• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN GENERASI PEMUDA BERKARAKTER DAN CINTA TANAH AIR MELALUI PENDIDIKAN ILMU PERTAHANAN DAN BELA NEGARA

N/A
N/A
SRI PATMI

Academic year: 2024

Membagikan "MEMBANGUN GENERASI PEMUDA BERKARAKTER DAN CINTA TANAH AIR MELALUI PENDIDIKAN ILMU PERTAHANAN DAN BELA NEGARA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TUGAS KULIAH FILSAFAT ILMU

PERTAHANAN

MEMBANGUN GENERASI PEMUDA BERKARAKTER DAN CINTA TANAH AIR MELALUI PENDIDIKAN

ILMU PERTAHANAN DAN BELA NEGARA

SRI PATMI (120230106013) YURIZKI ALIYAH (120230106014)

FAKULTAS STRATEGI PERTAHANAN PROGRAM STUDI STRATEGI PERTAHANAN LAUT

JAKARTA

(2)

2023

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pertahanan adalah studi yang mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan pertahanan suatu negara, termasuk penanganan konflik, diplomasi, perang, pencegahan perang, dan bagaimana mengakhiri perang.

Sementara itu, bela negara merujuk pada kesadaran dan kewajiban setiap warga negara untuk ikut serta dalam upaya pertahanan negara. Ilmu pertahanan juga mengajak manusia untuk merefleksikan kegiatan ilmu pertahanan dan berperan dalam meningkatkan kemampuan bela negara.

Ilmu pertahanan dan bela negara dapat meningkatkan pemahaman akan pentingnya kesadaran bela negara, penguatan sistem pertahanan, dan pendidikan ilmu pertahanan. Pemahaman akan kesadaran bela negara dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan, termasuk melalui pendidikan dan pembelajaran ilmu pertahanan di perguruan tinggi, yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan pemahaman mahasiswa terkait bela negara. Selain itu, pemahaman terhadap filsafat ilmu pertahanan juga dianggap dapat meningkatkan kemampuan dasar bela negara, karena ilmu pertahanan mengajak manusia untuk merefleksikan kegiatan ilmu pertahanan, termasuk diplomasi, perang, pencegahan perang, dan bagaimana mengakhiri perang yang terjadi. Melalui pemahaman ini, diharapkan masyarakat dapat diberikan kesadaran akan konsep bela negara yang terdiri dari nilai-rela berkorban, dan yakin dengan ideologi Pancasila.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan tujuan pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara Pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan seseorang dalam memahami dan melaksanakan tugas-tugas pertahanan dan keamanan negara. Berikut ini adalah penjelasan secara rinci mengenai pengertian dan tujuan pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara:

1. Pengertian Pendidikan Ilmu Pertahanan dan Bela Negara

Pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara adalah pendidikan yang berfokus pada pembentukan sikap dan pengetahuan terhadap pertahanan dan keamanan negara, serta membekali peserta didik dengan keterampilan dan kemampuan untuk berperan aktif dalam upaya mempertahankan kedaulatan negara. Pendidikan ini mencakup baik aspek pengetahuan teori maupun aspek kemampuan praktik.

Ilmu pertahanan dan bela negara melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu sosial, ilmu politik, hukum, militer, dan keamanan nasional. Pendidikan ini memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai konsep pertahanan, sistem pertahanan nasional, strategi pertahanan, manajemen bencana, keamanan siber, pengendalian kerawanan, serta pembekalan fisik dan mental untuk menjadi anggota masyarakat yang berperan aktif dalam mempertahankan negara.

2. Tujuan Pendidikan Ilmu Pertahanan dan Bela Negara

Tujuan utama dari pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara adalah untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam hal pertahanan dan keamanan negara. Beberapa tujuan konkrit yang dapat dicapai melalui pendidikan ini antara lain:

 Membentuk kesadaran dan identitas nasional yang kuat dalam diri peserta didik.

 Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang pentingnya pertahanan dan keamanan nasional.

(5)

 Meningkatkan pengetahuan peserta didik mengenai sistem pertahanan nasional, hukum pertahanan, dan strategi pertahanan negara.

 Mengembangkan keterampilan fisik dan mental peserta didik dalam menghadapi berbagai situasi yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan nasional.

 Membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan praktik yang diperlukan untuk berperan aktif dalam kegiatan pertahanan dan bencana alam.

 Meningkatkan kesadaran dan keterampilan peserta didik dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam konteks pertahanan dan keamanan nasional.

2.2. Konsep Dan Prinsip Dasar Pembentukan Karakter Pemuda Yang Mencintai Tanah Air

Konsep dan prinsip dasar pembentukan karakter pemuda yang mencintai tanah air didasarkan pada upaya untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai patriotisme, kebangsaan, dan kecintaan terhadap tanah air pada kaum muda.

Pembentukan karakter ini penting untuk membangun generasi yang bertanggung jawab, mencintai, dan mampu berkontribusi dalam pembangunan negara.

Beberapa konsep dan prinsip dasar dalam pembentukan karakter pemuda yang mencintai tanah air antara lain:

1) Pendidikan nasional yang berkarakter: Pendidikan nasional yang berkarakter akan melibatkan proses pembelajaran yang mendorong pengembangan pribadi, kognisi, emosi, dan sosial pemuda dengan nilai- nilai patriotisme yang kuat. Hal ini berpegang pada semangat Trisakti, yaitu Gotong Royong, Demokrasi, dan Kekeluargaan.

2) Pendidikan sejarah yang komprehensif: Pemahaman sejarah bangsa secara komprehensif memberikan landasan kuat bagi pemuda untuk mencintai tanah air. Dalam proses pembelajaran sejarah, penting untuk menyampaikan kisah-kisah inspiratif tentang pahlawan nasional, perjuangan bangsa, dan kemajuan negara. Selain itu, juga penting untuk menganalisis peran pemuda dalam sejarah dan mengaitkannya dengan tantangan dan kesempatan di masa depan.

3) Pendidikan karakter berbasis nilai: Salah satu prinsip dasar dalam pembentukan karakter pemuda yang mencintai tanah air adalah

(6)

pendidikan karakter berbasis nilai-nilai positif. Pendidikan karakter ini meliputi pembentukan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, keberanian, kerja keras, dan kesetiaan terhadap negara.

Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan seperti cerita inspiratif, permainan peran, diskusi kelompok, dan pembelajaran kolaboratif.

4) Partisipasi dalam kegiatan sosial dan kebangsaan: Melalui partisipasi langsung dalam berbagai kegiatan sosial dan kebangsaan, pemuda dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai patriotisme secara nyata. Kegiatan- kegiatan seperti kerja bakti, kegiatan keagamaan, dan upacara bendera dapat menjadi sarana untuk melatih cinta dan rasa memiliki terhadap tanah air.

2.3. Peran Penting Pemuda Dalam Pertahanan Dan Bela Negara

Peran penting pemuda dalam pertahanan dan bela negara sangatlah krusial. Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan memiliki kesadaran dan kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan dan keberlanjutan negara. Mereka memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menjaga keutuhan wilayah, keamanan nasional, dan pembangunan negara. Berikut ini penjelasan secara rinci mengenai peran penting pemuda dalam pertahanan dan bela negara adalah sebagai berikut :

1. Membentuk karakter nasionalis

Pemuda memiliki peran penting dalam pembentukan karakter nasionalis yang kuat. Mereka dapat didorong untuk memiliki rasa bangga terhadap negara, cinta tanah air, dan semangat menumbuhkan nilai-nilai keunggulan bangsa. Menurut Soemirat dan Rahman (2013), pemuda perlu memiliki pemahaman yang jelas akan pentingnya pertahanan dan bela negara dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.

2. Menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan nasional

Pemuda dapat berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan nasional. Mereka dapat menjadi anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) atau Polri (Kepolisian Republik Indonesia) yang bertugas untuk menjaga keamanan negara. Pemuda yang terlatih dan memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan tugas-tugas pertahanan dan keamanan akan menjadi sumber daya yang berharga bagi bangsa.

(7)

3. Mengembangkan teknologi dan inovasi dalam pertahanan

Pemuda juga memiliki peran penting dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi serta inovasi dalam bidang pertahanan. Mereka dapat menjadi ahli dalam bidang teknologi pertahanan seperti kriptografi, kecerdasan buatan, dan sistem pertahanan canggih lainnya. Hal ini akan membantu negara dalam meningkatkan kemampuan pertahanan secara efektif.

4. Membangun jaringan kerjasama internasional

Pemuda dapat berperan dalam membangun dan menjalin jaringan kerjasama internasional di bidang pertahanan dan bela negara. Melalui hubungan dengan pemuda dari negara lain, mereka dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan kesiapsiagaan pertahanan negara masing-masing. Ini akan memperkuat hubungan diplomasi antar negara serta meningkatkan kekuatan pertahanan secara global.

5. Berperan aktif dalam mitigasi bencana

Pemuda dapat berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana dan pemulihan pasca-bencana. Mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan penanganan bencana alam. Pemuda juga dapat menjadi relawan yang siap membantu masyarakat yang terkena dampak bencana, baik dalam hal logistik, evakuasi, maupun pemulihan.

2.4. Nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme dalam pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara

Nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme dalam pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara sangat penting untuk ditanamkan pada generasi muda guna meningkatkan rasa cinta dan tekad untuk menjaga dan membela negara. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai nilai-nilai tersebut :

1) Nilai-nilai Kebangsaan

a. Kebersamaan: Membangun semangat kebersamaan dan persatuan di dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan bersama.

b. Keragaman: Menghargai dan memperkaya keragaman budaya, agama, suku, dan ras yang ada di dalam negara.

(8)

c. Kemandirian: Mengembangkan kemampuan mandiri masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal pertahanan dan bela negara.

d. Keadilan: Menjunjung tinggi prinsip keadilan, saling menghormati, dan menghargai hak asasi manusia.

2) Patriotisme

a. Cinta Tanah Air: Membangkitkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap tanah air dengan mengetahui sejarah, budaya, dan warisan nasional.

b. Kesetiaan: Menjunjung tinggi kesetiaan kepada negara, pemimpin, dan kebijakan negara yang mendukung persatuan dan kepentingan nasional.

c. Siap Sedia: Siap sedia untuk melindungi dan membela negara dari ancaman dalam dan luar negeri.

d. Pengabdian: Bersedia mengorbankan diri dan berbakti kepada negara melalui kerja keras dan keterlibatan dalam pembangunan nasional.

Pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara menjadi salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme ini pada para peserta didik. Melalui pembelajaran yang meliputi peran dan sejarah militer, kesadaran akan ancaman serta pentingnya pertahanan dan keamanan negara, dan praktik-praktik bela negara, diharapkan peserta didik akan menjadi warga negara yang berkomitmen untuk membangun dan membela negara.

2.5. Pengenalan Sejarah Perjuangan Bangsa Dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan merupakan cerita epik yang menggambarkan semangat juang dan tekad tinggi rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan, baik secara politik maupun militer. Bangsa Indonesia telah melewati berbagai tantangan dan pengorbanan dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah, yang akhirnya berhasil diraih pada tanggal 17 Agustus 1945. Melalui usaha

(9)

yang gigih dan semangat perjuangan yang membara, bangsa Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan dan menentukan nasib sendiri.

Pertimbangan mengenai keberadaan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan independen sudah lama muncul sejak awal abad ke-20.

Salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan adalah secara historis dikaitkan dengan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Dalam rapat Kongres Pemuda II di Jakarta, para pemuda dari seluruh Indonesia berkomitmen untuk menyatukan tekad dan kegiatan mereka dalam menjaga dan mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, serta mewujudkan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Meskipun perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan begitu luas dan kompleks, beberapa peristiwa yang menonjol memberikan gambaran rinci tentang perjalanan perjuangan tersebut. Berikut beberapa peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia:

a) Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945)

Puncak perjuangan bangsa Indonesia adalah saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi ini terjadi di Jakarta, dengan tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno dan Mohamad Hatta bertindak sebagai proklamator. Proklamasi ini menyatakan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan mendirikan negara Republik Indonesia.

b) Perang Asia Pasifik dan Jepang Menyerah (1941-1945)

Perang Asia Pasifik antara Sekutu dan Jepang pada Perang Dunia II berdampak signifikan terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Jepang berhasil mengalahkan Belanda dan menjajah Indonesia. Namun, pada akhir perang, Jepang menyerah kepada Sekutu dan membuka peluang bagi Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka melalui revolusi nasional.

c) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Luar Negeri (1945)

Selain Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, ada juga proklamasi kemerdekaan Indonesia di luar negeri yang dilakukan oleh Bung Hatta pada tanggal 1 Maret 1945. Proklamasi ini dilakukan di Hotel Savoy, Jakarta, setelah Bung Hatta berhasil kabur dari penjara tempatnya ditahan oleh pemerintah penjajah. Proklamasi ini

(10)

menunjukkan bahwa semangat perjuangan untuk kemerdekaan tidak terhenti meskipun dihadapkan pada represi penjajah.

d) Perjuangan Rakyat di Medan, Surabaya, dan Yogyakarta

Beberapa kota di Indonesia juga menjadi tempat perjuangan hebat dalam mempertahankan kemerdekaan. Contohnya adalah Pertempuran Medan pada tahun 1945, di mana rakyat Medan yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin berhasil melawan tentara Jepang dan Belanda yang mencoba merebut kembali kota tersebut. Pertempuran Surabaya juga menjadi momen penting dalam sejarah, di mana rakyat Surabaya di bawah pimpinan Soeprijadi melakukan perlawanan sengit terhadap pasukan Inggris yang ingin menguasai kota ini. Selain itu, di Yogyakarta, rakyat bersama dengan presiden Soekarno dan wakil presiden Hatta, berhasil melawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948-1949.

e) Perjuangan Diplomatik di Dunia Internasional

Selain perjuangan di dalam negeri, diplomasi luar negeri juga menjadi faktor penting dalam mendapatkan pengakuan dan dukungan internasional bagi kemerdekaan Indonesia. Salah satu upaya diplomasi yang signifikan adalah Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda pada tahun 1949. Konferensi ini menghasilkan pengakuan internasional atas kedaulatan Republik Indonesia dan berakhir dengan pengakuan resmi dari Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia.

2.6. Keberagaman budaya Indonesia sebagai modal dalam pembentukan karakter pemuda

Keberagaman budaya Indonesia sebagai modal dalam pembentukan karakter pemuda adalah sebuah topik yang penting dan menarik. Sebagai negara dengan beragam suku, bahasa, agama, serta adat istiadat, kebudayaan Indonesia sangat kaya dan berlimpah.

Keberagaman ini menjadi modal yang sangat berharga dalam membentuk karakter pemuda, karena membuka peluang untuk memperoleh

(11)

pengetahuan tentang tradisi, nilai-nilai, dan etika yang ada dalam masyarakat Indonesia.

Dalam konteks ini, berikut adalah penjelasan secara rinci mengenai keberagaman budaya Indonesia sebagai modal dalam pembentukan karakter pemuda :

1. Mengembangkan sikap toleransi: Keberagaman budaya Indonesia mengajarkan pemuda untuk menerima perbedaan. Mereka belajar untuk menghargai dan menghormati suku, agama, dan bahasa yang berbeda di masyarakat. Menurut Almalik, Syafri (2019), "Keberagaman budaya di Indonesia menjadi modal yang penting dalam membentuk karakter pemuda yang toleran terhadap perbedaan dan tidak mudah melakukan diskriminasi terhadap kelompok lain."

2. Memperluas wawasan dan pengetahuan: Dalam keberagaman budaya Indonesia, setiap suku dan daerah memiliki kekayaan tradisi dan adat istiadatnya sendiri. Pemuda yang memiliki kesempatan untuk belajar tentang budaya-budaya ini akan mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang sejarah, seni, musik, tarian, dan kehidupan masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih berpengetahuan dan mempunyai jiwa nasionalisme yang kuat. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, W. (2016) yang menyatakan bahwa "Pembelajaran tentang keberagaman budaya di Indonesia dapat memperluas wawasan dan pengetahuan pemuda tentang identitas budaya bangsa."

3. Meningkatkan kemampuan adaptasi: Dalam budaya Indonesia yang beragam, pemuda diajarkan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Kemampuan adaptasi ini sangat penting dalam kehidupan modern yang terus berubah. Blueplanet (2018) menyebutkan bahwa "Keberagaman budaya dalam masyarakat Indonesia memperkaya pemuda dengan kemampuan adaptasi yang lebih tinggi, sehingga mereka dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya."

(12)

4. Mengembangkan sikap gotong royong: Keberagaman budaya Indonesia sebagai modal dalam pembentukan karakter pemuda juga melibatkan pembelajaran tentang semangat gotong royong. Pemuda diajarkan untuk bekerja sama dan membantu sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Aritonang, B. R. (2020), "Keberagaman budaya di Indonesia membangun karakter pemuda yang berorientasi pada semangat gotong royong, yang sangat penting untuk seorang individu agar dapat hidup harmonis dalam masyarakat."

2.7. Etika dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik

Etika dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik mengacu pada komitmen individu untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mendasari sebuah masyarakat yang adil. Etika mewakili pandangan individu tentang baik dan buruk, sementara tanggung jawab mencakup kewajiban individu terhadap masyarakat dan negara.

Dalam konteks warga negara yang baik, etika dan tanggung jawab mencakup beberapa aspek penting. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai kedua hal tersebut:

1. Etika sebagai warga negara yang baik:

- Bermoral: Etika sebagai warga negara yang baik menuntut bahwa individu bertindak dengan itikad baik, adil, dan jujur. Individu harus menghormati hak-hak orang lain dan menghindari tindakan yang merugikan masyarakat.

- Kesetiaan pada prinsip-prinsip demokrasi: Etika sebagai warga negara yang baik mencakup setia terhadap prinsip-prinsip demokrasi, seperti penghormatan terhadap kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan kebebasan pers.

2. Tanggung jawab sebagai warga negara yang baik:

- Partisipasi aktif: Warga negara yang baik bertanggung jawab untuk terlibat dalam kehidupan politik dan sosial masyarakat. Ini termasuk pemilihan umum, memberikan suara, dan partisipasi dalam kegiatan sosial.

(13)

- Membayar pajak: Sebagai tanggung jawab warga negara yang baik, individu harus membayar pajak sesuai dengan hukum yang berlaku untuk membiayai berbagai program publik dan layanan masyarakat.

- Menghormati hukum: Warga negara yang baik harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di negara mereka. Mereka tidak boleh terlibat dalam perilaku ilegal atau melanggar hak asasi manusia.

2.8. Pelatihan keterampilan pertahanan dan bela negara, seperti pengetahuan tentang militer dan taktik pertempuran

Pelatihan keterampilan pertahanan dan bela negara adalah proses yang dirancang untuk mempersiapkan individu dalam melindungi negara mereka dalam situasi konflik atau ancaman dari pihak luar. Pelatihan ini melibatkan pengajaran tentang pengetahuan militer dan taktik pertempuran yang diperlukan untuk menjadi anggota yang efektif dalam kekuatan pertahanan negara.

Pelatihan keterampilan pertahanan dan bela negara sering kali dilakukan oleh militer atau organisasi yang ditunjuk oleh pemerintah. Di berbagai negara, program ini menyediakan pendidikan dan pelatihan yang komprehensif dalam ruang lingkup kepemiliteran, termasuk pengetahuan dasar seperti sejarah militer, organisasi militer, dan struktur komando.

Salah satu aspek penting dari pelatihan keterampilan pertahanan adalah pembelajaran tentang taktik pertempuran. Ini meliputi studi tentang strategi militer, formasi tempur, navigasi, dan penggunaan senjata konvensional atau modern. Pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan individu bagaimana mengoperasikan dan memanfaatkan peralatan tempur, melindungi dan mempertahankan diri, serta melawan musuh dengan efektif dan efisien.

2.9. Pembentukan sikap mental yang kuat

Pembentukan sikap mental yang kuat merupakan proses yang melibatkan pengembangan kekuatan mental dan emosional yang dapat membantu individu menghadapi tantangan dan rintangan dalam kehidupan. Sikap mental yang kuat melibatkan keyakinan diri yang tinggi, motivasi yang kuat, dan kemampuan untuk mengelola emosi dengan bijak. Selain itu, sikap mental yang kuat juga melibatkan kemampuan

(14)

untuk mengembangkan ketahanan dan ketangguhan diri dalam menghadapi hambatan dan kegagalan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap mental yang kuat adalah lingkungan, pendidikan, pengalaman hidup, dan faktor genetik. Berikut ini adalah beberapa cara untuk membentuk sikap mental yang kuat:

1. Berlatih pemikiran positif: Mengekspresikan pikiran negatif hanya akan memperburuk situasi dan merusak sikap mental. Berusahalah untuk melihat kebaikan dalam setiap situasi dan belajar mengubah pemikiran negatif menjadi positif. Melakukan afirmasi positif dan mengingatkan diri sendiri tentang kekuatan dan kemampuan yang dimiliki juga dapat membantu memperkuat sikap mental yang positif.

2. Membangun keyakinan diri: Menumbuhkan keyakinan diri adalah langkah penting dalam membentuk sikap mental yang kuat.

Mengetahui kekuatan dan kemampuan yang dimiliki serta mendorong diri sendiri untuk mengembangkan diri secara terus-menerus dapat membantu membangun keyakinan diri yang kuat.

3. Mengelola emosi dengan bijak: Keterampilan mengelola emosi adalah kunci dalam membangun sikap mental yang kuat. Belajar mengidentifikasi emosi, mengatur emosi, dan mengekspresikannya dengan baik akan membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

4. Mengatasi hambatan dan kegagalan dengan positif: Hambatan dan kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Mengubah pandangan terhadap kegagalan menjadi pelajaran dan peluang untuk tumbuh merupakan kunci untuk membangun sikap mental yang kuat.

Menghadapi masalah dengan tekad dan pantang menyerah akan memperkuat kemampuan mental dalam menghadapi tantangan.

(15)

BAB III HASIL DAN DISKUSI

3.1. Generasi pemuda berkarakter dan cinta tanah air melalui pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara

Membangun generasi pemuda berkarakter dan cinta tanah air melalui pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara dapat mencakup beberapa materi, antara lain:

1. Pembelajaran Sejarah Pertahanan dan Bela Negara

Materi ini membahas sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, serta pentingnya bela negara dalam membangun karakter dan cinta tanah air pada generasi muda.

Gambar 1. Pendidikan Dasar Bela Negara Mahasiswa Baru S2 Unhan Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)

2. Kewarganegaraan

Materi ini membahas hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan dan kewajiban untuk mempertahankan negara.

(16)

3. Kedisiplinan:

Materi ini membahas pentingnya kedisiplinan dalam kehidupan sehari- hari dan dalam membangun karakter yang kuat.

Gambar 2. Kerjasama Tim dan Kedisiplinan Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)

4. Kepemimpinan:

Materi ini membahas tentang kepemimpinan yang baik dan bagaimana menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan berintegritas, Kepemimpinan yang Adil, Kesadaran Berpikir Strategis, Memupuk kualitas kepemimpinan yang unggul dan berintegritas tinggi.

(17)

Gambar 3. Latihan Kepemimpinan dengan menjadi Ketua Kelas Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)

5. Keterampilan Militer:

Materi ini membahas tentang keterampilan militer dasar, seperti tata cara pengibaran bendera, baris-berbaris, dan tata cara penghormatan.

(18)

Gambar 4. Latihan Defile Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)

6. Kesiapan Dalam Menghadapi Bencana:

Materi ini membahas tentang pentingnya kesiapan dalam menghadapi bencana alam dan bagaimana mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi darurat.

(19)

Gambar 5. Latihan Water Rescue Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)

7. Pengenalan Alat Pertahanan:

Materi ini membahas tentang pengenalan alat pertahanan, seperti senjata api, senjata tajam, dan alat komunikasi.

Gambar 6. Latihan dasar menembak Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)

8. Pengenalan Organisasi Pertahanan:

Materi ini membahas tentang pengenalan organisasi pertahanan, seperti TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

9. Pengenalan Teknologi Pertahanan:

Materi ini membahas tentang pengenalan teknologi pertahanan, seperti sistem pertahanan udara, sistem pertahanan laut, dan sistem pertahanan darat.

10. Pengenalan Strategi Pertahanan:

(20)

Materi ini membahas tentang pengenalan strategi pertahanan, seperti strategi pertahanan udara, laut, dan darat.

3.2. Metode Pembelajaran pendidikan ilmu pertahanan dan bela negara 1. Pembelajaran Aktif

Mempraktikkan langsung pengetahuan dan keterampilan dalam situasi simulasi.

2. Pembelajaran Kolaboratif

Belajar dari pengalaman dan kerjasama dengan teman sejawat.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek

Menghadapi tugas dan proyek melalui proses kolaborasi dan pemecahan masalah.

3.3. Nilai-Nilai Bela Negara 1. Pentingnya Cinta Tanah Air

Menanamkan rasa cinta dan kepedulian terhadap tanah air sejak dini.

2. Kebanggaan akan Budaya

Mengapresiasi keberagaman dan menjaga warisan budaya bangsa.

3. Kehidupan Bersosialisasi

Mengembangkan sikap sosial dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat.

(21)

BAB IV. Penutup 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

(22)

REFERENSI

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/06/pentingnya-pendidikan-bela- negara-bagi-generasi-muda-indonesia

https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/17/080000369/10-materi- pendidikan-bela-negara-untuk-siswa-sekolah-menengah-atas?page=all

https://www.kemenkumham.go.id/read/pentingnya-pendidikan-bela-negara-bagi- generasi-muda-indonesia-2022-01-19

https://antaranews.com/berita/3010385/danpushidrosal-sebut-26-penelitian- dalam-ekspedisi-jala-citra-ii

https://kaltimpost.jawapos.com/utama/20/02/2023/ada-gunung-dengan- ketinggian-mirip-semeru-di-bawah-laut-banda

[3] https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/gandeng-22-kampus- tni-al-jalankan-ekspedisi-jala-citra-3-telusuri-bawah-laut-flores

[4] https://www.pushidrosal.id/subdispen/berita/9211/Pushidrosal-Gelar- Sarasehan-Hasil-Ekspedisi-Jala-Citra-3-%E2%80%93-2023-

%E2%80%9CFlores%E2%80%9D/

[5] https://www.mdpi.com/2076-3263/12/11/428/pdf

Referensi:

- UU RI Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Pertahanan

- Permendikbud RI Nomor 76 Tahun 2021 tentang Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah

1. UNESCO. (2016). Education for Sustainable Development Goals:

Learning Objectives.

2. Supardan, D. (2017). Modul Peningkatan Karakter Pemuda dalam Wawasan Kebangkitan Bangsa dan Perdamaian Dunia.

3. Departemen Pendidikan Nasional. (2011). Pendidikan Karakter.

Referensi:

Chia, K. E. (2019). National Values and Citizenship Education in Singapore.

Citizenship Teaching and Learning, 14(1), 92-110. doi:10.1386/ctl.14.1.92_1

(23)

Hans, F. (2016). Civic education for a divided society: The case of patriotism and national identity in German political education. Studies in Philosophy and Education, 35(3), 215-229. doi:10.1007/s11217-015-9466-9

[ Dokumen Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]

[ Ricklefs, M.C. (2008). A History of Modern Indonesia Since C.1200.

Palgrave Macmillan.]

[ Arifianto, R. (2017). Perjuangan dan Peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jurnal Sejarah Citra Leksawa, 2(1), 1-18.]

[ Legge, J.D. (2012). Pemimpin dan Rakyat: Sejarah Revolusi Indonesia.

Seri Historia Komik.]

[ Aditjondro, G.J. (2019). Cawan Penuh Darah: Revolusi Tahun 1945 di Jawa pada Judul Pergantian Abad dan Perjuangan Melawan Jajahan Kolonial.]

- Almalik, S., & Syafri, A. (2019). Keberagaman Budaya Sebagai Modal Pembentukan Karakter Manusia Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan Karakter, 1(2), 11-20.

- Pratiwi, W. (2016). Peran Pendidikan Kebudayaan dalam Membangun Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan, 6(2), 139-148.

- Blueplanet. (2018). Keberagaman Budaya Indonesia: Modal Bangsa Masa Depan.

- Aritonang, B. R. (2020). Peran kebudayaan lokal dalam pembentukan karakter masyarakat Indonesia. Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 2(1), 45-57.

Sumber Citasi:

(24)

- Asghar Ali Engineer (2002), "Ethics as a Personal Commitment," dalam Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, Vol. 1, No. 1, hal. 28-36.

- George Klosko (2005), "Citizenship," Stanford Encyclopedia of Philosophy.

- Thomas Scanlon (1998), "What We Owe to Each Other," Harvard University Press.

- United Nations (2015), "Universal Declaration of Human Rights

1. Sumber dari Aspek Sejarah:

- Bucholz, A.R. dan Newton, D.E. (2017). The History of the Peloponnesian War: Revised Edition. Hackett Publishing Company, Inc.

- Keegan, J. (2004). The Face of Battle: A Study of Agincourt, Waterloo, and the Somme. Penguin Books.

2. Sumber dari Aspek Struktur Militer:

- Gilbert, A. dan Hennessey, J. (2008). World Armies (edisi ke-4).

Routledge.

- Dunstan, S. (2012). Tanks: An Illustrated History of Their Impact. Amber Books.

3. Sumber dari Aspek Taktik Pertempuran:

- Mattis, J.N. (2019). Call Sign Chaos: Learning to Lead. Random House Publishing Group.

- Adkins, L. dan Adkins, R. (2007). The Keys of Egypt: The Race to Read the Hieroglyphs. St. Martin's Press.

- The History of the Peloponnesian War: Revised Edition - https://www.hackettpublishing.com/the-history-of-the-peloponnesian-war- revised-edition

(25)

- The Face of Battle: A Study of Agincourt, Waterloo, and the Somme - https://www.penguinrandomhouse.com/books/9013/the-face-of-battle-by- john-keegan/

- World Armies - https://www.routledge.com/World-Armies-4th- Edition/Gilbert-Hennessey/p/book/9780367402227

- Tanks: An Illustrated History of Their Impact - https://www.amberbooks.co.uk/book/tanks-an-illustrated-history-of-their- impact/

- Call Sign Chaos: Learning to Lead -

https://www.penguinrandomhouse.com/books/607734/call-sign-chaos-by- jim-mattis-and-bing-west/

- The Keys of Egypt: The Race to Read the Hieroglyphs - https://us.macmillan.com/books/9780312325963

1. Duckworth, A. L., Peterson, C., Matthews, M. D., & Kelly, D. R. (2007).

Grit: perseverance and passion for long-term goals. Journal of personality and social psychology, 92(6), 1087-1101.

2. Fredrickson, B. L., & Losada, M. F. (2005). Positive affect and the complex dynamics of human flourishing. American psychologist, 60(7), 678- 686.

3. Neff, K. D., & Germer, C. K. (2013). A pilot study and randomized controlled trial of the mindful self-compassion program. Journal of clinical psychology, 69(1), 28-44.

Soemirat, Y. M., & Rahman, R. A. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan Islami. Alauddin Press.

Murod, A., & Isa, F. (2020). Pemuda Sebagai Pilar Pertahanan Negara.

Jurnal Paradigma Hukum, 40(2), 141-154.

Wibowo, A. (2019). Peran Pemuda Dalam Pengembangan Teknologi Pemberdayaan Rakyat Desa. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani, 3(3), 442-456.

Putra, E. R. (2018). Peranan Pemuda dalam Diplomasi Publik Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Diplomasi Indonesia, 3(2), 117-126.

Sunaryo, D. (2020). Strategi Peningkatan Peran Aktif Pemuda dalam Mitigasi Bencana di Desa Tambakbelang Kecamatan Loano. The 1st

(26)

National Youth Development Conference: Facing Global Challenge through Young Generation Development.

Gambar

Gambar 1. Pendidikan Dasar Bela Negara Mahasiswa Baru S2 Unhan Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)
Gambar 2. Kerjasama Tim dan Kedisiplinan Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)
Gambar 3. Latihan Kepemimpinan dengan menjadi Ketua Kelas Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)
Gambar 4. Latihan Defile Sumber : Diolah oleh peneliti (2023)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Guna mewujudkan generasi penerus bangsa yang mencintai dan bangga akan tanah airnya, maka SMA Taruna Nusantara memberlakukan mata pelajaran Pendidikan Bela Negara

C.S.T Kansil lebih berfokus bahwa ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki/mempelajari sendi (asas-asas pokok) dan pengertian tentang negara. Hal tersebut

Kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan bela negara saat ini terdiri dari empat poin pembelajaran, yaitu pelatihan kewarganegaraan, pelatihan militer wajib, pelatihan

 Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompok mengenai bentuk dan upaya bela negara dalam mengisi dan mempertahankan NKRI berdasarkan gambar yang telah

Upaya penguatan sikap bela negara dapat dilakukan di sekolah yang merupakan wahana pendidikan bagi generasi muda bangsa untuk membentuk sikap bela negara

Cinta tanah air atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,

Perlu adanya Grand Design terkait kebijakan pendidikan bela negara secara nasional dengan melibatkan instansi yang membidangi pendidikan bela negara dan ideologi Pancasila Kemhan,

Pemuda sebagai kader bela negara tidak lagi hanya mengisi kemerdekaan melalui kegiatan pengisi waktu semata tetapi sudah dapat menempatkan dan memposisikan diri sebagai warga negara