MENDETEKSI ORISINALITAS FILE VIDEO MENERAPKAN METODE MD5
Ermi Suryani Nasution
1Program Studi Teknik informatika, STMIK Budi Darma Medan, Sumatera Utara, Indonesia Email: 1Ermi Suryani [email protected]
Abstrak
Video merupakan salah satu konten multimedia. Pada video tersebut video tersimpan dalam bentuk file yang dapat diubah dengan sengaja maupun tidak sengaja. Untuk memastikan isi video tidak mengalami perubahan, diperlukan mekanisme untuk mendeteksi keutuhan isi video baik dari kualitas video maupun ukuran dari file video. Dalam penelitian ini dilakukan manipulasi video dengan perubahan durasi, penambahan frame dan perubahan ekstensi file video hal ini bertujuan untuk membandingkan antara rekaman video asli dan rekaman video manipulasi. Berdasarkan hasil pengujian Hasher Pro menunjukkan bahwa sistem sudah berjalan dengan baik, berhasil mendeteksi perubahan yang terjadi pada file video pemindaian file video dengan persentase 100%, semua perubahan dapat dideteksi oleh algoritma Message Digest (MD5) pada nilai hashnya.
Kata Kunci: Video, Metode Massage Digest 5 (MD5), Hasher Pro.
Abstract
Video is one of the multimedia content. In the video the video is stored in a file that can be changed intentionally or unintentionally.
To ensure video content does not change, a mechanism is needed to detect the integrity of the video content both from the vid eo quality and the size of the video file. In this research, video manipulation with change in duration, addition of frame and change in video file extension aims to compare the original video recording and manipulation video recording. Based on Hasher Pro testing results show that the system is running well, successfully detecting changes that occur in video files scanning video f iles with a percentage of 100%, all changes can be detected by the Message Digest (MD5) algorithm on the hash value.
Keywords: Video, Metode Massage Digest 5 (MD5), Hasher Pro.
1. PENDAHULUAN
Video merupakan data multimedia yang non struktural dan umumnya file ini hanya dapat dibaca dari nama filenya saja. Cara tersebut kurang optimal karena hanya terbatas pada nama file, sedangkan nama file belum tentu sesuai dengan file video yang diinginkan. Teknologi video berperan sebagai salah satu media yang menyajikan informasi untuk melengkapi informasi dari media informasi lainnya. Dengan kemajuan teknologi ini, maka akan memberikan keuntungan dan kerugian bagi penggunanya. Salah satunya untuk melakukan tindak kejahatan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Rekaman video merupakan salah satu barang bukti digital. Bukti rekaman video mengenai keaslian rekaman.
Diperlukan proses orisinalitas file video sebagai sumber utama informasi. Sebuah frame dapat dirubah dengan berbagai cara yang dapat mencemarkan nama baik seseorang.
Message Digest (MD5) banyak digunakan dalam beberapa algoritma kriptografi kunci publik dan komunikasi internet pada umumnya sehingga untuk memberikan perlindungan keamanan yang lebih tinggi, aplikasi dari algoritma. Message Digest (MD5) diimplementasikan dalam jaringan yang memproduksi 640 bit message digest.
Algoritma Message Digest (MD5) digunakan untuk mengimplementasikan integritas pesan yang menghasilkan message digest dari ukuran 128 bit[1]. Algoritma Message Digest (MD5) menghasilkan keluaran berupa nilai hash rentan terhadap serangan brute force attack, adapun serangan penting lainnya yang terjadi pada hash Message Digest (MD5) yaitu collision attack, first-preimage attack dan second-preimage attack[2].
Perubahan atau memanipulasi sebuah video baik dari ukuran video dan penambahan durasi dari video tersebut dapat menentukan apakah video tersebut masih original atau tidak. Proses manipulasi tersebut dapat memberikan perubahan pada ukuran file video tersebut. Untuk mengetahui orisinalitas file video perlu dilakukan pengecekan secara teliti terhadap hasil video tersebut, kemudian dibandingkan dengan hasil video yang lainnya.
Solusi agar file video tidak dimanipulasi dari hak cipta adalah mengembangkan perangkat lunak untuk mendeteksi orisinalitas file video dengan metode MD5. Metode ini merupakan algoritma hash satu arah, dimana chipertext tidak bisa dikembalikan ke bentuk asli baik dengan menggunakan algoritma ataupun kunci.
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yovi Apridiansyah, Muhammad Husni Rifqo yang dipublikasikan pada jurnal penelitian Teknik Informatika volume II nomor 2 tahun 2015 yang berjudul “Aplikasi Keamanan Lembar Hasil Studi Menggunakan Algoritma Message Digest 5 Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Bengkulu”. Pada penelitian ini pengujian sistem menggunakan Blackbox testing merupakan salah satu metode pengujian perangkat lunak yang berfokus pada sisi fungsionalitas, khususnya pada input dan output aplikasi (apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum). Tahap pengujian atau testing merupakan salah satu tahap yang harus ada dalam sebuah siklus pengembangan perangkat lunak (selain tahap perancangan atau desain)[3].
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rusdianto, Akhmad Qashlim yang dipublikasikan pada jurnal penelitian Ilmiah Ilmu Komputer volume II nomor 2 tahun 2016 yang berjudul “Implementasi Algoritma Message Digest (MD5) Untuk Keamanan Dokumen”. Pada penelitian ini Algoritma kriptografi Message Digest
(MD5) dengan kemampuan enkripsi yang dimiliki dapat menjadi rekomendasi untuk keamanan data dan jaringan sistem komputer. Algoritma kriptografi Message Digest (MD5) dapat dimanfaatkan secara bermacam-macam pada aplikasi keamanan, baik untuk kemanan file dokumen, database atau kemanan sistem jaringan[1].
2. TEORITIS 2.1 Kriptografi
Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata crypto dan graphia yang berarti ‘penulisan rahasia’. Kriptografi adalah ilmu ataupun seni yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim oleh pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman. Kriptografi merupakan bagian dari suatu cabang ilmu matematika yang disebut kriptologi (cryptology). Kriptografi bertujuan menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung dalam data sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui oleh pihak yang tidak sah[8].
2.2 Metode MD5 (Message Digest 5)
MD5 adalah fungsi hash satu-arah yang dibuat oleh Ronald Rivest pada tahun 1991. MD5 merupakan perbaikan dari MD4 berhasil diserang oleh kriptanalis[8]. Algoritma MD5 menerima masukan berupa pesan dengan ukuran sembarang dan menghasilkan message digest yang panjangnya 128 bit. Dengan panjang message digest 128 bit, secara brute force dibutuhkan percobaan sebanyak 2.128 kali untuk menemukan dua buah pesan atau lebih yang mempunyai message digest yang sama.
Langkah-langkah pembuatan message digest secara garis besar adalah menambahkan padding bits, menambahkan nilai panjang pesan semula, menginisialisasi penyangga (buffer) MD, dan mengolah pesan dalam blok berukuran 512 bit[8].
1. Menambahkan padding bits.
a. Pesan ditambah dengan sejumlah padding bits sedemikian sehingga panjang pesan (dalam satuan bit) kongruen dengan 448 modulo 512.
b. Jika panjang pesan 448 bit, tambahkan 512 bit sehingga menjadi 960 bit. Jadi, panjang bit padding bits adalah antara 1 sampai 512.
c. Padding bits terdiri atas sebuah bit 1 dan, sisanya, yang mengikutinya, bit 0.
2. Menambahkan nilai panjang pesan.
a. Pesan yang telah diberi padding bits selanjutnya ditambah lagi dengan 64 bit yang menyatakan panjang pesan semula.
b. Jika panjang pesan > 264, yang diambil adalah panjangnya dalam modulo 264 . Dengan kata lain, jika panjang pesan semula adalah K bit, 64 bit yang ditambahkan menyatakan K modulo 264.
c. Setelah ditambah dengan 64 bit, panjang pesan sekarang menjadi kelipatan 512 bit.
3. Menginisialisasi penyangga MD
a. MD5 membutuhkan 4 buah penyangga yang masing-masing panjangnya 32 bit. Total panjang penyangga adalah 4 x 32 = 128 bit. Keempat penyangga ini menampung hasil antara dan hasil akhir.
b. Keempat penyangga dinamai A, B, C, dan D. Setiap penyangga diinisialisasi dengan nilai-nilai (dalam notasi HEX) berikut:
A = 01 23 45 67 B = 89 AB CD EF C = FE DC BA 98 D = 76 54 32 10
4. Mengolah pesan dalam blok berukuran 512 bit.
a. Pesan dibagi menjadi L buah blok yang masing-masing panjangnya 512 bit (𝑌0 sampai 𝑌𝐿−1).
b. Setiap blok 512 bit diproses bersama dengan penyangga MD menjadi keluaran 128 bit, yang disebut proses 𝐻𝑀𝐷5 seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3. Proses 𝐻𝑀𝐷5 terdiri atas 4 buah putaran. Masing-masing putaran melakukan operasi dasar memakai sebuah elemen T. Jadi, setiap putaran memakai 16 elemen tabel T.
c. Pada Gambar 2.4, Yq menyatakan blok 512 bit ke-q dari pesan yang telah ditambahi padding bits dan tambahan 64 bit nilai panjang pesan semula. MDq adalah nilai message digest 128 bit dari proses 𝐻𝑀𝐷5 ke-q.
Pada awal proses, MDq berisi nilai inisialisasi penyangga MD.
d. Fungsi-fungsi 𝑓𝐹, 𝑓𝐺, 𝑓𝐻, dan 𝑓𝐼 masing-masing berisi 16 kali operasi dasar terhadap masukan. Setiap operasi dasar menggunakan elemen tabel T. Operasi dasar MD5 dapat ditulis dalam bentuk persamaan pada gambar 2.1.
a b + CLSs (a + g(b, c, d) + X [k] + T [i]) 2.3 File Video
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Video merupakan rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai
dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidivisum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat.
3 ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa
Penelitian bertujuan untuk menguji sebuah sistem yang dapat melakukan Mendeteksi orisinalitas file video dengan menggunakan Metode Message Digest 5 (MD5). Video merupakan barang bukti digital yang salah satunya berasal dari Handphone, dalam hal kejahatan video biasanya dimanipulasi untuk menghilangkan bukti -bukti yang ada di dalamnya, oleh sebab itu diperlukan analisis forensik untuk dapat mendeteksi keaslian video tersebut.
Adanya perubahan video yang mengalami perubahan dari bentuk aslinya adalah berupa durasi, tambah frame, dan kasih efek suara. Perubahan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai tindakan sengaja at au tidak sengaja. Perubahan yang disengaja memiliki tujuan yang jahat dengan memodifikasikan konten atau menghapus hak cipta. Disamping itu, perubahan yang tidak disengaja merupakan konsekuensi dari proses operasional digital, seperti memperbaiki Durasi, mengedit suara, menambah frame. Untuk membedakan video asli atau video yang sudah dirubah maka diperlukan pendeteksian terhadap video tersebut. Metode yang digunakan untuk mendeteksi video dengan deteksi yang hanya mengecek integritas dari video tanpa menunjukkan bagian mana pada video yang telah dimanipulasi. Oleh sebab itu maka di perlukan cara mengecek keaslian suatu video dengan memberikan suatu kode atau metadata dari file video asli.
File video memiliki banyak data jika dalam byte data tersebut sangat sulit untuk enkripsi dengan MD-5. Untuk mengatasi masalah ini, file video tersebut tidak semuanya dienkripsi, hanya 17 byte data bagian depan dan untuk analisa ini diambil sebagai plainteks sebanyak 17 byte/karakter.
Karakter bagian depan sebanyak 17 karakter dari file video jika telah dienkripsi akan membuat file video dikatakan error atau tidak sesuai format pembacanya. Untuk mendekripsi juga 17 karakter bagian depanlah yang akan diproses dan selebihnya adalah data asli. Aplikasi HexWorkShop dan Aplikasi Hasher Pro digunakan untuk mengujian algoritma MD5 dalam hal menjaga orisinalitas file video.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Konsep Enkripsi dan Dekripsi Data Video
Berdasarkan gambar di atas perubahan bukan hanya pada data yang dienkripsi tetapi juga pada ukuran data video.
Setelah dienkripsi data video bertambah 1 byte.
3.2 Pembahasan
Contoh kasus dalam proses ini seperti dijelaskan dalam analisa yaitu file video MP4 (Rekaman CCTV detik detik Mirna minum kopi bersianida.mp4). Data yang diambil hanya sebanyak 17 byte untuk plainteks, cara pengambilan nilai hexadecimal data video menggunakan aplikasi HexWorkShop dan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Jalankan Aplikasi HexworkShop 2. Klik menu File pilih Open
3. Telusuri dan pilih file video di drive harddisk dan klik OK
Gambar di bawah adalah pemilihan file video yang akan digunakan untuk contoh kasus yaitu video Rekaman detik detik Mirna minum kopi bersianida.mp4.
Gambar 2 File Video di Drive Penyimpanan Plainteks data video
MD-5 -bit pengganjal - penambah jumlah pesan - 4 penyangga - 1 penambah pesan cipherteks data video
Enkripsi
Dekripsi
Gambar di dibawah ini adalah data heksadesimal dari file video Rekaman CCTV detik detik Mirna minum kopi bersianida.mp4 menggunakan aplikasi HexWorkShop.
Gambar 3 Data video MP4
Dari data tersebut di ambil sebanyak 17 byte atau 34 karakter heksadesimal dan dikonversi ke biner, yang berguna untuk mengetahui nilai biner dari bilangan tersebut.
Gambar 4 Data byte video
Dari gambar data video di atas diambil sebanyak 17 byte untuk plainteks, yaitu : 00000018667479706D7034320000000069
1. Menambahkan Padding Bits.
Dari data yang digunakan sebagai plainteks diubah ke biner.
Heksadesimal dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1 Nilai Dalam Notasi Hexadesimal.
Nilai Hexadesimal Sebagai Penyangga
00 00 00 18 66 74 79 70 6D 70 34 32 00 00 00 00 69
Nilai yang terdapat pada tabel 3.1 merupakan nilai notasi hexadesimal yang merupakan penyanggga dari video yang digunakan sebagai objek dalam mendeteksi orisinalitas file video. Nilai notasi hexadecimal yang ada pada tabel 3.1 kemudian ditransformasikan kedalam nilai biner dengan ukuran 8 bit, dapat dilihat seperti pada tabel 2.
Tabel 2 Data dalam biner
Data Dalam Hexadesimal Data Dalam Biner
00 00000000
00 00000000
00 00000000
18 00011000
66 01100110
74 01110100
79 01111001
70 01110000
6D 01101101
70 01110000
34 00110100
32 00110010
00 00000000
00 00000000
00 00000000
00 00000000
69 01101001
M = 448 mod 512 136 = 448 mod 512 L = (448-136) mod 512 L = 312
2. Menambahkan Nilai Panjang Pesan
Data sebanyak 17 byte di atas diketahui 136 bit, untuk mencukupi 512 bit ditambah bit-bit pengganjal (padding bits) sebanyak 368 dan 8 bit jumlah pesan semula, karena pada MD-5 memproses blok-blok bit yang berjumlah 16 blok atau 512 bit. Bit pengganjal yang ditambahi dimulai bit 1 diikuti bit 0 selebihnya hingga urutan bit 448.
Untuk 136 bit terakhir menyatakan jumlah karakter dalam notasi biner yaitu 136 = 11111000.
Berikut ini adalah urutan blok-blok bit setelah ditambahkan dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3 Urutan Blok-Blok Bit
00000000 00000000 00000000 00011000 01100110 01110100 01111001 01110000 01101101 01110000 00110100 00110010 00000000 00000000 00000000 00000000 01101001 10000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 00000000 11111000
Bit yang bercetak tebal adalah bit dari plainteks file video, bit 1 pada urutan ke 137 yang bercetak tebal adalah awal dari bit pengganjal dan dikuti bit-bit 0 dan 8 bit terakhir bercetak tebal adalah bit yang menyatakan jumlah 136.
3. Inisialisasi Penyangga Nilai Hash Message Diggest (MD)
Penyangga MD-5 terdiri dari empat yang setiap penyangga memiliki panjang 32 bit, berarti total 128 bit yaitu 4 x 32, dan dalam notasi HEX yaitu :
A = 01 23 45 67 B = 89 AB CD EF C = FE DC BA 98 D = 76 54 32 10
Inisialisasi penyangga dalam biner, yaitu : A = 0 1 2 3 4 5 6 7 = 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 B = 8 9 A B C D E F = 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 C = F E D C B A 9 8 = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 D = 7 6 5 4 3 2 1 0 = 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000
Fungsi 𝑓𝐹, 𝑓𝐺, 𝑓𝐻, dan 𝑓𝐼 adalah fungsi untuk memanipulasi masukan a, b, c, dan d dengan ukuran 32 bit. Masing- masing fungsi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Fungsi-fungsi dasar MD5
Nama Notasi g (b, c, d)
Ff F (b, c, d) (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d)
Fg G (b, c, d) (b ˄ d) ˅ (c ˄ ~ d)
fH H (b, c, d) b c d
Fi I (b, c, d) c (b ˄ ~ d)
Penyelesaian fungsi fungsi dasar MD5:
1. F (b, c, d) = (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d)
= (89ABCDEF ˄ FEDCBA98) ˅ (~89ABCDEF ˄ 76543210) a. (b ˄ c) = (89ABCDEF ˄ FEDCBA98)
= 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
= 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 ˄
= 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 b. (~ b ˄ d) = (~89ABCDEF ˄ 76543210)
= ~ 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 = 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000
= 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 ˄ c. (b ˄ c) ˅ (~ b ˄ d)
= 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
= 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 ˅ = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000
F E D C B A 9 8 2. G (b, c, d) = (b ˄ d) ˅ (c ˄ ~ d)
= (89ABCDEF ˄ 76543210) ˅ (FEDCBA98 ˄ ~ 76543210) a. (b ˄ d) = (89ABCDEF ˄ 76543210)
= 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
= 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 ˄
= 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 b. (c ˄ ~ d) = (FEDCBA98 ˄ ~ 76543210)
= 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000
= ~ 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 ˄
= 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 c. (b ˄ d) ˅ (c ˄ ~ d)
= 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000
= 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 ˅
= 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 8 8 8 8 8 8 8 8 3. H (b, c, d) = b c d
= 89ABCDEF FEDCBA98 76543210 = 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000
= 0111 0110 0101 0100 0011 0010 0001 0000 = 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111
0 1 2 3 4 5 6 7 4. I (b, c, d) = c (b ˄ ~ d)
c = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 (b ˄ ~ d) = (89ABCDEF ˄ ~ 76543210)
= 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
=~1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 ˄
= 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 c (b ˄ ~ d)
= 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000
= 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
= 0111 0111 0111 0111 0111 0111 0111 0111 7 7 7 7 7 7 7 7 4. Pengolahan Pesan Dalam Blok Berukuran 512 Bit (Parsing)
Semua bit plainteks yang berjumlah 512 bit dibagi 16 blok yang mana setiap satu blok berisi 32 bit bagian.
Berikut adalah 16 blok bit dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6:
Pesan :
Tabel 5 Nilai Hexadesimal Nilai Hexadesimal Sebagai Penyangga
00 00 00 18 66 74 79 70 6D 70 34 32 00 00 00 00 69 Tabel 6 Nilai dalam Blok Bit
𝑀0 00000000 00000000 00000000 00011000
𝑀1 01100110 01110100 01111001 01110000
𝑀2 01101101 01110000 00110100 00110010
𝑀3 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀4 01101001 10000000 00000000 00000000
𝑀5 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀6 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀7 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀8 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀9 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀10 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀11 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀12 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀13 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀14 00000000 00000000 00000000 00000000
𝑀15 00000000 00000000 00000000 11111000
1. Putaran 1:16 kali operasi dasar dengan g (b,c,d) = F(b,c,d) Putaran ke 1 :
A 89ABCDEF+((01234567+FEDCBA98 + 00000018 +D76AA478)<<<7) Data Biner :
01234567 = 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 FEDCBA98 = 1111 1110 1101 1100 1011 1010 1001 1000 𝑀0 = 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0001 1000 D76AA478 = 1101 0111 0110 1010 1010 0100 0111 1000
=11101 0111 0110 1010 1010 0100 1000 1111 + Tulisan 1 bercetak tebal dibuang menjadi angka
1101 0111 0110 1010 1010 0100 1000 1111 <<<7 Tulisan bercetak tebal disebelah kiri digeser ke kanan
1011 0101 0101 0010 0100 0111 1110 1011
89ABCDEF= 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 + Hasil A = 10011 1110 1111 1110 0001 0101 1101 1010
3 E F E 1 5 D A Putaran ke 64 :
A 89ABCDEF+((01234567+77777777+00000000+EB860D391)<<<21) Data Biner :
01234567 = 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 77777777 = 0111 0111 0111 0111 0111 0111 0111 0111 𝑀9 = 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000
EB86D391 = 1110 1011 1000 0110 1101 0011 1001 0001 +
= 10110 0100 0010 0001 1001 0000 0110 1111 Tulisan 1 bercetak tebal dibuang menjadi angka
0110 0100 0010 0001 1001 0000 0110 1111<<<21 Tulisan bercetak tebal disebelah kiri digeser ke kanan
0000 1101 1110 1100 1000 0100 0011 0010
89ABCDEF= 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 + Hasil A = 1001 0111 1001 1000 0101 0010 0010 0001
9 7 9 8 5 2 2 1
Berikut hasil penyambungan bit di A, B, C, dan D dapat dilihat pada tabel 7:
Tabel 7 Hasil Penyambungan bit di A,B,C, dan D.
Int A B C D
𝑇0 01234567 89ABCDEF FEDCBA98 76543210
𝑇1 3EFE15DA 01234567 89ABCDEF FEDCBA98
𝑇2 4CB622E2 3EFE15DA 01234567 89ABCDEF
𝑇3 D384F110 4CB622E2 3EFE15DA 01234567
𝑇4 451C3D62 D384F110 4CB622E2 3EFE15DA
… … … … …
… … … … …
… … … … …
𝑇63 EB915660 E06BDAC6 653AA5F4 59A4A248
Setelah putaran ke 63 a,b,c, dan d ditambahkan ke Nilai PenyanggaA,B,C, dan D :
𝑇63 EB915660 E06BDAC6 653AA5F4 59A4A248
A,B,C,D 01234567 89ABCDEF FEDCBA98 76543210
Berdasarkan dari perhitungan diatas diperoleh nilai MD5 berbentuk bilangan Heksadesimal dari 17 byte atau 34 karakter yaitu :
Hasil hash : DBEF6DCB9551D3339D4E5FFE231E9B0D
Tabel 8 Hasil Perbandingan Video Parameter Video Asli Video
Manipulasi
Nilai Hash Asli NIlai Hash Manipulasi
Ket Melakukan
perubahan pada durasi video
Size : 10.2 MB Durasi : 00:01:35 Bit Rate : 903 kbps
Size : 7.81 MB Durasi : 00:00:34 Bit Rate : 1921kbps
DBEF6DCB955 1D333
9D4E5FFE 231E9B0D
5B06048B FC1789F8 F71F8E3B 9E2F0189
Terdeteksi
Dari hasil operasi yang dilakukan dengan menggunakan metode MD5. Untuk mendeteksi orisinalitas file video maka, dapat disimpulkan bahwa metode MD5 dapat mendeteksi keaslian dari file video tersebut. Perbandingan yang diperoleh terdapat pada nilai hash dari video asli dengan video yang dimanipulasi. Perubahan telah dilakukan terhadap file video baik dari ukuran maupun penambahan frame video algoritma MD5 dapat mendeteksi dan menampilkan nilai masing-masing hash dari file video tersebut.
4 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Aplikasi ini dapat digunakan dalam mendeteksi orisinalitas data dengan cara kriptografi untuk semua file
(document, image, audio, video).
2. Berdasarkan cara kerja yang menggunakan algoritma Message Digest (MD5) telah berhasil melakukan proses mendeteksi keaslian file video yang berformat .mp4 dengan cara membandingkan nilai hash nya. Sehingga proses mendeteksi orisinalitas file video dapat berjalan sesuai dengan perbedaan hasil hash video asli dengan video yang telah dimanipulasi.
3. File video berhasil diuji menggunakan Hasher Pro dengan menerapkan algoritma Message Digest (MD5) sehingga memudahkan penulis untuk mendeteksi orisinalitas file video.
5 REFERENCES
[1] A. Qashlim and Rusdianto, “Implementasi Algoritma Md5 Untuk Keamanan Dokumen,” J. Ilm. Ilmu Komput., vol. 2, no. 2, pp. 10–16, 2016.
[2] R. Adel, “DESIGN AND IMPLEMENTATION A NEW SECURITY HASH ALGORITHM BASED D ESIGN AND I MPLEMENTATION A N EW S ECURITY H ASH A LGORITHM B ASED ON MD5 AND SHA-256,” no. March, 2019.
[3] Y. Apridiansyah and M. H. Rifqo, “Aplikasi Keamanan Lembar Hasil Studi Menggunakan Algoritma Message Digest 5,”
Pseudocode, vol. II, no. September, pp. 107–114, 2015.
[4] Muhibuddin Fadhli, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Kelas IV Sekolah Dasar,” Dimens. Pendidik. dan Pembelajaran, vol. 3. No.1, p. 26, 2015.
[5] D. K. Vannisa Aviana Melinda, I Nyoman Sudana Degeng, “Pengembangan Media Video Pembelajaran IPS Berbasis Virtual Field Trip (VFT) Pada Kelas V SDNU Kraton-Kencong,” JINOTEP, vol. 3, No.2, p. 159, 2017.
[6] “Konsep Pengolahan Video pertemuan 1.” [Online]. Available: https://multimediamuma.blogspot.com/2016/08/konsep- pengolahan-video-pertemuan-1.html?m=1.
[7] pucakbukit, “Jenis-Jenis Format File Video,” 2018. [Online]. Available: https://steemit.com/komputer/@puncakbukit/jenis- jenis-format-file-video.
[8] M. K. Emy Setyaningsih, S.Si., Kriptografi dan Implementasinya Menggunakan Matlab. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2015.
[9] Rifki Sadikin, Kriptografi untuk keamanan jaringan dan implementasi dalam Bahasa Java. Yogyakarta: ANDI, 2012.
[10] Dony Ariyus, PENGANTAR ILMU KRIPTOGRAFI Teori Analisis & Implementasi. Yogyakarta, 2008.
[11] Dimaz A Wijaya, MENGENAL BITCOIN & CRYPTOCURRENCY. Medan, 2016.
[12] “https ://www.den4b.com.” .