MEMULIAKAN SYI’AR-SYI’AR ALLAH DALAM IBADAH HAJI
(Kajian Tafsir Tematik Ayat Syi’ar - Syi’ar Allah Dalam Ibadah Haji Menurut Tafsir Al-Munir dan Al Mishbah)
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Agama Islam
Oleh : Ii Rahmawati NIM:215410616
Pembimbing
Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA DR. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA
KONSENTRASI ULULUMUL QUR’AN DAN ULUMUL HADIS PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
Lembar Pc:取 Ω塁塁han Tcsis
Tesis dcngal■ judul
MEMULIAKAN SYI'AR― SYl'AR ALLAH DALAM
IBADAH HAJI(KAJIAN TAFSIR TEMATIK AYAT SYI'AR― SYl'AR ALLAH DALAM IBADAH HAJI MENURUT TAFSIR AL― MI」Q卜(IR DAN AL¨ゝだISBAH)う' olch li klhmawtti dengan NIM:215410616 Tclah dittiktt di siding Mar′ αgαックカ
Program Pascasttalla lnstitllt IImu Al― Qur'an(1lQ)JttCarta pada tanggal 18 Fcbruari 2019.′「 csis tcrscbut tclah ditcrilna scbagai salah satu syarat lllcmperolch gclar ⅣIagister Agallla(ⅣIoAg)dalam bidang IImu Al― Qur'an dan Taおir.
騨 檬
Progralll Pascasattana
117ヤヽ11△1̲̀ηぃr'9m rIIn、
F `くし'■
■■ ヽ■■ヽ(ノ
4
「 1・1枷 ,lVIA
Sidang Munaqasyah: a
祖 d g m an T T
Tanggal:
DR.H.Muhammad Attzan Fit五 ana,MA
だ
/%
Ketua Sidang
DR. H. Ahmad Syukron
MA (
Sekretaris
智
H.M.Zivad Ulllaq,S03S● Hi3 MAっ Ph.D
句 仇 2ク
.Penguji I
Hi.Adc Naclul Huda,M.A̲Ph.D
PcnguJl II
糎 与
Prol DR.H.Harndani Anw額
,MA
Pcmbilnbing I
キ よ わ れ
DR.I―I,ⅣI血狙madメ屹izan Fitrialla,MA
か
Pembimbing
II
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Sang Pemilik dan Penggenggam setiap detik kehidupan seluruh umat manusia, atas limpahan hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Semoga Shalawat dan salam senantiasa tercurahlimpahkan kepada Nabi Junjungan Alam, Rasulullah, Muhammad SAW.
Dalam penyelesaian tesis ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik perorangan maupun lembaga, yang langsung maupun tidak langsung, mulai dari perencanaan, penelitian, penyusunan, sampai penyelesaian. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. DR. Khuzaemah Y. Tango, MA selaku Rektor Institut Ilmu Al- Qur‟ an (IIQ) Jakarta.
2. DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA selaku Direktur Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟ an (IIQ) Jakarta.
3. Prof. DR. KH. Hamdani Anwar, MA selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
4. DR. H. M. Azizan Fitriana, MA selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan positif bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
5. Para Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟ an (IIQ) Jakarta, yang telah dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis sehingga dapat menambah khazanah keilmuan.
6. Staf Tata Usaha Institut Ilmu Al-Qur’an yang telah membantu memfasilitasi penulis dalam perkuliahan di Institu Ilmu Al-Qur‟ an (IIQ) Jakarta.
7. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Al-Qur‟ an dan Tafsir (IAT) IIQ Jakarta angkatan 2015 atas kebersamaannya dalam menuntut ilmu dan pengalaman yang takkan tergantikan, serta ukhuwah islamiyah yang sangat bermakna.
8. Suami tercinta “Haji Wardi” serta anak-anak yang hebat (Ghiffar Ramadhan, Faiza Najma Wardi) yang bersabar dalam perjalanan panjang mamah berproses menuntut ilmu.
9. Ummi Tercinta, H. Titin Maisyaroh dan Alm Ayahanda H. Rusydi yang selalu mengobarkan semangat meraih impian, adik-adik yang super, Izzi Hamdi Rusydi, juga adinda Ana Rizkia.
10. Seluruh teman dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Terima kasih tak terhingga penulis kepada beliau-beliau yang tersebut di atas. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan anugrah-Nya yang berlimpah bagi mereka. Sangat disadari dalam tesis ini terdapat banyak kekurangan oleh karena itu semua saran dan kritik penulis terima dengan lapang dada demi kesempurnaan penulisan tesis ini. Akhirnya harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 21 Januari 2019 Hormat saya,
Ii Rahmawati
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis dan disertasi di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
أ
: aط
: thة
: bظ
: zhث
: tع
:‟ث
: tsغ
: ghج
: jف
: fح
: hق
: qخ
: khك
: kد
: dل
: lذ
: dzو
: mز
: rن
: nش
: zو
: wس
: sي
: hش
: syء
: 'ص
: shي
: yض
: dh2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah: a آ : â ْي …: ai
Kasrah: i ي : î ْو …: au Dhammah: u و : û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lâm (لا ) qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lâm (لا ) qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
: al-Baqarah تىيدمنا : al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti alif lâm (لا ) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lâm (لا ) syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
مجسنا : ar-Rajul ةديسنا : as-Sayyidah نا
سمش : asy-Syams ىمزادنا : ad-Dârimî c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
آ
لله بب هم : Âmanâ billâhi :ءبهفسنا هما Âmana as-Sufahâ‟u هيرنا نإ: Inna al-ladzîna ِعكسناَو : Wa ar-Rukkai
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ْ)ة apabila berdiri sendiri, waqf atau diikuti oleh kata sifat (na‟ at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf
“h”. Contoh:
لأ َا
ْةَدِئف : al-Af‟idah ْجَيِمَلاس لاْا جَعِمبَجوا : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah
Sedangkan Ta Marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di- washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf
“t”. Contoh:
تبصبىنا تهمبع: „Âmilalatun Nâshibah ىسبكناتأَيْنا : al-Âyat al-Kubrâ e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialihaksarakan, maka berlaku ketentuan ejaan yang telah disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) dan cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallân al- Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Permasalahan ... 6
1. Identifikasi Masalah ... 6
2. Pembatasan Masalah ... 6
3. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7
1. Tujuan Penelitian ... 7
2. Manfaat Penelitian ... 8
D. Tinjauan Pustaka ... 8
E. Metodologi Penelitian ... 11
1. Sumber Data... 12
2. Pengumpulan Data ... 13
3. Metode Analisis Data ... 13
4. Validitas Data... 15
F. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II DISKURSUS SYI’AR-SYIAR YANG DIMULIAKAN DALAM IBADAH HAJI A. Definisi Syiar ... 19
B. Definisi Ibadah Haji ... 21
C. Syarat, Rukun Dan Wajib ... 22
a. Syarat Haji ... 22
b. Rukun Haji ... 29
c. Wajib Haji ... 30
D. Syi’ar-Syi’ar Yang Dimuliakan Dalam Ibadah Haji... 31`
1. Bulan –Bulan Haram ... 31
2. Masjidil Haram ... 33
3. Ka’bah ... 40
4. Maqam Ibrahim ... 60
5. Bukit Shafa Dan Marwa ... 67
6. Arafah ... 70
7. Muzdalifah ... 72
8. Mina ... 74
9. Al-Hadyu ... 77
BAB III PROFIL TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AZ-ZUAHILI DAN PROFIL TAFSIR AL-MISHBAH KARYA M.QURAISH SHIHAB A. Profil Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili ... 89
1. Profil Tafsir Al Munir Dan Metodologinya ... 89
2. Profil Wahbah Az-Zuhaili... 101
B. Profil Tafsir Al Mishbah Karya M.Quraish Shihab ... 104
1. Profil Tafsir Al Mishbah Dan Metodologinya.... 104
2. Profil Muhammad Quraisy Shihab ... 109
BAB IV PEMBAHASAN SYI’AR-SYI’AR ALLAH DALAM IBADAH HAJI MENURUT TAFSIR AL-MISBAH DAN TAFSIR AL-MUNIR A. Bulan –Bulan Haram ... 116
B. Masjidil Haram ... 130
C. Ka’bah ... 139
D. Maqam Ibrahim ... 144
E. Bukit Shafa Dan Marwa ... 148
F. Arafah ... 156
G. Muzdalifah ... 160
H. Mina ... 164
I. Al-Hadyu ... 169
J. Analisa Persamaan Dan Perbedaan Tafsir Al-Misbah Dan Tafsir Al-Munir Terkait Syiar-Syiar Haji .. ... 175
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 198
B. Saran ... 199
ABSTRAK
Ii Rahmawati: Memuliakan Syi’ar-Syi’ar Allah Dalam Ibadah Haji (Kajian Tematik Ayat Syi’ar-Syi’ar Allah Dalam Ibadah Haji Menurut Tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah
Penelitian ini bertolak dari permasalahan tentang simbol-simbol dalam pelaksanaan ibadah haji yang dimuliakan, baik berupa tempat, waktu, perintah dan larangan yang harus dihormati dan dimuliakan.
Ibadah Haji yang setiap tahun dilaksanakan adalah sebuah ibadah kolosal yang sangat agung syi’arnya. Realisasi ibadah haji ini hanya sah dilakukan di kota suci Mekkah pada tempat-tempat dan waktu yang ditentukan oleh Allah swt. Mekkah sebagai pusat Syi’ar-syi’ar haji pada masa terdahulu hingga kini memiliki arti penting dalam proses ibadah haji.
Banyak peninggalan bersejarah yang monumental dan memiliki nilai arti yang luhur. Peninggalan semacam ini harus dijaga sebagai tanda peringatan agar manusia dapat mengambil pelajaran. Memagari Mekkah sebagai sebuah kota spiritual, adalah sebuah keharusan. Untuk itu simbol- simbol ibadah di sekitar Mekkah harus dijaga, sehingga heritage petunjuk- petunjuk agama Islam tetap hidup dan abadi.
Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan syi’ar-syi’ar Allah yang dimuliakan dalam ibadah haji. Juga untuk mengetahui bentuk-bentuk syi’ar Allah yang dimuliakan dalam ibadah haji menurut tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah dengan Analisis Tafsir Tematik
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan metode penelitian Kepustakaan Library Research. Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah penelitian terhadap buku-buku, bahan- bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Penelitian ini digunakan karena permasalahannya berkaitan dengan masalah teoritik, dan agar memperoleh literatur-literatur yang ada kaitannya dengan sumber kajian pembahasan, yang dapat menunjukan fakta yang berhubungan secara logis, supaya menghasilkan kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan analiasa induksi, deduksi dan konvergensi.
Dari data yang diperoleh dan dianalisis, Dapat diketahui bahwa syiar-syiar Allah Allah dalam ibadah haji tetap terjaga dan lestari, Syi’ar- syi’ar Allah Allah dalam ibadah haji adalah: Bulan-Bulan Haram, Masjidil Haram, Ka’bah, Maqam Ibrahin, Arafah, Muzdalifah, Mina dam Al Hadyu. Menurut Az-Zuhaili dan M.Quraish Shihab tentang Ayat syiar- yiar yang di sebutkan di atas banyak kesamaan dalam penafsirannya.
Kecuali pada teknis penafsiran saja yang berbeda.
ABSTRACT
Ii Rahmawati: Glorifying Syi’ar of Allah in Hajj (Thematic Study of the Verses of the Syi’ar of Allah in Hajj Pilgrimaage According to the Tafseer of Al-Munir and Al-Mishbah
This research starts from the problem of the symbols in the implementation of the glorified Hajj, both in the form of place, time, orders and prohibitions that must be respected and glorified. The Hajj pilgrimage which is carried out every year is colossal worship, which is very big in Syi’ar. The realization of this pilgrimage is only valid in the holy city of Mecca in places and times determined by Allah Almighty.Mecca as the center of Syi'arof Hajj in the past until now has essential meaning in the Hajj process. Many historical relics are monumental and have a noble meaning. Such inheritance must be maintained as a warning sign so that humans can take lessons. Guarding Mecca as a holy city is a must. For this reason, the symbols of worship around Mecca must be preserved, so that the heritage of Islamic religious instructions is alive and eternal.
Specifically, the purpose of this study is to explain the Syi'ar of Allah who was glorified in the Hajj. Also to find out the forms of Syi'arof Allah that were praised in the Hajj according to the Tafseer of Al-Munir and Al-Mishbah with Thematic Interpretation Analysis
The method used in this study is library research. Literature study refers to research on books, reading materials related to research problems. This research method is used because the problem is related to theoretical issues, and so that the literature is associated with the source of the study, which can show facts that are logically related, to produce qualitative conclusions based on analysis of induction, deduction, and convergence.
From the data obtained and analyzed, it can be seen that the Syi'ar of Allah in the pilgrimage is maintained and sustained, Syi'ar of Allah in the Hajj is: Performed in Haram Months, in Masjidil Haram, Kaaba, Maqam Ibrahim, Arafat, Muzdalifah, Mina and Al Hadyu. According to Az-Zuhaili and M.Quraish Shihab about Syi'ar verse mentioned above there are many similarities in their interpretation, except for different technical interpretations.
ثحبلا صخلم
رئاعش مظعي جحلا يف للها
{ ريسفتو رينملا ريسفت بسح جحلا يف ىلاعت للها تايلآ ةيعوضوم ةسارد
حابصملا }
ضشع ٌٝإ سحثٌا از٘ فذٙ٠ شِ
ذ١عٌّا طحٌا ز١فٕذ ٟف صِٛشٌا حٍى ،
ياىشأ ِٓ اِإ ةع٠ ٟرٌا خاسٛظحٌّاٚ شِاٚلأاٚ خالٚلأاٚ ٓواِلأا
ك١محذٚ .اًّذظ حٍئا٘ جداثع ٛ٘ َاع ًو زّفٕ٠ ٞزٌا طحٌا .ا٘ذ١عّذٚ اِٙاشرحا حِشىٌّا حىِ ٟف طحٌا از٘
ٚ للها ا٘دذح٠ ٟرٌا حِٕصلأاٚ ٓواِلأا ٗٔاحثس
ٌٝاعذٚ
.
ْإ ضوشّو حىِ
للها ءاّسأ طحٌا ٟف
، ٝرح حمتاس جشرف نإ٘ دٔاو
ْ٢ا
ٚ حّخضٌا ح١خ٠سارٌا ساش٢ا ِٓ ذ٠ذعٌا .طحٌا ح١ٍّع ٟف َا٘ ٕٝعِ اٌٙ
خارٚ
حٍ١ثٔ ٍْاعِ
ٓىّر٠ ٝرح ش٠زحذ حِلاعو ساش٢ا ٖز٘ ٍٝع ظافحٌا ةع٠
.طٚسذٌا زخأ ِٓ ششثٌا
ٚ حساشح
،ِٕٗ ذت لا شِأ ح١حٚس حٕ٠ذّو حىِ
هٌزٌ
ٌا ةع٠ حىِ يٛح جداثعٌا صِٛس ٍٝع ظافح
١ٍعرٌ زاشرٌا حٌدأ ٝمثذ س١حت خاّ
.ح١ٌصأٚ ح١ح َلاسلإا ٞشسفرٌا ٍٟ١ٍحرٌا طٌّٕٙا ٛ٘ سحثٌا از٘ ٟف ِٗذخرسأ ٞزٌا طٌّٕٙاٚ
هٌزوٚ ،طحٌا ٟف ٖذ١عّذ ُذ ٞزٌا للها ءاّسأ ٖز٘ ً١ٍحذ ٛ٘ٚ .ٟعٛضٌّٛا ٟعٛضٌّٛا ضشعت َٛلأس س١ح
ٟف ذعّذ ٟرٌا للها ءاّسأ ياىشأ حفشعِ
.غاثصٌّا ش١سفذٚ ش١ٌّٕا ش١سفذ ةسح طحٌا م٠شط اِأ
ٟٙف سحثٌا از٘ حتارو ح
حمٍعرٌّا جءاشمٌا داِٛٚ ةرىٌا ٓع سحثٌات َٛلأس س١ح ح١ثرىٌّا حم٠شطٌا سحثٌا خلاىشّت .عٛضٌّٛات كٍعرذ ٟرٌا ٜشخلأا ةرىٌاٚ ،
ٚ از٘ َذخرس٠
ْلأ سحثٌا ح٠شظٌٕا ًواشٌّات طثذشذ حٍىشٌّا
سذصّت بدلأا طثذش٠ س١حتٚ ،
اسذٌا حس
ّ٠ ٟرٌاٚ ، خار كئامح شٙظذ ْأ ٓى
ح١مطِٕ حٍص ًصٛرٌا ًظأ ِٓ
.بسامرٌاٚ ضارٕرسلااٚ ءاشمرسلاا قشط ٍٝع ح١ٕثِ ح١عٛٔ خاظارٕرسا ٌٝإ
ٚ أا١ثٌا ِٓ
اٍٙ١ٍحذٚ اٙ١ٍع يٛصحٌا ُذ ٟرٌا خ ْأ حظحلاِ ٓىّ٠ ،
للها ءاّسأ اٙ١ٍع حظفاحٌّاٚ طحٌا ٟف
،
ٚ للها ءاّسأ شٙشأ :ٛ٘ طحٌا ٟف
٘اشتإ َامٌّا ،حثعىٌا ،َاشحٌا ذعسٌّا ،َشحٌا حفٌدضِ ،خافشع ،ُ١
إ١ِ ،
ٌٚ ٍٟ١٘ضٌ امفٚ .ٛ٠ذحٌاٚ
ٓع باٙش ش٠شم للها ءاّسأ خا٠آ
جسٛوزٌّا
، نإ٘
ا٘ش١سفذ ٟف ٗتاشرٌا ٗظٚأ ِٓ ذ٠ذعٌا
.حفٍرخٌّا ح١ٕمرٌا خاش١سفرٌا ءإصرسات
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sebagai umat Islam, seringkali kita melihat pelaksanaan suatu ibadah terasa begitu agung dan sakral. Euforia umat Islam begitu antusias mengikuti setiap perayaan ibadah. Kegiatan keagamaan yang dilakukan secara kolosal berjamaah memperlihatkan akan keagungan dan kemuliaan perintah Allah swt, nampak syi’ar-syi’ar Allah swt dijaga dan dilestarikan.
Umat Islam yang melakukan kegiatan agama, mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah secara nyata dapat dilihat dan dirasakan, sehingga pesan- pesan agama dapat lestari. Mereka melihat mendengar dan merasakan sebuah kegiatan ibadah, Sehingga kegiatan tersebut menjadi sebuah syi’ar.
Ibadah Haji yang setiap tahun dilaksanakan adalah sebuah ibadah kolosal yang sangat agung syi’arnya. Seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia hadir di Mekkah untuk melaksanakan prosesi ibadah haji. Realisasi ibadah haji ini hanya sah dilakukan di kota suci Mekkah pada tempat-tempat dan waktu yang ditentukan oleh Allah swt.
Mekkah merupakan pusat kegiatan ibadah haji, dikenal oleh semua orang Islam yang mengerti ajaran agamannya.
Namanya menjulang ke angkasa bukan karena kesuburan tanahnya atau kejayaannya, ia dikenal dan dirindukan serta dikunjungi oleh berjuta manusia setiap tahun, karena Allah yang menentukan demikian. Namanya Allah yang memberikan, ia di sebut Makkah,
2
Bakkah, Ummul Quro, Al Baladul Amin atau lengkapnya Al Makkatul Mukarromah1.
Kota Mekkah akan terus berkembang, namun tanah haram atau tanah suci Mekkah tidak akan ikut berkembang, karena batasnya sudah ditentukan, yaitu 7 km dari arah utara Masjid Al- Haram, 13 km dari arah selatan Masjid Al- Haram, 25 km ke arah barat Masjid al-Haram2. Allah telah mensucikan kota Mekkah sejak diciptakannya bumi sampai hari kiamat. Dikisahkan bahwa Malaikat Jibril memberi tahu batas-batas tanah suci, dan menyuruh Nabi Ibrahim untuk menandai dengan menancapkan batu. Nabi Ibrahim melaksanakannya, sehingga pantaslah jika Nabi Ibrahim disebut sebagai orang pertama yang menandai batas-batas kawasan suci Mekkah3.
Mekkah yang menjadi pusat dalam pelaksanaan ritual haji, kini memasuki era baru kebudayaan arab modern. Mekkah sekarang ini menjadi sebuah kota industri spiritual, riuh rendah dan lagu laga bisnis jasa di sekitar Masjid Al-Haram telah merobohkan heritage (warisan) bangunan spiritual otentik yang diwariskan oleh Ibrahim AS. Keaslian dari lingkungan masa lampau sudah tidak tampak lagi. Simbol-simbol jejak keberadaan nabi Muhammad saw dan para sahabat banyak yang dihancurkan.
Proyek kolosal perluasan Masjid Al-Haram dilakukan agar mampu menampung jutaan umat Islam yang datang dari setiap penjuru dunia. Hotel-hotel megah, lengkap dengan mall-mall yang
1 Zakiah Darajat, Haji Ibadah Yang Unik( Ruhama Jakarta 1995) h; 11
2 Tata Sukayat, Manajemen Haji, Umroh dan Wisata Agama (Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2016) h;39
3 Muhammad ilyas Abdul Ghani, Sejarah Mekah (Al-Rasheed Printer, Mekkah 2004) h;30
3
mewah dan indah berjajar di sekitarnya. Bangunan hotel-hotel berbintang dan mall-mall yang mewah kini menjadi destinasi baru yang membelah suasana kebatinan spiritual orang yang beribadah di sekitarnya. Hilir mudik orang yang memasuki mall mewah sekitar Masjid Al-Haram tak beda jauh dengan orang-orang yang hilir mudik beribadah di di dalamnya.
Dalam konteks ritual ibadah haji banyak sekali tanda-tanda, simbol-simbol ibadah yang harus dihormatidan dimuliakan, karena itu adalah syiar-syiar Allah. Prosesi ibadah haji syarat akan simbol masa lalu, terutama sejarah pragmen kehidupan Nabi Ibrahim dan putranya yaitu Nabi Ismail
. Tempat-tempat yang di bangun dan di diami oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya di Mekkah kini menjadi tempat yang penting dalam syi’ar-syi’ar ibadah haji. Syiar di muliakan, diagungkan sebagai manifestasi bentuk rasa takwa, seperti dikatakan dalam firman-Nya:
ٕ
"Demikianlah (perintah Allah) barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati" (QS Al Hajj 22:32).
Syi’ar selanjutnya dipahami sebagai tanda ibadah, terlebih lagi ibadah haji. Syi’ar bisa menunjuk pada tempat-tempat yang harus di hormati, mencakup Masjid Al-Haram, Ka`bah, Shafa, Marwah, Arafah, dan al-Masy`ar Al-Haram; bisa menunjuk pada waktu, seperti bulan-bulan haram yaitu Dzulqa`dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab; dan dapat pula menunjuk pada amalan-
4
amalan lainya seperti Al Hadyu dan al qolaaid4. Amalan-amalan ini hanya dilakukan di kota Mekkah dan pada bulan-bulan yang ditentukan.
Syi’ar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah terdiri dari 2 kata; Syi dan Ar, berarti kemuliaan; kebesaran:
suara adzan pada tiap waktu sembahyang menandakan syiar Islam5. Suara adzan memberitahukan bahwa waktu sholat sudah tiba. Maka, syi’ar bisa diartikan juga menyampaikan kabar berita kepada orang-orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
Syi’ar (راعش seakar kata dengan syu’ur (روعش) yang berati ( rasa. Kata syi’ar dalam Al-Qur’an disebutkan dalam bentuk jamak Sya’â ir (رئاعش) dari kata sya’î rah (ةريعش) yang berarti tanda6. Syi’ar adalah tanda-tanda agama dan ibadah yang ditetapkan Allah swt. Tanda-tanda itu dinamai syi’ar karena seharusnya ia menghasilkan rasa hormat dan agung kepada Allah swt7.
Mekkah sebagai pusat syiar-syiar haji pada masa terdahulu hingga kini memilki arti penting dalam proses ibadah haji.
Terdapat banyak peninggalan bersejarah yang monumental dan mengandung nilai arti yang tinggi. Peninggalan semacam ini harus dijaga dan dipelihara sebagai tanda dan peringatan agar manusia dapat mengambil pelajaran. Firman Allah dalam Al- Qur'an surat Al-Dzariyat 51:55: "Dan tetaplah memberi peringatan, karena
4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Volume 3 (Lentera Hati, Tangerang, 2016) h.14
5 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Balai Pustaka, 1996 h.
6 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Volume 3 (Lentera Hati, Tangerang, 2016) h.13
7 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 1, (Lentera Hati, Tangerang.
2016) h:440
5
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman". Tanda-tanda kepatuhan umat terdahulu menjadi syi’ar- syi’ar Allah yang harus dihormati dan diagungkan.
Mekkah yang menjadi bumi pilihan adalah sebuah tempat identitas agama Islam, karena sesuatu yang ada di Mekkah melekat dengan simbol-simbol ritualisme Islam. Maka memagari Mekkah sebagai sebuah kota spiritual, adalah sebuah keharusan. Untuk itu simbol-simbol ibadah di sekitar Mekkah harus dijaga, sehingga heritage petunjuk-petunjuk agama Islam tetap hidup dan abadi.
Berdasarkan pemaparan ini maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Memulyakan Syiar-Syiar Allah dalam Ibadah Haji (Kajian Tematik ayat-ayat tentang syiar-syir Ibadah Haji Dalam Tafsir Al Munir dan Al-Mishbah). Wahbah Az-Zuhaili adalah ulama Damaskus Suriah, yang sangat masyhur keilmuannya.
Seorang tokoh mufassir beraliran sunnni yang hidup pada abad 20 yang dikenal dengan penafsiran kontemporer. Sedangkan Quraish Shihab adalah Ulama Indonesia, seorang tokoh Mufassir kontemporer yang dikenal sebagai ulama sunnni yang sangat cemerlang dengan karya tafsirnya Al-Mishbah. Karena inilah, maka penulis tertarik untuk meneliti Syi’ar-Syiar Allah dalam Ibadah Haji menurut kedua Mufassir tersebut.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang akan diteliti:
a. Syi’ar-syi’ar Allah, berupa perintah-perintah dan larangan- larangan Allah swt dalam ibadah haji
6
b. Syi’ar-syiar Allah berupa tempat dan waktu dalam realisasi ibadah haji
c. Ayat-ayat al-qur’an Tentang syiar-syiar Allah dalam ibadah haji
d. Kriteria memulyakan syiar-syiar Allah dalam ibadah haji e. Pendapat Mufassir tentang syiar-syiar Allah dalam ibadah
haji
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi permasalahan yang dilakukan, ternyata ditemukan banyak persoalan yang dapat dibahas.
Untuk efiensi penelitian ini, maka permasalahan dibatasi pada:
a. syi’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji menurut tafsir Al- Munir dan Al-Mishbah
b. Metode penafsiran ayat syi’ar-syi’ar ibadah haji menurut tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah penafsiran ayat syi’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji menurut tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah?
b. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan penafsiran ayat syi’ar-syi’ar Allah menurut tafsir Al-Munir dan Al- Mishbah
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dipaparkan untuk:
a. Mengetahui bentuk-bentuk syi’ar Allah yang dimuliakan dalam rangkaian ibadah haji
b. Menganalisa bentuk-bentuk syi’ar Allah dalam rangkaian ibadah haji menurut Tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan yang diharapkan bisa dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai sebuah kontribusi ilmiah bagi kegiatan pengembangan khazanah keilmuan dalam bidang studi keislaman
b. Memberikan referensi, informasi bagi pembaca dan umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji atau umroh mengenai syi’ar-syi’ar Allah di kota suci Mekkah c. Secara teknis akademis, penelitian ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Pasca Sarjana Starata Dua (S2) pada Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta
8
D. Tinjauan Pustaka
Pembahasan tentang ibadah haji nampaknya bukan suatu yang asing ditelinga. Ibadah haji ditinjau dari berbagai aspek menjadi suatu bahasan yang menarik bagi setiap peneliti yang akan membahas masalah diseputarnya. Dari literatur Tesis dan Disertasi dan kepustakaan yang sudah membahas tentang haji diantaranya adalah:
1. Kemungkinan Berhaji Di Luar Bulan Dzulhijjah. Tesis Karya Abdul Hamid, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.
Dalam Penelitian ini diawali dengan permasalahan tentang sempitnya rangkaian waktu pengerjaan haji yaitu di mulai tanggal 9 samapai 13 Dzul Hijjah. Menitik beratkan dari permasalahan tersebut maka terdapat pertanyaan antara lain:
bolehkan berhaji diluar bulan Dzul Hijjah, Bolehkan Berhaji diluar tanggal-tanggal tersebut di atas. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut adalah; bahwa berdasarkan alquran dan hadits Nabi yang ditelaah, maka disimpulkan bahwa Ibadah Haji harus di kerjakan pada bulan Dzul Hijjah dan pada tanggal yang telah di tetapkan. Maka berhaji diluar itu tidak sah.
Pada penelitian ini belum membahas tentang tanda, petunjuk atau simbol-simbol yang menjadi syiar-syiar haji lainnya.
Maka berdasarkan penelitian tersebut di atas, penulis akan
9
mengembangkan pembahasan pada Syiar-syiar Allah dalam Ibadah Haji. 8
2. Miqat Bagi Jamaah Haji Indonesia (Sebuah Analisis Normatif dan Historis) Karya Saifuddin M Sayuti. Pada Penelitiannya, menitik beratkan pada permasalahan jama’ah Haji Indonesia yang memulai ihram haji dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah sesuai Fatwa MUI tanggal 29 Maret 1980.
Fatwa tersebut tidak sepenuhnya dapat meyakinkan umat Islam yang akan memulai ihram di Jeddah, yaitu Bandara King abdul Aziz, karena masih banyak ulama yang berlatar belakang organisasi yang berbeda, mereka menolak fatwa tersebut. Karena itu pada tanggal 19 September 1981 fatwa ini dikukuhkan kembali, dengan menambah argumen-argumen yang menguatkannya. Kendati demikian fatwa ini tetap mengundang keraguan sejumlah tokoh dan ulama Indonesia, Berangkat dari permasalahan tersebut, Saifuddin M Suyuti mengemukanan kajian kajian normatif dan historis tentang Miqot dari bandara King Abdul Aziz. Kesimpulan akhir dari penelitian ini berdasarkan ijtihad dan mengemukan pendapat para ulama secara normatif dan historis, bagi jamaah haji yang mengambil miqot dari bandara King Abdul Aziz adalah Sah.
3. Haji. Karya Ali Shariati. Beliau mengkritisi hakikat dan essensi Ka’bah. Ali Shariati mengkritisi tentang Ka’bah yang merupakan ruang kosong, bangunan yang terbuat dari batu- batu hitam keras yang tersusun dengan cara yang sangat
8 Tata Sukayat, Manajemen Haji, Umroh dan Wisata Agama (Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2016) h;39
10
sederhana, sedang sebagai penutup cela-celahnya dipergunakan kapur putih. Kosongkan fikiran dan hati dari segala urusan dunia, pusatkan fikiran sehingga dapat berhubungan dengan yang muthlaq dan abadi. Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah, tidak ada pola-pola atau visualisasi Allah yang dibayangkan manusia dapat memberi gambaran Mengenai Dia. Karena Allah Maha Kuasa dan Maha Meliputi maka Allah adalah “Muthlaq” 9
4. Sejarah Ka’bah, Karya Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli.
Beliau menelusuri sejarah pembangunan Ka’bah dari sebelum nabi Adam sampai pembangunan Ka’bah di abad ke 20.
Beberapa peristiwa sebelum pembangunan Ka’bah, bangsa- bangsa yang mensucikan Ka’bah, timbulnya paganisme di Ka’bah, qurban untuk Ka’bah, kondisi Ka’bah jelang kedatangan Islam yaitu masa Nabi Muhammad, pengaruh Ka’bah bagi kota Mekkah serta perhatian para penguasa terhadap Ka’bah.10
5. Suatu Tempat Bernama KAABAH, karya Abdul Aziz Hussin.Beliau menuliskan dengan detail sejarah pembangunan Ka’bah dari sejak Malaikat sampai kepada masa sulthan Murad dan pembangunan Ka’bah pada abad ke 20. M, bangunan- bangunan dan benda yang melingkupi Ka’bah serta pembangunan dan perluasan Masjid Al- Haram
9 Tata Sukayat, Manajemen Haji, Umroh dan Wisata Agama (Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2016) h;39
10 Tata Sukayat, Manajemen Haji, Umroh dan Wisata Agama (Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2016) h;40
11
6. Sejarah mekkah. Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani, beliau mengungkapkan nama-nama Ka’bah yang tertera dalam Al- Qur’an, tentang pembangunan Ka’bah, keadaan fisik Ka’bah dan yang melingkupinya: pintu Ka’bah, Kiswah, atap Ka’bah, ruang dalam Ka’bah, talang air serta sesuatu yang terkait dengan Ka’bah
7. Rujukan utama Haji &umroh untuk Wanita, Dr. Ablah Muhammad al-Kahlawi. Beliau menjelaskan dengan cermat tentang sejarah pembangunan Ka’bah dan tempat-tempat di sekitar Ka’bah. Menurut Dr. Ablah: Bahwa Ka’bah adalah bangunan yang menjadi bukti adanya Baitullah. Beliau menerangkan tentang bangunan Ka’bah dan sudut-sudutnya yang memiliki keistimewaan pada tiap sudutnya. Juga beliau mengungkapkan orang-orang yang berusaha untuk menghancurkan Ka’bah.11
E. Metodologi Penelitian
Untuk membahas judul yang telah dipaparkan, digunakan metode penelitian Kepustakaan Library Research. Yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah penelitian terhadap buku-buku, bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.12 Penelitian ini digunakan karena permasalahannya berkaitan dengan masalah teoritik, dan agar memperoleh literatur- literatur yang ada kaitannya dengan sumber kajian pembahasan,
11 Tata Sukayat, Manajemen Haji, Umroh dan Wisata Agama (Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2016) h;39
12 Dr.Mohammad Mulyadi, AP., M.Si Metode Penelitian Praktis; Kuantitatif dan Kualitatif (Publica Insitute, 2014) h.105
12
yang dapat menunjukan fakta yang berhubungan secara logis, supaya menghasilkan kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan analisa induksi, deduksi dan konvergensi. Secara rinci langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber Data
Sumber data yang diperlukan penulis ada yang bersifat primer dan sekunder. Sumber data primernya adalah Al-Qur’an, Kitab Tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah serta buku-buku yang berkaitan dengan Ka’bah. Sedangkan data sekunder diambil dari teori-teori dan konsep-konsep yang terdapat pada buku-buku yang berkaitan dengan Ka’bah.
Sumber data tertulis dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip dan dokumen pribadi dan dokumen resmi13. Dalam hal ini penulis menggunakan sumber data yang berasal dari buku- buku, majalah-majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi yang berhubungan dengan judul yang diteliti.
2. Pengumpulan Data
a. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, digunakan metode Dokumentasi.14yang diawali dengan mengumpulkan berbagai informasi, dokumentasi dan data-data melalui studi kepustakaan. Kemudian penelusuran diarahkan pada Kitab
13 Lexi J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung, Remaja Rosdakarya) Hlm. 113. 1994
14 Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Rineka Cipta, Jakarta 1997) h.236.
13
Tafsir Al-Munir dan Al-Mishbah melalui analisis isi tafsir (Content Analysis) yang memuat ayat-ayat yang berkaitan dengan Syiar-syiar Allah dalam ibadah haji.
b. Teknik Pengumpulan data
Setelah data diperoleh kemudian disalin dengan menggunakan teknik menyalin. Teknik ini dipakai karena sesuai dengan kajian permasalahan yang ada dalam penelitian ini yang bersifat teoritis.
3. Metode Analisis Data
Obyek penelitian ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan dengan Syiar-syiar Allah dalam ibadah haji dalam 2 tafsir yaitu tafsir al-Munir dan al-Mishbah. Adapun ilmu tafsir mengenal beberapa metode dan corak penafsiran yang masing-masing mempunyai ciri khas. Para ahli tafsir membaginya menjadi empat metode dalam menafsirkan Al-Qur’an, yaitu metode tahlili, metode ijmali, metode maudhu’i dan metode muqarin.15 Metode tafsir yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir maudhu’i.
Dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan masalah yang akan dibahas
2. Menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan dengan Syiar-syiar Allah dalam ibadah haji
15 Lihat: M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an , (Bandung: Mizan, 1992), cet. Ke-2, h.71-74
14
3. Menyusunnya dengan sistematis menurut kerangka pembahasan yang telah disusun.
4. Menggunakan teknik analisis komparatif artinya memperbandingkan antara tafsir ayat-ayat mengenai dengan Syiar-syiar Allah dalam ibadah haji dalam tafsir Al-Munir dengan tafsir Al-Mishbah.
5. Memberikan uraian dan penjelasan dengan data-data yang relevan dengan Sakralisasi Ka’bah.
Setelah data terkumpul dilakukan penganalisaan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Unitisasi Data
Dalam unitisasi data, dari data yang sudah terkumpul maka dilakukan pengelompokan data-data yang sesuai dengan kerangka pemikiran.
b. Kategorisasi Data
Data yang telah terhimpun kemudian dikategorisasikan sesuai dengan rumusan masalah atau tujuan penelitian.
c. Penafsiran Data
Data yang telah dikategorisasikan kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa Deduktif, Induktif dan Konvergensi. Deduksi merupakan cara menarik kesimpulan dari yang umum ke yang khusus…. Dan induksi adalah proses berfikir untuk memperoleh kesimpulan yang beranjak dari yang khusus kepada yang umum. Sedangkan konvergensi
15
adalah proses berfikir dengan menggabungkan antara berfikir deduktif dengan induktif.16
4. Validitas Data
Untuk memperoleh hasil analisis yang benar, sejak proses pengumpulan data sampai analisis data digunakan teknik validasi data yang diadaptasi dari Linconl dan Guba (1985)17. Teknik validasi yang diadaptasi yaitu (a) observasi terus menerus, (b) mendiskusikan data dan hasil analisis dengan pihak tertentu yang dipandang ahli, (c) memeriksa kembali catatan lapangan secara cermat, dan (d) memanfaatkan sumber di luar data yang dianalisis (triangulation).
Dalam memanfaatkan sumber di luar data yang dianalisis (triangulation), peneliti mengadaptasi model triangulasi yang dikemukakan oleh Cohen dan Manion (1994).18 Model yang dimaksud adalah triangulasi teori, peneliti, dan metodologi. Dalam penelitian ini, jenis triangulasi yang digunakan adalah triangulasi peneliti dan metodologi. Triangulasi peneliti dilakukan dengan cara peneliti meminta bantuan para ahli yang berkompeten untuk memeriksa hasil analisis, misalnya ahli tafsir. Triangulasi metodologi dilakukan dengan cara melakukan pencocokan (cek dan recek) antara hasil observasi, analisis dokumen, dan wawancara dengan informan.
F. Sistematika Penulisan
16 Muhammad Ali, Metode Penelitian ( Jakarta, Bumi Aksara 1985) h: 18
17 Yvonna S. Lincoln dan Guba, Egon G. 1985. Naturalistic Inquiry. London:
Sage Publication.
18 Cohen, L and Manion, L. 1994. Research Methods in Education. London:
Routledge.
16
Untuk mendapat gambaran yang jelas, utuh dan terpadu, maka penulisan tesis ini dilakukan dengan membaginya ke dalam uraian bab. Pada setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, yang masing-masing bab memiliki kaitan tak terpisahkan dari bab-bab yang lainnya. Sistematika penyusunan tesis ini di bahas sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab Pertama akan menjelaskan latar belakang masalah, yang kemudian mengantarkan pada permasalahan dengan berbagai identifikasi, batasan dan perumusan masalahnya. Selanjutnya penulis menyebutkan tujuan dan kegunaan penelitian, Kajian Pustaka dengan literature penelitian lain yang relevan dengan masalah yang akan di bahas. Kemudian dijelaskan juga metodologi yang digunakan dalam penelitian ini beserta pendekatan, sumber-sumber data dan teknik analisisnya hingga ditampilkan sistematika penulisannya
BAB II: DISKURSUS SYI’AR-SYI’AR ALLAH DALAM IBADAH HAJI
Pada bab ini memaparkan tentang syi’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji, definisi syi’ar, ayat-ayat syi’ar Allah dalam ibadah haji, definisi ibadah haji, Syarat, rukun dan Wajib haji. Pada bab ini akan dipaparkan tentang bulan-bulan hurum, dan syi’ar-syi’ar Alllah dalam ibadah haji. Masih pada pembahasan pada bab ini juga dipaparkan tentang Syiar-Syiar Allah dalam ibadah haji meliput Ka’bah, Masjidi Al-Haram, Maqom Ibrahim, bukit
17
Shafa-Marwa,Arafah, Mina, Muzdalifah Al-Hadyu, Al- Qolaid.
Dalam bab ini juga di paparkan tentang dampak balasan bagi orang-orang yang memulyakan syi’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji.
BAB III: PROFIL TAFSIR PROFIL TAFSIR AL-MISHBAH KARYA M.QURAISH SHIHAB DAN AL-MUNIR KARYA WAHBAH AZ-ZUHAILI
Pada bab ini juga membahas tentang dua tokoh Mufassir dan kitab tafsirnya. Untuk itu akan dipaparkan tentang tafsir Al- Munir meliputi profil penulis Tafsir Al-Munir yaitu Prof. Dr.
Wahbah Az-Zuhaili, dan metodologi tafsirnya. Selanjutnya juga akan dipaparkan tentang tafsir Al-Mishbah yang meliputi profil Penulisnya yaitu Prof. Dr. M Quraish Shihab serta metodologi tafsir Al-Mishbah.
BAB IV: SYI’AR-SYI’AR ALLAH DALAM IBADAH HAJI MENURUT PENAFSIRAN DALAM TAFSIR AL-MISHBAH DAN AL-MUNIR
Pada bab ini akan dikemukakan analisis perbedaan dan persamaan tentang ayat-ayat dan penafsiran yang berkaitan syi’ar- syi’ar Allah dalam ibadah haji, menurut penafsiran M.Quraish Shihab.dan Wahbah Az-Zuhaili
BAB V: PENUTUP
Bab Kelima adalah penutup. Memuat kesimpulan dari temuan-temuan dalam penelitian, untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan pada penelitian ini. Selanjutnya
18
disebutkan juga saran dan rekomendasi dari hasil penelitian ini untuk kepentingan selanjutnya.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
Setelah mengkaji dan meneliti sumber data yang diperoleh untuk merumuskan Memuliakan Syiar-Syiar Allah Dalam Ibadah Haji, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kota Mekkah akan terus berkembang, namun tanah haram atau tanah suci Mekkah tidak akan ikut berkembang, karena batasnya sudah ditentukan, yaitu 7 km dari arah utara Masjid Al- Haram, 13 km dari arah selatan Masjid Al- Haram, 25 km ke arah barat Masjid al-Haram. Allah telah mensucikan kota Mekkah sejak diciptakannya bumi sampai hari kiamat. Dikisahkan bahwa Malaikat Jibril memberi tahu batas-batas tanah suci, dan menyuruh Nabi Ibrahim untuk menandai dengan menancapkan batu. Nabi Ibrahim melaksanakannya, sehingga pantaslah jika Nabi Ibrahim disebut sebagai orang pertama yang menandai batas-batas kawasan suci Mekkah
2. Dalam konteks ritual ibadah haji banyak sekali tanda-tanda, simbol simbol ibadah yang harus dihormati, karena itu adalah syiar-syiar Allah. sejarah peradaban kehidupan manusia terdapat banyak peninggalan bersejarah yang monumental dan mengandung nilai arti yang tinggi. Peninggalan semacam ini biasanya dijaga dan dipelihara sebagai tanda dan peringatan agar manusia dapat mengambil pelajaran. Firman Allah dalam Al- Qur'an surat Al-Dzariyat 51:55: "Dan tetaplah memberi
199 peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman
3. Surat dan Ayat yang terkait tentang syi’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji adalah Surat Al-Baqarah ayat 125, Al-Baqarah ayat 144, Al-Baqarah ayat 158, Al-Baqarah ayat 197-203, Al-Isra’
ayat 1, Al-Maidah ayat 2, Al-Maidah ayat 97, Al-Hajj ayat 29, Al-Hajj ayat 30-37
4. Surat Al-Baqarah ayat 125 berbicara tentang: Baitullah, Maqam Ibrahim, dan Thawaf . Surat Al-Baqarah ayat 144 berbicara tentang: Masjidil Haram, Surat Al-Baqarah ayat 158 berbicara tentang: Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah., Al- Baqarah ayat 197-203 berbicara tentang: waktu pelaksanaan haji, Al-Isra’ ayat 1 berbicara tentang: Masjidil Haram, Al-Maidah ayat 2 berbicara tentang: syiar-syiar kesucian Allah, bulan-bulan haram, hadyu (hewan-hewan kurban), dan qalaid (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), Baitulharam; Ihram, Masjidilharam, Al-Maidah ayat 97 berbicara tentang: Ka’bah, bulan haram, hadyu dan qala’id. Al-Hajj ayat 29 berbicara tentang: thawaf sekeliling rumah tua (Baitullah), Al-Hajj ayat 30-37 berbicara tentang: binatang kurban yang melimpah, khususnya dalam musim haji.
5. Terdapat kesamaan dan perbedaan antara Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Al-Munir, di antara kesamaan tersebut adalah pendapat tentang syiar-syiar Allah dalam Ibadah haji yang termaktub dalam surat Al-Maidah ayat 97, yaitu: Kesamaan pendapat yang menyatakan bahwa: Ada bermacam-macam tanda-tanda itu. ada yang merupakan tempat, seperti Shafa dan Marwah serta Masy’ar al-Haram, ada juga berupa waktu, seperti bulan-bulan haram, da
200 nada lagi dalam wujud sesuatu, seperti al-hadyu dan al-qala’id, yakni binatang kurban yang dipersembahkan kepada Allah.
6. Adapun perbedaannya adalah meliputi: penjelasan tafsir dari surat Al-Hajj ayat 29, di dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan: Tidak dijelaskan spesifikasi terkait Thawaf: Patron kata )فّوّطي(
yaththawwafu mengandung makna kesungguhan sekaligus pada kata tersebut ada huruf yang di-idhghamkan yakni di gabung pengucapannya dengan huruf tha. Atas dasar itu,al-Biqa’I memeroleh kesan bahwa ayat ini memerintahkan kesungguhan dalam melaksanakan thawaf dan ibadah haji sekaligus keikhlasan yang dipahaminya dari idgham tersebut. Sedangkan di dalam Tafsir Al-Munir dijelaskan: Terdapat Spesifikasi Penjelasan bahwa yang dimaksud adalah Thawaf Ifadhah: ِقْيِتَعلا ِتْيَبلاِب اوُفَوَطَيْلَو menunjukkan tentang keharusan melakukan thawaf. Yang dimaksud thawaf di sini adalahthawaf ifadhah yang menjadi salah satu rukun kewajiban haji.
7. Saran
Penelitian ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan minimnya pengetahuan penulis sehingga perlu dikembangkan kembali. Diantara saran-sarannya adalah sebagai berikut:
a. Tesis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat diskursus syi’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji b. Tesis ini juga diharapkan dapat memberikan pandangan baru bagi
para pecinta tafsir dan ilmu haji. Untuk semakin menyemarakkan kajian-kajian terhadap masalah-masalah ibadah haji. Tentu banyak sekali ditemukan kekurangan dalam tesis ini karena
201 keterbatasan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan penulisan pada karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Abdullah Fida, The Comprehensive Islamic Book. Makkah: Al- Haramein Trade Ce. 1402 H.
Abdillah Muhammad al-Anshari al-Qurthubi, Abi. al-Jama’ li Ahkam Al- Qur’an, TT: Qism al-Adab. 1954.
Adam, Muchtar. Tafsir Ayat-ayat Haji. Bandung : Mizan . 1994.
Ad-Daraqutni, al-Imam al-Kabir, Ali Ibn Umar. Sunan ad-Daruqutni. Al- Qahirah: Dar al-Mahasin li Ad-Tiba’ah. 1966.
Ali, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 1985.
Ali Rokhmad dan Abdul Choliq. Haji Transformasi Profetik Menuju Revolusi Mental. Jakarta: Media Dakwah. 2007.
Al-Azraqi, Muhammad. Akhbar Makkah. Makkah: Dar al-Thiqafah. 1965, Al-Bathuti. Kasysyaf al-Qina‘an Mtn al-Iqna. Makkah:
Al-Din Muhammad al-Fasi, Al-Taqi Shifa’ al-Gharam bi Akhbar al-Balad al-Haram. 1956.
Al-Fasi, Muhammad Al- Hasan. Syifa’ al-Gharam bi Akhbar al-Balad al- Haram. Beirut :Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah. 1985.
Al-Ghazali, Imam. Hikmah dan Rahasia Haji. Penerjemah: A. Hufaf Ibriy.
Surabaya: Tiga Dua. 1995.
Al-Kharbuthli, Ali Husni. 2 Sejarah Ka’bah (Kisah Rumah Suci yang Tak Lapuk Dimakan Zaman Jakarta: Turos. 2015
Al-Kharbuthli, Ali Husni. Sejarah Ka’bah, Jakarta : Turos. 2015.
Al-Qawim, Al-Tarikh. Majalah al-Buhuts al-Fiqhiyyah al-Mu’ashirah, Al-Waleed al-Azraqi, Abu. Kitab Tiang Tanda-Tiang Tanda. Makkah:
Dar al-Thiqafah. 1965.
Arifin, Bey. Rangkaian Cerita Dalam Al-Qur’an. Singapura: Pustaka Nasional Pte. Ltd. 1980,
Ash-Shiddiqie, M. Hasbi.. Pedoman Haji. Jakarta : Bulan Bintang. 1994 Aziz Husain, Abdul. Suatu Tempat Bernama Ka’bah. Selangor:
Percetakan Bumi Restu. 2014.
Aziz Masyhuri, A. Fiqih Haji. Surabaya: Bungkul Indah. 1996.
Aziz Husain, Abdul. Suatu Tempat Bernama Ka’bah, Selangor:
Percetakan Bumi Restu. 2014,
Az-Zuhaili, Wahbah . Tafsir Al-Munir. Depok : Gema Insani Press. 2016.
Bakry, Hasbullah. Pedoman Islam Di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. 1988.
Daradjat, Zakiah. Haji, Ibadah yang Unik. Jakarta : C.V.Djati. 1988.
Darajat, Zakiah . Haji, Ibadah Yang Unik. Jakarta: Ruhama. 1995.
Darus , Amaluddin . Berkenalan Dengan Al-Qur’an. Petaling Jaya:
Syarikat Abad. 1987.
Departemen Agama RI Derektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji. 1998. Bimbingan Ibadah Haji Dan Umrah.
Jakarta
Departemen Agama RI Derektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji. Bimbingan Ibadah Haji, Umrah dan Ziarah.
Jakarta. 1998.
Ensiklopedi. Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an Dan Sunah. Ciputat:
Karisma Ilmu. 2008.
Ensiklopedi Al-Qur’an Tematis. Ciputat: Karisma Ilmu. 2007.
Fadhalla Haeri, Syeikh. The Pilgrimage Of Islam, Kuala Lumpur:
Crescent News. 1992,
Gayatri, Djajengminardo. Unik dan keistimewaanya Makkah dan Madinah Dalam Sorotan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Jakarta: Rexa Pustaka.
2013.
Glasse, Cyrill. The Concise Encyclopaedia of Islam, London: Stacey International. 1989.
H.A.Razak dan H.Rais Lathif. Terjemahan Hadis Sahih Muslim. Jakarta:
Penerbit Pustaka Al-Husna. 1980.
Hamdan, Anwar. Mimbar Agama dan Budaya . 2002.
Harmoko. Naik Haji Hanya untuk Ibadah. Jakarta : Pustaka Kartini . 1994.
Harun Din dll. Manusia dan Islam, Kuala Lumpur; Percetakan Watan.
1988.
Ibrahim, SHM. Pengantar Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. 1988.
Ilyas Abdul Ghani, Muhammad. Sejarah Mekah. Madinah : Al-Rasheed Printers . 2004.
Ilyas Abdul Ghani, Muhammad . Sejarah Makkah. Jakarta: Rexa Pustaka.
2015.
Irawan MN, Aguk. Totalitas Haji dan Umrah. Yogyakarta: Qalam Nusantara. 2017.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Balai Pustaka, 1996
Madjid, Nurcholish. Perjalanan Religius Umroh dan Haji, Jakarta, Paramadina. 1997.
Malik Abdul Karim Amrullah, Abdul. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Yayasan Nurul Islam. 1965.
Matdawam, M. Noor . Ibadah Haji Dan Umrah, Yogyakarta:Yayasan Bina Karir. 1985
Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1998.
Muchtar, Adam. Tafsir Ayat-Ayat haji, Bandung.: Mizan . 1994.
Muhammad Al-Kahlawi, Ablah. Rujukan Utama Haji &Umroh Untuk Wanita. Jakarta: Zaman. 2015.
Muhammad Khalid, Amru. Pribadi Penuh Arti. Jakarta: Serambi. 2007.
Muhammad al-Kahlawi, Ablah. Rujukan Utama Haji dan Umrah Untuk Wanita. Jakarta: Zaman. 2015.
Mulyadi, Mohammad. Metode Penelitian Praktis; Kuantitatif dan Kualitatif . Publica Insitute. 2014.
Musthafa Yaqub, Ali. Mewaspadai Provokator Haji, Jakarta: Pustaka Firdaus. 2009.
Mustafa Yaqub, Ali. Haji Pengabdi Setan. Jakarta: PT.Pustaka Firdaus, 2015.
Naim Indrajaya, Amelia. Bila Nurani Bicara 2: Hikmah Tanah Suci.
Ciputat: Hasanah. 2006.
Nawawi al-Dimasyqi, Imam. Al-Idhah fi Manasik al-Hajji wa Al-Umrah.
Beirut: Dar al-Fikr. 2000.
Rahman al-Jaziri, Abdur. .Al-Fiqih ‘Ala Mazahib al-Arba’ah. Beirut:
Daral-Fikr. 1996
Rasyid, Sulaiman. Fiqih Islam. Bandung : Sinar Baru, 1992
Rusyd, Ibn. Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Kairo:
Maktabah al-Halbi cet II. 1960.
Shariati, Ali. Hajj. Ohio: Free Islamic Literatures Incorporated. 1978.
Shihab, M.Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan. 1992.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Volume 3. Tangerang : Lentera Hati
Shihab, M. Quraish . Haji dan Umrah. Tangerang : Lentera Hati. 2012.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah. Ciputat: Lentera Hati. 2017.
Sholikhin, Muhammad. Keajaiban Haji dan Umrah. Mengungkap kedahsyatan pesona ka’bah dan tanah suci. Jakarta: Erlangga.
2013.
Subianto, Achmad. Menata Kembali Manajemen Haji Indonesia. Jakarta:
Yakamus. 2016.
Suharsimi, Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta. 1985.
Sukayat, Tata. Manajemen Haji, Umrah, dan Wisata Agama. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. 2016.
Sumadjaja-Rosy Yusuf. IndeksAl-Qur’an Bandung: Pustaka. 2003.
Syalabi, A. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna. 1990.
Syariati, Ali. The Pilgrimage. Trans: Ali A. Behzadnia and Najla Denny, (Evecina Cultural & Education Foundation (ECEF), TT). 1990.
Taqi Al-Din Muhammad al-Fasi. Syifa’ al-Gharm bi Akhbar al-Balad al- Haram. Makkah: Maktabah al-Nahdah al-Hadist. 1956.