• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of MENINGKATAN KETERAMPILAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA TEKS OBSERVASI DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MINAT BACA SISWA KELAS VII MTs NEGERI 1 PURWAKARTA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of MENINGKATAN KETERAMPILAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA TEKS OBSERVASI DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MINAT BACA SISWA KELAS VII MTs NEGERI 1 PURWAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA TEKS OBSERVASI MELALUI METODE DISCOVERY

LEARNING DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MINAT BACA SISWA MTs NEGERI 1

PURWAKARTA

Yeni Nurhayani MTsN 1 Purwakarta

[email protected]

Naskah masuk: September disetujui: September revisi akhir: September

Abstrak: Tujuan penelitian ini mendeskripsikan proses pembelajaran membaca teks observasi menggunakan metode discovery learning, mengukur peningkatan keterampilan menemukan gagasan utama teks observasi dan mendeskripsikan dampak penggunaan metode discovery learning terhadap kemampuan berpikir krtitis dan minat baca siswa. Metode yang digunakan adalah metode campuran (Mixed Method). Populasi penelitian adalah siswa kelas VII MTs Negeri 1 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2020-2021 sampelnya kelas VII-A sebanyak 40 siswa/responden. Data dikumpulkan melalui instrument penelitian (tes dan kuesioner). Instrumen tes mengumpulkan data variable X1 (Menemukan Gagasan Utama) dan data variabel X2 (Kemampuan Berpikir Kritis), sedangkan kuesioner data variabel Y (Tentang Minat Baca). Pengujian hipotesis menggunakan statistik parametris dengan teknik analisis Determinasi dan dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan: (1) proses pembelajaran menggunakan metode discovery learning membuat siswa responsif dan aktif di kelas; (2) Terdapat peningkatan tes kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi setelah menggunakan metode discovery learning; (3) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan minat baca siswa. setelah menggunakan metode discovery learning. Maka dampak penggunaan metode discovery learning terhadap kemampuan berpikir krtitis dan minat baca siswa memperoleh peningkatan sebesar 11,6%

dan sisanya 88,4% dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata kunci: berpikir kritis, discovery learning, gagasan utama, minat baca.

PENDAHULUAN

Kegiatan membaca merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa, secara lengkap terdiri dari empat komponen utama, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif sedangkan keteram- pilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif.

Keempat keterampilan tersebut terdapat dalam pembelajaran di sekolah.

Membaca merupakan kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan mengolah teks bacaan dalam rangka

memahami isi bacaan. Membaca dapat dikatakan sebagai kegiatan memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan oleh penulis dalam tuturan bahasa tulis (Dalman, 2013:1). Di sini membaca berarti memahami teks bacaan baik secara literal, interpretatif, kritis, maupun kreatif.

Tarigan (2015:11) menambahkan, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata- kata. Oleh karena itu, membaca merupakan komunikasi interaktif antara pembaca dan bacaan.

(2)

Hergisa (2019:1) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa berdasarkan studi 5 tahunan yang dikeluarkan oleh Progressin Internasional Reading Litercy Study (PIRLS) pada tahun 2006 (Ditjen Dikdasmen, 2016:1), terkait minat baca siswa dalam kegiatan membaca masih rendah, ini tercermin dari beberapa fakta yang memuat tentang prestasi Bangsa Indonesia yang selalu berada di posisi terbawah dibandingkan dengan negara-negara lain.

Menurut UNESCO tingkat literasi membaca di Indonesia hanya 0,001%. Hal ini berarti dari 1000 orang, hanya 1 orang dengan minat baca tinggi. Berdasarkan laporan PISA yang baru rilis, Selasa 3 Desember 2019, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara. Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia berada paling bawah bersama Filipina yang mendapat peringkat terakhir dalam membaca. Singapura mendapat peringkat teratas di tiga bidang, bahkan mengalahkan Jepang dan Korea Selatan.

China mendapatkan peringkat satu dan Finlandia pada bidang membaca mereka ada di peringkat 7. Jepang umumnya selalu mengalahkan Finlandia, kecuali dalam skor membaca di mana Jepang tak masuk 10 besar. Korea Selatan pun tercatat 10 besar.

Sementara Amerika Serikat (AS) dalam

membaca di peringkat 13

(www.liputan6.com. 2020:1).

Hasil temuan di atas, menjadi masalah besar bagi para guru khususnya mereka yang mengajar Bahasa Indonesia, apalagi jika dikaitkan dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) menunjukkan bahwa masih rendahnya minat siswa dalam kegiataan membaca.

Berdasarkan pengamatan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Purwakarta pun banyak siswa masih kurang memiliki minat membaca teks yang sifatnya memberikan ilmu pengetahuan, mereka lebih tertarik untuk membaca teks yang sifatnya fiksi bentuk cerita (fabel, narasi), selain itu siswa merasa bahwa kegiatan membaca dilakukan semata-mata untuk melaksanakan tugas dari gurunya saja.

Masalah yang paling utama menurut Ningsih (2019) sebagai guru Bahasa Indonesia kelas VII di MTsN 1 Purwakarta menyebutkan bahwa dalam pembelajaran di sekolah saat ini, pembelajaran membaca masih terlaksana asal-asalan, artinya sebagian siswa masih terpaksa dalam melakukan kegiatan membaca sehingga kebiasaan membaca menjadi relatif masih rendah dilakukan siswa, khususnya siswa laki-laki. Hal ini diperkuat dari data yang diperoleh Perpustakaan MTsN 1 Purwakarta periode Juli 2018 - Juni 2019, yaitu.

Tabel: Data Peminjam dan Kunjungan Siswa

Perpustakaan MTSN 1 Purwakarta Periode Juli 2019 - Juni 2020 Bulan Peminja

m Kunjung

an Kumula tif Juli 2019 1338 89 1427 Agust-

2019 1621 905 2526

Septemb

er- 2019 1630 648 2278 Oktober-

2019 1914 855 2769

Nopr-

2019 326 134 460

Des-2019 122 110 232

Januar-

2020 1680 892 2572

Februari-

2020 1632 815 2447

Mart-

2020 1300 348 1648

Apr-2020 914 585 1499

Mei-2020 146 93 239

Juni-2020 76 32 108

Dari tabel di atas, tampak data peminjam dan pengunjung Perpustakaan MTsN 1 Purwakarta pada periode tersebut masih belum maksimal jika melihat data siswa yang berjumlah 1197. Hal ini tentu dapat disebabkan dari berbagai faktor seperti kurangnya motivasi membaca dari siswa serta kebutuhan siswa dalam membaca yang hanya ditujukan untuk

(3)

kepentingan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru pada siswa tersebut.

Akibatnya siswa hanya memiliki kemampuan membaca yang biasa-biasa saja bahkan diikuti pula oleh tingkat pemahaman yang masih rendah. Hasilnya, menunjukkan kemampuan efektif membaca siswa masih perlu ditingkatkan.

Saat ini, program yang hangat dibicarakan dan telah diwajibkan di tiap- tiap sekolah adalah program literasi, program ini erat kaitannya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia agar siswa dapat membaca dan berpikir kritis.

Menurut Eriyanto (2005:22) yang memaparkan bahwa literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca menulis, salah satunya juga adalah berpikir kritis.

Berpikir kritis tidak lepas dari berpikir tingkat tinggi, salah satu cara menumbuhkan keterampilan literasi baca tulis dapat melalui kegiatan membaca di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning.

Disini terlihat adanya kaitan yang erat antara literasi, kegiatan membaca dan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis merupakan suatu yang paling esensial dalam pembelajaran membaca. Hal ini sesuai dengan pengertian bahwa berpikir kritis adalah proses memperoleh informasi dan mengevaluasinya untuk mendapatkan kesimpulan atau jawaban. Kenyataan di lapangan siswa belum mampu untuk berpikir kritis ketika membaca, mereka masih kesulitan dalam memahami teks yang mereka baca.

Kesulitan yang dihadapi oleh siswa diantaranya yaitu kurangnya memahami dan menangkap isi teks bacaan sehingga siswa merasa putus asa dalam membaca dan akan mengakibatkan serta menimbulkan rasa malas dan tidak berminat untuk membaca. Kenyataan ini sangat berpengaruh pada kehidupan siswa salah satunya adalah siswa tidak terbiasa dan tidak bisa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, dengan kata lain siswa tidak mampu untuk berpikir kritis.

Membaca kritis memiliki pengertian

(Nurhadi, 2006:126) bahwa pembaca bukan sama sekali tidak menerima pikiran penulis tetapi berusaha menilai hasil tulisan dan memberikan prasangka kurang ilmiah, kurang akurat, tidak lebih baik dan sebagainya.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah dengan membuat rumusan penelitian sebagai berikut. (1) Bagaimana proses pembelajaran dalam membaca teks observasi menggunakan metode discovery learning?; (2) Apakah terdapat peningkatan keterampilan menemukan gagasan utama dalam teks observasi setelah menggunakan metode discovery learning? (3) Bagaimana dampak penggunaan metode discovery learning terhadap kemampuan berpikir krtitis dan minat baca siswa dalam pembelajaran menemukan gagasan utama?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan proses pembelajaran dalam membaca teks observasi menggunakan metode discovery learning; (2) Mengukur peningkatan keterampilan menemukan gagasan utama dalam teks observasi setelah menggunakan discovery learning; (3) Mendeskripsikan dampak penggunaan metode discovery learning terhadap kemampuan berpikir krtitis dan minat baca siswa dalam pembelajaran menemukan gagasan utama pada teks observasi.

Hipotesis pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. “Terdapat peningkatan keterampilan menemukan gagasan utama dalam teks observasi setelah menggunakan metode discovery learning”.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (Mixed Method). Metode campuran ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif, penggabungan dua bentuk

(4)

data dan penggunaan rancangan berbeda ini selanjutnya dapat melibatkan asumsi- asumsi filosofis dan kerangka kerja teoritis.

Pemilihan metode campuran ini berdasarkan pendapat Indrawan (2017:29), bahwa usaha penelitian dalam melakukan penelitiannya harus memilih pendekatan penelitian yang akan digunakan.

Pendekatan penelitian ini dibagi ke dalam tiga kelompok, yakni kualitatif, kuantitatif dan campuran. Dari ketiga pendekatan tersebut berkembang metode penelitian yang selanjutnya masing-masing memiliki bentuk penyajian yang berbeda dalam merumuskan desain penelitiannya. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan yang tidak data dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penelitian ini melakukan penggabungan untuk mendapatkan simpulan yang lebih lengkap sesuai dengan tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui peningkatan keterampilan menemukan gagasan utama dalam teks observasi dengan metode discovery learning dan dampaknya terhadap kemampuan berpikir kritis dan minat baca siswa kelas VII di MTs Negeri 1 Purwakarta.

Desain penelitian yang digunakan adalah One Grup Pretest-Posttest (Tes Awal- Tes Akhir pada kelompok tunggal), yaitu kelompok sampel diberikan perlakuan (variabel bebas), tetapi kemampuan awal sampel diketahui terlebih dahulu melalui pretest. Setelah perlakuan diberikan, hasil penelitian diamati dengan diberikan posttest.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitiannya adalah siswa-siswi kelas VII MTs Negeri 1 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2020-2021 yang berjumlah 400 siswa. Sementara subjek yang akan diamati dalam kajian penelitian ini atau sampel penelitiannya adalah siswa-siswi kelas VII-A MTsN 1 Purwakarta sebanyak 40 siswa/responden, guru Bahasa Indonesia Kelas VII serta kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas VII-A MTsN 1 Purwakarta sekaligus sebagai lokasi dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen berupa tes dan non tes. Ada beberapa cara pengumpulan data yang terdiri dari telaah kepustakaan, observasi, wawancara dengan guru dan hasil angket motivasi membaca siswa yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini, selanjutnya dilakukan tes kemampuan awal, pretes, postes serta wawancara dengan siswa. Instrumen penunjangnya terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS), bahan ajar, metode, media, dan evaluasi berupa tes akhir dalam kegiatan pembelajaran yang uraiannya disajikan pada tabel berikut.

Tabel: Teknik Pengumpulan Data

Variabel Penelitan Teknik Pengumpulan

Data Pembelajaran

menemukan gagsan utama dan minat baca siswa sebelum

menggunakan metode discovery learning

Observasi, Tes, Angket

Peningkatan pembelajaran

menemukan gagasan utama terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan metode menggunakan metode discovery learning

Tes, Angket, wawancara

Dampak penggunaan metode discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan minat baca siswa dalam

menemukan gagasan utama pada teks observasi

Tes, Angket, wawancara

(5)

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terangkum dalam uraian tabel berikut.

Tabel: Teknik Pengumpulan Data berdasarkan Jenis Instrumen Penelitian

Variabel Penelitian Jenis Instrumen X1: Menemukan Gagasan

Utama

Tes X2: Kemampuan Berpikir

Kritis

Tes Y : Tentang Minat Baca Kuesioner

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyono (2011: 275), bahwa. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik/turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel independen, dan l variabel dependen. Model penelitian atau pola hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

ɛ

Gambar: Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian

Berdasarkan struktur model penelitian di atas, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametris dengan menggunakan teknik analisis Regresi Ganda, dengan persamaan dasar. Y = 𝛼 + b1 X1 + b2 X2

Prosedur Penelitian. Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian

untuk memudahkan pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut. (1) Tahap Perencanaan. Melakukan studi pustaka, yaitu mempelajari dan menghimpun informasi dari beberapa buku yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti hingga muncul gagasan tentang tema dan permasalahan yang akan diangkat sebagai judul penelitian hingga proposal tersebut diseminarkan; (2) Tahap Pelaksanaan.

Memilih kelas sebagai dan menyusun langkah-langkah penelitian yang telah direncanakan; (3) Tahap Pelaporan.

Mengolah dan menganalisis data, serta penulisan laporan penelitian. Melalui tahapan mengolah data ini kemudian ditabulasi dan dideskripsikan sesuai tujuan penelitian. Data yang sudah disusun dari kelompok tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program IBM SPSS 22.0. langkah selanjutnya menyusun laporan hasil penelitian dan membuat kesimpulan.

HASIL DAN PENELITIAN

Penelitian ini membahas tentang meningkatkan keterampilan menemukan gagasan utama teks observasi melalui metode discovery learning dan dampaknya terhadap kemampuan berpikir kritis dan minat baca siswa MTs Negeri 1 Purwakarta.

Salah satu metode pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran discovery learning.

Metode discovery learning adalah metode pembelajaran penemuan yang diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung tetapi siswa dituntut mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri (Kosasih, 2014:57).

Dalam penelitian ini, kegiatan membaca pemahaman dirangkaikan dengan berpikir kritis. Dimana kegiatan ini merupakan kegiatan membaca yang bertujuan mencari dan memperoleh

X1 Menemukan Gagasan Utama

X2 Kemampuan Berpikir Kritis

Y Minat Baca

(6)

informasi mencakup isi dan makna bacaannya, baik itu makna tersurat maupun makna tersirat. Melalui kegiatan membaca dengan berpikir kritis ini diharapkan siswa mampu menemukan gagasan utama atau menentukan ide pokok paragraf dari tiap teks yang dibacanya.

Untuk menemukan ide pokok paragraf dari sebuah teks yang dibaca, pembaca harus memiliki kemampuan atau keterampilan membaca, dengan kata lain harus kritis dan mampu berpikir kritis dalam memahami bacaannya, sebab akan ditemukan gagasan yang berisi pemikiran bersifat umum yang dijabarkan menjadi sejumlah gagasan pikiran yang didukung argumen (alasan) yang jelas.

Penulis memperoleh data dari hasil tes dan non tes berupa observasi, wawancara, dan kuesioner yang dilakukan kepada responden/ siswa kelas VII-A MTs Negeri 1 Purwakarta yang berjumlah 40 responden (30 perempuan dan 10 laki-laki) serta dari guru juga semua yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk variabel X1 (menemukan gagasan utama pada teks observasi) dengan pelaksanaan pembelajaran 3x3 JP (jam pelajaran) pertemuan dilakukan pada tanggal 13, 20 dan 27 Oktober sebagai observasi awal, pretest dan pelaksanaan pembelajaran variabel X1 pada tanggal 03 November, sementara 10 November 2020 adalah kegiatan untuk observasi variabel X2

(kemampuan berpikir kritis) dengan waktu pelaksanaan pembelajarannya sama.

Penelitian dimulai dari sebuah perencanaan pembelajaran di kelas VII-A MTs Negeri 1 Purwakarta untuk mengetahui kemampuan menemukan gagasan utama pada teks observasi sebelum dan sesudah menggunakan metode discovery learning serta dampaknya terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pengamatan/

observasi sesuai dengan rencana pelaksana pembelajaran (RPP).

Deskripsikan proses pembelajaran membaca menemukan gagasan utama menggunakan metode discovery learning

Pretest menjawab soal uraian sebanyak 5 soal pertanyaan yang mengacu pada kisi- kisi instrumen penelitian yang dibuat sebelumnya dengan hasil diketahui bahwa skor terkecil (minimum) sebesar 59 dan skor terbesar (maximum) 82, skor rata-rata (mean) sebesar 71,85 dengan nilai tengah (median) 74 dan modus (mode) 75 serta simpangan baku (standar deviation) 0,6363155.

Pengolahan data ini dilakukan melalui microsoft excel. Secara rinci perolehan skor dalam variabel X1 yang paling banyak terdapat pada interval nilai 71 – 80 yaitu sebanyak 21 responden atau 52,5% dan terkecil pada interval nilai 50 – 60 sebanyak 1 responden atau 2,5% dari total 40 responden.

Pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di kelas VII-A MTs Negeri 1 Purwakarta menggunakan bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik (LKPD).

LKPD merupakan bahan ajar siswa yang digunakan selama proses pembelajaran.

Pada kegiatan inti ini menggunakan langkah-langkah model discovery learning.

(1) Stimulasi, siswa mengamati dengan membaca teks observasi yang sudah dipersiapkan dalam LKPD. (2) Siswa mengidentifikasi dengan menentukan ciri umum teks laporan hasil observasi pada teks yang dibaca/didengar serta membuat pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan, selain itu pada kegiatan ini siswa juga mencari berupa kalimat fakta dan opini sebagai ciri teks laporan hasil observasi. (3) Mengumpulkan informasi yang relevan tentang teks bacaan.

Selanjutnya semua informasi dikumpulkan dan diolah. (4) Siswa mengolah informasi dengan menemukan ciri kata dan kalimat objektif pada teks observasi. (5) Langkah kelima membuktikan hasil penemuannya dengan menemukan ciri kata dan kalimat objektif pada teks observasi yang berfungsi memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi/penelitian secara sistematis. (6) Memberi simpulan pada hasil kelompok yang diperoleh siswa dengan

(7)

mempresentasikan dari hasil kelompoknya di depan kelas. (7) Kegiatan penutup/akhir proses pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan.

Selanjutnya dari data hasil postest prosedur pembelajaran menemukan gagasan utama (variabel X1) dengan menjawab 5 soal uraian pada 40 responden.

Diperoleh hasil skor terkecil (minimum) sebesar 70 dan skor terbesar (maximum) 90.

Adapun gejala pusat atau tendensi sentral yaitu skor rata-rata (mean) sebesar 82,45 dengan nilai tengah (median) 83 dan modus (mode) 85 serta simpangan baku (standar deviation) 4,755294. Secara rinci perolehan skor posttest dalam variabel X1 paling banyak terdapat pada interval nilai 81 – 90 yaitu sebanyak 26 responden atau 65% dan terkecil pada interval nilai 60 – 70 sebanyak 1 responden atau 2,5% dari total 40 responden. Dengan demikian hasil postest kemampuan menentukan gagasan utama termasuk ke dalam kategori baik atau di atas rata-rata. Hal ini diketahui pada perolehan nilai rata-rata dengan skor atau mean pada variabel ini adalah 82,45.

Pengukuran peningkatan keterampilan menemukan gagasan utama teks observasi serta kemampuan berfikir kritis siswa

Pada Pembahasan variabel kedua (X2) ini tentang “kemampuan berfikir kritis”, penulis melakukan observasi dengan melaksanakan pretest untuk mengukur kemampuan awal data variabel X2 tentang kemampuan berfikir kritis siswa. Pretes dilakukan dengan bentuk tes menjawab soal uraian sebanyak 5 soal pertanyaan yang mengacu pada kisi-kisi instrumen penelitian yang telah dibuat sebelum pembelajaran menggunakan metode discovery learning.

Hasil pengamatan pretest pada variabel X2 diperoleh skor terkecil (minimum) sebesar 59 dan skor terbesar (maximum) 88.

Adapun gejala pusat atau tendensi sentral yaitu skor rata-rata (mean) sebesar 71,7 dengan nilai tengah (median) 70 dan modus (mode) 70 serta simpangan baku (standar

deviation) 5,8974136. Secara rinci perolehan skor pretest dalam variabel X2 paling banyak terdapat pada interval nilai 61 – 70 yaitu sebanyak 22 responden atau 55,% dan terkecil pada interval nilai 50 – 60 sebanyak 1 responden atau 2,5% dari total 40 responden. Dengan demikian hasil prestest kemampuan menentukan gagasan utama siswa termasuk ke dalam kategori baik.

Hal ini diketahui dari nilai yang diperoleh siswa berada pada rentang nilai rata-rata (Skor rata-rata atau mean pada variabel ini adalah 71.7). Sementara hasil Postest Variabel X2 diketahui skor terkecil (minimum) sebesar 70 dan skor terbesar (maximum) 91. Adapun gejala pusat atau tendensi sentral yaitu skor rata-rata (mean) sebesar 79,2 dengan nilai tengah (median) 78 dan modus (mode) 78 serta simpangan baku (standar deviation) 4,39230096. Secara rinci perolehan skor pretest terbanyak pada interval nilai 71 – 80 yaitu sebanyak 26 responden atau 65% dan terkecil pada interval nilai 60-70 sebanyak 1 responden atau 2,5% dari total 40 responden. Dengan demikian hasil posttest kemampuan menentukan gagasan utama siswa kelas VII-A MTsN 1 Purwakarta termasuk ke dalam kategori baik, sebab siswa berada pada rentang nilai rata-rata dan di atas rata-rata (79,2).

Selanjutnya analisis data pada variabel ketiga (Y) tentang dampak penggunaan metode discovery learning terhadap kemampuan berpikir krtitis dan minat baca siswa dalam pembelajaran menemukan gagasan utama, peneliti mengajukan 10 butir pertanyaan/ pernyataan selanjutnya skor total seluruh item tersebut berkisar skor minimal 10 (10 x 1) sampai dengan skor maksimal 40 (10 x 4) dengan alternatif pilihan jawabannya atas 4 dengan pedoman skor dan kategori jawaban (4) sangat sesuai, (3) sesuai, (2) tidak sesuai dan (1) sangat tidak sesuai. Diperoleh jawaban responden dari keseluruhan data diperolehan skor terkecil (Minimum) sebesar 24 dan skor terbesar (Maximum) 39.

Adapun gejala pusat atau tendensi sentralnya rata-rata (Mean) sebesar 32,85;

(8)

nilai tengah (Median) 33; Modus (Mode) 32;

dan Simpangan Baku (Standard Deviation) 3,39. Dengan demikian, skor yang memiliki frekuensi paling banyak terdapat pada interval nilai 32 – 37, sebanyak 24 responden atau 60,0 % dan interval nilai paling kecil 24-27 sebanyak 2 responden atau 5,0 % dari total 40 responden.

Selanjutnya, berdasarkan observasi serta kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran selama tiga pertemuan diperoleh data berupa angka yang menunjukkan nilai atau capaian dari masing-masing indikator penilaian yang diamati dari angka tersebut diketahui skor dan kategori yang didapatkan dengan pilihan skor dan kategori ≤ 50 (sangat kurang), 51 – 60 (kurang), 61 – 70 (cukup baik), 71 – 80 (baik) dan 81 – 100 (sangat baik). Data hasil observasi ini mendeskripsikan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dari lembar observasi mengacu pada dua puluh lima indikator yang diamati, diperoleh data aktivitas guru dalam menggunakan metode discovery learning mulai dari skor terendah jumlah 28 sampai tertinggi dengan skor 34. Maka presentase capaian setiap indikator penilaian aktivitas guru pada pembelajaran dalam menemukan gagasan utama teks observasi dan dampaknya terhadap kemampuan berpikir kritis dan minat baca siswa dengan jumlah skor 28 dengan capaian 0,70 persentasinya 70% kategori baik. Sedangkan skor tertinggi 34 berjumlah 2 indikator yang diamati dengan capaian 0,85 presentasinya 85% kategori sangat baik. Dengan demikian dalam pembelajaran ini guru melakukannya dengan sangat baik. Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran dan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada saat itu. Hal ini berarti metode discovery learning sangat baik pula dilakukan pada pembelajaran menemukan gagasan utama dalam teks observasi dengan materi tersebut.

Tentang minat baca siswa. Analisis tentang minat baca siswa dalam menentukan gagasan utama teks observasi

pada siswa kelas VII-A MTsN 1 Purwakarta diberikan melalu angket dengan 10 pernyataan pada 40 responden sebelum dan setelah diberi perlakuan pembelajaran discovery learning. Diperoleh pernyataan nilai angket minimum 24 dan maksimum 39 dengan rata-rata 32,85 dan standar deviasi 3,386. Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh signikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data minat baca siswa dalam menentukan gagasan utama pada teks observasi berdistribusi normal.

Pada bagian akhir adalah pengujian hipotesis. Dimulai dari menentukan hipotesis. (1) Terdapat peningkatan kemampuan menentukan gagasan utama dalam teks observasi dengan metode discovery learning. (2) Terdapat peningkatan berpikir kritis dari minat baca siswa dengan metode discovery learning. (3) Kemampuan menentukan gagasan utama teks observasi berpengaruh pada peningkatan minat baca dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Deskripsi dampak penggunaan metode discovery learning

Dari hipotesis bagian pertama hasil analisis data “terdapat peningkatan kemampuan menentukan gagasan utama dalam teks observasi dengan metode discovery learning. Pada uji normalitas skor yang diperoleh berdistribusi normal.

Dengan menggunakan signikansi uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test, untuk pretest adalah 0,128 dan untuk postest 0,200. Berdasarkan kriteria pengujian Sig. >

0,05, maka Ho diterima untuk pretest dan postest.

Pada hipotesis bagian kedua hasil analisis data “terdapat peningkatan berpikir kritis dari minat baca siswa dengan metode discovery learning”.

Diperoleh data dari hasil uji determinasi (R2) dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,116.

Besarnya angka koefisien determinasi (R Square) 0,116 sama dengan 11,6%. Angka tersebut mengandung arti bahwa

(9)

kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi berpengaruh terhadap peningkatan berpikir kritis siswa sebesar 11,6%. Sedangkan sisanya (100% - 11,6% = 88,4%) dipengaruhi oleh variabel lain.

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji pengaruh variabel peningkatan kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi terhadap peningkatan berpikir kritis pada siswa. Selanjutnya berdasarkan perolehan nilai Fhitung = 4,981 dengan nilai Sig = 0,032. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel

3,245, dan nilai Sig < 0,05. Artinya peningkatan kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

Sementara hasil Uji t yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji pengaruh variabel metode discovery learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan menentukan gagasan utama pada teks observasi dan berpikir kritis siswa diperoleh nilai Thitung = 2,232 dengan nilai Sig = 0,032. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Thitung > Ttabel 2,024 dan nilai Sig

< 0,05. Artinya variabel peningkatan kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII- A MTsN 1 Purwakarta.

Terakhir hipotesis pada bagian ketiga

“kemampuan menentukan gagasan utama teks observasi berpengaruh pada peningkatan minat baca dan kemampuan berpikir kritis siswa.” Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai R2 sebesar 0,116. Artinya, kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi hanya memberikan sebesar 11,6% terhadap peningkatan berpikir kritis siswa.

Sedangkan sisanya 88,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Dalam perhitungan menggunakan uji F diperoleh data nilai Fhitung = 4,981 dengan nilai Sig = 0,032. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel 3,245, dan nilai Sig

< 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya peningkatan kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII-A MTsN 1 Purwakarta.

Sementara tentang minat baca siswa diperoleh data dari perhitungan statistik dengan menggunakan uji T diperoleh nilai Thitung = 61.361 dengan nilai Sig = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Thitung >Ttabel

3.31279, dan nilai Sig < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak. Artinya peningkatan kemampuan menentukan gagasan utama teks observasi secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan minat baca siswa.

Untuk mengetahui secara tegas pengaruh kemampuan menentukan gagasan utama teks observasi terhadap peningkatan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan Uji-t. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh nilai Thitung = 2,232 dengan nilai Sig = 0,032. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Thitung > Ttabel

2,024 dan nilai Sig < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak. Artinya variable peningkatan kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII- A MTsN 1 Purwakarta.

SIMPULAN

Metode pembelajaran model discovery learning mempunyai manfaat yang cukup besar dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII-A MTsN 1 Purwakarta. Proses pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Hal ini berpengaruh positif pada kualitas komunikasi dalam proses pembelajaran.

(10)

Metode discovery learning memudahkan guru mengelola proses pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan motivator sehingga siswa menjadi cenderung aktif, saling berdiskusi bertanya pada teman dan guru, berbagai kemampuan saling memberi masukan, bekerjasama dan saling berpikir kritis untuk menyelesaikan tugas-tugas siswa.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran dengan metode discovery learning ini sesungguhnya banyak dipengaruhi pula oleh beberapa faktor yakni adanya dukungan komponen-komponen pembelajaran berupa metode dan fasilitas yang diberikan guru, fasilitas dapat menciptakan pembelajaran lebih kondusif, aman, lancar dan kooperatif. Fasilitas yang digunakan berupa media, LKPD dan evaluasi yang digunakan dengan sangat baik dalam proses pembelajaran, hal ini membuat siswa menjadi responsif dan aktif di kelas.

Adanya peningkatan kemampuan menentukan gagasan utama pada teks laporan hasil observasi dengan menggunakan model discovery learning.

Demikian pula, dari hasil pengujian hipotesis skor kemampuan menentukan gagasan utama teks observasi menunjukkan bahwa kemampuan awal berbeda dengan kemampuan akhir. Skor kemampuan postest lebih tinggi daripada pretest.

Uji normalitas kemampuan berpikir kritis untuk pretest adalah 0,169 dan untuk postest 0,122. Dari hasil uji determinasi, diketahui nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,116. Besarnya angka koefisien determinasi (R Square) 0,116 sama dengan 11,6%. Angka tersebut mengandung arti bahwa kemampuan menemukan gagasan utama teks observasi berpengaruh terhadap peningkatan berpikir kritis siswa sebesar 11,6%.

Sedangkan sisanya (100% - 11,6% = 88,4%) dipengaruhi oleh variabel lain.

Menemukan gagasan utama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat baca siswa. Berdasarkan

hasil pengujian hipotesis menggunakan regresi linier, diketahui bahwa variabel menemukan gagasan utama memberikan pengaruh sebesar 14,1% terhadap minat baca. Diketahui bahwa tingkat berpikir kritis memberikan pengaruh sebesar 32,4%

terhadap minat baca pada siswa. Secara simultan, menemukan gagasan utama dan kemampuan berpikir kritis berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat baca pada siswa kelas VII MTsN 1 Purwakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Aditama.

Abidin, Yunus., Tita Mulyati, Hana Yunansah. (2017). Pembelajaran Literasi.

Bandung: Bumi Aksara.

Alwi, Hasan, dkk. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta:

Balai Pustaka.

Anderson, L.W. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Asih. (2016). Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia.

Bardiati, Ika. (2010). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Bandung: Sega Arsy.

Bird, C. (2001). Menulis dengan Emosi. Alih Bahasa: Eva Y. Nukman. Bandung:

Kaifa.

Brookhart, S.M. (2013). How to Create and Use Rubrics for Formative Assesment and Grading. Alexandri: ASCD.

Dalman. (2013). Keterampilan Membaca.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran.

Yogyakarta: Gava Media.

Fisher, A. (2009). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Harsiati, Titik. Agus Trianto dan E.

Kosasih. (2017). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:

Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan.

(11)

Hergisa, Rina. (2018). “Pengintegrasian Gerakan Literasi Sekolah dalam Pembelajaran Membaca Puisi dan Dampaknya Terhadap Minat Baca Siswa SMKN 3 Bandung”. dalam Jurnal Wistara Vol.II.No 1 Maret 2019.

Hidayati, Panca Pratiwi. (2018) Pembelajaran Menulis Esai Berorientasi Peta Berpikir Kritis. Bandung: Pelangi Press.

Indrawan, Rully., & Poppy Yaniawati.

(2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Kemendikbud. (2013). Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama, Modul. Tidak diterbitkan.

Khoiriyah, Siti Utami. (2015). Jurnal Sosial Vol.16 Nomor 1 Maret 2015 Peningkatan Kemampuan Membaca Teks Melalui Media Surat Kabar Siswa Kelas VII G di MTsN Kota Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kosasih, E. (2014). Jenis-Jenis Teks, Jakarta:

Yrama Widya.

Nitko, A.J. (1996). Educational Assesment of Students. New Jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.

Nurgiantoro, Burhan dan Pujiyat I Suyata.

(2009). “Pengembangan Penilaian Model Otentik dalam Pembelajaran Bahasa”. Jurnal. Cakrawala Pendidikan, Tahun XXVIII. No.3.

Nurhadi, (2007). Membaca Cepat dan Efektif.

Bandung: Sinar Baru.

_______ (2016). Teknik Membaca. Jakarta:

Bumi Aksara.

Priyatni, Endah Tri. (2011).

“Pengembangan Bahan Ajar Membaca Kritis Berbasis Intervensi responsif dengan Multimedia.” Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Priyatni, Endah Tri. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara.

Puri, Rika Media. (2018). Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam

Menginterpretasi Teks ulasan Film pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK. dalam Jurnal Wistara Vol.I No 1 Maret 2018.

Rahmawati, Rina. (2018). “Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Model Discovery Learning dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas XII SMK Al-Falah Dago Bandung”. dalam Jurnal Wistara Vol.1.No 2 September 2018.

Sudarsono, S. (2004). Character Building (Membangun Watak). Jakarta: Gramedia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

_______ (2010). Statistik untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

_______ (2015). Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Suhendar, M.E. (1992). MKDU Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Tampubolon, (1990). Kemampuan Membaca:

Teknik Membaca Efektif dan Efisien, Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1984). Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

_______ (2015). Edisi Revisi. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wikipedia Indonesia. (2007). Gagasan.

http://id.wikipedia.org/wiki/ide.

Internet:

https://www.liputan6.com/global/read/4 126480/skor-terbaru-pisa-indonesia- merosot-di-bidang-membaca-sains- dan-matematika. Peringkat Indonesia Merosot dalam Evaluasi Programme for International Student Asessment (PISA), diakses Sabtu, 04 Juli 2020.

https://www.kompasiana.com/frncscnvt/

5c1542ec677ffb3b533d6105/pisa-dan- literasi-indonesia?page=2. Hasil PISA Indonesia 2018: Akses Makin Meluas, Saatnya Tingkatkan, diakses Sabtu, 04 Juli 2020.

http://bagawanabiyas.wordpress.com.Kem ampuan Berpikir Kritis. diakses tanggal 11 juni 2019.

Referensi

Dokumen terkait

The article selection strategy refers to the PECOT component, where the Population is adolescents aged 12-21 years, Exposure to factors related to achievement, namely