• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peran Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kalangan Remaja di Dusun Lebbak Desa Ambunten Tengah Sumenep

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Peran Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kalangan Remaja di Dusun Lebbak Desa Ambunten Tengah Sumenep"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kalangan Remaja di Dusun Lebbak

Desa Ambunten Tengah Sumenep

Moh. Jazuli

Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep mohjazuli71@gmail.com

Fadhilah Khunaini

Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep fadhilah.mr@gmail.com

Idriyah

Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep idriusil.xvirgo27@gmail.com

Novia Lusiana

Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep los.elos2711@gmail.com

Abstract

The study attempts to answer the question about the role of parents in shaping a clean, healty life behavior in a teenager in Lebbak village, on a child’s age- inappropriate issues and why would that happen? The study uses qualitative methods to explore the power of people in psychic cases of children in central Ambunten villages. In the process of data collection, researchers use observation techniques, interviews, and documentation, while the analysis techniques used are with data reduction, data presentation and a deduction.

The study suggests that the role of parents is an essential factor in making a better young person. Wrong friendship here is a major factor that can create problems in education and child behavior in society. This is because of the lack of parental supervision and roles and the scope of wrong friendships.

Key Word: The Role of Parents, Young Person Abstrak

Penelitian ini berusaha menjawab persoalan tentang peran orang tua dalam membentuk perilaku hidup bersih dan sehat pada remaja di Dusun Lebbak tentang permasalahan anak yang tidak sesuai dengan usianya dan mengapa hal tersebut bisa terjadi? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengeksplorasi kekuatan masyarakat dalam kasus psikis pada anak di Dusun Lebbak Ambunten Tengah. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, sementara teknik analisa yang digunakan adalah dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukan bahwa peran orang tua merupakan faktor yang sangat penting untuk menjadikan pribadi remaja yang lebih baik. Pertemanan yang salah disini adalah faktor utama yang dapat memunculkan masalah dalam pendidikan dan perilaku anak dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan serta peran dari orang tua dan ruang lingkup pertemanan yang salah.

Kata Kunci: Peran orang tua, Remaja

(2)

296 | JPIK Vol. 5 No.2, September 2022: 208-224

Pendahuluan

Di era modern ini banyaknya masalah pendidikan disebabkan oleh orang tua yang kurang berperan aktif dalam mengawasi anak agar melaksanakan kegiatan pembelajaran secara terus menerus sehingga banyak anak pelajar yang putus sekolah bukan hanya karena keinginan dari dirinya sendiri melainkan juga dari faktor keluarga atau orang tua.

Pendidikan bermakna sebagai suatu pembinaan, yang memberikan transfer ilmu pengetahuan untuk mencerdaskan anak bangsa dan memberikan pembinaan yang baik dalam berperilaku, pembentukan karakter yang baik, pengarahan yang positif kepada anak didik, serta kecerdasan, sekaligus melatih keterampilan dan keahlian dibidang yang diminatinya.

Penelitian tentang kasus kenakalan remaja di Indonesia sudah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Harvi NurinSani Khairul Anam, Neng Siti Sopiah, Latifah (mahasiswa IKIP Siliwangi) tentang Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Pergaulan Bebas terhadap Perkembangan Moral Anak pada Siswa SMP, penelitian yang dilakukan oleh Darnoto, Hesti Triyana Dewi (Universitas Islam Nahdatul Ulama Jepara) tentang Pergaulan Bebas Remaja di Era Milenial Menurut Perspektif Pendidikan Agama Islam. Dan penelitian yang dilakukan oleh Heri Saptadi Ismanto, Joko Suliyanto, Mudzanatun, Ryky Mandar Sary (Mahasiswa IKIP PGRI Semarang) tentang Membangun Remaja Sehat Untuk Mewujudkan Pribadi Yang Berakhlak Mulia.

Pendidikan merupakan suatu sarana dalam mengembangkan pola pikir dan karakter anak. Namun dilihat dari perubahan pendidikan sekarang bahwa banyak anak-anak yang tertinggal dalam pendidikan, dikarenakan kurangnya minat anak itu sendiri, serta kurangnya perhatian dari orang tua terhadap pendidikan anak. Misalnya akibat permasalahan orang tua anak menjadi terabaikan sehingga berpengaruh terhadap mental dan kondisi anak. Oleh karena itu seorang menjadi lalai terhadap kewajibannya sebagai seorang pelajar.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan anak bangsa, mengembangkan dan mengoptimalkan manusia seutuhnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang berakal, berilmu dan bisa bermanfaat bagi sesama. Tujuan tesebut dapat tercapai apabila orang tua

(3)

Moh. Jazuli dkk, Peran Orantua 297

memberikan perhatian yang penuh kepada anak, motivasi yang kuat atau dorongan yang baik dan mengarah kepada pendidikan. Sehingga seorang anak akan termotivasi untuk menjalankan eksistensinya sebagai seorang anak didalam menuntut ilmu.

Selain perhatian dari orang tua, lingkungan juga berperan penting dalam mendukung perkembangan anak dibidang pendidikan karakter dan moral pada anak, karena faktor lingkungan dan masyarakat akan menjadi faktor pendukung kedua setelah peran orang tua. Lingkungan juga memberikan pengaruh penting dalam pembentukan karakter seorang anak karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya dan karakter yang dimiliki oleh lingkungan tertentu akan menjadi sebuah contoh yang kemudian akan ditiru atau diikuti.

Lingkungan membentuk karakter yang akan ia bawa sampai ia dewasa. Seorang anak yang kehilangan kasih sayang dari salah satu orang tua pun sudah menunjukkan perilaku yang berbeda dari yang lain. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kasih sayang dari kedua orang tua memberikan aspek masing-masing bagi psikologis anak. (dalam Novrinda dkk,2017: 39- 42).

Selanjutnya dampak dari pergaulan bebas, jika kita sudah mendengar kata pergaulan bebas yang ada dibenak kita adalah hal yang negatif dan kegiatan yang menyalahi aturan dan norma masyarakat yang berlaku.

Seperti halnya tawuran yang dilakukan oleh anak remaja, penyalahgunaan narkoba, minuman keras, perokok bagi pelajar,dll. Pergaulan bebas disini akan berdampak pada pendidikan anak dimana tugas seorang pelajar akan terbengkalai bahkan bisa jadi anak akan berhenti sekolah dan meninggalkan pendidikannya.

Disinilah pentingnya peranan orang tua terhadap anak dalam memberikan edukasi atau bimbingan dan perhatian yang khusus agar anak tidak terjerumus pada pergaulan bebas. Jika orang tua memberikan pengarahan yang baik terhadap seorang anak maka akan berpengaruh baik pula terhadap anak dari segi karakter, moral, pendidikan dan pergaulannya.

Pada dasarnya horang tua harus lebih peduli terhadap perkembanganseorang anak dalam berteman, memberikan contoh berperilaku yang baik, misalnya

(4)

298 | JPIK Vol. 5 No.2, September 2022: 208-224

dengan mengawasi setiap pergaulan dilingkungan sekitar maupun dilingkungan sekolah. Oleh karena itu, tujuan dari penetian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap kemerosotan pendidikan bagi anak akibat dari pergaulan bebas terhadap perubahan anak dalam perubahan karakter. (dalam HarviNurinSani & Khairul Anam,dkk 2019: 29- 32). Berdasarkan pada permasalahan diatas diharapkan para orang tua lebih mengawasi anaknya agar tidak terjerumus terhadap dampak negatif yang terjadi dikalangan remaja dan membentuk karakter moral yang lebih baik di masyarakat

Penelitian ini mengambil satu kasus kenakalan remaja di dusun Lebbak Ambunten Tengah, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, dikarenakan kurangnya peran orang tua dalam proses pertumbuhan remaja itu sendiri sehingga mengakibatkan kenalakan remaja pada masa sekarang ini semakin banyak dikalangan masyarakat. Rata-rata kenakalan remaja di dusun lebbak sudah menjadi mayoritas anak muda di dusun lebbak. Dari kasus yang terjadi, peneliti ingin mengubah pola pikir dan pentingnya peran orang tua bagi remaja, serta bagaimana cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat bagi remaja agar menjadi lebih baik di masyarakat.

Penelitian tentang pola asuh orang tua dan kenakalan remaja karya Adristinindya Citra Nur Utami dan Santoso Triraharjo (Adristinindya dan Santoso,2019) menjelaskan bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam mencegah kenakalan remaja, salah satu caranya yang bisa dilakukan oleh keluarga untuk mencegah kenakalan remaja adalah dengan menggunakan pola asuh yang tepat. Sedangkan penelitian ini juga bertujuan untuk meninjau bagaimana peran orang tua dalam membentuk perilaku serta psikis remaja menjadi lebih baik. Penelitian oleh Elly Malihah, Wilodati, Gyta Larasati Jerry (Elly Malihah,dkk,2014) yang bertujuan mengetahui penyebab kelompok pertemanan siswa memiliki pengaruh dalam memicu terjadinya tindak kenalakan remaja.

Penyebab lain dari kenakalan remaja disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri, ada dua faktor yaitu: 1) faktor internal: krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. 2) faktor eksternal: keluarga, teman sebaya yang kurang baik, komunitas atau lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. (Erieska Gita Lestari,dkk 2017). Berdasarkan beberapa kajian diatas,

(5)

Moh. Jazuli dkk, Peran Orantua 299

menunjukkan bahwa kenakalan remaja sudah mendarah daging di kalangan remaja kebanyakan permasalahannya terjadi karena kurangnya peran dari orang tua mereka yang kurang baik dan akibat salah pergaulan antar teman.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang mana peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi atau pengamatan.

Metode ini digunakan untuk mengkaji mengenai kasus kenakalan remaja yang dilakukan oleh remaja yang tergabung didalam sebuah kelompok pertemanan. Fokus penelitian ini di dusun lebbak Ambunten Tengah Kec.Ambunten Kabupaten Sumenep yang terjadi pada tahun 2021. Sebelum dilakukan penelitian peneliti terlebih dahulu menyusun berbagai macam instrumen penelitian yang kemudian dikembangkan menjadi pedoman wawancara dan pedoman observasi yang sesuai dengan masalah yang berlangsung di lapangan. Wawancara dilakukan kepada remaja, orang tua sebagai informan pokok dan masyarakat sekitar dalam menanggapi masalah tersebut. Untuk observasi dilakukan kepada sebagian remaja setempat.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Setiap orang tua pasti memiliki cita-cita agar anak-anaknya dapat mencapai prestasi belajar yang baik dan memuaskan disekolah. Orang tua diartikan sebagai “ayah dan ibu” yaitu orang yang harus selalu memberikan arahan dan membimbing anaknya kearah yang diinginkan agar sesuatu yang di impikan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Hery Noer Aly (dalam Hery Noer Aly,1999: 87) orang tua adalah orang dewasa pertama yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam pendidikan, karena pada masa awal kehidupan seorang anak ada diantara ayah dan ibunya.

Menurut Faisal Abdullah, orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya terutama dalam motivasi belajar. Motivasi belajar adalah dorongan semangat dari orang tua kepada anak didalam mengikuti suatu proses pembelajaran untuk belajar secara aktif, dan kreatif serta menyenangkan. Perasaan semangat juga mempengaruhi emosi untuk

(6)

300 | JPIK Vol. 5 No.2, September 2022: 208-224

kemudian bertindak atau melakukan sesuatu di dalam proses belajar.

Motivasi belajar adalah proses yang memberikan arahan untuk menumbuhkan semangat belajar, arahan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan kegigihan pelajar. (dalam Agus Suprijono,2011: 163) Artinya, perilaku yang termotivasi disini adalah perilaku yang penuh dengan semangat, kegigihan, keseriusan, terarah dan bertahan lama. (dalam A.M Sadirman,1988: 73) Motivasi juga bisa diartikan sebagai proses usaha untuk pelaku lebih semangat dalam menjalankan kegiatan tertentu dalam mencapai sesuatu atau keinginan tertentu.

Jadi motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan dan tindakan yang akan menimbulkan keinginan atau usaha untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan agar dapat tercapai. Perbuatan belajar yang terjadi pada siswa adalah karena adanya motivasi untuk melakukan suatu perbuatan belajar. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar dan tanpa motivasi hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan belajar.

Remaja adalah mereka yang sedang dalam proses menuju perubahan dari masa anak-anak menuju dewasa atau dalam masa pertengahan. Dimana mereka merasa ada suatu tanggung jawab dalam dirinya dan orang-orang terdekatnya. Mereka sudah mulai meresahkan sebuah kehidupan dimasa yang akan datang, dalam pendidikan atau pekerjaan. Karena dalam proses inilah remaja akan mulai menjalani kehidupan barunya sebagai remaja menuju dewasa. Disisi lain, mereka mulai merasakan kebingungan dalam dirinya untuk melakukan apa yang harus mereka kerjakan kedepannya, sehingga hal tersebut bisa menjadikan suatu permasalahan jika yang mereka lakukan menyalahi aturan. Menurut Zasqiyah Deradjat (dalam Zasqiyah Deradjat,1976: 69) mengungkapkan bahwa pengertian remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari masa kanak-kanak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak- kanak sebelum mencapai masa dewasa.

Perilaku jahat atau kejahatan yang terjadi pada anak-anak remaja (dalam Kartini Kartono,2017:6) merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabdian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah

(7)

Moh. Jazuli dkk, Peran Orantua 301

laku yang menyimpang. Masalah kenakalan remaja (dalam Marwan Setiawan,2015: 101) adalah masalah kenakalan anak menyangkut pelanggaran norma masyarakat. Pelanggaran norma adalah salah satu bentuk perbuatan tingkah laku manusia. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh sikapnya (attitude) dalam menghadapi suatu situasi tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah kegiatan yang menyeleweng dari aturan yang berlaku di masyarakat baik dari yang menyalahi aturan hukum, agama, dan norma. Akibat dari perbuatan tersebut pasti dapat merugikan orang lain dan meresahkan masyarakat sekitar. Soelaeman (dalam Monandar Soelaeman,2009: 179) menuliskan didalam bukunya bahwa istilah orang tua hendaknya tidak diartikan sebagai orang yang tua, melainkan sebagai orang yang dituakan, karenanya diberi sebuah tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anaknya menjadi manusia dewasa.

Keluarga adalah bagian yang sangat penting diantara individu group, dan merupakan kelompok sosial pertama anak-anak menjadi anggotanya (dalam Abu Ahmadi,1982:103). Jadi keluarga adalah tempat yang utama dalam proses sosial masyarakat diamana mereka mengadakan komunikasi setiap harinya. Selain itu keluarga adalah madrasah pertama bagi anak- anaknya. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri didalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.

Meskipun ada yang beranggapan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat tidak dapat terlaksana apabila tidak ada kesadaran dari seluruh anggota keluarga itu sendiri (dalam Muria Herlina,2017: 53- 55). Perlu diingat bahwa perilaku hidup bersih dan sehat harus diterapkan sedini mungkin agar menjadi kebiasaan positif dalam memelihara kesehatan. Kondisi pembiasaan tersebut dalam sosialisasi primer anak-anak. Biasanya pertama kali anak bersosialisasi pada ibunya karena secara psikologis anak lebih dekat kepada ibu. Jadi, perilaku hidup bersih dan sehat dimulai dari diri sendiri dalam merubah hidupnya lebih baik lagi secara rohani dan jasmani dengan melakukan kegiatan yang positif.

Secara sederhana peran orang tua dapat dijelaskan sebagai kewajiban

(8)

302 | JPIK Vol. 5 No.2, September 2022: 208-224

orang tua kepada anak. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak, dimana seorang anak akan mengikuti setiap sikap dan tingkah laku yang orang tua tunjukkan. Karena sikap inilah yang akan memengaruhi reaksi emosional pada anak. Seorang anak jika dibiarkan begitu saja tanpa ada pengawasan dari orang tuanya sehingga dapat mengakibatkan anak itu merasa bebas tanpa peduli terhadap peran penting dirinya di masyarakat. Hilangnya pengawasan disini dikarenakan mayoritas orang tua di dusun lebbak mencari nafkah dengan cara merantau ke Malaysia ataupun Arab Saudi.

Orang tua di Dusun Lebbak menjadi biasa saja ketika mendengar anaknya putus sekolah hanya karena alasan tidak naik kelas diakibatkan karena pergaulan bebas yang mengajaknya untuk terjun di dunia yang bukan masanya. Akibat dari kejadian tersebut anak menjadi malu dan mungkin orang tua membiarkan anak tersebut agar anaknya terbebas dari rasa malu.

Akibat dari peristiwa tersebut anak itu kemudian menjadi terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Mendengar hal itu reaksi orang tua hanya biasa saja dan hanya merasa sedikit kecewa ketika mengetahui kondisi anaknya menjadi seperti itu.

Sebelum putus sekolah anak itu sudah terjerumus ke lingkup pertemanan yang negatif, sehingga ketika anak tersebut sudah putus sekolah ia tidak memiliki rasa kecewa sama sekali dan tidak ingin kembali untuk bersekolah. Dalam kasus ini keluarga dari pihak Fudhaili Wahed telah menunjukkan sikap biasa saja ketika mengetahui hal tersebut terjadi ataupun menimpa anaknya. Dan setelah mengetahui hal itu, tidak ada perlakuan khusus ataupun teguran keras yang di berikan oleh orang tua sehingga menyebabkan perilaku anak semakin menjadi-jadi.

Sedangkan dari pihak keluarga Moh.Fildan sama sekali tidak tahu menahu tentang perkembangan sekaligus pendidikan yang dijalani oleh anaknya tersebut. Dalam kenyataannya Moh.Fildan menutupi segala hal yang telah terjadi kepada orang tua yang pergi merantau ke Malaysia. Orang tuanya tersebut bernama bapak Karim dan ibu Supiya. Orang tuanya hanya menitipkan kepada sang nenek yang bernama Juma’atun yang sudah tua renta. Akibat dari hal tersebut sang nenek juga tidak mengurus anak tersebut dikarenakan memang kondisi neneknya yang tidak memungkingkan. Sang

(9)

Moh. Jazuli dkk, Peran Orantua 303

nenek hanya tahu bahwa memang cucunya tersebut sering menginap di rumah temannya. Fildan hanya seperlunya saja ketika pulang kerumahnya dan kebanyakan banyak hidup di luar rumah. Alasan dari kondisi yang mengakibatkan seperti itu dikarenakan ajakan teman yang sering mengajaknya untuk merokok, dan minum. Dan memang tidak adanya pengawasan dari keluarga. Ketika ditemui sebenarnya ada rasa menyesal dari dirinya dan ingin berubah dengan rencana ingin mondok, namun dengan dorongan teman hal baik tersebut tidak terealisasi.

Beberapa masyarakat sekitar di Dusun Lebbak di antaranya bapak Sudi, ibu Falahah dan ibu Rip’ah mengatakan bahwa kejadian putus sekolah dan kenakalan remaja itu adalah hal biasa dan menjadi hal yang pasti di alami oleh setiap remaja kebanyakan, dikarenakan memang mayoritas remaja disana mengikuti geng-geng, komunitas, ataupun gerombolan remaja yang bisa dikatakan berandal dan banyak menyusahkan warga setempat.

Faktor ini di dukung dari respon masyarakat dan tidak adanya rasa kesadaran dari perindividu untuk menghentikan hal yang seharusnya tidak di alami oleh seorang remaja yang masih harus berada dalam ruang lingkup pengawasan dan pendidikan.

Dalam sebuah pendidikan bukan hanya guru yang berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap anak akan tetapi peranan keluarga juga mendukung dalam tercapainya tujuan pendidikan yang baik dan optimal.

Karena orang tualah yang memelihara dan membesarkannya, melindungi dan menjamin kesehatannya, mendidiknya dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan akhir hidup setiap muslim. (dalam Hisbullah,2012: 87-89).

Putus sekolah bagi seorang remaja yang terjadi di Dusun Lebbak sudah menjadi hal yang biasa dan lumrah dikalangan masyarakat. Bahkan dari faktor pengawasan orang tua bisa dikatakan tidak maksimal untuk tetap mempertahankan pendidikan anaknya. Disini menjadi sebuah peluang besar untuk seorang anak tidak lagi peduli akan pentingnya sebuah pendidikan yang harus ada pada seorang penerus bangsa. Bentuk peran orang tua dalam pendidikan anak diantaranya yaitu:

(10)

304 | JPIK Vol. 5 No.2, September 2022: 208-224

a. Peran ibu dalam pendidikan keluarga

Peran ibu adalah peran yang penting dalam pendidikan seorang anak karena ibu adalah, madrasah utama dan pertama bagi anak. Selain itu, ibu adalah orang selalu yang mengurus, menyayangi dan membesarkannya dengan penuh kelembutan. (dalam Moh.Haitam Salim,2013: 157) Dalam posisi seperti ini seorang ibu harus wajib memainkan perannya secara maksimal didalam memainkan perannya dalam mendidik anak-anaknya dirumah dan menjadikan tugas itu sebagai tugas utama

b. Peran ayah dalam pendidikan keluarga

Disamping ibu, ayah juga berperan penting didalam ilmu pendidikan.

Karena ayah adalah kepala rumah tangga yang harus melindungi keluarganya dan memberikan pendidikan yang baik terhadap anak juga memberi contoh teladan yang baik.

Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan oleh seorang ayah untuk mendidik anak dalam mengembangkan karakter anak, yaitu mengupayakan diri sebagai figure idola bagi anak- anaknya. (dalam Novan Ardi Wiyani &

Barnawi,2012: 62) Misalnya, dengan istiqamah dalam memberikan kasih sayang dan perhatian, sikap yang tulus, serta supporting dan kehangatan.

Yang dimaksud bentuk kenakalan remaja adalah perilaku atau kegiatan yang menyalahgunakan aturan norma dan nilai di masyarakat.

c. Peran keluarga dalam pendidikan Islam

Pertama, dalam Bidang Jasmani dan Kesehatan Anak. Keluarga didalam menjaga kesehatan anak anaknya dilaksanakan sebelum bayi itu lahir. Dan apabila bayi itu sudah lahir ke dunia, maka tanggung jawab keluarga dalam kesehatan anak menjadi lebih banyak.

Kedua, dalam Bidang Pendidikan Akal (Intelektual). Di dalam bidang pendidikan akal, keluarga menjadi penguat pendidikan atau pengetahuan yang sudah didaptkan disekolah dengan cara mengulang pelajaran yang sudah diajarkan, memberikan tugas mandiri kepada anak mengenai hal yang berkaitan dengan pelajaran disekolahnya. Membantu atau memberi arahan dalam mengerjakan tugas sekolah sehingga mereka bisa paham dan totalitas dalam mengemban ilmu pengetahuan. Keluarga juga memberi dukungan terhadap seorang anak terhadap pelajaran yang diminatinya sehingga dapat menghormati ilmu pengetahuan dan orang-orang yang berilmu. (dalam Nur

(11)

Moh. Jazuli dkk, Peran Orantua 305

Ahid,2010: 140)

Ketiga, dalam Pendidikan Agama. Pendidikan keagamaan atau spiritual ini adalah menumbuhkan sebuah kekuatan spiritual seorang anak terhadap Tuhan-Nya dengan cara keluarga memberi arahan atau cara-cara yang harus dilakukan anak dalam beribadah dan pengetahuan tentang agama. Di dalam pendidikan akhlaq ini orang tua harus mengajarkan akhlaq yang mulia sesuai dengan ajaran agama islam yaitu mengedepankan akhlaqnya di bandingkan dengan nafsunya.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa pertengahan dimana dari masa kanak-kanak menuju dewasa dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam kasus kenakalan remaja yang terjadi di Dusun Lebbak di karenakan kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya sehingga terjerumus kedalam pertemanan yang salah yang juga berdampak terhadap putusnya sekolah seorang anak. Peranan orang tua sangat penting untuk membangun kebiasaan seorang anak dengan memberikan contoh yang baik karena orang tua dijadikan sosok figure tauladan bagi anak. Seorang anak jika dibiarkan begitu saja tanpa ada pengawasan dari orang tuanya sehingga dapat mengakibatkan anak itu merasa bebas tanpa peduli terhadap peran penting dirinya di masyarakat.

Hilangnya pengawasan disini dikarenakan mayoritas orang tua di dusun lebbak mencari nafkah dengan cara merantau ke Malaysia ataupun Arab Saudi.

Berdasarkan dari wawancara terhadap seorang remaja di Dusun Lebbak mengatakan bahwa sekalipun orang tuanya mengetahui perilaku menyimpang yang dilakukannya tidak ada tindakan atau teguran yang diberikan. Putus sekolah bagi seorang remaja yang terjadi di Dusun Lebbak sudah menjadi hal yang biasa dan lumrah dikalangan masyarakat. Bahkan dari faktor pengawasan orang tua bisa dikatakan tidak maksimal untuk tetap mempertahankan pendidikan anaknya. Disini menjadi sebuah peluang besar untuk seorang anak tidak lagi peduli akan pentingnya sebuah pendidikan yang harus ada pada seorang penerus bangsa.

Disinilah perlu adanya teguran dari beberapa pihak selain orang tua juga bisa dari masyarakat sekitar dan pihak sekolah. Dalam lingkungan

(12)

306 | JPIK Vol. 5 No.2, September 2022: 208-224

masyarakat di Dusun Lebbak memang tidak ada hukuman bagi para remaja yang melakukan perilaku menyimpang. Untuk itu, bagi tokoh yang berpengaruh bagi masyarakat dapat memberi hukuman atau tindakan yang lebih lanjut kepada remaja tersebut untuk menyadarkan dirinya dan berhenti melakukan tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat.

Daftar Pustaka

Adristinindya dan Santoso. (2019). Pola Asuh Orang Tua dan Kenakalan Remaja. Volume 2 No.1.

Aly, Hery Noer. (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logis Wacana Ilmu. Anam, Harvi NurinSani Khairul, dkk, Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Pergaulan Bebas Terhadap Perkembangan Moral Anak Pada Siswa SMP, Volume 2 No.5 (2019).

Ahid, Nur. (2010). Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmadi, Abu. (1982). Sosiologi Pendidikan. Surabaya:PT Bina Ilmu.

Barnawi, Novan Ardi Wiyani. (2012). Ilmu Pendidikan Islam.

Jogjakarta:Ar- Ruzz Media.

Deradjat, Zasqiyah. (1976). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Herlina, Muria. (2017). Sosiologi Kesehatan: Paradigma Konstruksi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Perspektif Peter L.Berger&Thomas Luckmann. Surabaya:PT. Muara Karya.

Hisbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam).

Jakarta: Rajawali Pres.

Kartono, Kartini. (2017). Kenakalan Remaja. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Lestari, Erieska Gita, dkk. (2017). Peran Keluarga Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Volume 4 No.2.

Malihah Elly, dkk, (2014). Kenakalan Remaja Akibat Kelompok Pertemanan Siswa. Volume 41 No.1.

Novrinda,dkk. (2017). Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan.Volume 2 No.1.

Sadirman, AM. (1988). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rajawali Press.

(13)

Moh. Jazuli dkk, Peran Orantua 307

Salim, Moh Haitam. (2013). Pendidikan Agama Dalam Keluarga (Revitalisasi Peran Keluarga Dalam Membangun Generasi Bangsa Yang Berkarakter). Jogjakarta: Ar-ruz Media.

Setiawan, Marwan. (2015). Karakteristik Kriminalitas Anak dan Remaja. Bogor:Galia Indonesia.

Soelaeman, Moenandar. (2009). Ilmu Sosial Dasar: Teori an Konsep Ilmu. Bandung:Refika Aditama.

Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning/Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Referensi

Dokumen terkait

Orang tua mempunyai pengaruh yang besar dalam memberikan arah terhadap pendidikan remaja. Orang tua tentu saja menghendaki agar setiap anaknya menjadi seseorang yang