Tim Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia dan hidayah-Nya, Laporan Kegiatan “Pemantauan Tumbuhan dan Satwa Liar di Lintasan Taman Wisata Alam Gunung Melintang Tahun 2023” dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini menguraikan hasil survei/monitoring yang dilakukan di berbagai titik atau area di kawasan TWA Gunung Melintang. Laporan ini juga berupaya memberikan informasi mengenai keadaan keanekaragaman hayati di sekitar kawasan TWA Gunung Melintang yang mengalami perubahan kondisi akibat dibukanya jalan fasilitas umum.
Meskipun pemantauan TSL dilakukan dengan metode “Rapid Assessment”, namun tetap memperhatikan faktor ekologi dengan memperhatikan, mengamati dan menganalisis kondisi lingkungan/habitat tempat ditemukannya tumbuhan dan satwa liar. Pos penjagaan Taman Wisata Alam Gunung Melintang terletak di kawasan sebagai pintu masuk jalur transportasi. Taman Wisata Alam Gunung Melintang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, merupakan habitat berbagai tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi serta keindahan alamnya mempunyai potensi besar sebagai tempat wisata alam yang menarik.
Gunung Melintang juga mempunyai fungsi yang sangat penting dalam hal mengatur pengelolaan air bagi wilayah sekitarnya dan wilayah dibawahnya. Pemahaman dan kesadaran terhadap aspek keanekaragaman hayati akan memberikan gambaran sejauh mana respon kegiatan yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas habitat dan satwa liar. Pemantauan terus menerus terhadap tumbuhan dan satwa liar harus dilakukan untuk mengetahui perubahan kondisi (struktur, komposisi, dan keanekaragaman) dibandingkan dengan kondisi masa lalu (baseline) atau kondisi yang diperkirakan.
Kegiatan pemantauan tidak bersifat jangka panjang, namun harus berkesinambungan dan teratur dengan memperhatikan musim dan ekologi tumbuhan dan satwa liar, sehingga diperoleh data dan informasi yang komprehensif.
TUMBUHAN (FLORA)
ANISOPTERA (MERSAWA)
MACARANGA (MAHANG)
TUMBUHAN (FLORA) TUMBUHAN (FLORA)
Pohon ini berukuran sedang dan jarang mencapai tinggi lebih dari 30 meter dengan diameter lebih dari 100 cm. Tanaman ini tersebar luas di beberapa wilayah Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia tumbuh di seluruh nusantara.
ARTOCARPUS (NANGKA-NANGKA)
FICUS (KAYU ARA)
PINUS (TUSAM)
ALSTONIA (PULAI)
Tristaniopsis witheana (Pelawan), pohon besar dari famili Myrtaceae dengan kulit batang bersisik, halus dan berwarna keputihan. Bunganya tumbuh berkelompok pada ranting yang relatif kecil dengan kelopak berwarna putih dan sepal kemerahan. Elaeocarpus acmocarpus, tumbuhan dari famili Elaeocarpaceae Pohon besar dari famili Myrtaceae dengan kulit kayu halus yang terkelupas.
Masyarakat Sumatera (Kubu) menyebut tanaman ini Luwing, sedangkan di Kalimantan disebut kedondong atau nytoh. Ciri-ciri tumbuhan tumbuhan ini adalah selalu hijau, dioecious, berbentuk pohon, memiliki tinggi sedang, tinggi mencapai 40 m dan diameter batang mencapai 80 cm.
PLOIARIUM (BERIANG)
Adinandra acuminata (Kayu Uba), termasuk dalam famili Pentaphylacaceae sebagai tipe ciri lingkungan hutan sekunder/miskin hara di padang rumput yang umumnya berasosiasi dengan Dillenia indica dan anggrek darat Bromheadia finlaysoniana serta tanaman kantong semar Nepenthes. Dillenia indica (Simpur), termasuk dalam famili Dilleniaceae sebagai tipe yang mencirikan lingkungan hutan sekunder/miskin hara di padang rumput yang umumnya berasosiasi dengan Ainandra acuminata dan anggrek terestrial Bromheadia finlaysoniana dan tanaman kantong semar Nepenthes. Sebarannya dimulai dari Barat: Madagaskar, Himalaya, Cina bagian selatan, Asia Tenggara dan Australasia ke Timur: Fiji Bromheadia finlaysoniana (Anggrek Tanah), termasuk dalam famili Orchidaceae sebagai jenis lingkungan hutan sekunder/miskin hara di padang rumput yang umum berasosiasi dengan Dillenia indica dan Ainandra acuminata serta tanaman kantong semar.
ANGGREK DAN KANTONG SEMAR
DAFTAR JENIS TUMBUHAN TERIDENTIFIKASI
SATWA LIAR
AVES (BURUNG)
Bahagian atas badan berwarna coklat berangan cerah, dengan bahagian bawah badan putih bergaris-garis ketat, muka kelabu-biru dan mata pucat. Habitat di hutan tanah rendah dan bukit, terutamanya di hutan sekunder dan hutan terganggu, tetapi juga di kawasan semak dan tanah lembap. Mencari makan di lapisan tengah ke puncak hutan tanah pamah dan bukit, sering bergerak bersama kumpulan spesies lain dan tiba-tiba terbang dari hinggap.
Orthotomus atrogularis, Cinenen semak berwarna cerah yang ditemukan di hutan tropis dataran rendah, tepi hutan dan perkebunan. Orthotomus ruficeps, burung Cinenen grey, merupakan burung kecil berwarna abu-abu yang aktif, dengan paruh panjang dan ekor dengan ujung berwarna gelap yang sering melengkung ke atas. Banyak ditemukan di hutan bakau, namun juga banyak ditemukan di tepi hutan, hutan terbuka dan tegakan sekunder lainnya.
Umumnya cukup toleran terhadap tempat tinggal manusia dan dapat ditemukan di taman dan pinggir jalan. Burung yang cantik dan menarik dengan mahkota berwarna coklat kastanye, tenggorokan hitam dan bercak botak berwarna biru cerah di wajah dan leher.
MAMALIA
Pada umumnya kelelawar buah aktif di pinggir hutan sehingga sering tertangkap jika dipasang jaring pada batas antara kawasan hutan dan kawasan terbuka. Mereka umumnya tidur di bawah dedaunan kering pada siang hari, di lubang pohon kering, dan keluar pada malam hari untuk mencari makan. Jenis kelelawar pemakan buah ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu penyebaran bibit tanaman di area pertambangan.
Butir buah yang dimakan yang tidak dapat dicerna oleh pencernaan kelelawar akan keluar bersama fesesnya. Bibit-bibit tersebut nantinya akan menjadi bibit dan tumbuh menjadi pohon di area pengolahan tambang batu bara. Keberadaan petak-petak hutan di sekitar areal reklamasi penting untuk menjaga keberadaannya karena merupakan sumber benih yang akan disebarkan oleh kelelawar.
Seluruh spesies yang ditangkap berasal dari famili Pteropodidae yang umumnya memakan buah dan nektar. Hal ini mungkin disebabkan karena jaring dipasang di tepi hutan antara kawasan hutan dan lahan terbuka. Hasil yang berbeda mungkin terjadi jika jaringan dipasang di kawasan hutan.
Jika dilakukan di hutan, kemungkinan banyak spesies kelelawar pemakan serangga yang tertangkap, seperti dari famili Hipposideridae, Rhinolopidae, Molossidae, dan Vespertilionidae. Seluruh spesies kelelawar yang ditemukan berstatus Least Concern (LC) menurut Daftar Merah IUCN, kecuali Eonycteris. Habitat: Pada siang hari, sering ditemukan berkelompok atau kadang menyendiri di balik dedaunan pohon kelapa.
Ciri khas: kepala berwarna hitam, moncong pendek dan tebal, bahu kuning, punggung berwarna coklat, dada dan perut berwarna abu-abu hingga putih. Eonycteris spelaea Dobson, 1873 merupakan jenis penyerbuk nektar dan buah Ciri-ciri khusus: ukuran sedang, panjang lengan bawah 61 – 76 mm, sayap tanpa cakar pada kedua jari kaki, moncong dan lidah panjang, mempunyai sepasang kelenjar serupa dengan ginjal. di alat kelamin kiri kanan.
HERPETOFAUNA
Dilihat dari penampakan morfologinya, sebagian besar akan mengatakan itu adalah jenis ular atau belut, yang sebenarnya merupakan jenis amfibi, bersama dengan kelompok katak (Anura). Di Kalimantan sendiri, saat ini baru diketahui dan teridentifikasi 2 (dua) spesies Ichthyophis, yaitu Ichthyophis monochorus dan Ichthyophis glutinosus. Berdasarkan pengembangan hasil penelitian mendalam mengenai karakter morfologi dan tata nama taksonomi, kedua jenis ini direvisi dengan nama baru yaitu Ichthyophis Lakimi dan Ichthyophis pauli. Habitat Ichthyophis adalah hutan hujan tropis dataran rendah, terutama di daerah lembab dan basah, tepi sungai, danau, dan rawa.
DAFTAR JENIS SATWA TERIDENTIFIKASI
DAFTAR PUSTAKA