• Tidak ada hasil yang ditemukan

Material Beton Bertulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Material Beton Bertulang"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

Material Beton Bertulang MODUL – 1

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH:

• Mahasiswa mampu memahami sifat mekanis dari Beton dan Baja Tulangan

• Mahasiswa mampu memahami persyaratan beton dan tulangan baja terhadap pengaruh lingkungan

• Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar penempatan tulangan pada elemen struktur

Oleh

Ir. Darmansyah Tjitradi, ST., MT.

(2)

Bahan-Bahan Campuran Beton

Pasta ???

Mortar ???

Spesi ???

Beton ???

Plesteran ???

(3)

KOMPOSISI PENYUSUN BETON

Spesi/

plesteran

(4)

KOMPOSISI PENYUSUN BETON

(5)

Material Pembentuk Beton

Agregat Kasar dan Agregat Halus

Kasar (kerikil)

Halus

(pasir)

(6)

Material Pembentuk Beton

(7)

GRADASI AGREGAT

(8)

GRADASI AGREGAT

????

(9)

GRADASI AGREGAT

(10)

GRADASI AGREGAT

(11)

GRADASI AGREGAT

Pasir kerikil

Pasir kerikil

Pasir kerikil

Maks 40 mm Maks 20 mm

Maks 10 mm

(12)

AGREGAT HALUS

(13)

AGREGAT KASAR

(14)
(15)

AGREGAT KASAR

(16)

Syarat Material Pembentuk Beton

(17)

Bahan-Bahan Campuran Beton

semen

agregat kasar (kerikil)

agregat halus(pasir)

air

(18)

KOMPOSISI PENYUSUN BETON

(19)

KOMPOSISI PENYUSUN BETON

(20)

KOMPOSISI CAMPURAN BETON

(21)

KOMPOSISI CAMPURAN BETON

(22)

KOMPOSISI CAMPURAN BETON

Campuran 1 PC : 1½ Pasir : 2½ Krkl

→ Beton struktur kedap air,

Campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Krkl

→ Beton struktur secara umum, Campuran 1 PC : 2 Pasir : 4 Krkl

→ Beton non-struktur untuk Lantai, mis. Pabrik,Bengkel,Gudang

Campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Krkl

→ Beton non-struktur untuk Lantai,

mis. Rabat, Saluran.

(23)
(24)

KOMPOSISI CAMPURAN BETON

(25)

PENCAMPURAN BETON

(26)

Semen Portland

Semen portland ini merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan jalan menghaluskan terak yang mengandung senyawa-senyawa kalsium silikat dan biasanya juga mengandung satu atau lebih senyawa-senyawa calsium sulphat yang ditambahkan pada penggilingan akhir.

Semen portland adalah semen yang diperoleh

dengan menghaluskan terak yang terutama terdiri

dari silikat-silikat, calsium yang bersifat hidrolis

(27)

Komposisi Semen Portland

(28)

PROSES TERJADINYA BETON

Air (H

2

O)

CSH

Kalsium Silikat Hidrat

Semen (CS)

(29)

Material Pembentuk Beton

Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis (mengeras bila bersentuhan dengan air) dengan gips sebagai bahan tambah.

Semen Portland (OPC)

(30)

Material Pembentuk Beton

Semen Pozoland

Portland Composite Cement (PCC)

Semen Portland Pozolan (SPP) /

Portland Pozoland Cement (PPC)

(31)

Konsistensi Normal Semen adalah kondisi standar pasta semen

dimana campuran air dapat merata.

KN= jumlah air/ jumlah semen

(32)

Produk Beton

Cetak di tempat (cast in situ)

(33)

Produk Beton

Beton Pracetak

(34)

Material Pembentuk Beton

Komposisi Kimia Semen

Jika kandungan C3S lebih BANYAK, maka akan terbentuk Semen

dengan KEKUATAN AWAL YANG TINGGI dan PANAS HIDRASI TINGGI

Jika kandungan C2S lebih BANYAK, maka akan terbentuk Semen dengan KEKUATAN AWAL YANG RENDAH dan KETAHANAN THD SERANGAN KIMIA YANG TINGGI

(35)

PEMAKAIAN TYPE PC DAN PPC

(36)

TEST TEKAN SPESIMEN BETON

Uji sampel dengan kecepatan alat pembebanan 2,0 s/d 4,0 kg/cm

2

(SNI 03-1974-1990)

(37)

TEST TEKAN SPESIMEN BETON

Core drill

Hammer Test

(38)

TEST TEKAN SPESIMEN SILINDER BETON

(39)

TEST TEKAN SPESIMEN SILINDER BETON

(40)

TEST TEKAN SPESIMEN BETON

Kubus Silinder

(41)

TEST TEKAN SPESIMEN KUBUS BETON

(42)

• Umumnya perilaku dari

material beton digambarkan sebagai responnya terhadap beban uniaxial tekan dari

test kuat silinder umur 28 hari

• Diperlukan mesin tekan yang kuat (kaku) untuk mendapat kurva yang lengkap (kurva setelah melampaui titik

puncak).

Silinder standar 150x300

Kurva Beton f- Tekan

l

A f

c

= P

l l

c

= 

P

P A

2 ,

 0

= lateral

 

(43)

Kurva Tegangan-Regangan Beton (Benda Uji Silinder)

Spesimen silinder sesudah mengalami retak-retak

daya tahan tekan nya turun dan tidak kuat menahan energi yang lepas dari mesin tekan langsung hancur, jadi tidak sempat mendatakan ekor dari kurva f-

(44)

Test spesimen lentur Serat tertekan

Kurva Tegangan-Regangan Beton

(Benda Uji Balok)

(45)

• Perbandingan antara kurva f- beton yang didapat dari – (kiri) Test tekan silinder standar 150x300, dan

– (kanan) Test lentur specimen lentur standar ukuran 5x8x16 inch

• Hasil menunjukkan kecenderungan kesamaan sifat dan perilaku karakteristik yang baik

Kurva Tegangan-Regangan Beton

(Benda Uji Silinder vs Balok)

(46)

KURVA

TEGANGAN-REGANGAN BETON

0.001 0.002 0.003 0.004

700 600 500 400 300 200

100 10

20 30 40 50 60 800

70 80

0

Regangan, in/in (mm/mm)

kgf/cm2 MPa

Tegangan tekan beton, fc’, ksi

12

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

11 68,9

55,1

41,3 34,4 27,6 20,7

1 psi = 0,006895 MPa

Beton Mutu Normal fc’ < 50 MPa=7251 psi

(47)

KUAT TEKAN BETON SNI 03-2847-2002

SNI 03-2847-2002 (Ps. 3.33, 7.6.2.4, 7.6.3)

(48)

KUAT TEKAN BETON SNI 2847:2013

SNI 2847:2013 Ps. 5.1.2, 5.3.3.2.d,

5.6.2.4,

5.6.3.2

5.6.3.3

(49)

Kekuatan Tarik Beton

▪ kuat tarik beton jauh lebih rendah dari kuat tekannya;

▪ salah satu cara untuk

mencari data dengan split cylinder test;

▪ dari test didapat hubungan (approximate) dari modulus of rupture beton;

▪ f

r

= K√f

c

▪ f

c

’ dalam psi, dan nilai K antara 7 dan 13;

▪ ACI 318 mengambil K = 7,5, dan bila dikonversi dalam MPa, maka K = 0,7

f

r

= 0,7√f

c

’ (MPa)

(50)

Modulus Elastisitas Beton (Ec)

▪ Modulus elastisitas beton selalu berubah,

tergantung pada kuat tekannya;

▪ Nilainya juga tergantung pada umur beton;

▪ Biasanya yang dianggap cukup mewakili adalah secant modulus untuk 25 s/d 50% x fc

;

▪ SNI-2002 menentukan untuk beton normal:

▪ E

c

= 4700f

c

(MPa)

▪ SNI-2002 menetapkan regangan tekan beton

Secant modulus

Intial tangent modulus

Strain,  Str ess, f

c

f

c

Kurva Stress-Strain Beton

(51)

'bk

6400

Ec =  

(Pembebanan tetap)

'bk

9600

Ec =  

(Pembebanan sementara)

' fc 4700

Ec = 

Keterangan:

’

bk

= Tegangan beton karakteristik benda uji Kubus (Kg/cm

2

) fc’ = Tegangan beton karakteristik benda uji Silinder (MPa)

=

BETON MUTU NORMAL:

PBI’71:

SNI-2002/2013:

BAJA :

MODULUS ELASTISITAS (E)

(52)

KONVERSI

KUAT TEKAN BETON

Silinder 15 x 30 cm

(0,83)

Kubus

15 x 15 x 15 cm (1,0)

Kokoh tekan beton Benda Uji

f

c

’ = 15, 20, 25,30, … (MPa)

K - 175, 225, 300, …..

bk

’ ( kg/cm

2

)

(53)

Benda Uji Kubus

(150 mm x 150 mm x 150 mm)

(MPa)

15 20 25 30 35 40 45 50 55

Benda Uji Silinder

(150 mm x 300 mm)

(MPa)

12 16 20 25 30 35 40 45 50

15 ' log ' 0,2 0,76

fc' 10 bk bk

+

=

KONVERSI KUAT TEKAN BETON (KUBUS VS SILINDER)

ck ck

c

'

- 20 '

'

f = f f

c c

ck

'

' 19 '

f = f + f

( )

bk c

bk c

σ' 0,83 '

f

' 0,0981 0,85

' f atau

=

= 

(54)

KONSEP KEAMANAN KUAT TEKAN BETON

PBI-1971 Pasal 4.5.2:

(55)

KONSEP KEAMANAN KUAT TEKAN BETON

SNI 03-2847-2002 (Ps. 7.3.2)

SNI 2847:2013 (Ps. 5.3.2.1)

(56)

KONSEP KEAMANAN KUAT TEKAN BETON

(57)

KONSEP KEAMANAN KUAT TEKAN BETON

f

cr

DATA HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

(58)

KONSEP KEAMANAN KUAT TEKAN BETON

(59)

KONSEP KEAMANAN KUAT TEKAN BETON

f

cr

f

c

’ = f

cr

- k

.

S

(60)

KONSEP KEAMANAN KUAT TEKAN BETON

(61)

KONVERSI KUAT TEKAN BETON

(KUBUS VS SILINDER)

(62)

KONVERSI KUAT TEKAN BETON

(KUBUS VS SILINDER)

(63)

KUAT TEKAN BETON MINIMUM

SNI 2847:2013

(64)

KELAS DAN MUTU BETON

(65)

KELAS DAN MUTU BETON

(66)

KELAS DAN MUTU BETON

(67)

PERKEMBANGAN MUTU BETON

2008 UHPC (nano)

250

MPa

(68)

PERKEMBANGAN MUTU BAJA

(69)
(70)

FAKTOR KONVERSI KUAT TEKAN BETON

BERDASARKAN UKURAN DAN BENTUK BENDA UJI

(71)
(72)
(73)

FAKTOR KONVERSI KUAT TEKAN BETON

BERDASARKAN UKURAN DAN BENTUK BENDA UJI

(74)
(75)

SNI 03-2847-2002

PENANGGUNG JAWAB MUTU

(76)

SNI 03-2847-2002

PENANGGUNG JAWAB MUTU

(77)

SNI 2847:2013

PENANGGUNG JAWAB MUTU

(78)

ACI 318-11

PENANGGUNG JAWAB MUTU

(79)
(80)

PENGUJIAN TULANGAN BAJA

(United Testing System)

(81)

PENGUJIAN TARIK TULANGAN BAJA

(82)

PENGUJIAN TARIK TULANGAN BAJA

(83)

PENGUJIAN TARIK TULANGAN BAJA

(84)

(kurva tekan = kurva tarik)

Baja lunak (mild steel)

Baja keras (high strength steel)

Yield plateau yang berbeda karakternya

Specified yield strength  kuat minimum yang digaransi

KURVA

TEGANGAN-REGANGAN BAJA

(85)

KURVA

TEGANGAN-REGANGAN BAJA

Semakin Tinggi kandungan Carbon mutu baja semakin tinggi

(86)

Karakter Leleh Tulangan Baja

• Jenis baja tulangan

yang tidak mempunyai titik leleh dan yield

plateau yang jelas

• Kurva stress-strain

menunjukkan titik leleh atas (A) dan bawah (B).

Pada ujung yield plateau mulai terjadi strain

hardening

Ditentukan berdasarkan

standar pengujian Titik leleh

Titik awal strain hardening

0,002 fy

y

(87)

Karakter Leleh Tulangan Baja

(88)

KURVA

TEGANGAN-REGANGAN BAJA

TOUGHNESS

(89)

KURVA

TEGANGAN-REGANGAN BAJA

(90)

TOUGHNESS

(91)

Karakter Leleh Tulangan Baja

(92)

Karakter Leleh Tulangan Baja

(93)

Karakter Leleh Tulangan Baja

(94)

Karakter Leleh Tulangan Baja

necking

Elongation/

perpanjangan

(95)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

BjTP 24

Baja tulangan polos dgn fy = 240 MPa BjTD 40

Baja tulangan deform dgn fy = 400 MPa

Notasi Jenis

5  16 --- balok, kolom 

10 - 200 --- pelat D 5 D 16 -- balok, kolom D13 - 150 --- pelat

Dalam praktek mungkin masih dijumpai istilah : U 24  f

y

= 240 MPa = 2400 kg/cm

2

U 39  f

y

= 390 MPa = 3900 kg/cm

2
(96)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

Jenis Baja Tulangan

BjTP-24 6

8

10

12

16

19

22

25 BjTD-40 D 10 D 13 D 16 D 19 D 22 D 25 D 29 D 32

Diameter nominal

(mm) 6 8 10 12 16 19 22 25 10 13 16 19 22 25 29 32

Luas nominal

(mm2) 28.30 50.30 78.50 113.00 201.00 284.00 380.00 491.00 78.50 133.00 201.00 284.00 387.00 506.00 643.00 794.00

Tegangan Leleh, fy

(MPa)

Minimum 240

Minimum 400

Kuat tarik, fu

(MPa)

Minimum 390

Minimum 570

(97)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

(98)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

(99)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

(100)

KODE TULANGAN BAJA

(101)

KODE TULANGAN BAJA

(102)

KODE TULANGAN BAJA

PT Hanil Jaya Steel PT Hanil Jaya Steel

(non SNI)

(103)

KODE TULANGAN BAJA

(104)

KODE TULANGAN BAJA

(105)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

(106)
(107)
(108)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

(109)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

(110)

SPESIFIKASI BAJA TULANGAN

(111)

merupakan gabungan antara:

• BETON

yang memiliki kekuatan tekan >>

tetapi kekuatan tarik <<

• TULANGAN BAJA

yang mampu menggantikan fungsi beton di daerah Tarik

• Beton ditambah dengan tulangan baja menjadi beton bertulang ( reinforced concrete)

• dan jika ditambah lagi dengan baja prategang

akan menjadi beton pratekan (prestressed concrete)

KONSEP BETON BERTULANG

(112)

KONSEP BETON BERTULANG

(113)

KOMBINASI

BETON & BAJA TULANGAN

• lekatan yang kuat antara baja tulangan dengan beton yang menyelimutinya mencegah terjadinya “slip”

• beton memiliki impermeabilitas tinggi melindungi baja tulangan dari karat

• Koefisien muai akibat temperatur hampir sama antara beton

& baja → perbedaan tegangan akibat temperatur dapat

diabaikan  /C

Kombinasi beton & baja tulangan dapat bekerja dengan baik

karena:

(114)

KONSEP DASAR PENEMPATAN PENULANGAN BALOK LENTUR

Retak pada daerah tarik

Tulangan Tarik M+

M+

Beban

Balok

(115)

KONSEP DASAR PENEMPATAN TULANGAN GESER

(116)

KONSEP DASAR PENEMPATAN PENULANGAN BALOK LENTUR

1 tekan

tarik 1

Bidang Momen Positif (+)

Daerah Retak 1 - 1

2

2

tarik

tekan

Daerah Retak 2 - 2

(117)

KONSEP DASAR PENEMPATAN TULANGAN LENTUR

MOMEN NEGATIF

(118)

KONSEP DASAR PENEMPATAN TULANGAN LENTUR

MOMEN POSITIF

(119)

KONSEP DASAR PENEMPATAN TULANGAN

(120)

KONSEP DASAR PENEMPATAN TULANGAN

BEBAN GEMPA

(121)

TULANGAN BALOK

(122)

TULANGAN BALOK

(123)

JARAK ANTAR TULANGAN

Berikan Komentar !!!

(124)

TULANGAN BALOK

PENULANGAN BALOK YANG SALAH

(125)

TULANGAN BALOK

PENULANGAN BALOK YANG SALAH

(126)

TULANGAN KOLOM

(127)

TULANGAN KOLOM

(128)

TULANGAN KOLOM

(129)

TULANGAN KOLOM

(130)

TULANGAN PELAT LANTAI SATU ARAH

(131)

TULANGAN PELAT LANTAI DUA ARAH

(132)

TULANGAN PELAT LANTAI SATU ARAH

(133)

TULANGAN PELAT LANTAI DUA ARAH

(134)

TULANGAN PELAT LANTAI

(135)

TULANGAN PELAT LANTAI

(136)

TULANGAN PELAT LANTAI

(137)

TULANGAN TANGGA

(138)

TULANGAN TANGGA

(139)

TULANGAN PONDASI

(140)

TULANGAN PONDASI

(141)

SELIMUT BETON

(142)

SELIMUT BETON

(143)

SELIMUT BETON

(144)

SELIMUT BETON

(145)

SELIMUT BETON

(146)

SELIMUT BETON

(147)

SELIMUT BETON

(148)

SELIMUT BETON

(149)

SELIMUT BETON

(150)

SELIMUT BETON

(151)

SELIMUT BETON

(152)

SELIMUT BETON

(153)

SELIMUT BETON

(154)

SELIMUT BETON

(155)

SELIMUT BETON

(156)

SELIMUT BETON

(157)

SELIMUT BETON

(158)

SELIMUT BETON

(159)

SELIMUT BETON

(160)

SELIMUT BETON

(161)

SELIMUT BETON

(162)

SELIMUT BETON

(163)

HUBUNGAN BALOK KOLOM

(164)

Berikan Komentar !!!

(165)
(166)
(167)
(168)
(169)

KOLOM BETON

(170)

KOLOM BETON

(171)

BALOK BETON

(172)

BALOK BETON

Berikan Komentar !!!

(173)

BALOK BETON

Berikan Komentar !!!

(174)

BALOK/PELAT BETON

(175)

PELAT BETON

(176)

PELAT BETON

Berikan

Komentar !!!

(177)

PENGECORAN BETON

(178)

PENGECORAN BETON

(179)

FONDASI BETON

(180)

FONDASI BETON

(181)

FONDASI BETON

(182)

TANGGA BETON

Berikan

Komentar !!!

(183)

UU NO. 11 TGL 22 MARET 2014 TTG

KEINSINYURAN

(184)

UU NO. 11 TGL 22 MARET 2014 TTG

KEINSINYURAN

(185)

Umpan Balik Modul 1

Soal 1:

Sebutkan keuntungan dan kerugian penggunaan material beton sebagai bahan bangunan.

Soal 2:

Mengapa beton dapat dikombinasikan dengan tulangan baja dan mengapa beton memerlukan tulangan baja sebagai tulangan tarik.

Soal 3:

Jelaskan perbedaan kuat tekan karakteristik kubus dan kuat tekan karakteristik Silinder.

Soal 4:

Hitung nilai kuat tekan karakteristik silinder (fc’)

jika nilai kuat tekan karakteristik kubus 375 kg/cm

2

. Soal 5:

Berapa tebal selimut beton minimum untuk struktur

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Adianto dan Joewono (2006), beton serat adalah beton yang terbuat dari semen portland atau bahan pengikat hidrolis lainnya ditambah agregat halus dan kasar, air,

Semen yang digunakan untuk bahan beton adalah Semen Portland atau. Semen Portland Pozzolan, berupa semen hidrolik yang berfungsi

semen hidrolis, yang digunakan terutama dalam pekerjaan menembok dan memplester konstruksi, yang terdiri dari campuran dari semen portland atau campuran semen hidrolis dengan

Semen Portland menurut SII 0013-1981 adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan clinker (bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen)

Bata beton (paving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa

Semen adalah bahan ikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang telah dipanaskan kemudian dicampur dengan bahan lain

Peningkatan nilai kuat tekan rata beton pada substitusi 5% limbah karbit senyawa Ca(OH)2 yang dihasilkan dari campuran air dengan kalsium silikat pada semen