• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana peran kepala madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone kabupaten Luwu Utara. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran pimpinan madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di Kemenkes.

Tujuan Penelitian

Manfaat penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini mencari data mengenai peran manajemen kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone. Rencana kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-bone dibuat sedemikian rupa sehingga kinerja mutu dapat diukur. Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat memahami bahwa kepala madrasah MTs Muhammadiyah Bone-Bone mempunyai harapan yang tinggi terhadap rencana peningkatan mutu pendidikan.

Dari hasil wawancara diatas dapat peneliti pahami, dalam perencanaan kepala Madrasah MT Muhammadiyah Bone-Bone. Hal ini dilakukan dengan memberikan konsep dan arahan kepada staf madrasah terkait dengan tujuan kebijakan yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone. Dari data di atas dapat penulis pahami bahwa koordinasi yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk peningkatan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone adalah dengan memberikan seluruh tugas yang direncanakan kepada guru yang dianggap mampu.

Implementasi peran kepala madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara ditentukan oleh adanya faktor pendukung dan penghambat. Namun disisi lain peneliti melihat terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat penerapan manajemen kepala madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone. Kendala penerapan peran pimpinan madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone adalah permasalahan pendanaan yang sangat minim.

Pendanaan MTs Muhammadiyah Bone-Bone hanya fokus pada kontribusi pelaksanaan pembelajaran siswa (SPP). Faktor Penghambat Peran Manajemen Madrasah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Pengorganisasian yang diusung oleh kepala MTs Muhammadiyah Bone-Bone ini dijalankan dengan konsep memimpin seorang pemimpin madrasah sebagai manajer dalam lingkungan madrasah. Di MTs Muhammadiyah Bone-Bone, kepala madrasah membuat struktur organisasi dan susunan staf pendukung, serta penataan staf untuk kegiatan sementara.

Untuk menunjang pelaksanaannya, pengangkatan guru honorer dilakukan oleh kepala madrasah untuk menutupi kekurangan sumber daya manusia di MTs Muhammadiyah Bone-Bone. Terdapat beberapa faktor yang mendukung dan menghambat peran pimpinan madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kemenkes.

Tabel III  Sarana prasarana
Tabel III Sarana prasarana

TINJAUAN TEORITIS

Tujuan peranan manajen kepala madrasah

Fungsi peranan manajemen kepala madrasah

Agar para pegawai madrasah melaksanakan tugasnya sesuai dengan petunjuk kepala madrasah, padahal pemimpin pada hakikatnya adalah orang yang harus ditaati. Ketua madrasah yang menjadi pimpinan lembaga yang dipimpinnya harus mampu menjalankan fungsinya sebagai pemimpin. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala madrasah dalam menjalankan madrasah adalah kemampuan menyusun rencana kerja madrasah (RKM) dengan prosedur yang tepat.

Kepala madrasah juga harus bisa melihat seluruh komponen madrasah, termasuk bahan bakunya. Agar program yang direncanakan oleh kepala madrasah dapat berjalan sesuai rencana yang dibuat. Seorang kepala madrasah juga harus mampu mengembangkan organisasi madrasah sesuai kebutuhan yang direncanakan.

Untuk itu kepala madrasah harus menempatkan pegawai madrasah berdasarkan kualifikasi pendidikan dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai madrasah. Dalam melaksanakan perencanaan, dalam melaksanakan program yang telah direncanakan, tidak mungkin kepala madrasah melaksanakan program itu sendirian. Upaya kepala madrasah dimaksudkan untuk menggerakkan seluruh staf madrasah agar melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan koordinasi yang dilakukan oleh kepala madrasah bertujuan agar seluruh program terlaksana sesuai rencana dan mencapai tujuan sesuai sasaran.

Peningkatan mutu pendidikan

  • Standar dan indikator mutu pendidikan

Kualitas adalah proses terstruktur untuk meningkatkan produk yang diproduksi. 31 Mutu juga dapat diartikan sebagai gambaran dan karakteristik komprehensif dari layanan pendidikan internal dan eksternal, yang menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan implisit, termasuk masukan, proses, dan keluaran pendidikan. Proses pendidikan yang berkualitas mencakup berbagai masukan, seperti: materi pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai dengan keterampilan guru), dukungan administrasi dan prasarana serta sumber daya lainnya serta menciptakan suasana yang kondusif. Peningkatan mutu merupakan salah satu alternatif pengelolaan pendidikan yang lebih mengutamakan kemandirian dan kreativitas madrasah.

Ujung dari itu semua ditujukan pada keberhasilan madrasah dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum, peningkatan mutu guru, penyediaan sarana prasarana, peningkatan kesejahteraan guru, perbaikan organisasi sekolah/madrasah, perbaikan manajemen pada lembaga pendidikan yang bermutu, sehingga kepala sekolah/madrasah sebagai pengelola dalam lembaga pendidikan harus mampu merencanakan, menyelenggarakan, mengarahkan dan mengawasi program dan kegiatan pendidikan.37. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara terencana dan berkala;

Standar nasional pendidikan dijadikan acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pendanaan; Madrasah yang merupakan lembaga pendidikan Islam harus selalu mengacu pada standar nasional pendidikan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Standar pendidikan nasional bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional demi pendidikan kehidupan bangsa dan pembentukan karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat.39.

Madrasah dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai kinerja bermutu, apabila penyelenggaraan organisasinya didasarkan pada siklus manajemen yang dimulai dari penyusunan program, pembagian tugas yang diatur, pelaksanaan program, proses pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasilnya.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian

Muhammadiyah Bone-Bone, yang terletak di Desa Bone-Bone, Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

Prosedur penelitian

Subyek penelitian

Sumber data yang lain yaitu sumber data di luar perkataan dan tindakan adalah sumber data tertulis. Sumber tertulis dapat dibedakan menjadi sumber dari buku dan jurnal ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi6. Teknik pengumpulan sumber data dalam penelitian ini adalah teknik snowballing sampling.

Yang dimaksud dengan teknik bola salju adalah memulai dengan mengidentifikasi satu atau dua informan kunci (key informan) dan melakukan wawancara atau wawancara kepada mereka secara bertahap atau berproses, kemudian meminta arahan, saran, bimbingan siapa yang sebaiknya menjadi informan berikutnya. . mereka pikir ada pengetahuan,. Dari keterangan diatas maka sumber data utama yang menjadi sumber informan dalam penelitian ini adalah : kepala madrasah, kepala madrasah yang nantinya akan memberikan bimbingan kepada peneliti dalam mengumpulkan sumber data dan rekomendasi bagi informan. dari yang lain seperti seperti: wakil presiden madrasah, wakil presiden TU, koordinator kesiswaan, guru sehingga semua data yang diperlukan peneliti terkumpul sesuai kebutuhan penelitian.

Metode pengumpulan data

Wawancara dengan sumber data yaitu : proses perolehan informasi untuk keperluan penelitian dengan menggunakan tanya jawab tatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang disebut pedoman wawancara 9 Oleh karena itu peneliti menggunakan data dengan menggunakan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkena dampak khususnya yang terlibat dalam permasalahan penelitian ini, seperti wawancara dengan kepala madrasah, koordinator TU, komite madrasah serta guru-guru yang bertanggung jawab mengajar di MTs. Dalam wawancara terstruktur, semua pertanyaan disusun secara tertulis dengan cermat sehingga pewawancara dapat menggunakan daftar pertanyaan selama wawancara. Metode observasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan mata tanpa bantuan alat standar lain untuk keperluan tersebut 10 Observasi digunakan untuk memperoleh data di lapangan guna mengetahui keadaan, menggambarkan keadaan.

Gugas dan Lincoin menyatakan penggunaan metode observasi dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa alasan, antara lain: 11. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan keahlian atau pengetahuan yang diperoleh langsung dari data; Keraguan sering muncul mengenai data yang diperoleh melalui teknik wawancara, dan kredibilitas data paling baik diverifikasi melalui observasi;

Dalam beberapa kasus dimana teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan, observasi dapat menjadi alat yang sangat berguna. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui partisipasi secara langsung dan sistematik pada mata pelajaran yang diteliti dengan mengunjungi langsung lokasi penelitian yaitu MTs Muhammadiyah Bone-Bone untuk memperhatikan kepemimpinan manajemen madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Muhammadiyah Bone-Bone, daftar laporan kegiatan lomba yang diikuti baik bidang akademik maupun nonakademik serta daftar jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus, atau lebih spesifiknya menunjukkan jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus. tamat, sedangkan pimpinan madrasah mengajar dan memimpin MT.

Teknik analisis data

Perencanaan yang dilakukan Kepala MTs Muhammadiyah Bone-Bone untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui beberapa langkah perencanaan. 1 Wawancara dengan Bapak Junawan Ketua MTs Muhammadiyah Bone-Bone, pada tanggal 3 September 2018 pukul 12.15 WITA, di kantor Ketua MTs Muhammadiyah Bone-Bone. Peneliti mengamati rapat perencanaan mutu di MTs Muhammadiyah Bone-Bone pada tanggal 5 September 2018, mulai pukul 09.00 hingga 11.00.

Dari data wawancara diatas penulis dapat memahami bahwa pelaksanaan peningkatan mutu yang dilakukan oleh kepala MTs Muhammadiyah Bone-bone mengacu pada rencana yang telah dibuat. Kebijakan ini dilakukan oleh kepala madrasah agar seluruh guru di MTs Muhammadiyah Bone-Bone dapat melaksanakan tugasnya sesuai rencana karena tugas yang dijalankannya sudah sesuai. Agar rencana atau program yang telah ditetapkan dapat berjalan dan mutu pendidikan di MTs Muhammadiyah Bone-Bone dapat tercapai.

Kesadaran para guru akan pentingnya peningkatan mutu pengajaran di MTs Muhammadiyah Bone-Bone dibuktikan dengan para guru yang berinisiatif memberikan bantuan. 10 Observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 17 September 2018 pukul 09.00 WITA, di Mts Muhammadiyah Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara. Koordinasi dilakukan oleh kepala MTs Muhammadiyah Bone-Bone dengan menempatkan staf madrasah sesuai kemampuannya.

Namun kendala dalam koordinasi adalah kurangnya sumber daya manusia di MTs Muhammadiyah Bone-Bone. Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis memahami kebijakan yang diterapkan oleh kepala MTs Muhammadiyah Bone-Bone. 11 wawancara dengan Bpk. Junawan, Kepala MTs Muhammadiyah Bone-Bone, pada tanggal 14 September 2018 pukul 08.00 s/d 08.45 WITA, di kantor Kepala MTs Muhammadiyah Bone-Bone tentang upaya yang dilakukan kepala madrasah, pihak manajemen. peran kepala madrasah MTs Muhammadiyah Bone-Bone.

Gambar

Tabel III  Sarana prasarana

Referensi

Dokumen terkait

Thirteen birds with foreign rings have been recovered on Marion and Prince Edward: five Wandering Albatrosses ringed off Australia, and four ringed on the Crozet islands, and four King