• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengurangi sikap anarkis siswa melalui pemberian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "mengurangi sikap anarkis siswa melalui pemberian"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORITIS

Kerangka Teoritis

  • Sikap Anarkis
    • Pengertian Anarkis
    • Faktor Penyebab Munculnya Anarkis
  • Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
    • Pengertian Kelompok
  • Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
    • Manfaat Bimbingan Kelompok
    • Model Bimbingan Kelompok
    • Komponen Bimbingan Kelompok
    • Asas-Asas Bimbingan Kelompok
    • Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok
    • Jenis-Jenis Bimbingan Kelompok
    • Teknik-Teknik dalam Bimbingan Kelompok
  • Role Playing (Bermain Peran)
    • Langkah-Langkah Penggunaan Role Playing
    • Kelebihan dan Kelemahan Teknik Role Playing
    • Bentuk-bentuk Role Playing
    • Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Role

Sedangkan Tohirin (2007:17) mengartikan “pengajaran kelompok sebagai tujuan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konselor (siswa). Tujuan keseluruhan dari kegiatan orientasi kelompok adalah untuk mengembangkan keterampilan sosialisasi siswa, khususnya keterampilan komunikasi peserta layanan. Secara khusus, pengajaran kelompok bertujuan untuk mendiskusikan topik-topik tertentu yang mengandung isu-isu terkini (panas) dan menjadi perhatian peserta.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa melakukan kegiatan orientasi kelompok bertujuan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial khususnya komunikasi dan membuka pikiran serta memperluas pengetahuan siswa tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran kelompok. Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok mempunyai tiga model, yaitu model A (model bimbingan kelompok), model B (model proses kelompok), dan model C (model konseling kelompok). Prayitno (2004:4) menjelaskan bahwa dalam pengelolaan kelompok ada dua pihak yang berperan, yaitu ketua kelompok dan peserta atau anggota kelompok.

Untuk melaksanakan konseling kelompok, seorang konselor harus membentuk sekelompok individu menjadi kelompok yang memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan di atas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen bimbingan kelompok terdiri dari tiga komponen yaitu ketua kelompok, anggota kelompok dan dinamika kelompok. Kesimpulannya dalam proses pelayanan konseling kelompok, konselor dan anggota kelompok harus memperhatikan 5 prinsip atau kaidah, yaitu: prinsip kesukarelaan, prinsip efektifitas, prinsip aktivitas, prinsip normativitas, dan prinsip kerahasiaan.

Menurut Tohrin, layanan konseling kelompok mempunyai tahapan kegiatan sebagai berikut: Pertama, tahap perencanaan yang meliputi kegiatan. Prayitno menyatakan ada empat fase yang harus dilalui dalam pelaksanaan konseling kelompok, yaitu fase pembentukan, fase transisi, fase aktivitas, dan fase terminasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini tergantung pada jenis bimbingan kelompok yang dilaksanakan, apakah topik bebas atau topik tugas.

Menurut Prayitno (2004:25), dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok ada dua jenis, yaitu topik bebas dan topik tugas. Organisasi kesiswaan, khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah, dapat menjadi teknik konseling kelompok. Sosiodrama dapat dijadikan sebagai bimbingan kelompok untuk menyelesaikan permasalahan siswa melalui drama.

Dari berbagai teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa layanan konseling kelompok mempunyai enam teknik, antara lain pemberian informasi kelompok, pemecahan masalah, permainan simulasi, karyawisata, penciptaan suasana kekeluargaan dan permainan peran. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran ada tiga bentuk, yaitu bermain bebas, memerankan kembali cerita, dan permainan wayang dan wayang.

Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Subjek dan Objek
  • Langkah-langkah Penelitian
  • Defenisi Operasional Variabel
  • Teknik Pengumpulan Data atau Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Namun guru Bimbingan Konseling belum pernah memberikan layanan konseling kelompok terkait pengurangan sikap anarkis pada siswa, sehingga masih terdapat siswa yang memiliki sikap anarkis. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru orientasi konseling, dapat diketahui bahwa guru BK telah menjalankan tugas dan perannya sebagai guru BK dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. layanan bimbingan kepada siswanya, khususnya menggunakan layanan bimbingan kelompok mengenai sikap anarkis. Guru BK lebih mengutamakan layanan konseling individual di ruang bimbingan dan konseling, sehingga sebagian siswa belum memahami apa itu bimbingan kelompok, sehingga masih ada siswa yang kurang peduli untuk diberikan materi bimbingan kelompok.

Mengurangi sikap anarkis siswa dengan memberikan bimbingan kelompok teknik role play pada kelas XI MP-1 SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2017/2018. Disini guru bimbingan dan konseling berperan aktif dalam memberikan layanan kepada siswa yang mempunyai masalah perilaku untuk mengurangi sikap anarkis siswa.Layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling antara lain layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik role play. Dalam layanan bimbingan kelompok ini ketua kelompok memberikan materi tentang pengurangan sikap anarkis pada remaja tepatnya pada kelas XI MP-1SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan.

Dalam proses layanan bimbingan kelompok, anggota kelompok masih malu untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok karena anggota kelompok belum pernah melakukan kegiatan bimbingan kelompok sebelumnya. Dari pernyataan di atas terlihat bahwa sebelum peneliti melakukan layanan bimbingan kelompok antara guru BK dan wali kelas terdapat kerjasama yang kurang tepat dan buruk. Setelah peneliti memberikan layanan bimbingan pada kelompok kedua, perubahan mulai terlihat pada siswa yang pertama kali mengunjungi ruang konseling.

Pada penelitian yang bertujuan untuk mengetahui cara mengurangi sikap anarkis dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik role play pada siswa kelas XI MP-1 SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2017/2018. Sulit mengungkapkan secara tepat penelitian pengurangan sikap anarkis menggunakan teknik role play dengan memberikan layanan manajemen kelompok di kelas XI MP-1SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan karena alat yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan atau dilakukan penulis mengenai pengurangan sikap anarkis siswa dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran di Kelas XI MP-1 SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan selama tahun ajaran, maka penulis telah menarik beberapa kesimpulan.

Pelaksanaan bimbingan kelompok topik khusus telah berhasil dilaksanakan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan dengan menggunakan teknik role play dengan materi mengurangi sikap anarkis. Dari hasil penelitian, cukup efektif dan efisien untuk mengurangi sikap anarkis siswa dengan memberikan layanan bimbingan belajar kelompok di Kelas XI MP-1 SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Dengan mengurangi sikap anarkis melalui layanan bimbingan kelompok, guru bimbingan dan konseling berupaya meningkatkan kualitas pemberian layanan untuk diterapkan dalam kegiatan bimbingan kelompok siswa.

Tabel 3.2                                           Objek Penelitian
Tabel 3.2 Objek Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Deskripsi Hasil Penelitian

Konseling kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu atau siswa melalui kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok juga merupakan suatu proses pemberian informasi dan bantuan kepada siswa, khususnya dalam mengembangkan kepribadiannya dengan menggunakan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Peneliti menjelaskan apa itu bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, prinsip-prinsip bimbingan kelompok (asas keterbukaan, kesukarelaan, keaktifan, normativitas dan kerahasiaan).

Peneliti kemudian menjelaskan cara melakukan konseling kelompok, dimana anggota yang mempunyai pendapat hendaknya mengacungkan tangan kanan dan tidak pernah menyela pembicaraan anggota lain. Tujuan dari konseling kelompok ini adalah setelah diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik role-playing, diharapkan siswa mampu memahami dan mengubah perilaku anarkis. Dalam konseling kelompok, siswa sangat antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh ketua kelompok, topik yang sedang dibicarakan. BA: Menurut saya, Bu, kurangi sikap anarkis Ibu agar Ibu bisa lebih mengontrol diri ketika sedang emosi.

LH: Berkurangnya sikap-sikap anarkis berarti tidak ada lagi tindakan kekerasan di dunia pendidikan ya Bu. AF: mengurangi sikap anarkis agar tidak ikut serta dalam perampasan hak-hak yang bukan milik kita. MH: Menurut saya, berkurangnya sikap anarkis berarti kita tidak lebih bijaksana dalam memilih pergaulan yang positif.

TP: Kalau saya memoderasi sikap anarkis saya, maka saya harus lebih jeli dalam membedakan tindakan positif dan negatif. DM: Bagi saya Bu, mengurangi sikap anarkis berarti tidak mudah terpengaruh oleh seruan anarkis yang merugikan sosial dan pribadi. Dari hasil wawancara dengan responden terlihat bahwa tingkat kesadaran dalam mengurangi sikap anarkis cukup berkurang karena siswa dapat mengontrol diri selama proses pembelajaran di sekolah.

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa dalam menyelesaikan permasalahan siswa dalam mengurangi sikap anarkis, guru akan bekerja sama dengan guru pembimbing dan orang tua untuk proses selanjutnya. Oleh karena itu peneliti melakukan layanan bimbingan kelompok sebanyak 2 kali pertemuan dengan topik dampak bullying menggunakan teknik role play dengan materi tidak mampu mengendalikan diri ketika emosi, masih mencari jati diri yang sebenarnya, suka bersatu agar dapat menjadi diri sendiri. dikatakan kuat. Pada saat penelitian pertama dilakukan, siswa yang memahami cara mengurangi sikap anarkis masih sangat sedikit, oleh karena itu peneliti mengajukan pertanyaan, bagaimana menurut anda jika teman anda suka diam-diam mengambil barang anda dan tidak mengembalikannya? peneliti ingin menerapkan pedoman pengabdian kelompok agar terhindar dari sikap anarkis yang mendominasi siswa di sekolah dan lingkungan sosial.

Diskusi Hasil Penelitian

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, baik moral maupun etika, sejak awal membuat proposal dan melakukan penelitian. Peneliti memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada siswa Kelas XI MP-1SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Selain keterbatasan waktu, peneliti juga menyadari bahwa kurangnya pemahaman penulisan dan pengetikan dalam membuat daftar pertanyaan wawancara yang baik dan standar serta kurangnya panduan dan referensi teknik penyusunan daftar pertanyaan wawancara yang baik menjadi keterbatasan penelitian. oleh karena itu tidak dapat dihindari. Penulis menyambut baik saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tulisan selanjutnya.

Kurangnya sikap anarkis pada siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan cukup baik, namun kemampuannya berbeda-beda, masih ada beberapa siswa yang kurang peka dan cuek pada saat proses pembelajaran. Diharapkan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran harus mengikuti berbagai peraturan dan ketentuan yang diterapkan di sekolah, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperan aktif. Diharapkan orang tua mampu memotivasi dan memberikan dukungan penuh kepada anaknya serta memberikan pengawasan dalam bentuk kegiatan pengembangan bimbingan kelompok.

Diharapkan guru bimbingan dan konseling dapat berperan lebih aktif dalam memimpin, membantu dan membimbing siswa agar berperilaku lebih baik. Diharapkan bagi peneliti lain untuk lebih mengembangkan pembahasan mengenai pemanfaatan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada setiap pembelajaran. Diharapkan kepada pimpinan sekolah agar lebih suportif dan tanggap terhadap proses bimbingan konseling yang dilaksanakan, serta mengupayakan penyelesaian usulan dan sarana prasarana yang ada di sekolah, agar bimbingan konseling berjalan maksimal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 3.2                                           Objek Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

ISSN: 2549-6182 Online Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem pengendalian