• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (STUDI BURUH WANITA BAGIAN LINTING

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (STUDI BURUH WANITA BAGIAN LINTING "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (STUDI BURUH WANITA BAGIAN LINTING

ROKOK di PT. HM SAMPOERNA TBK. MALANG)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Andhika Rizki Nugraha 155020107111025

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2019

(2)

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (STUDI BURUH WANITA BAGIAN

LINTING ROKOK di PT. HM SAMPOERNA TBK. MALANG)

Andhika Rizki Nugraha1, Bahtiar Fitanto2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: andhikarizkin@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari usia, masa kerja, tingkat pendidikan dan tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT. HM Sampoerna Tbk Malang Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda dengan bantuan Eviews 9.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel usia bernilai negatif terhadap produktivitas tenaga kerja, artinya peningkatan usia berdampak pada penurunan produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Sedangkan variabel lainnya yaitu masa kerja, tingkat pendidikan, dan tingkat upah bernilai positif terhadap produktivitas tenaga kerja, artinya semakin tinggi tingkat masa kerja, tingkat pendidikan, dan tingkat upah maka akan berdampak pula pada meningkatnya produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang.

Kata kunci: Produktivitas Tenaga Kerja, Usia, Masa Kerja, Tingkat Pendidikan, Tingkat Upah

A. PENDAHULUAN

Sumber daya memiliki peranan sebagai faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya tersebut diantaranya adalah manusia (tenaga kerja), material (bahan baku), mesin, modal, dan metode. Salah satu sumber daya yang memegang peran penting dibanding faktor lainnya adalah faktor sumber daya manusia atau tenaga kerja. walaupun saat ini banyak perusahaan yang telah beralih menggunakan mesin- mesin industri, hal ini tidak mempengaruhi kedudukan sumber daya manusia atau tenaga kerja sebagai faktor penting. Keberhasilan faktor sumber daya lain seperti material, mesin, modal, dan metode sangat dipengaruhi oleh peran sumber daya manusia atau tenaga kerja.

Keberhasilan suatu perusahaan secara keseluruhan tergantung dari keberhasilan setiap pekerjaan yang ada dalam perusahaan tersebut, maka produktivitas tenaga kerja menjadi salah satu aspek yang diperlukan dalam menjalankan suatu usaha atau produksi. Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting yang berperan sebagai alat ukur untuk menentukan keberhasilan usaha dalam suatu perusahaan, terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang industri padat karya. Untuk itu, sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang baik akan menghasilkan hasil pekerjaan yang baik juga. Keberhasilan suatu perusahaan tercermin dari hasil kerja masing-masing individu dalam perusahaan dan akhirnya akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan secara keseluruhan.

Produktivitas secara garis besar mengindikasikan tentang efisiensi dan efektivitas terkait proses-proses di perusahaan yang bersangkutan. Setiap perusahaan tentunya sangat mempertimbangkan faktor produktivitas ini karena dianggap memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan perusahaan. Produktivitas yang memegang peranan penting dalam perusahaan adalah terkiait produktivitas sumber daya manusia atau tenaga kerja karena produktivitas faktor-faktor lain tergantung pada kemampuan sumber daya manusia yang memanfaatkannya. Produktivitas tenaga kerja ini selain membawa keuntungan bagi

(3)

perusahaan juga membawa keuntungan bagi tenaga kerja itu sendiri karena semakin tinggi produktivitas tenaga kerja maka semakin tinggi pula gaji yang didapatkan oleh pekerja tersebut. Untuk mengatur atau memanajemen penggunaan sumber daya manusia agar realistis, maka perusahaan harus mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja. Hal tersebut sangat diperlukan untuk memantau dan memanfaatkan apa yang akan terjadi pada sebuah produksi akibat penggunaan dan pemanfaatan tenaga kerja. Kurang diperhatikannya produktivitas tenaga kerja pada suatu produksi dapat menghambat pekerjaan produksi itu sendiri.

Selain dapat menyerap banyak tenaga kerja, banyaknya perusahaan-perusahaan di Indonesia ini tentunya dapat meningkatkan tingkat pendapatan negara baik dari sisi penerimaan pajak maupun non-pajak. Dari sisi pajak, dapat dilihat dari tingkat pendapatan salah satunya adalah penadapatan cukai. Dimana pendapatan cukai tertinggi diperoleh dari Cukai Hasil Tembakau (CHT).

Tabel 1.1 : Realisasi Penerimaan Kepabean dan Cukai Tahun 2017

Sumber : Direktorat Penerimaan dan Perencanaan Strategis, 2017.

Pada data tabel 1.1 menunjukkan bahwa Cukai Hasil Tembakau (CHT) merupakan penerimaan cukai tertinggi dibandingkan dengan penerimaan cukai dari Alkohol, MMEA, dan pendapatan cukai lainnya. Realisasi penerimaan cukai Tahun 2017 sebesar Rp 153,29 Triliun atau 100,08% dari target APBN-P 2017, naik 6,80% dari tahun 2016. Penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) tahun 2017 mencapai target APBN-P sebesar Rp. 147,72 Triliun, lebih tinggi dari realisasi 2016 dengan kenaikan sebesar 7,07% atau senilai 9,75 Triliun. Kenaikan penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) pada tahun 2017 ini secara umum dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah seiring dengan penyesuaian tarif sesuai dengan PMK No 147/ PMK.010/2016 tentang perubahan ketiga atas PMK No 179/PMK tentang tarif cukai Hasil Tembakau. Efek kenaikan tarif sangat dominan dimana kenaikan Tarif Tertimbang 9,71% yaitu dari Rp405/batang menjadi Rp445/batang (mendekati rata-rata kenaikan tarif 10,54%).

PT. HM Sampoerna Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Perusahaan ini sudah berdiri sejak lama yaitu pada tahun 1913 dengan produk rokok kreteknya yang terkenal yaitu Dji Sam Soe. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan afiliasi dari Philip Morris International Inc.

(PMI) yang merupakan perusahaan rokok internasional terkemuka.

No. Jenis Penerimaan

Target APBN-P

Realisasi Tahun 2017

% Pencapaian Target

Realisasi

Tahun 2016 Pertumbuhan % 1 BEA MASUK 33.279.00 34.737.22 104,38% 32.472.08 2.265.14 6,98%

2 CUKAI 153.165.00 153.287.38 100,08% 143.525.04 9.762.35 6,80%

Hasil

Tembakau 147.487.22 147.719.22 100,16% 137.968.36 9.750.86 7,07%

Ethil Alkohol 147.99 147.12 99,41% 171.14 (24.02) -14,04%

MMEA 5.529.78 5.567.54 100,68% 5.307.66 259.88 4,90%

Pendapatan

cukai lainnya (146.50) 77.88 (224.38) -288,12%

3 BEA KELUAR 2.700.00 4.147.50 153,61% 2.998.58 1.148.92 38,32%

TOTAL 189.144.00 192.172.11 101,60% 178.995.70 13.176.41 7,36%

PPN Impor 148.975.15 122.774.75 26.200.40 21,34%

PPN BM impor 3.796.41 4.295.38 (498.97) -11,62%

PPh Pasal 22

Impor 43.132.53 37.977.71 5.154.83 13,57%

Total PDRI 195.904.10 165.047.84 30.856.26 18,70%

Total Pajak

Impor 230.641.32 197.519.91 33.121.40 16,77%

TOTAL DJBC + PERPAJAKAN 388.076.20 334.043.53 44.032.67 12,80%

(4)

Tabel 1.2 : Jumlah Volume Produksi Sigaret Kretek Tangan (2014-2017) Tahun Jumlah Volume (miliar batang)

2014 24,6

2015 23,1

2016 21,5

2017 20,3

Sumber : Laporan Tahunan PT. H.M Sampoerna Tbk, 2018.

Pada kurun waktu 2014-2017 PT. HM Sampoerna Tbk telah memproduksi produk rokok kretek sebesar lebih dari 20 miliar batang setiap tahunnya. Pada tahun 2014 sebesar 24,6 miliar batang, tahun 2015 sebesar 23,1 miliar batang, tahun 2016 sebesar 21,5 miliar batang, dan pada tahun 2017 sebesar 20,3 miliar batang. Dengan banyaknya volume produksi berbagai jenis rokok kretek yang tidak hanya menggunakan mesin melainkan pelintingan secara manual maka dibutuhkan jumlah tenaga kerja yang besar.

Pada tahun 2017 perusahaan ini memiliki karyawan pelinting sebanyak 15.037 orang dan 39.200 orang di 38 mitra yang bekerja sama dengan perusahaan. Banyaknya jumlah volume rokok kretek yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja harus diimbangi dengan manajemen dan pengaturan yang tepat oleh perusahaan. Untuk mengatur atau memanajemen penggunaan sumber daya manusia agar realistis, maka perusahaan harus mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja. Hal tersebut sangat diperlukan untuk memantau dan memanfaatkan apa yang akan terjadi pada sebuah produksi akibat penggunaan dan pemanfaatan tenaga kerja. Kurang diperhatikannya produktivitas tenaga kerja pada suatu produksi dapat menghambat pekerjaan produksi itu sendiri.

B. LANDASAN TEORI A. Tenaga Kerja

Menurut Sumarsono (2003:7) “Tenaga kerja mencakup penduduk (berusia 14 – 60 th) yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga”. Pada umumnya, tenaga kerja sering diartikan sebagai penduduk yang telah bekerja. Namun, jika ditinjau dari pengertian di atas tenaga kerja tidak hanya penduduk yang sedang bekerja. Melainkan termasuk penduduk-penduduk lain yang secara fisik dan sewaktu-waktu dianggap mampu untuk bekerja seperti halnya pencari kerja, penduduk yang bersekolah dan yang mengurus rumah tangga. Sehingga ketiga golongan tersebut dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja.

B. Produktivitas

Produktivitas sangat berperan dalam pembangunan social dan ekonomi di Indonesia.

Produktivitas sering dianggap sebagai kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Menurut Simanjuntak (dalam Sumarsono, 2003:62) produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dapat dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan per satuan waktu dimana peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan sasaran yang strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya. Sedangkan menurut definisi kerja. Hal ini sesuai dengan pengertian produktivitas menurut Terry (dalam Sumarsono, 2003:62) produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara apa yang dihasilkan dengan apa yang dimasukkan.

Menurut Sinungan (2009:20) “Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya”.

Sedangkan menurut Greenberg (dalam Sinungan, 2009:12) “produktivitas merupakan

(5)

perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut”. Jika ditinjau dari pengertian-pengertian di atas, maka produktivitas dapat diartikan sebagai parameter sumber daya atau masukan yang dipergunakan seefisien mungkin dengan hasil yang dikeluarkan atau output yang diinginkan. Atau dapat dikatakan produktivitas sebagai parameter tentang apa yang diperoleh dari apa yang diberikan.

C. Upah

Upah atau gaji merupakan tujuan utama seseorang melakukan pekerjaan. Dengan adanya upah ini maka seorang pekerja dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Besaran upah atau gaji biasanya diberikan sesuai dengan tingkat pekerjaan yang dilakukan. Menurut Beach (dalam Moekijat, 1992:4) “upah biasanya digunakan untuk pegawai yang pembayarannya dihitung menurut lamanya jam bekerja”. Pendapat ini serupa dengan pendapat Yoder (dalam Moekijat, 1992:4) yang menyatakan bahwa “upah merupakan metode pembayaran untuk karyawan jam-jaman atau karyawan yang dibayar menurut hasil”. Sedangkan menurut Sikula (dalam Moekijat, 1992:4) “upah adalah sesuatu yang diberikan sebagai imbalan jasa atau balas jasa, akan tetapi, lebih khusus, upah adalah uang yang dibayarkan untuk penggunaan sesuatu. Pengertian upah biasanya dihubungkan dengan proses pembayaran kepada karyawan jam-jaman”.

D. Industri

Menurut pasal 1 nomor 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang dimaksud industri adalah “seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri”. Sedangkan menurut Hasibuan (dalam Teguh, 2010:4) “industri merupakan kumpulan perusahaan- perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari sisi pembentukan pendapatan secara makro industri diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah”. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud industry adalah sekumpulan perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan ekonomi dengan mengolah bahan mentah menjadi barang-barang yang mempunyai nilai manfaat bagi kehidupan.

C. METODE PENULISAN

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan analisis regresi data cross section. Penelitian ini berupaya menganalisis beberapa variabel yang berpengaruh pada produktivitas tenaga kerja buruh wanita bagian linting rokok di PT. HM Sampoerna Tbk. Malang. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh buruh wanita bagian linting rokok di PT. HM Sampoerna Tbk.

Malang dengan sampel sebanyak 50 orang buruh.

A. Definisi Operasional

Nama Variabel Nama Dalam Persamaan Satuan

Usia X1 Tahun

Masa Kerja X2 Tahun

Tingkat Pendidikan X3 Tahun

Upah X4 Ribu Rupiah

Produktivitas Tenaga Kerja Y Batang

(6)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Regresi

Sumber: Eviews 9 diolah, 2019.

B. Hasil Penelitian

1. Koefisien Detirminasi (R2)

Nilai R-squared dari hasil regresi data cross section pada penelitian ini adalah sebesar 0.830352 artinya bahwa variasi faktor produktivitas tenaga kerja mampu menjelaskan jumlah produktivitas tenaga kerja sebesar 83,03% sisanya sebesar 16,97% dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dibahas pada penelitian ini.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel teriakt secara bersama-sama. Berdasarkan hasil regresi data cross section bahwa nilai probability F-statistik adalah sebesar 0.000000, nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa keempat variabel bebas yaitu usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan tingkat upah secara serentak atau bersama- sama mempengaruhi produktivitas tenaga kerja buruh wanita bagian linting rokok di PT. HM Sampoerna Tbk Malang.

3. Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Nilai t-statistik yang menunjukkan nilai lebih kecil dari 5% dapat dinyatakan memiliki pengaruh secara individual terhadap variabel terikat. Berdasarakan regresi data cross section dapat dilihat nilai t-statistic dari masing-masing variabel bebas yaitu :

a. Variabel usia mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.0000, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel usia berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja.

b. Variabel masa kerja mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.0023, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel masa kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1558.345 202.7747 7.685104 0.0000 U (X1) -17.10524 3.273842 -5.224820 0.0000 MK (X2) 13.74215 4.251397 3.232385 0.0023 TP (X3) 16.31712 6.891878 2.367587 0.0223 TU (X4) 1.478048 0.298935 4.944377 0.0000

0.830352 0.000000 Dependent Variable: PRODUKTIVITAS Method: Least Squares

Sample: 1 50

Included observations: 50

R-squared Prob(F-statistic)

(7)

c. Variabel tingkat pendidikan mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.0223, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan total berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja.

d. Variabel tingkat upah mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.0319, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi α (5%) sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel lama usaha berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Hasil persamaan regresi linear berganda menunjukkan hasil bahwa variabel usia (X1) bernilai negatif terhadap produktivitas tenaga kerja, artinya peningkatan usia berdampak pada penurunan produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Sedangkan variabel lainnya yaitu masa kerja (X2), tingkat pendidikan (X3), tingkat upah (X4) bernilai positif terhadap produktivitas tenaga kerja, artinya semakin tinggi masa kerja, tingkat pendidikan, dan tingkat upah maka akan berdampak pula pada meningkatnya produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang.

1. Pengaruh Usia (X1) Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel usia dalam penelitian ini menyatakan bahwa usia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Menurut hasil olah data regresi untuk variabel usia (X1) memiliki nilai kefisien sebesar -17,10524 maka dapat disimpulkan apabila terjadi kenaikan 1 tahun usia tenaga kerja maka akan mengakibatkan penurunan jumlah produktivitas sebesar 17 batang rokok per harinya untuk satu orang buruh wanita bagian linting rokok.

Hal ini sejalan dengan pendapat Wirosuhardjo (1996:302) yang menyatakan bahwa tingkat usia dari tenaga kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang karena pada saat tingkat umur masih produktif maka akan berpengaruh terhadap kemampuan fisik dari tenaga kerja tersebut.

2. Pengaruh Masa Kerja (X2) Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel masa kerja dalam penelitian ini menyatakan bahwa masa kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Menurut hasil olah data regresi untuk variabel masa kerja (X2) memiliki nilai kefisien sebesar 13,74215 maka dapat disimpulkan apabila terjadi kenaikan 1 tahun masa kerja tenaga kerja maka akan mengakibatkan peningkatan jumlah produktivitas tenaga kerja sebesar 14 batang rokok per harinya untuk satu orang buruh wanita bagian linting rokok.

Hal ini sejalan dengan teori produktivitas menurut Simanjuntak (1998:74), lama bekerja merupakan jumlah waktu yang dicurahkan dalam pekerjaan sehari-hari. Lama bekerja dapat meningkatkan keterampilan baik secara horizontal maupun vertikal. Untuk meningkatkan secara horizontal berarti memperluas aspek-aspek atau jenis pekerjaan yang diketahui. Peningkatan yang dilakukan secara vertikal berarti memperdalam mengenai suatu bidang tertentu. Bila latihan seperti itu dilakukan dengan penggunaannya dalam pekerjaan sehari-hari maka dapat dijelaskan bahwa tingkat produktivitas seseorang juga berbanding lurus dengan jumlah dan lamanya bekerja yang diperoleh.

(8)

3. Pengaruh Tingkat Pendidikan (X3) Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel tingkat pendidikan dalam penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Menurut hasil olah data regresi untuk variabel tingkat pendidikan (X3) memiliki nilai koefisien sebesar 16,31712 maka dapat disimpulkan apabila terjadi kenaikan 1 tahun tingkat pendidikan tenaga kerja maka akan mengakibatkan peningkatan jumlah produktivitas tenaga kerja sebesar 16 batang rokok per harinya untuk satu orang buruh wanita bagian linting rokok.

Hal ini sesuai dengan teori pendidikan menurut Simanjuntak (2002) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat produktivitas atau kinerja tenaga kerja tersebut. Selain itu, menurut Kurniawan (2010) tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas akan mendorong tenaga kerja yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif.

4. Pengaruh Tingkat Upah (X4) Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel tingkat upah dalam penelitian ini menyatakan bahwa tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Menurut hasil olah data regresi untuk variabel tingkat upah (X4) memiliki nilai koefisien sebesar 1.478048, maka dapat disimpulkan apabila terjadi kenaikan 1000 rupiah tingkat upah tenaga kerja maka akan mengakibatkan peningkatan jumlah produktivitas tenaga kerja sebesar 1 batang rokok per harinya untuk satu orang buruh wanita bagian linting rokok.

Hal ini sesuai dengan teori upah menurut Setiadi (2009) yang menyatakan bahwa besar kecilnya upah yang diberikan perusahaan kepada para pekerjanya akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan. Jika ditinjau dari teori tersebut maka dapat diartikan bahwa hubungan antara tingkat upah dan produktivitas tenaga kerja lebih bersifat timbal balik karena semakin tinggi tingkat upah yang diberikan maka semakin tinggi pula tingkat produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan.

5. Variabel Yang Paling Dominan Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel yang paling dominan adalah variabel yang paling mempengaruhi dalam suatu model. Penentuan variabel dominan dilihat dari nilai koefisien dimana apabila nilai koefisien semakin menjauhi 1 maka semakin besar pengaruhnya terhadap variabel dependen yaitu produktivitas tenaga kerja. Dalam penelitian ini, variabel yang paling dominan adalah variabel usia dengan nilai koefisien sebesar -17,10524.

Dapat diartikan bahwa apabila terjadi kenaikan 1 tahun usia tenaga kerja maka akan mengakibatkan penurunan jumlah produktivitas sebesar 17 batang rokok per harinya untuk satu orang buruh wanita bagian linting rokok. Sebagai contoh apabila suatu perusahaan memiliki 1000 orang buruh linting rokok, maka per harinya perusahaan mengalami kerugian sebesar 17.000 batang rokok.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel usia dalam penelitian merupakan variabel yang paling dominan dimana variabel usia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Usia

(9)

memiliki pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja dikarenakan semakin tinggi tingkat usia maka akan mengakibatkan semakin terbatasnya aktifitas yang dapat dilakukan karena adanya penurunan kemampuan fisik tenaga kerja tersebut sehingga akan berdampak pada semakin rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja.

2. Variabel masa kerja dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Semakin tinggi tingkat masa kerja seorang pekerja maka akan berdampak pada semakin tinggi pula tingkat produktivitas tenaga kerja hal ini dikarenakan tenaga kerja tersebut lebih memiliki pengalaman yang lebih banyak terkait pekerjaannya yang mana juga akan berdampak pada meningkatnya keterampilan tenaga kerja dalam pekerjaannya khususnya dalam hal ini adalah tata cara dalam membuat linting rokok dan juga segala permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaannya.

3. Variabel tingkat pendidikan dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga memiliki pengetahuan yang lebih sehingga berdampak pada peningkatan kinerjanya atau peningkatan produktivitas.

4. Variabel tingkat upah dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Semakin tinggi tingkat upah akan meningkatkan motivasi tenaga kerja sehingga berdampak pada meningkatnya produktivitas tenaga kerja.

F. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang telah diteliti, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat baik bagi PT.HM Sampoerna Tbk Malang maupun bagi pihak-pihak lainnya. Adapun saran- saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini usia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada buruh wanita bagian linting rokok di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Artinya, semakin tinggi usia karyawan maka semakin rendah produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya semakin rendah usia karyawan maka semakin tinggi produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan. Melinting rokok merupakan pekerjaan yang tidak memerlukan tenaga yang besar tetapi memerlukan keterampilan dan kecepatan. Karyawan yang berusia produktif akan memiliki keterampilan dan kecepatan yang lebih tinggi daripada karyawan yang berusia tidak produktif. Dalam penelitian ini, usia merupakan variabel yang paling dominan namun perusahaan dirasa kurang memperhatikan variabel ini. Hal ini didasari karena perusahaan sudah lama tidak membuka perekrutan karyawan baru sehingga sebagian besar karyawan telah melebihi usia produktif. Oleh karenanya, untuk mencapai target perusahaan diharapkan perusahaan mampu membuka perekrutan karyawan baru khususnya di bagian linting rokok dengan mempertimbangkan usia produktif.

2. Dari segi pendidikan, seperti halnya yang dinyatakan dalam kesimpulan di atas bahwa pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Oleh karenanya perusahaan diharapkan mempertimbangkan faktor tersebut dalam hal perekrutan karyawan baru guna tercapainya target perusahaan.

(10)

3. Dalam hal pemberian upah terhadap karyawan PT.HM Sampoerna Tbk Malang khususnya pada buruh wanita bagian linting rokok dirasa sudah cukup baik. Selain itu, upah yang diterima karyawan tidak hanya upah yang berlaku selama mereka bekerja saja tetapi mereka juga mendapatkan tunjangan yang diberikan setelah pensiun dari PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti di lapangan, seluruh responden menyatakan senang bahkan senang sekali telah bekerja di PT.HM Sampoerna Tbk Malang. Hal ini mengindikasikan bahwa PT.HM Sampoerna Tbk Malang telah berhasil menciptakan kesejahteraan bagi karyawannya. Maka dari itu, perusahaan diharapkan mempunyai konsistensi yang kuat dalam sistem pemberian upah di PT.HM Sampoerna Tbk Malang.

4. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel upah dapat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Namun, terdapat juga hubungan timbal balik antara upah dengan produktivitas yang mana produktivitas juga dapat mempengaruhi tingkat upah, karena besar kecilnya tingkat upah dapat dipengaruhi oleh hasil produktivitas tenaga kerja. diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk dapat mempertimbangkan hal tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Moekijat. 1992. Administrasi Gaji dan Upah. Bandung : CV. Mandar Maju.

Kurniawan, Gusti. 2010. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Pada PT. Kalimantan Steel (PT. Kalisio). Pontianak: Jurnal Manajemen Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Setiadi. 2009. Pengaruh Upah dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Semarang Makmur. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Simanjuntak, PJ. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Simanjuntak, PJ. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Simanjuntak, PJ. 2002. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sinungan, Muchdarsyah. 2009. Produktivitas : Apa dan Bagaimana Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Teguh, Muhammad. 2010. Ekonomi Industri. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Wirosuhardjo, Kartomo. 1996. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi UI.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil regresi menyatakan bahwa hasil dari nilai signifikansi variabel secara keseluruhan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti variabel tingkat religiusitas,