1.Pendahuluan 1 2.Resiko
3.Pemilihan portfolio
4.Permintaan akan suatu bentuk kekayaan tertentu
5.Obligasi pemerintah
6.Obligasi dan saham swasta 7.Masalah crowding out
8.Kekayaan yang berupa barang fisik
9.Kebijaksanaan moneter dan pasar uang 10.Kuis
PERTEMUAN 9 TEORI PORTOFOLIO
2 1.
1. PENDAHULUAN
1. Secara umum, portofolio didefinisikan
sebagai kumpulan aset investasi yang dimiliki seseorang atau lembaga, dengan tujuan untuk mencapai pengembalian yang optimal sambil mengurangi risiko.
2. Definisi ini sering digunakan dalam konteks
investasi, namun istilah portofolio juga digunakan dalam berbagai bidang lain, seperti seni,
pendidikan, dan bisnis.
3
PENGERTIAN PORTOFOLIO
Abrami dan Marsoem (2021):
 Portofolio adalah sekumpulan aset yang diinvestasikan baik oleh individu maupun institusi untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan pengembalian
Suad Husnan (2010):
 Portofolio adalah sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas yang dimiliki pemodal perseorangan atau lembaga, serta pemilihan kombinasi yang
memaksimalkan keuntungan sesuai tingkat risiko.
Pakar Keuangan Saham, Ellen May:
• Portofolio adalah kumpulan aset investasi yang bisa berupa properti, deposito, saham, emas, obligasi, atau instrumen lainnya.
•Suad Husnan (2010):
Portofolio adalah sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas yang dimiliki pemodal perseorangan atau lembaga, serta pemilihan kombinasi yang memaksimalkan keuntungan sesuai tingkat risiko.
4
MANFAAT PORTOFOLIO
KEUNTUNGAN
1. DEVERSIFIKASI RISIKO
2. OPTIMALISASI KEUNTUNGAN
3. PENGELOLAAN KEUANGAN YANG LEBIH TERUKUR
RESIKO
1. RESIKO PASAR
2. RESIKO SAHAM
3. RESIKO KREDIT
4. RESIKO VOLATILITAS
RESIKO
1. Risiko Suku Bunga:
 Ketika suku bunga pasar naik, harga obligasi cenderung turun, dan sebaliknya. Ini dapat menyebabkan investor mengalami kerugian jika mereka menjual obligasi sebelum jatuh tempo.
2. Risiko Inflasi:
 Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli pembayaran kupon dan pokok utang obligasi. Dengan kata lain, nilai riil dari imbal hasil obligasi menjadi lebih rendah.
3. Risiko Reinvestasi:
 Ketika investor menerima pembayaran kupon obligasi, mereka mungkin kesulitan untuk menempatkan kembali dana tersebut dengan tingkat bunga yang sama atau lebih tinggi, terutama jika suku bunga pasar sedang turun.
4. Risiko Likuiditas:
 Obligasi pemerintah umumnya memiliki likuiditas yang baik, tetapi risiko likuiditas tetap ada, terutama untuk obligasi yang tidak sering diperdagangkan atau yang memiliki jatuh tempo yang lebih panjang. Jika investor ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, mereka mungkin kesulitan untuk menemukan pembeli atau harus menjual dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar.
6
RESIKO
5. Risiko Pasar:
 Faktor-faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi, perubahan kebijakan
moneter, atau ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi harga obligasi secara keseluruhan.
6. Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah:
 Perubahan kebijakan pemerintah, misalnya perubahan dalam kebijakan keuangan negara, dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan pasar modal, yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi harga obligasi.
7. Risiko Gagal Bayar:
 Meskipun obligasi pemerintah dianggap aman, risiko gagal bayar tetap ada, meskipun kecil. Hal ini bisa terjadi jika pemerintah tidak mampu memenuhi kewajibannya untuk membayar bunga atau melunasi pokok utang obligasi.
CONTOH RESIKO BUNGA
 Misal: Obligasi Pemerintah untuk jangka waktu 2 tahun, dengan nilai nominal Rp. 10.000,-ndengan nilai kupon 6% (Rp.6.000) yang dibayar setiap akhir tahun.
 Bila investor menjual obligasi pada akhir tahun pertama, berapa harganya, apakah tetap bisa dijual Rp.10.000,- dengan pendapatan tetap 6%, jawabnya : tidak pasti. Artinya bila dijual lebih rendah, sama atau lebih tinggi. Dari Rp. 10.000,-
 Hal tersebut tergantung dari kupon/bunga ang dibayarkan untuk obligasi pemerintah atau obligasi lain yang berjngka 1 tahun, yang baru dikeluarkan.
 Bila obligasi baru dengan nilai nominal Rp. 10.000,- dengan Bungan 7% atau akan dapat bunga Rp.
7.000,-, maka obligasi lama tidak bisa dijual dengan harga Rp. 10.000,-, namun dengan harga lk Rp. 9.900,- atau Rp.10.000 – ((7%-6%)x Rp.10.000), dengan nilai kupon lk. Rp. 6.000,- = (Rp.9.900 x 7% )setara dengan 7%, sesuai harga obligasi baru
 Dengan demikian keuntungan nyata diterima obligasi lama pada akhir tahun kedua sebesar 5%, yaitu Rp. 6.000 – Rp.1.000,- yg berupa kerugian karenan turunya harga obligasi lama.
TEORI
PORTOFOLIO
Dalam pemilihan portofolio terdapat dua masalah yaitu membeli kedua jenis surat berharga atau salah satu saja. Ukuran besaran resiko dalam
memilih surat berharga adalah
•
total resiko dari keseluruhan surat berharga yang dimiliki•
Total resiko ditentukan oleh hubungan antara variabilitas pendapatan masing-masing surat berharga.Permintaan bentuk kekayaan erat hubungannya dengan: resiko,
pendapatan, dan proteksi terhadap inflasi. Ketika laju inflasi NAIK, maka pendapatan riil dari suatu bentuk kekayaan makin RENDAH.
Oleh karena itu, tingkat inflasi yang diperkirakan (expected inflation)
merupakan variabel yang menentukkan permintaan akan surat berharga.
•
Pengaruh positif => kekayaan yang berbentuk barang fisik•
Pengaruh negatif => kekayaan yang berbentuk uang atau surat berharga.PEMILIHAN PORTOFOLIO
a.
Tingkat Pendapatan. Surat berharga (obligasi) pendapatannya berupabunga, sedangkan saham dapat berupa dividen dan perubahan nilai (capital gain atau loss) serta kekayaan yang berbetuk fisik barang pendapatannya dapat berupa perubahan nilai.
b.
Resiko. Pendapatan dari jenis kekayaan tidak pasti, karena bisa terjadi kenaikan atau penurunan nilai (capital gain atau loss) dan kemungkinan timbul inflasic.
Tingkat Inflasi yang Diharapkan. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka orang cenderung menukarkan kekayaan dengan kekayaan jenis barang fisikd.
Total Kekayaan. Jika nilai total kekayaan naik, maka jumlah jenis kekayaan tertentu yang diminta juga akan naik dengan proporsional apabila struktur pendapatan dan kekayaan tetap.e.
Penghasilan. Kenaikan penghasilan akan menaikkan volume transaksi dalam perekonomianPengaruh Variabel-Variabel Terhadap Permintaan
Suatu Bentuk Kekayaan
Obligasi adalah perjanjian hutang antara peminjam (yang mengeluarkan obligasi) dengan pemberi pinjaman (pemegang obligasi) dimana peminjam berjanji akan membayar kepada pemberi pinjaman sejumlah uang tertentu pada masa yang akan datang.
Harga obligasi ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Harga obligasi
lama saat ini berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Makin TINGGI tingkat bunga, harga obligasi makin RENDAH. Sehingga penurunan permintaan
obligasi akan menurunkan harga atay sama saja dengan kenaikan tingkat bunga efektif.
Faktor yang mempengaruhi permintaan obligasi:
OBLIGASI PEMERINTAH
• Kenaikan nilai total kekayaan akan menggeser kurva permintaan ke kanan atas.
• Kenaikan penghasilan, expected inflation, dan tingkat bunga kekayaan jenis lain akan
menggeser kurva permintaan ke kiri bawah
Obligasi baru mempunyai
hubungan positif dengan tingkat bunga. Tingkat bunga naik akan akan menekan investasi dan pendapatan
turun berujung penerimaan pemerintah dari pajak menurun. Dengan demikian, kenaikan tingkat bunga akan
menaikkan jumlah obligasi baru.
Dalam jangka panjang, jika hal lain
tidak berubah, defisit anggaran belanja akan terus menerus dibiayai oleh
pengeluaran obligasi yang kemudian akan mendorong tingkat bunga makin lama makin tinggi.
Permintaan dan Penawaran Obligasi Pemerintah
Dengan demikian, jumlah obligasi yang ditawarkan tergantung:
1.
Pengeluaran obligasi oleh pemerintah untuk menutup defisit2.
Kebijaksanaan moneter pasar terbuka oleh bank sentral.OBLIGASI DAN SAHAM SWASTA
Pengeluaran obligasi dan saham baru digunakan untuk
membiayai investasi.
Kurva permintaan obligasi dan saham mempunyai lereng positif, karena masyarakat akan terdorong memegang/membeli obligasi lebih banyak jika tingkat bunga tinggi.
Kenaikan permintaan akan
menurunkan tingkat bunga, berarti harga surat berharga ini naik. Dalam jangka panjang, investasi baru
(pengeluaran obligasi dan saham) akan terus terjadi untuk memenuhi permintaan.
Sebaliknya jika permintaan obligasi dan saham turun, tingkat bunga akan naik dan investasi akan turun.
Crowding out terjadi ketika obligasi pemerintah dan swasta itu dapat saling mengganti (substitute), sehingga pengeluaran obligasi baru pemerintah akan menggeser obligasi swasta.
•
Penambahan obligasi pemerintah akan menurunkan permintaan obligasi swasta karena tingkat bunga naik maka menyebabkan investasi swasta turun.MASALAH CROWDING OUT
KEKAYAAN YANG BERUPA BARANG FISIK
Berupa: rumah, perhiasan, atau barang hasil kesenian. Pendapatannya diperoleh dari sewa serta perubahan harga dari yang perkirakan.
KEBIJAKSANAAN MONETER DAN PASAR UANG
Efek kebijaksanaan moneter ekspansif melalui politik pasar terbuka akan menaikkan jumlah uang beredar dan tingkat obligasi pemerintah turun.
•
Dalam jangka pendek, tingkat bunga obligasi pemerintah dan swasta turun dan investasi naik/.•
Dalam jangka panjang, kenaikan investasi akanmenambah jumlah obligasi di pasar.
Dalam jangka panjang,
kebijaksanaan moneter akan menaikkan modal, tapi tidak menambah investasi.