• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan Keagamaan di MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peran Guru dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan Keagamaan di MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Peran Guru Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan Di MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo”. Penelitian ini berfokus pada peran guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo.

Sistematika Pembahasan

Fase kerja lapangan, yang meliputi pemahaman lingkungan penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berpartisipasi dalam pengumpulan data. Data spesifik mengenai peran guru sebagai pendidik dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma'arif Setono Jenangan Ponorogo, peran guru sebagai pengawas dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma' arif Setono Jenangan Ponorogo, dan peran guru sebagai motivator dalam pembangunan

Kajian Teori 1. Guru

Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual (SQ), yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan kehidupan kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.48. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan memberi makna pada ibadah setiap tingkah laku dan aktivitas, melalui langkah dan pemikiran alamiah, menuju manusia seutuhnya, serta memiliki pola pikir tauhid dan berprinsip hanya karena Allah.49. Kecerdasan spiritual adalah kesadaran dalam diri kita yang menuntun kita untuk menemukan dan mengembangkan bakat, kualitas bawaan, intuisi, otoritas batin, kemampuan membedakan yang benar dan yang salah, dan kebijaksanaan.50.

Aspek penting dari kecerdasan spiritual adalah (1) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, (2) kesabaran dalam menerima hakikat Tuhan, dan (3) kemampuan beramal shaleh dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Singkatnya, lingkungan sekolah yang diciptakan oleh guru-guru dengan kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi juga akan melahirkan individu-individu dengan kecerdasan spiritual yang tinggi.

Kegiatan Keagamaan

Artinya: "Apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabat-sahabatmu) dan kamu hendak mengerjakan shalat bersama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu." (QS. An-Nisa Dhuha Sholat. Membaca Al-Qur'an adalah ilmu yang mengandung seni, yaitu seni membaca Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang tertulis, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. berada di atasnya.

Ruang lingkup pengajaran Al-Qur’an lebih pada pengajaran keterampilan khusus yang memerlukan banyak latihan dan kebiasaan. Setiap kali mereka shalat (minimal lima kali sehari semalam), mereka harus membaca (menghafal) ayat-ayat Al-Qur'an.83.

Telaah Pustaka

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui shalat berjamaah di MI Ma’arif Patihan Wetan adalah: kepala sekolah berusaha memaksimalkan sumber daya yang ada di sekolah yaitu masjid, dan merencanakan kegiatan shalat berjamaah untuk meningkatkan kecerdasan spiritual siswa. agar mereka mempunyai kepribadian. yang baik. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui sholat berjamaah di MI Ma'arif Patihan Wetan adalah: kepala sekolah setelah membuat rencana kegiatan sholat berjamaah untuk meningkatkan kecerdasan spiritual siswa, kemudian mengadakan pertemuan dengan guru dan membuat keputusan diadakannya kegiatan salat berjamaah untuk meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik dan kegiatan salat berjamaah yang dilakukan setiap hari yaitu salat Dhuha dan salat Dhuhur. Peran kepala sekolah sebagai pendidik atau pendidik dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui shalat berjamaah di MI Ma’arif Patihan Wetan adalah: kepala sekolah memberikan bimbingan sebelum shalat berjamaah dan menegur bahkan memberikan hukuman kepada siswa yang berbicara sendiri pada saat rapat berjamaah. salat berupa perintah untuk salat.jamaah kembali menyendiri di depan teman-temannya setelah selesai salat.

84 Danang Fitrah Efendi, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa Melalui Sholat Berjamaah MI Ma’arif Patihan Wetan” (Skripsi, STAIN, Ponorogo), 77. Bedanya, peneliti Danang Fitrah Efendi mengamati pada penelitian sebelumnya peran tersebut kepala sekolah dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui doa bersama.

DESKRIPSI DATA

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Berdirinya MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo
  • Letak Geografis MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo
  • Struktur Organisasi MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo
  • Kondisi Guru MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo
  • Kondisi Murid MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo
  • Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo a. Manajemen

MI Ma'arif Setono Jenangan Ponorogo merupakan salah satu madrasah yang ada di Desa Setono, tepatnya terletak di Jalan Raden Katong No. 01 Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Dilihat dari letak geografisnya, MI Ma'arif Setono Jenangan Ponorogo berada di kawasan yang sangat strategis karena madrasahnya tidak jauh dari jalan raya dan berada satu kawasan dengan pemakaman Batoro Katong serta sangat dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga sangat dekat dengan pemukiman warga. mudah diakses. Meski berada satu kawasan dengan makam Batoro Katong, namun tidak mempengaruhi suasana pembelajaran di madrasah.88 3. Visi dan Misi MI Ma'arif Setono Jenangan Ponorogo.

Struktur organisasi terdiri dari Kepala Madrasah, Wakil Kepala Kurikulum, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sarana Prasarana, Wakil Kepala Humas, Komite Madrasah, Ketua TU, guru dan siswa. Setiap satuan pendidikan harus mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut: ruang kelas, ruang madrasah induk, ruang guru, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang kreasi, ruang tamu, KM/WC, gedung olah raga, UKS dan musala.

Deskripsi Data

  • Peran Guru Sebagai Educator dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan Keagamaan di MI Ma’arif Setono
  • Peran Guru Sebagai Supervisor dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan Keagamaan di MI Ma’arif Setono
  • Peran Guru Sebagai Motivator dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan Keagamaan di MI Ma’arif Setono

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peran guru sebagai pendidik dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma'arif Setono Jenangan Ponorogo adalah: dengan mengadakan program kegiatan keagamaan seperti Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ ), membiasakan menghafal surat pendek, asmaul husna, shalat berjamaah dan memberi contoh yang baik. Peran guru sebagai pengawas dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma'arif Setono Spiritualitas siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma'arif Setono. Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa peran guru sebagai pengawas dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma’arif Setono Jenangan Ponorogo adalah: dengan cara memantau siswa dalam kegiatan TPQ yang diadakan setiap hari senin sampai kamis khususnya kelas bawah. (I, II dan III) selama 1 jam pelajaran.

Peran guru sebagai motivator dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma'arif Setono Spiritualitas siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma'arif Setono Jenangan Ponorogo. Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan di MI Ma'arif Setono Jenangan Ponorogo adalah: saya.

ANALISIS DATA

Analisis Data Tentang Peran Guru Sebagai Educator dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan

Upaya pengembangan kecerdasan mental di sekolah menurut Danah Zohar dan Ian Marshall adalah dengan memberikan ruang kepada siswa untuk melakukan aktivitasnya sendiri, melatih siswa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dan guru hendaknya mendorong setiap siswa untuk belajar dari saling memahami dan menghargai perasaan. . 107 Aspek penting dalam kecerdasan spiritual adalah melakukan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dimanapun dan kapanpun. 108. Pengembangan kecerdasan spiritual di MI Ma'arif Setono melalui pelaksanaan program kegiatan keagamaan, dalam pelaksanaan kegiatan tersebut guru membimbing pelaksanaan kegiatan keagamaan dan memberikan contoh yang baik guna meningkatkan kecerdasan spiritual siswa. Bimbingan yang diberikan guru dalam melaksanakan shalat berjamaah adalah melalui guru menutup pelajaran ketika azan berbunyi dan mengingatkan siswa untuk membawa perlengkapan shalat setiap harinya.

Petunjuk yang diberikan guru ketika belajar menghafal surat pendek adalah dengan memberikan latihan menghafal surat pendek dengan lancar dan akurat. Dalam tugasnya, guru tidak hanya mengajarkan seseorang untuk mengetahui suatu hal, tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan, terutama sikap mental siswa.

Analisis Data Tentang Peran Guru Sebagai Supervisor dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan

Upaya pengembangan kecerdasan spiritual di sekolah, menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dilakukan melalui kepemimpinan; guru adalah teladan seorang pemimpin yang diamati oleh murid-muridnya. Upaya guru sebagai pengawas dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan adalah yang pertama dengan memberikan pengawasan dalam kegiatan TPQ, yaitu dengan melakukan pemantauan terhadap siswa dalam kegiatan TPQ yang dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis khususnya pada kelas bawah (I, II dan III). selama 1 jam pelajaran. , dengan membaginya menjadi 3 kelompok belajar, sehingga memudahkan guru dalam mengawasi kegiatan TPQ, dan juga guru memberikan reward kepada siswa yang menulis bahasa arab tercepat dan terbanyak, sehingga siswa berlomba-lomba untuk meraih reward tersebut, akankah hal ini menjadikan memudahkan guru memantau siswanya. Pengawasan yang kedua diberikan pada saat pembiasaan menghafal surat pendek, yaitu membimbing siswa dalam pembiasaan menghafal surat pendek. Hal ini dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu pada kelas I sampai VI sebelum proses belajar mengajar dimulai dan berlangsung kurang lebih 15 menit. , setiap kelas mengingat 5 huruf dari bab 30.

Sholat Dhuha berjamaah dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jumat, pada jam istirahat pertama yang diikuti oleh siswa kelas III sampai VI. Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengevaluasi dan memperbaiki gerakan-gerakan shalat yang tidak tepat serta menegur siswa yang sibuk.

Analisis Data Tentang Peran Guru Sebagai Motivator dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa melalui Kegiatan

Begitu pula ketika anak-anak melaksanakan shalat Dhuha berjamaah, guru memberikan motivasi agar shalat Dhuha dapat melengkapi shalat fardhu dan juga membawa keberuntungan. Sedangkan pada saat TPQ, untuk mendorong anak rajin membaca Al-Quran yaitu dengan memberikan semangat bahwa membaca Al-Quran mendatangkan pahala yang banyak, pahalanya dihitung per huruf, setiap huruf akan datang sepuluh keutamaan yang dikalikan, jadi diharapkan anak-anak semakin rajin membaca Al-Qur'an.

PENUTUP

Kesimpulan

Peran guru sebagai pengawas dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa melalui kegiatan keagamaan adalah guru melaksanakan kegiatan keagamaan, kegiatan TPQ dilaksanakan setiap hari Senin sampai Kamis khususnya kelas bawah (I, II dan III) mendampingi dan memantau. ) selama 1 jam pelajaran. Pendampingan siswa pada pembiasaan menghafal surat-surat pendek yang dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu dari kelas I sampai VI sebelum proses belajar mengajar dimulai dan dilakukan selama kurang lebih 15 menit, setiap kelas menghafal 5 surat dalam juz 30. Sholat Dhuha berjamaah dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jumat pada saat istirahat pertama diikuti oleh siswa kelas III.

Pada saat salat berjamaah, pengawasan diserahkan oleh masing-masing guru ruangan untuk menilai dan memperbaiki gerakan salat yang tidak tepat pada saat salat berjamaah, serta memberikan sanksi kepada siswa yang hanya berbicara pada saat salat berjamaah berupa menyuruhnya salat tepat di depan mata. sahabat dan menulis Al-Fatihah sebanyak 20 kali. Memberikan motivasi pada saat salat Dhuha berjamaah dengan memberikan semangat kepada anak bahwa salat Dhuha dapat melengkapi salat Fardhu, selain dapat menyelesaikan salat Fardhu juga akan membawa keberuntungan.

Saran 1. Bagi Guru

Motivasi ini diberikan pada saat kegiatan TPQ dengan menyampaikan kepada siswa bahwa membaca Al-Qur'an akan mendapat pahala yang banyak, pahalanya dihitung per huruf dan tiap huruf dikalikan sepuluh keutamaan, sehingga anak semakin rajin membaca. Al-Qur'an. Dwi Lestari, Putri. Hubungan keterlibatan siswa dalam kegiatan keagamaan di sekolah dengan kondisi lingkungan sosial dan sikap keagamaan kelas di MI Ma'arif Patihan Wetan. Ponorogo: Skripsi Noda, 2007.

Referensi

Dokumen terkait

The agreement itself under Article 1313 of the Civil Code/ BW is “an act by which one or more persons commit themselves to one or more others.”Employment Agreement under Article 14 of

meet sesuai kondisi  Peserta didik mengisi absensi yang telah disiapkan guru di GC, guru mengeceknya sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam