• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGANALISA SISTEM KERJA ECHOSOUNDER DI ATAS KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENGANALISA SISTEM KERJA ECHOSOUNDER DI ATAS KAPAL "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

ANALISIS SISTEM KERJA KAPAL SOUNDER Semua ide yang terdapat dalam KIT, kecuali tema dan yang saya tandai dalam tanda kutip, merupakan ide saya sendiri. Apabila pernyataan diatas ternyata tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya. KIT merupakan proses untuk menyajikan kondisi tertentu yang dialami taruna saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PRALA) selama berada di kapal.

Penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada orang tua dan saudara-saudara tercinta serta kepada para sesepuh yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta . Taruna/I Politeknik Transportasi Surabaya dan pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dari para taruna yang telah menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Penulis berharap semoga penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dan bermanfaat bagi para pembaca. SYUKRON AL IZAM, 2021 Menganalisis sistem kerja Echosounder di kapal yang dibimbing oleh Bpk. Sutoyo, S.SIT., M.Pd.

Dalam kegiatan pelayaran, gema sangat penting pada kapal untuk mengetahui kedalaman air dan menghindari bahaya kandas.

  • LATAR BELAKANG
  • RUMUSAN MASALAH
  • BATASAN MASALAH
  • TUJUAN PENELITIAN
  • MANFAAT PENELITIAN

Salah satunya adalah kapal mempunyai perlengkapan keselamatan yang sesuai dengan ketentuan, dan perlengkapan navigasi yang wajib ada di kapal untuk menunjang keselamatan operasional kapal, agar tidak terjadi kecelakaan. Sonar merupakan salah satu alat navigasi yang wajib ada pada sebuah kapal untuk mencegah kapal tersebut kandas, dengan sistem kerjanya menggunakan gelombang suara atau gema. Di bidang kelautan misalnya untuk mengukur kedalaman laut, di bidang industri misalnya untuk mengetahui cacat-cacat yang terjadi pada benda-benda produksi. Untuk itu digunakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip pemantulan gelombang suara yang disebut SONAR (Sound Navigation Ranging).

Misalnya: teknologi sederhana yang dilakukan nelayan tradisional di perairan Laut Jawa yang biasa mereka sebut dengan telepon ikan, yaitu mendeteksi keberadaan ikan dengan cara mendengarkan suara melalui dayungnya, namun karena gelombang suara yang terdengar (20 Hz- 20.000 Hz) luas sekali roaming dan sumber gangguannya banyak, masyarakat lebih cenderung menggunakan gelombang ultrasonik (ultrasonik) dengan frekuensi >20.000 Hz. Pemanfaatan alat echo sounder digunakan dalam berbagai bidang dengan menggunakan sistem gema yang dipasang pada bagian bawah kapal yang berfungsi untuk mengukur kedalaman air, mengetahui bentuk dasar suatu badan air dan mendeteksi seluruh benda atau mendeteksi makhluk hidup. makhluk di dalam air. vertikal di perairan ini. Dalam kondisi ideal, jarak yang ditempuh gelombang akustik ini adalah dua kali kedalaman air.

Oleh karena itu, keakuratan pencatatan waktu tempuh gelombang pada sonar oleh instrumen dan keakuratan penentuan kecepatan rambat gelombang akustik di dalam air mempengaruhi keakuratan data kedalaman yang diperoleh. Kecepatan rambat gelombang akustik dipengaruhi oleh salinitas, kepadatan dan suhu, variabel-variabel ini bersifat dinamis sesuai dengan kondisi dan kedalaman badan air. Identifikasi keakuratan nilai kecepatan rambat gelombang akustik pada data sonar penting dilakukan karena menentukan kualitas data kedalaman hasil pengolahan data sonar.

Nah dalam hal ini penulis tertarik untuk membahas tentang echosounder yang merupakan suatu alat navigasi yang sangat diperlukan pada saat kapal ingin berlabuh jangkar, sehingga memudahkan kapal mengetahui kedalaman suatu jalur air dalam navigasinya agar terhindar dari kecelakaan fatal seperti itu. sebagai risiko jatuh ke tanah. Dari pemaparan data diatas, penulis ingin menjadikan Echosouder sebagai dasar dalam suatu tugas. Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian hanya terfokus pada analisis pengolahan eco data yang paling baik dan keakuratannya dalam pengolahan data.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan dan pemanfaatan gelombang bunyi dalam bidang teknologi modern, lebih khusus lagi dalam pengukuran kedalaman laut. Diharapkan bagi perusahaan hal ini dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai kerusakan atau permasalahan yang terjadi pada perangkat navigasi echosounder. Bagi kapten dan pilot agar dapat memberikan informasi permasalahan pada sistem operasi alat bantu navigasi echosounder dan mempelajari sistem operasi depth sounder.

LANDASAN TEORI

Misalnya, paus menggunakan gelombang akustik untuk berkomunikasi dalam jarak puluhan ribu bahkan ratusan kilometer. Kemampuan gelombang akustik untuk merambat jarak jauh memberikan penginderaan jauh terhadap lingkungan perairan. Perangkat yang menggunakan gelombang akustik dalam penerapannya termasuk dalam kelompok instrumen yang disebut sonar.

Cepat rambat bunyi pada suatu lokasi dapat berubah tergantung kondisi perairan seperti salinitas, tekanan, dan suhu, namun tidak bergantung pada sifat gelombang akustik itu sendiri. Jika gelombang akustik bertemu dengan medium yang kecepatan bunyi lokalnya berbeda, panjang gelombangnya akan berubah, tetapi frekuensinya tetap. Single beam ini merupakan alat yang mudah digunakan, namun informasi yang didapat hanya sepanjang area yang dilalui kapal, sehingga ada fitur yang tidak terdeteksi antar jalur per track sebagai jalur lacaknya dimana terdapat celah sekitar 10 sampai 100 meter yang tidak terlihat oleh sistem.

Transceiver terdiri dari sebuah pemancar yang berfungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan daya listrik untuk frekuensi tertentu. Survei kedalaman air berkelanjutan dari bawah kapal memberikan pengukuran kedalaman resolusi tinggi di sepanjang jalur yang diukur. Transduser menurut Deo (2007) adalah alat pengeras suara gema yang menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan transduser, dan berfungsi mengubah suara.

Ia juga berfungsi sebagai alat catatan yang ditulis di atas kertas dan ditampilkan pada layar CRT (Cathoda Ray Tube) dalam bentuk sinar berosilasi (untuk monitor berwarna) atau dalam bentuk tampilan lampu sorot neon (untuk sonar). tanpa rekaman). Sonar menggunakan gelombang akustik aktif (mentransmisikan dan menerima sinyal) dan dapat digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi jumlah biomassa ikan di lautan. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dengan menentukan selang waktu antara pulsa yang dikirimkan dan pulsa yang diterima.

Diketahui bahwa Echosounder mempunyai pemancar yang membangkitkan atau menghasilkan getaran listrik berupa impuls getaran. Getaran tersebut disalurkan ke suatu alat yang diletakkan di bagian bawah kapal yang mengubah energi listrik menjadi getaran di dalam air, getaran tersebut disalurkan ke dalam air. berupa impuls vertikal ke dasar laut dan dipantulkan kembali. Dan ketika getaran tersebut mengenai suatu benda, sebagian energinya dipantulkan, dibiaskan, atau diserap. Untuk gelombang yang energinya dipantulkan, maka akan diterima oleh perekam. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dengan menentukan interval waktu antara pulsa yang dikirimkan dan pulsa yang diterima. Dari hasil tersebut dapat diperoleh jarak suatu benda. terdeteksi (Dias, 2012).

Perekaman kedalaman air secara terus menerus dari dasar kapal memberikan pengukuran kedalaman resolusi tinggi di sepanjang jalur yang disurvei. Upaya yang harus dilakukan agar alat navigasi sonar dapat berfungsi dengan baik adalah pengoperasian sonar harus dilakukan sesuai dengan buku petunjuk yang ada.

Gambar  2.1 Prinsip Kerja Echosounder.
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Echosounder.
  • JENIS PENELITIAN
  • LOKASI PENELITIAN
  • JENIS DAN SUMBER DATA
  • TEKNIK ANALISA DATA

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumbernya. Data sekunder merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan data yang ada untuk dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan tujuan peneliti. Data yang ada dapat berupa kajian sejarah atau data kepustakaan yang ada.

Kuesioner data sekunder merupakan data yang peneliti dapat/kumpulkan dari seluruh sumber yang ada dalam artian peneliti adalah pihak kedua. Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai dasar dalam menentukan metode dan langkah pengumpulan data penelitian. Observasi menurut Raco dalam kutipan Erlang (2010) adalah bagian dari pengumpulan data, observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan.

Sedangkan menurut Hadi (1987) dalam Prastowo (2010) dalam kutipan Erlang, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian, dalam kaitannya dengan dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sedangkan menurut Esterbreg yang mengutip Erlang (2002) dalam Sugiyono (2008), penemuan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab. Andhi dalam mengutip Erlang (2010), mengungkapkan bahwa dokumen adalah rekaman tertulis atau video dan isinya adalah peristiwa yang terjadi.

Usman dan Akbar juga menambahkan dalam kutipan Erlang (1996) dalam Andi (2010) bahwa pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik. Dalam pengumpulan data, informan yang diharapkan mampu memberikan informasi selama praktik berlayar di kapal, awak kapal khususnya di geladak menjadi pembimbing karya ilmiah ini. Data yang telah diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah kita tetapkan sejak awal, sebelum kita mengumpulkan data.

Reduksi data merupakan pilihan untuk memusatkan perhatian pada penyederhanaan, validasi, dan transformasi data mentah atau data mentah yang diperoleh dari catatan tertulis di lapangan.Dalam penelitian kualitatif, reduksi data terjadi secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Miles dan Huberman menjelaskan bahwa sejak awal pengumpulan data, penganalisis bekerja untuk menemukan makna sesuatu. perhatikan keteraturan, pola dan pola interpretasi yang mungkin muncul, alur sebab akibat, dan desain proposisional. Sedangkan analisis data dilakukan secara bertahap yaitu data yang diperoleh secara periodik dianalisis terlebih dahulu, kemudian digabungkan dengan pengumpulan data berikutnya dan dianalisis kembali dan seterusnya sampai cukup data yang terkumpul, cara ini dilakukan menurut tiga tahap. kehadiran peneliti, namun metode ini lebih mudah bagi peneliti pemula. jenis penelitian menurut bogdan dan penjahit. https://docplayer.info/32495707-Bab-iii-metode-penelitian-. penelitian-kualitatif-menurut-bogdan-dan-taylor-dikutip-oleh-lexyj.html Diakses 25 Juni 2019).

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

PENYAJIAN DATA

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SARAN

Gambar

Gambar  2.1 Prinsip Kerja Echosounder.
Gambar  2.2 Single Beam Echosounder.
Gambar  2.3 Multi Beam Echosounder.
Gambar  2.4 Transmitter Echosounder.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Logistic Services In addition to MNL coordination centers at the MNF headquarters level, nations participating in a multinational operation may determine the need