LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA II
MATERI
STUDI KASUS DI LAPANG
NAMA : RADEN MUHAMMMAD RAZY K NIM : 225100907111050
KELOMPOK : ME 4
ASISTEN :
Adita Normalitasari Galuh Egalita Adliya
Aqila Hidayatul Fatma Ishma Yusrina Nur Hanifah Asma Kamila Zubaidi Nabila Al-Fathikasari Augusta Darrel Sulistio Shafa Ariza Agmi Putri Choirunnisa Hamidah Ali Thomas Yudhistira Diva Al Khansa Welda Afrizzahra
LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2023
FOTO BERWARNA 3X4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
EPANET merupakan software simulasi yang dikembangkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) untuk menganalisis jaringan distribusi air pada sistem perpipaan. Aplikasi ini berperan sebagai alat yang sangat bermanfaat bagi insinyur sipil dan perencana air dalam merencanakan, mengelola, dan merawat infrastruktur air bersih. EPANET memungkinkan pengguna untuk mensimulasikan aliran air di dalam pipa, menghitung tekanan, kecepatan aliran, dan distribusi air di seluruh sistem. Tambahan pula, EPANET juga menyediakan kemampuan analisis kualitas air, memungkinkan pemodelan transportasi dan distribusi zat pencemar dalam sistem distribusi air. Oleh karena itu, aplikasi ini menjadi alat yang sangat vital dalam mengoptimalkan efisiensi sistem distribusi air, mendeteksi potensi masalah hidraulis, dan mengidentifikasi risiko terkait kualitas air. Semua ini mendukung upaya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan aman.
Dalam perannya yang signifikan dalam mendistribusikan kualitas air, EPANET mampu melakukan analisis transportasi dan distribusi zat pencemar dalam sistem distribusi air. Dengan memungkinkan pengguna untuk memasukkan parameter kualitas air dalam simulasi, EPANET dapat dengan akurat memodelkan transportasi zat pencemar seperti konsentrasi zat berbahaya dan suhu air melalui jaringan perpipaan. Kemampuan ini membantu dalam mengidentifikasi zona potensial yang dapat terkontaminasi dalam sistem distribusi air, memungkinkan respons cepat terhadap situasi kontaminasi dan menjaga kesehatan masyarakat. EPANET juga memberikan analisis waktu residens, memberikan informasi tentang berapa lama zat pencemar dapat bertahan dalam sistem, serta memfasilitasi simulasi kejadian darurat seperti kebocoran atau pencemaran.
Dengan menggabungkan analisis hidraulik dan kualitas air, EPANET memberikan pandangan komprehensif yang diperlukan untuk merancang sistem distribusi air yang efisien dan aman, memastikan bahwa air yang disalurkan kepada masyarakat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami penggunaan parameter input yang bervariasi dan melakukan langkah-langkah untuk menganalisis hydroulic modelling untuk studi kasus yang relatif komplek (mendekati riil).
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi, analisis dan evaluasi hasil running jaringan pipa yang dibuat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Bersih dan Debit Air
Air bersih memainkan peran yang tidak dapat tergantikan dalam kehidupan manusia, menjadi salah satu kebutuhan utama dan sumber daya alam yang sangat penting. Kesadaran akan kepentingan air bersih bagi kelangsungan hidup masyarakat menjadi suatu aspek yang sangat penting. Pemanfaatan air bersih oleh manusia terlibat dalam berbagai aktivitas sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya. Namun, ketahanan pasokan air bersih semakin terancam oleh meningkatnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh perilaku masyarakat.
Hal-hal ini menimbulkan tantangan dalam menjaga ketersediaan air bersih yang memadai.
Relevansi dari pelayanan air bersih menjadi semakin nyata, terutama di Indonesia, di mana kurang dari 50% wilayah perkotaan dan pedesaan masih belum sepenuhnya memiliki akses ke air bersih. Oleh karena itu, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan ketersediaan dan distribusi air bersih, serta mengelola sumber daya air secara bijaksana guna menjamin kelangsungan ketersediaan air bersih bagi seluruh masyarakat. Usaha bersama dalam mengurangi polusi dan memperbaiki perilaku terkait penggunaan air akan menjadi kunci dalam menjaga kualitas dan kuantitas air bersih untuk generasi yang akan datang (Pasmawati et al., 2023).
Debit air merujuk pada jumlah volume air yang melewati suatu titik atau lintasan dalam suatu sistem perpipaan, sungai, saluran air, atau struktur hidraulis lainnya selama suatu periode waktu tertentu. Pengukuran debit air umumnya dilakukan dengan menyatakan volume air per satuan waktu, seperti liter per detik (L/s), meter kubik per detik (m³/s), atau galon per menit (GPM). Debit air memegang peranan penting dalam berbagai konteks seperti hidrologi, rekayasa sipil, manajemen sumber daya air, dan bidang lainnya. Parameter ini menjadi kunci dalam menganalisis aliran air dalam sistem, baik untuk perencanaan distribusi air, evaluasi keberlanjutan ekosistem sungai, pembangunan bendungan, atau pemantauan sumber daya air. Perubahan dalam debit air dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk curah hujan, suhu, topografi, dan penggunaan lahan (Windatiningsih dan Harlan, 2019).
2.2 Kehilangan dan Kebutuhan Air Bersih beserta Perhitungan
Hilangnya air merupakan selisih antara jumlah air yang didistribusikan dan jumlah air yang tercatat dikonsumsi. Secara umum, kehilangan air dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kehilangan air fisik dan kehilangan air non-fisik. Kehilangan air fisik terjadi ketika terjadi kebocoran yang secara konkret mengakibatkan air tidak dapat mencapai pelanggan karena keluar dari sistem pipa karena berbagai alasan. Kehilangan air bersih merujuk pada volume air yang hilang atau terbuang dalam sistem distribusi sebelum mencapai konsumen akhir. Penyebab umum dari kehilangan air melibatkan kebocoran pipa, ketidak efisienan sistem, atau praktik manajemen air yang tidak optimal. Evaluasi terhadap kehilangan air dapat dilakukan dengan menggunakan Indeks Hilangnya Air (IKA), yang mengukur perbandingan antara jumlah air yang hilang dengan total air yang dimasukkan ke dalam sistem distribusi dan diungkapkan dalam bentuk persentase.
Hilangnya air dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap ketersediaan air bersih dan efisiensi sistem distribusi (Diasa et al., 2019).
Kebutuhan air bersih merujuk pada jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk di suatu wilayah atau daerah, yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kondisi iklim, karakteristik penduduk, lokasi industri, kualitas air, dan harga air. Perkiraan kebutuhan air bersih dapat dibuat dengan mempertimbangkan variabilitas dan dinamika dalam masyarakat serta
faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat konsumsi air bersih. Dalam konteks perencanaan, kebutuhan air bersih harus memperhitungkan berbagai aspek, termasuk kebutuhan air untuk keperluan domestik dan non-domestik, fluktuasi dalam kebutuhan air bersih, dan kerugian air. Hasil perhitungan kebutuhan air bersih memiliki dampak signifikan pada kualitas perencanaan, dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, perkiraan kebutuhan air bersih dapat mendekati realitas yang sebenarnya. Hasil tersebut menjadi dasar acuan untuk perencanaan dan pengembangan sistem distribusi air bersih. Oleh karena itu, perencanaan yang efektif harus mempertimbangkan semua faktor yang dapat memengaruhi kebutuhan air bersih serta memastikan perhitungan yang akurat dan mendekati situasi sebenarnya (Pahude, 2022).
Metode matematis untuk mengestimasi kebutuhan air bersih melibatkan penentuan volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan harian suatu populasi atau wilayah tertentu.
Perhitungan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu jumlah penduduk dan konsumsi air per kapita. Formula umum yang sering digunakan adalah kebutuhan air = jumlah penduduk × konsumsi air per kapita. Dengan menerapkan rumus ini, perencana dapat melakukan proyeksi kebutuhan air bersih di masa depan, memfasilitasi perencanaan infrastruktur penyediaan air yang memadai dan berkelanjutan. Proses perhitungan ini membentuk dasar kritis untuk memastikan ketersediaan air bersih yang memadai guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara efisien dan berkelanjutan (Yadi et al., 2013).
2.3 Baku Mutu Air Bersih
Pedoman mutu air bersih untuk keperluan sanitasi dan kebersihan mencakup parameter fisik, biologis, dan kimia sesuai dengan regulasi yang berlaku. Parameter yang wajib diperiksa secara berkala ditetapkan untuk menjamin bahwa air yang digunakan memenuhi standar kesehatan lingkungan yang telah ditetapkan. Pemeriksaan tambahan terhadap parameter tertentu diperlukan hanya jika ada potensi kontaminasi. Penggunaan air untuk keperluan sanitasi mencakup praktik- praktik kebersihan individu seperti mandi dan menyikat gigi, serta mencakup kebutuhan mencuci bahan makanan, peralatan makan, dan pakaian. Air ini juga dapat berfungsi sebagai sumber air minum. Oleh karena itu, kualitas air harus memenuhi standar yang telah ditetapkan untuk memastikan penggunaannya dengan aman dan tanpa risiko terhadap kesehatan masyarakat.
Pemeriksaan rutin terhadap parameter fisik, biologis, dan kimia menjadi kunci untuk menjamin kebersihan dan keselamatan air yang digunakan dalam berbagai keperluan ini (Lestari et al., 2022).
2.4 Simulasi Hidrolis
Simulasi hidrolis dapat diartikan sebagai teknik untuk mereproduksi atau meniru secara virtual proses kerja sistem hidrolik, dengan mendetailkan perubahan atau perpindahan daya menggunakan fluida cair sebagai media penghantar. Dalam konteks ini, simulasi hidrolis mengacu pada pembuatan model matematis yang mensimulasikan perilaku sistem hidrolik, dengan merujuk pada prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam paragraf tersebut. Sistem hidrolik sendiri menggunakan zat cair, umumnya oli, sebagai media penghantar untuk mentransfer daya.
Simulasi hidrolis melibatkan pemodelan matematis dari komponen-komponen utama dalam sistem, termasuk pompa, pipa saluran, katup, dan silinder kerja. Dengan cara ini, kita dapat mengobservasi dan menganalisis kinerja sistem secara virtual tanpa harus melibatkan implementasi fisik yang sesungguhnya. Dalam simulasi hidrolis, prinsip-prinsip dasar rangkaian hidraulik, seperti peningkatan tekanan oleh pompa pembangkit tekanan dan pergerakan fluida melalui saluran dan katup, dapat diterapkan dalam model matematis. Simulasi ini bermanfaat bagi
insinyur dan perancang sistem hidrolik untuk memahami interaksi antara komponen-komponen, meramalkan respons sistem terhadap perubahan kondisi kerja atau desain, serta mengidentifikasi potensi masalah atau perbaikan yang diperlukan. Dengan menggunakan simulasi hidrolis, pengembangan dan peningkatan sistem hidrolik dapat dilakukan secara efisien, menghemat waktu dan biaya, sambil tetap memastikan kinerja yang handal dan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hidrolika, seperti prinsip Pascal yang dijelaskan dalam paragraf tersebut (Priyati et al., 2015).
2.5 Metode Hardy Cross
Pendekatan Hardy Cross telah menjadi suatu metode yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan distribusi aliran debit di dalam suatu jaringan pipa. Dalam penerapan metode Hardy Cross, penyelesaian masalah distribusi aliran dalam jaringan pipa melibatkan serangkaian perhitungan iteratif yang mendasarkan pada prinsip dasar kontinuitas aliran dan kerugian energi. Implementasi metode ini membutuhkan pengembangan model matematis yang terstruktur untuk menggambarkan kondisi aliran di dalam jaringan pipa, dengan tujuan mencapai keseimbangan antara persamaan kontinuitas aliran dan persamaan kerugian energi. Dengan menerapkan prinsip iterasi, metode Hardy Cross mampu memberikan solusi yang akurat dan konvergen terhadap distribusi aliran debit di dalam sistem jaringan pipa yang rumit.
Penerapan metode ini tidak hanya memberikan kejelasan dalam menanggapi tantangan hidraulis, tetapi juga menyediakan pemahaman yang mendalam terhadap sifat aliran dan kerugian energi yang terjadi di dalam jaringan pipa sebenarnya (Pane, 2021).
Metode Hardy Cross adalah suatu pendekatan perhitungan yang umumnya digunakan dalam rekayasa sipil untuk mengidentifikasi distribusi aliran debit pada jaringan pipa. Prinsip utama dari metode ini adalah menyelesaikan masalah hidraulika dalam jaringan pipa dengan memperhatikan keseimbangan kontinuitas aliran dan persamaan kerugian energi. Proses perhitungan dilakukan secara berulang hingga mencapai tingkat konvergensi yang memadai. Penggunaan metode ini melibatkan penerapan prinsip dasar mekanika fluida dan hukum kekekalan energi untuk merancang model matematis aliran dalam jaringan pipa. Dengan menerapkan metode Hardy Cross, insinyur dan perencana dapat melakukan penyesuaian optimal terhadap desain sistem distribusi air atau fluida lainnya, menangani tantangan hidraulis yang kompleks, dan memastikan distribusi debit sesuai dengan persyaratan teknis dan operasional yang telah ditetapkan (Ismail dan Wijaya, 2021).
View
BAB III CARA KERJA 3.1 Pembuatan Jaringan Pipa
Dibuka
Backdrop
Buka view lalu pilih Backdrop kemudian load dan pilih gambar peta yang akan digunakan.
Gambar peta jaringan dalam bentuk bmp.
Reservoir dan tank
Pilih komponen reservoir dan tank lalu klik sesuai pada peta/pola. Kemudian masukkan data elevation sesuai yang ada pada modul
Junction
Pilih komponen junction lalu klik sesuai pada peta/pola dari node 1-15. Kemudian masukkan data elevation dan base demand sesuai yang ada pada modul
Pilih komponen pompa lalu hubungkan dari reservoir ke junction 1
Pumps EPANET
Pilih komponen valve lalu hubungkan dari junction 2 dan junction 3
Valve
Run
Pilih komponen pipe lalu hubungkan dari junction sesuai dengan peta. Kemudian masukkan data length dan diametre sesuai yang ada pada modul
Pipe
3.2 Penentuan Spesifikasi Valve
EPANET
Identifikasi lokasi valve yang memerlukan pengendalian aliran air.
Pemilihan Jenis Valve
Pilih browser data lalu pilih valve.
Ubah type menjadi PRV, atur diameter, dan setting
Valve
Run
Pilih browser data lalu pilih curve. Lakukan setting pada head dan flow.
Curve
Perbaiki nilai yang tidak sesuai dengan standar dengan cara reverse, mengubah roughness, dan lainnya
3.3 Analisis Simulasi Hidrolis pada Node dan Link
EPANET
Report
Daftar tabular
Report lalu klik Table atau mengklik tombol Table pada Standard Toolbar Tabel
Pilih type node lalu lakukan pengaturan pada colums dan pilih data yang dibutuhkan. Lakukan hal yang sama pada type link
OK
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Praktikum
4.1.1 Hasil Running Simulasi Hidrolisis
Gambar 4.1 Hasil Running Simulasi Hidrolisis Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023 4.1.2 Hasil Analisis Simulasi Hidrolisis pada Node dan Link
Gambar 4.2 Tabel Nodes Pressure Headloss Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023
Gambar 4.3 Tabel Links Flow dan Unit Headloss Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023
4.2 Analisis Data Hasil Praktikum
Simulasi hidrolisis dengan data node dan link memberikan pemahaman yang mendalam mengenai performa jaringan pipa. Data node mengungkapkan fluktuasi tekanan di berbagai simpul, dengan Junction 1 (J1) menunjukkan tekanan paling tinggi sekitar 98.72, sementara Junction 2 (J2) memiliki tekanan yang lebih rendah hanya sekitar 9.41. Distribusi tekanan ini mencerminkan titik-titik kritis dalam sistem, dengan Junction 7 (J7) dan Junction 8 (J8) menunjukkan tekanan signifikan, masing-masing 92.17 dan 95.96. Analisis lebih lanjut pada data link mengungkapkan karakteristik aliran di setiap pipa, seperti pada Pipe 1 (PP1) yang memiliki nilai flow sebesar 7.85, headloss 16.58, dan diameter pipa 100. Informasi ini memberikan wawasan penting terkait kapasitas aliran dan tingkat penurunan tekanan di setiap pipa. Selain itu, komponen-komponen seperti Pump PU1, yang memberikan debit aliran 7.85 dengan headloss - 132.51, dan Valve V2, dengan nilai setting 4.32 yang mempengaruhi tekanan sebesar 35.63, menyoroti kontribusi elemen-elemen penting dalam sistem.
Secara keseluruhan, analisis simulasi hidrolisis ini tidak hanya memberikan gambaran menyeluruh tentang distribusi tekanan dan aliran dalam jaringan pipa, tetapi juga menyediakan dasar yang kuat untuk mengoptimalkan sistem. Pengidentifikasian simpul dan pipa dengan tekanan atau headloss yang signifikan memberikan wawasan mendalam untuk merumuskan strategi perbaikan atau peningkatan. Sistem ini memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih akurat dan efisien dalam pengelolaan jaringan pipa, mendukung upaya optimalisasi dan peningkatan kinerja keseluruhan sistem hidrolik.
Pentingnya menganalisis tekanan dan aliran dalam sistem pipa untuk memahami operasionalnya tergambar dari hasil simulasi hidrolisis. Variasi tekanan yang signifikan pada junction, seperti pada J1 dengan tekanan maksimum 98.72 dan J2 dengan tekanan minimal sekitar 9.41, dapat terlihat dari distribusi tekanan. Distribusi ini memberikan wawasan rinci tentang titik-titik kritis dalam sistem, yang menjadi fokus untuk perbaikan atau peningkatan kinerja. Analisis data link juga mengungkap karakteristik aliran pada setiap pipa, seperti pada PP1 dengan flow 7.85, headloss 16.58, dan diameter pipa 100, yang menunjukkan kompleksitas hubungan antara aliran dan penurunan tekanan. Headloss yang tinggi mencerminkan hambatan signifikan dalam aliran fluida, menjadi kunci dalam merancang strategi perbaikan atau optimalisasi untuk meningkatkan efisiensi sistem. Elemen-elemen seperti Pump PU1 dan Valve V2 memberikan dimensi tambahan, dengan PU1 memberikan kontribusi positif terhadap tekanan dengan debit aliran 7.85 dan headloss -132.51, sementara V2, dengan nilai setting 4.32 dan pengaruh terhadap tekanan 35.63, menyoroti peran penting pengatur tekanan. Keseluruhan analisis pressure, flow, dan headloss memberikan dasar yang kokoh untuk pengambilan keputusan strategis dalam pengelolaan jaringan pipa. Hal ini membantu mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perhatian lebih dan merumuskan solusi yang tepat untuk meningkatkan performa keseluruhan sistem hidrolik (Pratama et al., 2022).
4.3 Pengaruh Penggunaan Valve terhadap Nilai Headloss pada Simulasi Hidrolis
Membuka atau menutup sebagian katup dalam sistem pipa memiliki dampak yang signifikan pada kehilangan tekanan, dan nilai kehilangan tekanan dapat bervariasi dalam setiap situasi pembukaan atau penutupan katup. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang hati-hati untuk
mengevaluasi kehilangan tekanan yang terjadi akibat setiap tindakan membuka atau menutup katup. Faktor utama dalam menentukan kehilangan tekanan adalah laju aliran air, terutama saat ball valve ditutup sebanyak ¼ bagian. Penelitian yang cermat terhadap dinamika interaksi antara proses membuka atau menutup katup dengan variasi laju aliran menjadi suatu keharusan untuk memahami secara rinci bagaimana perubahan kondisi sistem dapat memengaruhi kehilangan tekanan secara menyeluruh (Nugroho et al., 2020).
4.4 Pengaruh Flow terhadap Nilai Headloss pada Simulasi Hidrolis
Dampak dari aliran dalam simulasi hidrolika terhadap nilai headloss memiliki signifikansi yang besar. Aliran fluida melalui suatu sistem merupakan faktor yang secara langsung memengaruhi tingkat headloss. Peningkatan dalam tingkat aliran dapat menyebabkan kenaikan headloss karena gesekan yang meningkat akibat kecepatan aliran yang lebih tinggi. Sebaliknya, penurunan aliran dapat mengurangi nilai headloss karena mengurangi gaya gesek antara fluida dan dinding saluran. Pentingnya memahami hubungan antara aliran dan headloss dalam simulasi hidrolika terletak pada pemahaman bahwa perubahan dalam tingkat aliran dapat memiliki dampak langsung pada kerugian energi dalam sistem. Oleh karena itu, analisis yang cermat terhadap variabel aliran dalam simulasi hidrolika menjadi sangat penting dalam upaya untuk mengoptimalkan sistem, mengurangi kerugian energi, dan memastikan efisiensi keseluruhan dari sistem hidrolika yang sedang dirancang (Sulhairi et al., 2020).
4.5 Pengaruh Nilai Setting Valve terhadap Pressure pada Simulasi Hidrolis
Nilai setting pada valve memiliki dampak langsung terhadap tekanan dalam suatu sistem.
Nilai setting valve, yang merujuk pada pengaturan atau pembatasan aliran fluida, secara langsung mempengaruhi tingkat tekanan di dalam sistem. Jika nilai setting pada valve ditingkatkan, diharapkan akan terjadi peningkatan tekanan dalam sistem, sementara penurunan nilai setting dapat mengurangi tekanan. Oleh karena itu, pemilihan dan penyesuaian nilai setting valve menjadi kunci untuk mengelola tekanan sesuai dengan kebutuhan sistem. Penyesuaian yang hati- hati dapat mendukung optimalisasi kinerja sistem dan mencegah tekanan berlebih yang dapat merusak peralatan atau infrastruktur. Sebaliknya, nilai setting yang tidak sesuai dapat mengakibatkan tekanan yang tidak memadai untuk memenuhi tuntutan sistem. Oleh karena itu, pemahaman dan pengelolaan nilai setting valve menjadi faktor krusial dalam menjaga keseimbangan dan kelangsungan operasional suatu sistem (Aulia et al., 2022).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Simulasi hidrolik adalah proses pemodelan matematis yang mengevaluasi pergerakan fluida, seperti air atau cairan lainnya, dengan memperhitungkan faktor tekanan, laju aliran, dan interaksi antara cairan dan struktur dalam suatu sistem. Penggunaan perangkat lunak khusus memungkinkan pengguna untuk meramalkan atau memahami bagaimana perilaku fluida terjadi dalam kondisi tertentu. Analisis tekanan dan aliran dalam jaringan pipa memainkan peran penting dalam pemahaman kinerja infrastruktur sistem secara menyeluruh. Dengan menyajikan data node secara rinci, beberapa titik hubung, seperti pada Junction 1 dengan tekanan mencapai 98.72, dapat diidentifikasi sebagai area dengan tingkat tekanan yang memerlukan perhatian khusus.
Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengenali area yang memerlukan regulasi tekanan atau perbaikan guna menjaga stabilitas sistem secara keseluruhan. Selain itu, melalui analisis data link, terutama nilai headloss, dapat diperoleh pemahaman tentang seberapa besar penurunan tekanan yang terjadi di setiap pipa. Sebagai contoh, Pipe P1 dengan headloss sekitar 16.58 mengindikasikan adanya hambatan tertentu terhadap aliran dalam pipa tersebut.
5.2 Saran
Sebelum memulai praktikum, diharapkan bahwa praktikan telah memahami materi yang akan diajarkan selama praktikum. Tujuannya adalah agar praktikan memiliki pemahaman awal mengenai prosedur-prosedur yang akan dilakukan selama praktikum berlangsung. Materi praktikum dapat dipelajari lebih dulu melalui modul yang telah disiapkan oleh asisten praktikum Mekanika Fluida 2, sehingga praktikan dapat lebih siap dalam mengikuti praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Diasa IW, Soriarta IK, Suryawan IBG. 2019. Analisa kehilangan air (non revenued water) pada jarinan sistem penyediaan air minum (SPAM). Jurnal Fakultas Teknik UNR 11(2): 1- 19.
Ismail RFT dan Wijaya W. 2021. Analisa laju aliran fluida pada sistem jaringan pipa distribusi air bersih di Kawasan kampus ITB Ganesha dengan metode hardy-cross. Jurnal Retims 3(1): 10-20.
Lestari S, Sriana T, Nurrahman A, Nugroho BS. 2022. Peningkatan kualitas air sumur menjadi air bersih di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Jawa Tengah. Jurnal ESDM 11(1): 19-27.
Pahude MS. 2022. Analisis kebutuhan air bersih di Desa Santigi Kecamatan Tolitoli Utara Kabupaten Tolitoli. Jurnal Inovasi Penelitian 3(2): 4801-4810.
Pasmawati Y, Renilaili R, Kusmindari CD, Zahri A, Hardini S. 2023. Pengolahan air rawa menjadi air bersih. Jurnal altifani penelitian dan pengabdian kepada masyarakat 3(1): 27-33.
Priyati A, Ansar A, Abdullah SH. 2015. Karakteristik dan simulasi sistem kontrol hidrolik pada proses pengepresan biji jaraks kepyar (Ricinus Communis L.): characteristic and simulation of hydraulic control system oncastor beans (Ricinus communis L.) press processing. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem 3(2): 164-169.
Windatiningsih D dan harlan D, 2019. Uji validasi data debit untuk deteksi penyimpangan data studi kasus: das Citarum hulu. Jurnal Sumber Daya Air 15(2): 121-136.
Yadi AF, Suprayogi I, Fauzi M, Bochari. 2022. Analisa kebutuhan air bersih berdasarkan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru tahun 2038. Saintek E-Journal STT 10(2):
131-137.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Aulia A, AZ N, Sylvia N, Hakim L, Bahri S. 2022. Kajian terhadap kavitasi dan pressure drop pada bukaan control valve tipe globe valve dengan menggunakan software autodes CFD (Computational Fluid Dynamics). Chemical Engineering Journal Storage 1(4): 57-66.
Nugroho A, Priangkoso , Sumaryo Y. 2020. Kaji eksperimental head loss pada gate valve dan ball valve. Prosiding Seminar Nasional NICIET 2020, Semarang Indonesia.
Pratama D, Hadiningrum K, Muldiani FR. 2022. Studi awal pengaruh temperatur terhadap karakteristik alira fluida pada belokan pipa 90o melalui simulasi. Jurnal Mipa 11(2): 68- 71.
Sulhairi, Pallu MS, Bakri B. 2020. Pengaruh perubahan debit dan tinggi jatuh terhadap kehilangan energi pada jaringan perpipaan. Jurnal Penelitian Enjiniring 24(2): 164-174.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
LAMPIRAN ACC DHP