MEMBANGUN INTEGRITAS YANG HANDAL DAN
BERMARTABAT
Disampaikan oleh: Aditia Oktaviyanto, M.Pd
Dalam Rapat Teknis Kesekretariatan Bawaslu Kab. Majalengka Jumat, 01 Desember 2023
Deklarasikan Towards an International Statement of
Principles of Electoral Justice oleh Electoral Integrity Group di Accra, Ghana, 15 September 2011.
Electoral Integrity Group yang beranggotakan 15 pensiunan hakim agung dan mantan penyelenggara pemilu dari 13 negara, termasuk dari Indonesia
mengajukan keadilan pemilu sebagai parameter pemilu
demokratis.
(1) integritasnya tinggi;
(2) melibatkan banyak warga;
(3) berdasarkan hukum yang berkepastian tinggi;
(4) imparsial/netral dan adil;
(5) profesional dan independen;
(6) transparan;
(7) tepat waktu sesuai dengan rencana;
(8) tanpa kekerasan atau bebas dari ancaman dan kekerasan;
(9) teratur;
(10) peserta pemilu menerima wajar kalah atau menang
Keadilan pemilu, menurut Electoral Integrity Group, terdiri atas 10
prinsip.
ASAS DAN KONSEP PEMILU
• Era Pra Reformasi : Langsung, Umum, Bebas, Rahasia
• Era Pasca Reformasi : Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Berintegritas (Jujur dan Adil)
• Era 2018-sekarang : Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Berintegritas dan
Bermartabat
HAKIKAT INTEGRITAS
Barbara Killinger, integritas adalah kesesuaian antara tindakan dan kata-kata seseorang dengan nilai-nilai moral dan etika yang
dipegangnya.
Integritas adalah prinsip moral yang mengacu pada konsistensi,
kejujuran, dan keutuhan dalam tindakan, perilaku, dan nilai-nilai
seseorang atau suatu entitas.
1. Konsistensi 2. Kejujuran 3. Keutuhan
4. Kebenaran dan Etika
5. Tanggung Jawab Pribadi
6. Pemeliharaan Nilai-Nilai Pribadi 7. Kepercayaan dan Kredibilitas
Kenapa Integritas Penting?
PEMILU BERINTEGRITAS
Integritas = Sikap Mental
Sikap mental penyelenggaraan pemilu yang memiliki nilai-
nilai : Mandiri, Jujur, Adil, Tidak Berpihak/ Independent
LANGKAH PENTING MENCIPTAKAN PEMILU YANG BERINTEGRITAS
1.
Undang-undang yang kuat dan Transparan
2.Lembaga pemilu Independen
3.
Pendaftaran Pemilih yang Transparan
4.
Ketersediaan Informasi dan Edukasi Pemilih
5.Pengawasan Publik dan Pengamat Independen
6.
Tata Kelola Teknologi yang Aman dan Transparan
7.Penegakan Hukum yang Tegas
8.
Keterlibatan Masyarakat Sipil
9.Transparansi Dana Kampanye
10.
Pendidikan Politik dan Etika Kepemimpinan
HAKIKAT PEMILU YANG BERMARTABAT
• Bermartabat = Berharga Diri/ Memiliki Nilai (Value)
• Landasan Pemilu Bermartabat meliputi Pancasila dan UUD
No 7 Tahun 2017.
KONSEP DASAR BERMARTABAT
Demokrasi tidak hanya secara formal : dari, oleh, untuk rakyat tetapi demokrasi memiliki Roh yang terdapat jiwa Pancasila dan UUD 1945.
Pemilu bermartabat : 1. Saling menghormati;
2. Memanusiakan Manusia ; 3. Memperkuat NKRI
4. Berdasarkan hikmat kebijaksanaan (vox populi vox dei)
5. Memuwujudkan kesejahteraan
AKTUALIASI KONSEP BERMARTABAT
(UUD No 7 Tahun 2017) Asas dan Prinsip Pemilu :
1.Mandiri;
2.
Jujur;
3.
Adil;
4.
Berkepastian hukum;
5.
Tertib;
6.
Terbuka;
7.
Proporsional;
8.
Profesional;
9.
Akuntabel;
10.
Efektif;
11.
Efisien.
INSTRUMEN PENTING DALAM MEMBANGUN INTEGRITAS PENGAWAS PEMILU YANG HANDAL DAN BERMARTABAT
1. Pelatihan dan Pendidikan;
Memastikan bahwa pengawas pemilu memiliki pemahaman yang kuat tentang proses
pemilihan umum, undang-undang terkait, kode etik, serta tugas dan tanggung jawab mereka.
2. Kemandirian dan Independensi;
Penting bagi pengawas pemilu untuk tetap independen dari pengaruh politik atau kepentingan tertentu.
3. Transparansi dalam Tindakan;
Pengawas pemilu harus beroperasi secara transparan dalam setiap tindakan yang mereka lakukan.
4. Kepatuhan Terhadap Kode Etik;
Pengawas pemilu harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan
5. Pengawasan dan Pemeriksaan Internal;
Membangun sistem pengawasan internal yang efektif untuk memastikan bahwa setiap anggota tim pengawas pemilu tetap berada dalam batas-batas etika yang telah ditetapkan
6. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal;
Bekerjasama dengan lembaga pemantau independen, LSM, media, dan pihak-pihak lain
yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
proses pengawasan.
7. Penegakan Aturan dan Sanksi;
Memiliki aturan yang jelas dan efektif serta sanksi yang sesuai bagi anggota pengawas pemilu yang melanggar kode etik atau melakukan pelanggaran serius
8. Komunikasi yang Efektif;
Komunikasi yang jelas dan efektif dengan semua pihak terkait, termasuk publik, peserta pemilu, dan pihak terkait lainnya, membantu memperkuat integritas pengawas pemilu.
9. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan;
Melakukan evaluasi rutin terhadap kinerja, proses, dan keputusan yang diambil oleh pengawas pemilu. Dari evaluasi ini, diperlukan upaya perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan integritas dan efektivitas lembaga pengawasan.