. Menjelaskan proses legalisasipraktik keperawatan

f. Menjelaskankonsep hukum dan fungsi hukum dalam keperawatan g. Menjelaska sumber-sumber dan tipe hukum di Indonesia

h. Menjelaskan pentingnyaundang-undangpraktikkeperawatan i. Menjelaskan hukum dalam praktik keperawatan

j. Menjelaskan sumber hukum yang berhubungan dengan praktik keperawatan k. Menjelaskan perlindungan hukum dalam praktik keperawatan

l. Menjelaskan berbagai issue dan masalah hukumdalampraktik keperawatan m. Menjelaskan tanggunggugat dan tanggung jawab dalampraktik keperawatan n. Menjelaskan macam-macam tanggung gugat dalam praktik keperawatan

(2)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 2

Topik 1

Nilai, Etik, dan Legal Praktik Perawatan

TUJUAN PEMBELAJARAN DAN POKOK MATERI PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Topik 1, diharapkan Anda dapat memahami tentang Moral, Nilai dan Legal Praktik Keperawatan.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Topik 1, diharapkan Anda dapat menjelaskan:

a. Menjelaskan nilai-nilai (value) dalam keperawatan b. Menjelaska etik atau etika keperawatan

c. Menjelaskan masalah etik dan issue etik dalam praktik keperawatan d. Menjelaskan legal etik dalam praktik keperawatan

e. Menjelaskan proses legalisasi praktik keperawatan

3. Pokok –Pokok Materi

a. Nilai-nilai (value) dalam keperawatan b. Etik atau Etika Keperawatan

c. Masalah Etik dan Issue Etik dalam Praktik Keperawatan d. Legal Etik dalam Praktik Keperawatan.

e. Proses Legalisasi Praktik Keperawatan

(3)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 3

Uraian Materi

A. PENDAHULUAN

Halo, apa kabar? Apakah Anda sudah siap dengan materi pembelajaran yang baru, saya berharap Anda sudah siap. Materi yang akan kita pelajari pada Bab 4 Topik 1 ini, adalah

“Moral Nilai dan Legal Praktik Keperawatan”.

Profesi keperawatan dalam bekerja telah membuat kontrak sosial dengan masyarakat, walaupun tidak dibuat secara langsung yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekuensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.

Nilai - Nilai (Values) Dalam Keperawatan

Perawat sebagai tenaga yang profesional, dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggungjawab secara moral. Seringkali masalah, muncul ketika hubungan sosial itu terjadi antara perawat dengan klien, hal ini merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari segala segi kehidupan. Tidak ada satupun manusia sebagai subjek hidup yang bersih tanpa masalah, namun ada yang tersembunyi ada juga yang lebih dominan oleh masalahnya. Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa menjadi masalah dalam praktik keperawatan, baikperbuatan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi disebabkan oleh pertimbangan etis atau nilai-nilai yang dianut sebagai kerangka konsep yang dipakai oleh perawat dalam bekerja.

a. Definisi Nilai-nilai (values) dalam Keperawatan

Definisi nilai adalah keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkahlaku, (Rokeach,1973). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 3 tahun 2003, definisi dari nilai antara lain:

1) Sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya.

2) Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nurani (pengertian secara umum).

(4)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 4 3) Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang tentang kebenaran,

keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.

4) Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus.

Selanjutnya bahwa dalam diri manusia terdapat 2 nilai yaitu nilai personal (nilai-nilai manusia sebagai pribadi yang utuh) dan nilai profesional yaitu nilai-nilai manusia berdasarkan profesinya. Nilai-nilai tersebut merupakan suatu ciri:

1) Nilai-nilai yang membentuk dasar perilaku seseorang.

2) Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsisten.

3) Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang

4) Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh dan mempertahankannya.

Pada kenyataanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup praktek keperawatan dan bidang tekhnologi medis akan mengakibatkan terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai pribadi yang dimiliki perawat dengan pelaksanaan praktek yang dilakukan sehari-hari. Selain itu pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan tertentu, dinilai pihak perawat mempunyai hak untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

Dalam praktiknya seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya harus didasarkan atas nilai-nilai dan kode etik yang sesuai dengan profesinya, antara lain:

1) Menghargai martabat individu tanpa prasangka 2) Melindungi seseorang dalam hal privasi

3) Bertanggung jawab untuk segala tindakannya

Perawat secara hukum dan etika berkewajiban untuk memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya dalam peraturan yang membatasinya dan kode etik yang membimbingnya.

Perawat di dalam menjalankan kewajibannya tidak terlepas dari nilai-nilai personal dan professional. Tata nilai yang ada yang disebut dengan nilai profesional diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan etika profesi, seperti: menghargai martabat individu tanpa prasangka, melindungi seseorang dalam hal privasi dan bertanggung jawab untuk segala tindakannya.

Perawat di dalam menjalankan kewajibannya tidak terlepas dari nilai-nilai personal dan profesional. Sehingga perlu adanya klasifikasi untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri. Seperti perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan selain menggunakan ilmu keperawatan yang dimiliki juga diperkuat oleh nilai yang ada dalam diri mereka.

(5)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 5 b. Fungsi dan Sifat Nilai

Nilai yang merupakan tingkah laku dapat bersifat sadar maupun tidak sadar. Perawat atau klien kadang dapat mengekspresikan nilai-nilai yang dianut secara terbuka ataupun menunjukkan dengan tingkah laku verbal dan non verbal. Pada umumnya mereka menyadari bahwa ada nilai utama yang dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan mereka yang harus tetap di pegang dan dipertahankan. Akan tetapi tidak sedikit pula mereka tidak menyadari bahwa nilai yang mereka pegang atau dipertahankan buka suatu nilai yang penting dan biasanya hanya berupa pemikiran-pemikiran yang dapat mempengaruhi perilaku mereka.

Cara kita menilai persepsi orang lain dan respon kita terhadap mereka juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kita anut. Misalnya ketika perawat pertama kali bertemu klien di rumah sakit atau di puskesmas biasanya perawat tersebut akan memperhatikan penampilan dan tingkah laku klien pada saat berbicara atau pada saat wawancara. Biasanya perawat akan memberikan respon positif pada klien yang berperilaku santai, dan ramah serta berpenampilan yang rapi, dari pada klien yang berpenampilan kurang bersih dan berbicara yang kurang sopan.

Sehingga nilai berfungsi sebagai filter untuk berbagai pengalaman yang berkaiatan dengan hubungan sesama manusia atau hubungan antara perawat dengan kliennya dalam kehidupan sehari-hari. Seorang perawat tidak akan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik manakala tidak mempunyai fungsi filter dalam nilai pada dirinya ketika perawat membantu klien membuat banyak keputusan yang penting dan memberikan rasa percaya diri pada perawat. Namun harus diingat bahwa nilai tidak menentukan harga diri seseorang atau tidak seharusnya menjadi penentu bagaimana klien diperlakukan dalam hubungan profesionalnya.

c. Klasifiasi dan Klarifikasi Nilai-nilai

Klasifikasi nilai-nilai dapat kami bagi menjadi dua kategori yaitu nilai-nilai nurani dan nilai-nilai memberi. Apa itu nilai nurani dan nilai memberi:

1) Nilai nurani yaitu nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain, seperti: keberanian, kejujuran, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian dan kesesuaian.

2) Nilai-nilai memberi yaitu nilai yang perlu di praktekkan atau yang diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Contoh: setia, dapat dipercaya, hormat, cinta kasih sayang, tidak egois, baik hati, ramah adil dan murah hati.

Berdasarkan klasifikasi nilai-nilai tersebut manusia sebagai pribadi yang utuh harus senantiasa memegang aspek kejujuran atau nilai-nilai yang berhubungan dengan akhlak,benar dan salah yang dianut oleh golongan atau anggota. Nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu nilai apabila keyakinan tersebut memenuhi tujuh kriteria yakni:

menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang, menegaskannya di depan umum, apabila cocok, memilih dari berbagai alternatif, memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya, memilih secara bebas dan bertindak dengan pola konsistensi.

(6)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 6 Klarifikasi nilai dapat menjadi sarana yang berguna dalam membantu klien dan keluarganya untuk memilih dan berperilaku yang dapat meningkatkan kesehatan, beradaptasi pada tekanan penyakit, serta menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengembalikan fungsi maksimal pada proses penyembuhan atau proses rehabilitasi.

Klarifikasi nilai akan membantu klien untuk memperoleh kesadaran tentang prioritas pribadi, mengidentifikasi nilai yang tidak jelas dan memecahkan konflik antara nilai dan tingkah laku. Dalam prosesnya seringkali klien menunjukan keinginan untuk mendiskusikan masalah dan perasaan sebenarnya sehingga membantu perawat dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan.

Klarifikasi nilai dapat digunakan sebagai pendekatan bagi perawat untuk menghargai, pemilihan, penilaian dan tindakan yang harus diambil pada saat memberikan asuhan keperawatan pada klien. Perawat membatuk klien mengklarifikasi berbagai alternatif sehingga mereka dapat bertindak pada kemungkinan pilihan yang paling baik. Ketika perawat membuat respon untuk menjelaskan, penjelas tersebut harus berifat ringkas, selektif, tidak berpihak, memicu timbulnya pemikiran dan bersifat spontan.

d. Ensensial Nilai-nilai dalam Praktik Keperawatan

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:

1) Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

2) Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.

3) Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi.

4) Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5) Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.

6) Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7) Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang memungkinkan

(7)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 7 seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya (Steele dan Harmon, 1983).

Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar didalam aplikasi keperawatan. Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untukmempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu: penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.

B. ETIK ATAU ETIKA KEPERAWATAN

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.

Etik atau etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baikbagikelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagiperbuatanyang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baikdandengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatanatau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitaskarena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standard dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak- hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional.

1. Definis Etik

Perawat diharapkan memiliki komitmen yang tinggi untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan keperawatan profesional. Perilaku etis diperlukan setiap kali perawat dalam pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Perawat seringkali menggunakan dua pendekatan dalam memecahkan masalah etika yang sering

(8)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 8 terjadi dalam praktik keperawatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang, etik, moral dan nilai, apakah Anda tahu tentang pengertian etik, moral dan nilai relevansinya dengan pekerjaan Anda sebagai perawat? Coba Anda jelaskan dan silahkan Anda tulis di buku catatan Anda?

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ”kebiasaaan”, ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi perilaku.

Definisi etik atau etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral. Silakan Anda perhatikan beberapa pengertian Etik dan Etika menurut beberapa ahli seperti berikut:

a. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.

b. Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral ke dalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI.

c. Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.

d. Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan praktek profesional.

2. Istilah-Istilah dalam Etika dan Hukum Keperawatan

Ada beberapa istilah dalam etika dan hukum keperawatan yaitu:

a. Etika: peraturan/norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk, merupakan suatu tanggung jawab moral.

b. Etik: suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral atau ilmu kesusilaan yang menyangkut aturan/prinsip penentuan tingkah laku yang baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab.

c. Etiket: merupakan sesuatu yang telah dikenal, diketahui, diulangi sertamenjadi suatukebiasaan di dalam masyarakat, baik berupa kata-kata/suatu bentuk perbuatan yang nyata.

(9)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 9 d. Moral: perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar perilaku atau

perilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota kelompok atau masyarakat dimana ia berada, atau nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

e. Kode etik adalah kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi dan penerima jasa profesi yang wajar, jujur, adil dan terhormat.

f. Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.

g. Profesionalisme, karakter, spirit, metoda profesional, mencakup pendidikan dan kegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jadi profesional.

h. Profesionalisme, merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik ke arah profesi.

i. Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat.

3. Prinsip-Prinsip Etik dalam Keperawatan

Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak- hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional, seperti:

a. Otonomi (Autonomy)

Dalam bekerja perawat harus memilik prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Perawat harus kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai dan tidak dipengaruhi atau intervensi profesi lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap klien, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

b. Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Setiap kali perawat bertindak atau bekerja senantiasi didasari prinsip berbuat baik kepada klien. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

(10)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 10 c. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan harus ditumbuh kembangan dan dibutuhkan dalam diri perawat, perawat bersikap yang sama dan adil terhadap orang lain dan menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam memberikan asuhan keperawatan ketika perawat bekerja untuk yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan keperawatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip tidak merugikan harus di pegang oleh setiap perawat, prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya, cedera atau kerugian baik fisik maupun psikologis pada klien akibat praktik asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu maupun kelompok.

e. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran,perawat harus menerpkan prinsi nilai ini setiap memberikan pelayanan keperawatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argumen mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

f. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan oleh setiap perawat untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

g. Karahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi .klien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien di luar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

(11)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 11 h. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

4. Metodologi Dalam Pengambilan Keputusa Etis

Perawat memiliki kewajiban etis untuk mendukung, meningkatkan dan membantu pengambilan keputusan klien, untuk mendukung hak klien pada informed consent untuk memberikan informasi mengenai resiko yang akan datang ketika tindakan itu diberikan kepadanya dan untuk mengikuti jalan yang diambil klien.

Pertimbangan etis yang meliputi tantangan dalam masalah dan dilema etis dapat diarahkan dengan metode proses asuhan keperawatan. Hal terbaik sebelum diambil suatu keputusan sebaiknyaa dideskusikan terlebih dahulu antara klien dengan perawat atau petugas kesehatan yang akan melakukan suatu tindakan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai informasi yang relevan.

Setiap situasi atau dilema etis berbeda cara pendekatannya, namum dalam situasi apapun perawat dapat menggunakan panduan berikut ini untuk pemmrosesan dan pengambilan keputusan etis:

a. Menunjukkan maksud baik

Penting bagi perawat dan semua tim yang terlibat mengikuti diskusi etik dengan anggapan bahwa semua tim menemukan apa yang baik bagi tidakan yang akan diberikan kepada klien. Diskusi harus dimulai dengan etikat baik dan kepercayaan pada semua anggota tim, jika tidak dimulai dengan saling percaya dan prinsip berbuat baik maka hasil yang diputuskan tidak akan memberikan kebaikan pada klien dan mencegah terjadinya kesalahan dan kejahatan pada klien dan keluarganya.

b. Mengidentifikasi semua orang penting

Sebelum pengambilan keputusan etis, perawat hendaknya mengingatkan bahwa semua orang/anggota tim ikut serta dalam proses pengambilan keputusan moral adalah penting. Tidak menilai seberapa besar porsi nilai yang diberikan oleh masing-masing anggota tim, prinsipnya bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan bersama atau keputusan tim.

c. Mengumpulkan informasi yang relevan

Menggali atau mengumpulakan semua informsi sangatlah penting sebelum keputusan etis diambil. Infoemasi yang relevan meliputi data tentang pilihan klien, sistem keluarga, diagnosa dan prognosa medis, pertimbangan sosial dan dukungan lingkungan. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pertimbangan pengambilan keputusan etis. Perawat atau tim perawat tidak dapat mengambil keputusan yang baik jika berdasarkan data-data atau informasi yang lemah. Oleh karena itu, perawat harus mampu mengumpulan informasi yang paling relevan sebagai dasar pengambilan keputusan etis bagi klein.

(12)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 12 d. Mengidentifikasi prinsip etis yang penting

Keputusan etis harus didasari prinsip etis yang sesuai, walaupun prinsip etis yang umum dan universal tidak dapat menunjukka pada perawat apa yang harus ia lakukan dalam situasi kritis. Tetapi prinsip etis tersebut tetap harus dijadikan standar pegangan bagi perawat untuk mengambil keputusan etis, karena dapat membantu dalam menilai dalam situasi dilema tersebut. Sehingga dapat mencari solusi untuk mengesampingkan atau menghilangkan hal yang dapat menghalangi norma dan nilai keputusan etis akan menjadi lebih baik.

e. Mengusulkan tindakan alternatif

Perawat seringkali sulit mengatasi masalah etis yang dihadapi, karena mereka hanya dapat melihat satu tindakan yang mungkin dapat diberikan kepada klien. Tanpa memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan yang masuk akal yang dapat melindungi nilai kemanusiaan yang pada orang-orang yang terlibat.

f. Melakukan tindakan

Begitu keputusan etis telah diambil berdasarkan hasil diskusi tim yang dilakukan secara terbuka dengan melibatkan semua unsur yang terkait, maka perawat atau tim dapat mengimplementasikannya dalam bentuk tindakan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

C. MASALAH ETIK DAN ISSUE ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, hari kematian ataupun tentang krisis.

1. Masalah Issue Etik dalam Keperawatan

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.

Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak- hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional.

Aplikasi dalam praktek klinik keperawatan diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan perilaku perawat pada posisinya. Seorang perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada klien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena klien kurang

(13)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 13 memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantuklien untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.

Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam bertindak. Contoh: Orang tua klien yang memerlukan biaya yang cukup besar untuk pengobatan medis anaknya dinyatakan menderita penyakit yang harus segera diobati, disatu sisi ia juga harus memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan anaknya yang sakit, tetapi di lain pihak beberapa anggota keluarga butuh biayanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tentu menimbulkan konflik etik, moral dan nilai, karena tidak ada satu metoda yang dapat menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang penting dalam etika.

2. Issue Etik Dalam Keperawatan

Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekuensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.

Kemajuan ilmu dan teknologi terutama di bidang biologi dan kedokteran telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum teratasi. Issue bioetik keperawatan mencakup banyak hal, sesuai dengan kewenangan perawat, sesuai dengan bidang kerjanya, diantaranya keperawatan anak, gerontik, bedah, maternitas, komunitas, dan keluarga.

Masalah bioetik semakin berkembang dengan munculnya berbagai sistem pelayanan kesehatan baru, seperti nursing care (perawat rumah), telenursing (perawatan jarak jauh). Contoh kasus Issue Bioetik keperawatan:

a. Keperawatan maternitas, masalah: aborsi, Kehamilan remaja, penanganan bayi berisiko tinggi.

b. Keperawatan gerontology masalah: penganiayaan lanjut usia, euthanasia, penanganan pasien HIV/AIDS.

D. LEGAL ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

Seorang perawat profesional dalam bekerja memberikan praktik asuhan keperawatan harus sesuai dengan standar keperawatan dan peraturan perundang-undangan atau hukum, dengankata lain bahwa praktik asuhan keperawatan tersebut harus bersifat legal.

(14)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 14 1. Pengertian legal dan Issue Legal dalam Praktik Keperawatan

Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik keperawatan mengacu pada hukum nasional yang berlaku di suatu negara. Hukum bermaksud melindungi hak publik, misalnya undang-undang keperawatan bermaksud melindungi hak publik dan kemudian melindungi hak perawatan.

Issue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang dan sah, sesuai dengan Undang- Undang/Hukum mengenai tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama dengan klien baik individu, keluarga atau komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya, baik tanggung jawab medis/kesehatan maupun tanggung jawab hukum.

2. Tipe Tindakan Legal

Terdapat dua macam tindakan legal: tindakan sipil/pribadi, dan tindakan kriminal.

a. Tindakan sipil berkaitan dengan isu antara individu-individu. Contohnya: seorang pria dapat mengajukan tuntutan terhadap seseorang yang diyakininya telah menipunya.

b. Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan masyarakat secara keseluruhan. Contohnya: jika seorang pria menembak seseorang, masyarakat akan membawanya ke persidangan.

E. PROSES LEGALISASI PRAKTIK KEPERAWATAN

1. Definisi Legislasi

Legislasi keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan (Sand, Robbles 1981). Legislasi praktek keperawatan merupakan ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seorang perawat dalam melakukan praktek keperawatan. Legislasi praktek keperawatan di Indonesia diatur melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang registrasi dan praktek perawat.

Legislasi (Registrasi dan Praktek Keperawatan) Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/Menkes/XI/2001, Latar belakang Perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya. Untuk itu perlu ketetapan yang mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang untuk terkait dengan pekerjaan/profesi.

2. Tujuan Legislasi Keperawatan

a. Tujuan utama Legislasi adalah untuk melindungi masyarakat serta melindungi perawat.

b. Tujuan yang lainnya adalah:

1) Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

(15)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 15 2) Melidungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan

3) Menetapkan standar pelayanan keperawatan 4) Menapis IPTEK keperawatan

5) Menilai boleh tidaknya praktik 6) Menilai kesalahan dan kelalaian

3. Prinsip dasar legislasi untuk praktik keperawatan

a. Harus jelas membedakan tiap kategori tenaga keperawatan.

b. Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab atas sistem keperawatan.

c. Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai ketetapan.

d. Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawat.

4. Fungsi legislasi keperawatan

a. Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.

b. Memelihara kualitas layanan keperawatan yang diberikan

c. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan.

d. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.

e. Memotivasi pengembangan profesi.

f. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

5. Legislasi Keperawatan ini dapat dibagi atas 3 tahap, antara lain:

a. Surat Izin Perawat (SIP)

Surat ini diberikan oleh Departemen Kesehatan kepada perawat setelah lulus dari pendidikan keperawatan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktek keperawatan.

b. Registrasi SIP adalah suatu proses dimana perawat harus (wajib) mendaftarkan diri pada kantor wilayah Departemen Kesehatan Propinsi untuk mendapat Surat Izin Perawat (SIP) sebagai persyaratan menjalankan pekerjaan keperawatan dan memperoleh nomor registrasi. Sasarannya adalah semua perawat. Sedangkan yang berwenang mengeluarkannya adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi perawat itu berasal. Bagi perawat yang sudah bekerja sebelum ditetapkan keputusan ini memperolah SIP dari pejabat kantor kesehatan kabupaten/kota di wilayah tempat kerja perawat yang bersangkutan.

c. Jenis dan waktu registrasi:

1) Registrasi awal dilakukan setelah yang bersangkutan lulus pendidikan keperawatan selambat-lambatnya 2 tahun sejak peraturan ini dikeluarkan.

2) Registrasi ulang dilakukan setelah 5 tahun sejak tanggal registrasi sebelumnya, diajukan 6 bulan berakhir berlakunya SIP.

(16)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 16 d. Surat Izin Kerja (SIK)

Surat ini merupakan bukti yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek keperawatan di sarana pelayanan kesehatan. SIK hanya berlaku pada satu tempat sarana pelayanan kesehatan. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK adalah kantor dinas kabupaten/kota dimana yang bersangkutan akan melaksanakan praktek keperawatan.

e. Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)

Surat ini merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktek keperawatan secara perorangan atau kelompok.SIPP hanya berlaku untuk satu tempat praktek perorangan atau kelompok dimana yang bersangkutan mendapat izin untuk melakukan praktek perawat. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIPP adalah kantor dinas kabupaten/kota dimana yang bersangkutan akan melaksanakan praktek keperawatan.

6. Pemberian lisensi

Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi persyaratan oleh badan pemerintah yang berwenang, sebelum ia diperkenankan melakukan pekerjaan dan prakteknya yang telah ditetapkan. Tujuan lisensi ini:

a. Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi yang kompeten.

b. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang diperlukan.

7. Registrasi

Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar, perawat harus telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang diterima. Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua tahun.

Dalam masa transisi profesional keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan SPK, akademi, sarjana keperawatan maupun program master keperawatan dengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-masing.

8. Sertifikasi

Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi standar minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric, kesehatan mental, gerontology dan kesehatan sekolah. Sertifikasi telah diterapkan di Amerika Serikat. Di Indonesia sertifikasi belum diatur, namun demikian tidak menutup kemungkinan di masa mendatang hal ini dilaksanakan.

Tujuan sertifikasi:

(17)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 17 a. Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku perawat sesuai dengan

pendidikan tambahan yang diikutinya.

b. Menetapkan klasifikasi, tingkat dan lingkup praktek perawat sesuai pendidikan.

c. Memenuhi persyaratan registrasi sesuai dengan area praktek keperawatan.

9. Akreditasi

Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan pemerintah tertentu. Hal-hal yang diukur meliputi struktur, proses dan kriteria hasil.

Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk pendidikan DIII keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai saat ini terus dikembangkan.

RINGKASAN

Anda telah menyelesaikan Topik 1 tentang Moral Nilai dan Legal Praktik Keperawatan”. Dengan demikian Anda sebagai perawat harus memahami tentang makna dan ensensi yang terkadung dalam materi tersebut sebagai pegangan dan landasan Anda dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

Hal-hal penting yang telah anda pelajari dalam Topik 1 ini adalah sebagai berikut:

1) Definisi nilai adalah keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku, (Rokeach, 1973). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 3 tahun 2003, definisi dari nilai antara lain:

a) Sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya.

b) Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian oleh seseorang sesuai dgn tuntutan hati nurani (pengertian secara umum).

c) Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang ttng kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.

d) Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus.

2) Fungsi nilai adalah berfungsi sebagai filter untuk berbagai pengalaman yang berkaiatan dengan hubungan sesama manusia atau hubungan antara perawat dengan kliennya dalam kehidupan sehari-hari. Seorang perawat tidak akan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik manakala tidak mempunyai fungsi filter dalam nilai pada dirinya ketika perawat membantu klien membuat banyak keputusan yang penting dan memberikan rasa percaya diri pada perawat.

(18)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 18 3) Klasifikasi nilai dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu nilai-nilai nurani dan nilai-nilai

memberi.

a) Nilai nurani yaitu nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain. Seperti: keberanian, kejujuran cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian dan kesesuaian.

b) Nilai-nilai memberi yaitu nilai yang perlu di praktekkan atau yang diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Contoh: setia, dapat dipercaya, hormat, cinta kasih sayang, tidak egois, baik hati, ramah adil dan murah hati.

4) Essensi nilai dalam praktek keperawatan profesional dapat di identifikasi menjadi 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu: Aesthetics (keindahan), Altruism (mengutamakan orang lain), Equality (kesetaraan), Freedom (Kebebasan), Human dignity (Martabat manusia), Justice (Keadilan), Truth (Kebenaran).

5) Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri.

6) Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ”kebiasaaan”. ”Model perilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. Definisi etik atau etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawaban moral.

7) Moral perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar prilakuatau prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota kelompok atau masyarakat dimana ia berada atau nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

8) Kode etik adalah kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi dan penerima jasa profesi yang wajar, jujur, adil dan terhormat.

9) Prinsip-Prinsip Etik dalam Keperawatan seperti: Otonomi (Autonomy), berbuat baik (Beneficience), Keadilan (Justice), Tidak merugikan (Nonmaleficience), Kejujuran (Veracity, Menepati janji (Fidelity), Karahasiaan (Confidentiality), Akuntabilitas (Accountability).

10) Metodologi dalam pengambilan keputusa etis agar keputusan yang diambil tepat, harus mengandung beberapa unsur, seperti: menunjukkan maksud baik, mengidentifikasi semua orang penting, mengumpulkan informasi yang relevan, mengidentifikasi prinsip etis yang penting, mengusulkan tindakan alternatif, yang terakhir, melakukan tindakan.

11) Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi dimasa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,

(19)

MATERI KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Ns.ASNUDDIN, S.Kep,.M.Kes Page 19 pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, hari kematian ataupun tentang krisis.

12) Issue etik yang sering muncul dalam keperawatan seperti:

a) Keperawatan maternitas, masalah: aborsi, kehamilan remaja, penanganan bayi berisiko tinggi.

b) Keperawatan gerontology masalah: penganiayaan lanjut usia, euthanasia, penanganan pasien HIV/AIDS.

13) Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang. Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik keperawatan mengacu pada hukum nasional yang berlaku di suatu negara.

14) Issue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang dan sah, sesuai dengan Undang-Undang/Hukum mengenai tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama dengan klien baik individu, keluarga atau komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya, baik tanggung jawab medis/kesehatan maupun tanggung jawab hukum.

15) Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan (Sand,Robbles1981). Legislasi praktek keperawatan merupakan ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seorang perawat dalam melakukan praktek keperawatan.Legislasi praktek keperawatan di Indonesia diatur melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang registrasi dan praktek perawat.

16) Tujuan Legislasi Keperawatan yang utama adalah untuk melindungi masyarakat serta melindungi perawat. Sedangkan tujuan lainya: mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, melidungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan, menetapkan standar pelayanan keperawatan, menapis IPTEK keperawatan, menilai boleh tidaknya praktik, menilai kesalahan dan kelalaian.

17) Prinsip dasar legislasi untuk praktik keperawatan

a) Harus jelas membedakan tiap kategori tenaga keperawatan.

b) Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab atas sistem keperawatan.

c) Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai ketetapan.

d) Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawat.

Referensi

Dokumen terkait