• Tidak ada hasil yang ditemukan

meminangkan perantau minang - Repository UNP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "meminangkan perantau minang - Repository UNP"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan, penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan buku ini. Setelah selesainya penulisan buku “Meminangkan Migran Minang” ini, disadari pula sepenuhnya bahwa penyelesaian buku ini tidak mungkin terselesaikan apabila tidak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik perorangan maupun lembaga.

Kami berharap buku ini dapat menjadi sumber literasi bagi mahasiswa, dosen, peneliti, pemerintah dan khususnya para perantau Minang atau diaspora Minang dimanapun berada, karena buku ini merupakan hasil penelitian yang lokasinya di kota bandung dan hasil penelitian Ernawati untuk penulisan tesisnya di Program Magister Pascasarjana Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Metode ini mengacu pada cara yang lebih luas mengenai keterampilan, pengetahuan dan peran yang dianalisis secara lebih mendalam dalam kehidupan (Scott, 2011. p. 259). Menurut Kaho (1986, p. 84) “kata sosialisasi mengacu pada semua faktor dan proses yang membentuk manusia agar dapat hidup harmonis dengan orang lain.” Ketika orang Minangkabau berada di perantauan, jauh atau dekat, panggilan sahabat kadang terucap kepada orang-orang yang berasal dari desa, kelurahan, kecamatan, sesama Minang atau bahkan selama masih berbau Minang (Bandaro dkk., 2004). P. 200).

Merantau merupakan akar dari tradisi Minang, sebuah tradisi yang tidak putus namun selalu tumbuh melalui asal-usulnya (Kato, 2005, p. 262).

Setiadi dan Kolip (2011. pg.127) mengatakan bahawa nilai budaya adalah “konsep abstrak untuk masalah asas dan umum, yang sangat penting dan bernilai bagi kehidupan masyarakat”. Amir MS (2011. hlm. 132) membentangkan “Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah, di mana latar belakangnya pada zaman imam pada tahun 1837. Manakala Bandaro (2002. hlm. 66) pula berkata” Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi. Sesuatu yang menjadi adat dan budaya khas Minangkabau ialah basandi syarak, syarak basandi kitabullah (adat yang digabungkan dengan Islam). Adat resam dan agama bersatu dalam kehidupan orang Minang."

Chandra, dkk (2000. p. 106) menjelaskan bahwa “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah merupakan falsafah Minang bahwa Islam berdampingan dengan adat istiadat yang tidak bertentangan dengan Kitab Allah (Quran).

Penelitian yang dilakukan Trisa pada tahun 2020 bertajuk “Menjadi Minang di Kota Surabaya, Kajian Etno Pedagogis”. Penelitian yang dilakukan Aryani pada tahun 2013 berjudul “Strategi Adaptasi Masyarakat Minang Terhadap Bahasa, Pangan, dan Norma Sosial Jawa”. Penelitian yang dilakukan Febrianti pada tahun 2018 dengan judul “Implementasi Hukum Waris Minangkabau pada Komunitas Migran (IKM) di Kota Depok”.

Penelitian yang dilakukan Demina pada tahun 2016 berjudul “Membumikan Nilai-Nilai Budaya Lokal Dalam Membangun Karakter Bangsa”.

Keluarga Serikat Migran Minang Cicadas (PPMC) Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul mempunyai budaya untuk terus mensosialisasikan nilai-nilai budaya Minangkabau yang dipegang teguh oleh keluarga PPMC dalam menjunjung tinggi prinsip-prinsip budaya budaya Minangkabau agar mampu bertahan di era modernisasi. . Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah didasarkan pada Al-Qur'an dan hadits dan diamalkan di rumah dalam budaya dan adat istiadat Minangkabau. Penerapan nilai-nilai budaya Minangkabau yang disosialisasikan kepada anak-anak di keluarga PPMC, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, tentu tidak sama pada setiap masyarakat pendatang Minangkabau di Bandung.

Dengan menerapkan nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak-anak, ia diajarkan setiap hari tetapi tidak secara langsung (ya setiap hari tetapi tidak diajarkan secara langsung)”.

Tabel 1. Profil Informan
Tabel 1. Profil Informan

Keluarga PPMC harus mempunyai strategi untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya Minangkabau agar bisa bertahan di luar negeri. Banyak strategi yang bisa dilakukan untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya Minangkabau pada keluarga Ikatan Migran Cicadas Minangkabau, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Waktu penerapan strategi sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau pada keluarga Persatuan Migran Minangkabau Cicadas, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung berbeda-beda pada setiap orang tua.

Pelaku implementasi strategi sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau pada keluarga Ikatan Migran Minang Cicadas, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Pelaku dalam melaksanakan strategi sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau ke dalam keluarga Persatuan Migran Cicadas Minangkabau, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, berbeda-beda pada setiap orang tua. Sedangkan pemaparan dari Ibu Harma dan Pak Uncu, para aktor dalam penerapan strategi sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau: “Ibu dan Ayah”.

Tempat Implementasi Strategi Sosialisasi Nilai-Nilai Budaya Minangkabau di Ikatan Migran Minangkabau Keluarga Cicadas Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Tempat penerapan strategi sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau di keluarga Persatuan Migran Cicadas Minangkabau, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung berbeda-beda pada setiap orang tua. Strategi yang paling tepat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya Minangkabau kepada Keluarga Migran Minangkabau Keluarga Cicadas Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung berbeda-beda pada setiap orang tua.

Cara menerapkan strategi yang paling tepat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya Minangkabau ke dalam keluarga Persatuan Migran Cicadas Minangkabau, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung berbeda-beda pada setiap orang tua. Pak Rizal mengatakan, cara menerapkan strategi sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau adalah: “Tidak perlu mencari jalan.”

Sebab, lingkungan masyarakat Minangkabau yang sudah lama tinggal di Sumatera Barat bahkan tidak menerapkan nilai-nilai budaya Minangkabau. Sementara itu, menurut Pak. Agus, kendala dalam mengajarkan nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak-anak PPMC karena belum adanya buku referensi untuk menanamkannya. Menurut Pak. Asril tentang Kendala dalam Pengajaran Nilai Budaya Minangkabau : Kendala Anak Dalam Bahasa Minangkabau.

Nilai-nilai budaya Minangkabau yang disosialisasikan adalah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), Budaya Takambang Alam sebagai guru, Alam Minangkabau, Budaya Surau, Bahasa Minangkabau. Pak Rizal mengajarkan nilai-nilai budaya Minangkabau ketika anak sudah bisa berbicara dengan baik yaitu pada usia dua tahun. Pak Uncu mengajari anak-anak nilai-nilai budaya Minangkabau, kalau masih bisa berjalan dengan baik, anaknya diajak ke acara-acara Minangkabau.

Hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran nilai-nilai budaya Minangkabau pada keluarga Ikatan Jangkrik Migran Minangkabau, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, belum banyak dirasakan oleh PPMC. Pak Agus mengatakan permasalahannya adalah belum adanya buku referensi yang menyampaikan nilai-nilai budaya Minangkabau. Dalam sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau, hanya enam informan yang menggunakan bahasa Minangkabau untuk mengajarkan nilai-nilai budaya Minangkabau, yaitu Ibu Nini, Ibu. Harma, Laweh, Ny. Uncu, Ny. Yani dan Bpk. Asril.

Dalam praktiknya, nilai-nilai budaya Minangkabau diajarkan dengan menggunakan bahasa Minangkabau dalam beberapa istilah, namun ketika menjelaskannya tetap menggunakan bahasa Indonesia. Waktu yang digunakan dalam sosialisasi budaya Minangkabau kepada anak-anak di keluarga Ikatan Migran Cicadas Minangkabau, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.

Menurut Ibu Harma, dampak positif/negatif dari sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau adalah ia mempunyai perasaan, perasaan bahwa dirinya mempunyai rasa sebagai orang Minangkabau. Aktor yang terkena dampak positif maupun negatif dari sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak keluarga Persatuan Migran Cicadas Minangkabau Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul. Pak Rizal menyatakan, pelaku yang terkena dampak sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau adalah anak, cucu, cicit, dan kerabat.

Sedangkan menurut Pak Mus, pelaku yang terkena dampak sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau adalah sebagai berikut: “Anak dan Teman Anak”. Lingkungan masyarakat karena teman-temannya mengetahui bahwa Anda (saya) adalah orang Minangkabau. tentu hormat dan sopan kepada anda (saya). Waktu Dampak Positif/Negatif Sosialisasi Nilai-Nilai Budaya Minangkabau pada Anak Persatuan Jangkrik Migran Minangkabau Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Pak Rizal menyatakan bahwa dampak sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak-anak adalah: hanya ketika mereka sudah dewasa.

Kondisi yang terkena dampak sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau pada keluarga Persatuan Migran Cicadas Minangkabau, Desa Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung tercermin dari beberapa jawaban para informan. Pak Rizal menyatakan, kondisi pengaruh nilai-nilai budaya Minangkabau terhadap anak-anak lebih baik karena budaya Minangkabau disandingkan dengan Kitabullah. Menurut penjelasan Pak Mus, syarat-syarat yang dipengaruhi oleh sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak adalah anak yang baik, anak yang patuh dan anak yang melaksanakan dengan benar apa yang diajarkan.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai dampak yang ditimbulkan, pelaku yang terkena dampak, waktu terjadinya dampak sosialisasi dan keadaan setelah terpengaruh nilai-nilai budaya Minangkabau terhadap anak-anak Persatuan Migran Jangkrik Minangkabau Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung . Dampak positif maupun negatif dari sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak-anak Persatuan Jangkrik Migran Minangkabau Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung adalah seluruh informan mendapatkan dampak positif.

Keluarga besar Persatuan Migran Minang Cicadas (PPMC) masih memegang teguh nilai-nilai budaya Minangkabau yang diwariskan secara turun temurun. Kendala yang dihadapi dalam mengajarkan nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak-anak di keluarga Ikatan Migran Minangkabau Cicadas Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung belum banyak dirasakan oleh PPMC. Dengan demikian, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya Minangkabau yang disosialisasikan kepada anak-anak Persatuan Migran Minang Cicadas (PPMC) Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung terdapat nilai-nilai tradisional basandi syarak, syarak basandi kitabullah dan budaya bertahan hidup di rantau (tempat bumi dipijak dan langit dipertahankan).

Yang membedakannya adalah budaya akhlak dan perilaku (12 kontribusi), Kato dalam budaya Minangkabau ada empat jenis, yaitu kato malereang, kato mandaki, kato mandata, kato manurun (kata miring, kata menaik, kata mendatar, kata menurun) , strategi dan pengaruh sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau pada keluarga PPMC. Oleh karena itu, media sosialisasi berperan penting dalam memperkenalkan nilai-nilai budaya Minangkabau kepada keluarga PPMC Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul. Kesimpulan mengenai strategi yang digunakan dalam sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau pada keluarga Persatuan Migran Cicadas Minangkabau (PPMC) Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung adalah strategi pemberian role model yang dilakukan oleh Bapak Amir, Bapak .Mus. Pak Agus dan Bu Harma.

Strategi yang paling tepat untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya Minangkabau kepada Keluarga Migran Minangkabau Keluarga Cicadas Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung adalah dengan melakukan diskusi seperti yang dilakukan oleh Pak Rizal. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau kepada keluarga Persatuan Migran Minang Cicadas (PPMC), maka keluarga PPMC menanamkan nilai-nilai budaya dengan menggunakan tahapan Mead. Dalam tahapan sosialisasi tersebut dilakukan penanaman nilai-nilai budaya Minangkabau dari orang tua kepada anak keluarga PPMC Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul.

Dampak Sosialisasi Nilai-Nilai Budaya Minangkabau Terhadap Anak Keluarga PPMC Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung Berdasarkan Analisis Teoritis. Di Ny. Kasus Nini adalah mereka yang terkena dampak sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau, yaitu anak dari ayah dan ibu. Saat terjadinya dampak positif/negatif sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak-anak Persatuan Jangkrik Migran Minangkabau Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung adalah pada saat mereka (anak-anak) sudah dewasa seperti yang disampaikan oleh Bapak. kata Rizal. .

Kesimpulan mengenai dampak positif atau negatif sosialisasi nilai-nilai budaya Minangkabau kepada anak-anak Persatuan Jangkrik Migran Minangkabau Desa Cikutra Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung adalah seluruh informan mendapatkan dampak positif.

Gambar

Tabel 1. Profil Informan

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai masalah dalam bidang pertanian seperti pemanfaatan ta- naman transgenik untuk dikonsumsi oleh manusia; dalam bidang peternakan yang menghasilkan klon hewan