• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidan memegang peran penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan keluarga sebelum konsepsi, saat antenatal, pascanatal, dan termasuk keluarga berencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Bidan memegang peran penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan keluarga sebelum konsepsi, saat antenatal, pascanatal, dan termasuk keluarga berencana"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Masalah utama ibu hamil trimester 3 adalah kram perut, varises, kelelahan, keputihan (Diki et al. 2021; Indiarti, 2019). Kebersihan diri yang paling harus diperhatikan oleh seorang ibu hamil adalah kebersihan alat kelamin (alat kelamin), jika ibu tidak merawat alat kelaminnya maka kuman akan lebih mudah masuk ke dalam rahim (Romauli, 2011; Diana, 2017). Pada kehamilan trimester ketiga akan terjadi perubahan psikologis, dimana ibu hamil akan menjadi lebih sensitif.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui indikasi ukuran panggul pada ibu hamil yang diduga memiliki panggul sempit, yaitu pada primigravida kepala tidak masuk panggul dalam 4 minggu terakhir, pada multipara dengan riwayat obstetri buruk, pada ibu hamil dengan postural. kelainan dalam 4 minggu terakhir dan pada ibu hamil dengan kifosis, sciliosis, kaki timpang atau kerdil. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya bertujuan untuk mengetahui golongan darah ibu saja, namun juga untuk mempersiapkan calon donor darah yang sewaktu-waktu diperlukan jika terjadi keadaan darurat pada ibu (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Tes HIV terutama ditujukan pada daerah yang mempunyai risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang diduga mengidap penyakit HIV.

Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberikan kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri untuk menjalani tes HIV (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Tes HBsAg dilakukan pada pemeriksaan pertama ibu hamil untuk mengetahui ada tidaknya virus Hepatitis B dalam darah, baik dalam keadaan aktif maupun sebagai pembawa.

Manajemen Asuhan Persalinan a. Data Subjektif

Tekanan darah ibu saat persalinan akan meningkat saat rahim berkontraksi (sistolik meningkat 10-20 mmHg dan diastolik meningkat 5-10 mmHg). Tekanan darah diukur setiap 4 jam kecuali terdapat kondisi abnormal yang perlu dicatat dan dilaporkan lebih sering (Lailiyana dkk, 2011; Diana, 2017). b) Suhu. Tekanan darah : Saat kontraksi, tekanan darah ibu akan meningkat yaitu sistolik 10-20 mmHg dan diastolik 5-10 mmHg dan waktu.

Tangan satunya lagi memegang kepala bayi untuk menjaga posisi bayi membelok agar tidak bengkok dan membantu lahirnya kepala. Buruk : kesadaran penuh sampai mengantuk, tanda vital tidak stabil, penggunaan alat bantu organ vital, memerlukan pengobatan. Tekanan darah : pada saat kontraksi tekanan darah ibu akan meningkat yaitu sistolik 10-20 mmHg dan diastolik 5-10 mmHg dan di antara kontraksi tekanan darah akan kembali ke tingkat sebelum melahirkan (Handayani, 2017).

Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan klem kembali tali pusat 2 cm dari klem pertama. Usahakan kepala bayi di antara payudara ibu berada pada posisi lebih rendah dibandingkan puting susu ibu. Jika plasenta tidak keluar setelah 30 – 40 detik, hentikan pengencangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi berikutnya terjadi dan ulangi prosedur di atas. a) Jika rahim tidak segera berkontraksi, mintalah ibu, suami dan kerabat untuk merangsang puting susu.

Tabel 2.1 Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari (perlimaan)  Periksa luar
Tabel 2.1 Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari (perlimaan) Periksa luar

Objektif

Denyut nadi: pada ibu yang melahirkan, denyut nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibandingkan pada periode menjelang kelahiran.

Asessment

Plan

Manajemen Asuhan Nifas

Subjektif

Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dengan menjaga kebersihan tubuh meliputi area kewanitaan dan payudara, pakaian, tempat tidur dan lingkungan (Surtinah dkk, 2019). Ibu nifas perlu mendapatkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi fisik, psikis dan kebutuhan menyusui bayinya dengan mengatur jadwal istirahat bayinya (Surtinah dkk, 2017). Hal ini disesuaikan dengan masa psikologis ibu nifas yaitu mengambil, menahan atau melepaskan (Surtikah dkk, 2019).

Objektif

Tujuannya untuk mengetahui apakah ibu menyusui bayinya atau tidak, tanda-tanda infeksi pada payudara seperti kemerahan dan keluar nanah dari puting, penampakan puting dan areola, apakah terdapat kolostrum atau ASI dan penilaian. proses menyusui. Produksi ASI akan meningkat pada hari ke 2 hingga ke 3 setelah kelahiran (Surtinah dkk, 2019). Jika spider vena terjadi pada masa kehamilan, maka akan menetap sepanjang masa nifas (Surtinah dkk, 2019).

Tabel 2.2 Perubahan Lokhea
Tabel 2.2 Perubahan Lokhea

Asessment

R: Dengan menjaga kebersihan payudara, produksi ASI akan maksimal. e) Memudahkan ibu dan bayi mencari ruang dan mengajari mereka cara menyusui yang benar. R: Ruangan dalam akan menciptakan ikatan antara ibu dan bayi, dan pemberian ASI yang benar akan mencegah puting susu dan seluruh areola ibu masuk ke dalam mulut bayi. f) Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa melahirkan (6 jam setelah melahirkan). R : Agar ibu dan keluarga dapat mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan segera mendapatkan pertolongan. g) Jadwalkan kunjungan berulang, minimal empat kali kunjungan selama masa nifas.

R : Menilai kondisi ibu dan bayi baru lahir serta mencegah, mendeteksi dan mengobati permasalahan yang ditimbulkannya (Sulis Diana, 2017).

R : Kurang istirahat dapat menyebabkan jumlah ASI berkurang, involusi uterus tertunda, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi. Keluhan yang dialami ibu, biasanya 3-7 hari setelah melahirkan, ibu merasakan nyeri pada jalan lahir dan merasa lelah karena kurang istirahat.

Plan

Lochea : Normalnya berwarna merah dan hitam (lochea rubra), berbau normal, tidak ada gumpalan darah atau gumpalan darah, dan keluar darah ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam. Keluhan dirasakan ibu pada usia 8-28 hari setelah melahirkan, sehingga ibu tidak lagi mengeluarkan darah dari jalan lahir Kandung kemih : Bisa buang air kecil/tidak bisa buang air kecil... a) Kaji keberhasilan pelayanan yang diberikan pada kunjungan sebelumnya.

Manajemen Asuhan Neonatus Tanggal : …

Bayi biasanya mengalami penurunan berat badan dalam beberapa hari pertama dan akan kembali normal pada hari ke 10. Mulut : keadaan normal mulut harus bersih, lembab, tanpa kelainan seperti palatoshisis atau labiopalatoshisis. Eliminasi: Dalam keadaan normal, bayi harus buang air kecil dan buang air besar dalam waktu 24 jam setelah lahir.

Jika telapak tangan ditekan, bayi akan mengepal. e) Refleks Babinski: Periksa refleks ini dengan cara menggaruk telapak kaki, dimulai dari tumit, menggaruk bagian samping telapak kaki ke atas, lalu gerakkan jari di sepanjang telapak kaki. Anak akan menunjukkan respon berupa hiperekstensi seluruh jari dengan ibu jari yang dorsifleksi. f) Refleks Moro: Refleks ini diwujudkan dengan munculnya gerakan tangan yang simetris ketika kepala digerakkan secara tiba-tiba atau dipukul dengan tepukan. g) Refleks langkah : Bayi menggerakkan kakinya saat berjalan atau melangkah jika dipegang dengan tangan sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh tempat yang rata dan keras. h) Refleks merangkak: Bayi akan berusaha merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kakinya jika diletakkan menghadap ke bawah pada permukaan datar. i) Refleks tonik serviks: Anggota tubuh berada pada satu sisi ketika kepala diputar untuk beristirahat dan anggota tubuh yang berlawanan melakukan fleksi ketika kepala anak diputar ke satu sisi saat istirahat. Respons ini mungkin tidak ada atau tidak lengkap segera setelah lahir. j) Refleks ekstrusi : bayi baru lahir menjulurkan lidah ketika ujung lidah disentuh dengan jari atau puting susu (Sulis Disna, 2017).

Kencangkan tali pusar menggunakan 2 klip kurang lebih 2 atau 3 cm dari pangkal bagian tengah bayi dan beri jarak kurang lebih 1 cm antar klip. Periksa tali pusar setiap 15 menit apakah masih mengeluarkan darah, lalu ikat kembali dengan pengikat yang lebih kuat. P. Jangan mengoleskan salep pada tali pusat, hindari juga membungkus tali pusat agar lebih cepat kering dan meminimalkan komplikasi.

Tanda bayi cukup gizi, buang air besar minimal 6 kali/hari dan bayi ASI dapat buang air besar 2-3 kali/hari hingga 8-10 kali/hari dengan tinja lunak, berwarna kuning keemasan, dan tidak membuat bayi iritasi. kulit (Nursiah, 2014). Pada usia 3-7 hari, bayi biasanya mengalami penurunan berat badan, penurunan berat badan dianggap normal jika tidak lebih dari 10%. Tali pusar kering dan lepas pada hari ke 7-10 dan tidak ada tanda-tanda infeksi. C. Penilaian.

Sang ibu mengatakan bayinya sehat dan menyusu dengan kuat serta tali pusar bayinya terlepas.

Manajemen Asuhan Keluarga Berencana Tanggal : …

Untuk menilai teratur atau tidaknya siklus menstruasi, karena beberapa alat kontrasepsi dapat membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Dengan menilai apakah ibu mengalami dismenore saat menstruasi atau tidak, penggunaan IUD juga dapat meningkatkan nyeri saat menstruasi. Pada riwayat obstetri dimana ibu nulipara dan sudah mempunyai anak bahkan banyak anak namun tidak ingin dilakukan tubektomi atau setelah melakukan aborsi dapat menggunakan kontrasepsi progestin dan IUD dapat digunakan pada kondisi nulipara (Rahayu Sri, 2016) .

Pemenuhan pola makan ibu dan adakah dampaknya jika ibu menggunakan alat kontrasepsi (Affandi, 2014). b) Eliminasi. Siklus feses dan uriner setelah ibu menggunakan kontrasepsi bisa berubah, bisa juga tidak (Affandi, 2014). c) Istirahat. Untuk mengetahui apakah efek samping penggunaan alat kontrasepsi dapat mengganggu pola tidur ibu atau tidak.

Diastol > 90 mmHg atau sistol > 160 mmHg, maka ibu sebaiknya tidak menggunakan alat kontrasepsi kombinasi pil. Ibu gemuk maupun kurus dapat menggunakan metode kontrasepsi IUD, jika berat badannya mencapai 70 kg perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi non hormonal. Payudara: Benjolan yang terlihat pada payudara memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi implan, pada payudara dimana penderita tumor jinak atau kanker payudara dapat menggunakan metode IUD.

Alat Kelamin: Jika ditemukan perdarahan vagina yang tidak diketahui hingga dapat dievaluasi, sebaiknya tidak menggunakan metode IUD dan jika terdapat varises pada vagina, ibu dapat menggunakan metode IUD. Anggota badan : Hasil yang didapat simetris, tidak ada varises, tidak nyeri dan tidak ada edema/bengkak, karena bila menggunakan suntikan kombinasi, varises, nyeri dan kaki bengkak menandakan resiko tinggi terjadinya penggumpalan darah di kaki, bila terdapat varises di kaki kaki, dapat menggunakan metode IUD dan jika ibu mengalami bengkak dan nyeri pada kaki, payudara dan Payudara: Jika teraba benjolan, menandakan kemungkinan tumor jinak atau kanker payudara, dapat digunakan metode IUD, dan bila teraba tumor/benjolan pada payudara, menandakan adanya kanker payudara atau riwayat kanker payudara. , metode AKBK sebaiknya tidak digunakan (implan) untuk pemeriksaan perut, hasilnya tidak teraba massa/benjolan (Affandi, 2014).

Alat Kelamin : Jika terdapat varises pada vulva ibu dapat menggunakan metode spiral, untuk pemeriksaan ekstremitas, jika hasilnya terdapat varises, nyeri dan kaki bengkak menandakan indikasi resiko tinggi terjadinya penggumpalan darah pada vulva. pada tungkai menggunakan suntikan kombinasi, bila teraba varises pada tungkai dapat menggunakan metode spiral, dan bila ibu mengalami edema dan nyeri pada tungkai, dada, dan paha maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan kontrasepsi implan (Affandi, 2014).

Gambar

Tabel 2.1 Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari (perlimaan)  Periksa luar
Tabel 2.2 Perubahan Lokhea

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan antara umur, pendidikan, pendapatan, paritas, jarak kehamilan, tingkat pengetahuan dan kepatuhan mengkonsumsi Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan tidak