• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PERENCANAAN DAN PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK KUNJUNGAN KELAS DI SD NEGERI KUTASARI 01 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

N/A
N/A
August Ruris

Academic year: 2024

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PERENCANAAN DAN PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK KUNJUNGAN KELAS DI SD NEGERI KUTASARI 01 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PERENCANAAN DAN PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

DENGAN TEKNIK KUNJUNGAN KELAS DI SD NEGERI KUTASARI 01 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KASIYEM, S.Pd

This study aims to improve the ability of teachers in the planning and implementation process of learning through academic supervision with class visit techniques in Kutasari Public Elementary School 01 Semester 2 2017/2018 Academic Year. The subjects of this school action research are 6 teachers at SDN Kutasari 01. Data collection is done by:

observation, and documentation. Data validation is done by triangulation. Analysis of the data used in this study is descriptive qualitative. The results of data analysis showed an increase in the ability of teachers in learning planning from 51.44 in the initial conditions to 71.11 in the first cycle and 84.58 in the second cycle with the criteria of a minimum GOOD value. Capacity building in the implementation of the learning process, from 51.45 in the initial conditions to 67.46 in the first cycle and 88.71 in the second cycle in the criteria of a GOOD minimum value.

Keywords: planning, learning process, class visits,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam perencanaan dan proses pelaksanaan pembelajaran melalui supervisi akademik dengan teknik kunjungan kelas di SD Negeri Kutasari 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah 6 guru di SDN Kutasari 01. Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

observasi, dan dokumentasi. Validasi data dilakukan dengan triangulasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan peningkatan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran dari 51,44 pada kondisi awal menjadi 71,11 pada siklus pertama dan 84,58 pada siklus kedua dengan kriteria nilai minimal BAIK. Peningkatan kemampuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu dari 51,45 pada kondisi awal menjadi 67,46 pada siklus pertama dan 88,71 pada siklus kedua dalam kriteria nilai minimal BAIK.

Kata Kunci : perencanaan, proses pembelajaran, kunjungan kelas PENDAHULUAN

Dari kegiatan awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru di SDN Kutasari 01 dalam perencanaan dan proses pelaksanaan pembelajaran didapatkan hasil yang cukup memprihatikan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penilaian yang dilaksanakan dimana dari 6 guru yang mengikuti kegiatan awal hanya terdapat 2 guru atau 33,33% dalam kriteria cukup dan 4 guru atau 66,67% dalam kriteria kurang.

Dalam kaitannya dengan pembinaan terhadap para guru, bidang ini adalah salah satu bidang yang termasuk dalam salah satu kompetensi kepala sekolah yaitu supervisi. Glickman menyatakan supervisi merupakan suatu proses yang bersifat mengembangkan dalam hal ini adalah mengembangkan komptensi pribadi dan kompetensi profesional guru (Fathurrohman dan Suryana, 2011:41).

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran.

(2)

Oleh sebab itu, sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses belajar mengajar (pembelajaran). Materi pokok dalam proses pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi, metode, teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas). Dalam kaitannya dengan pembinaan terhadap para guru, terdapat program yang melaksanakan pembinaan terhadap para guru yaitu memantau dan membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan perencanaan dan proses pelaksanaan pembelajaran

KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori

Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:

552-553). Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins &

Timonthy A. Judge, 2009: 57).

Mampu adalah cakap menjalankan tugas, mampu, dan cekatan. Kata kemampuan sama artinya dengan kecekatan. Mampu atau kecekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan mampu. Ruang lingkup kemampuan cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berfikir, berbicara, melihat, dan sebagainya. Akan tetapi dalam pengertian sempit biasanya kemampuan lebih ditunjukkan kepada kegiatan yang berupa perbuatan.

Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran operasional dari kurikulum, sedangkan aplikasi dari perencanaan akan terlihat dalam kegiatan

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, terutama sebagai alat proyeksi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.

Fungsi perencanaan pembelajaran sebagai pedoman atau panduan kegiatan menggambarkan hasil yang akan dicapai, sebagai alat control dan evaluasi. Bentuk perencanaan pembelajaran adalah silabus pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (Rusman, 2008 : 581).

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

Proses Pembelajaran

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan, (Sanjaya W, 2008 : 217). Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar serta penggunaan metode maupun strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.

Supervisi Akademik

Supervisi merupakan suatu bagian yang penting dalam pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya

(3)

sama yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memberbaiki proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2009: 195), bahwa supervisi pada hakekatnya merupakan bantuan dan bimbingan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan cara memberikan rangsangan, koordinasi, dan bimbingan secara terus menerus baik secara individual maupun kelompok.

Secara konseptual Glickman, Gordon & Ross-Gordon (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, 2011: 84), menyatakan bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto (2004: 5) supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar mengajar.

Supervisi Akademik pada Perencanaan Pembelajaran

Menurut Burden dan Byrd (Alben Ambarita, 2006: 73), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok atau individu untuk mencapai tujuan yang digariskan.

Lebih lanjut, Syafarudin dan Irawan (2005: 91) menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran adalah salah satu fungsi awal bagi aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Permendiknas nomor 41 tahun 2007 menjelaskan perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi bahan ajar, sumber belajar, metode pembelajaran, dan penilaian hasil belajar

Supervisi Akademik pada Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran adalah inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.

Menurut B. Suryosubroto (2002: 36), pelaksanaan pembelajaran merupakan terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut, Abdul Majid (2006:

111) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pelaksanaan proses pembelajaran, menurut B. Suryosubroto (2002: 27) meliputi kegiatan membuka pembelajaran, melaksanakan inti proses belajar mengajar, dan menutup pembelajaran.

Kerangka Pikir

Hipotesis Penelitian

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Perencanaan dan Proses Pelaksanaan Pembelajaran di SD Negeri Kutasari 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 diduga dapat dicapai melalui pelaksanaan Supervisi Akademik dengan Teknik Kunjungan Kelas.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Kutasari 01 Kecamatan Cipari

(4)

Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dimulai pada bulan Januari 2018 sampai Maret 2018. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dan dilaksanakan dalam 2 siklus

Metode dan Rancangan Penelitian

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah 6 guru di SDN Kutasari 01 Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode diantaranya observasi dan dokumentasi. Alat pengumpulan data dalam penelitian menggunakan 2 (dua) lembar observasi yaitu Instrumen Penilaian Perangkat Perencanaan Pembelajaran, dan Instrumen Penilaian Perangkat Pelaksanaan Pembelajaran Validasi Data

Pada penelitian ini, validitas data dilakukan dengan triangulasi, yaitu triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan metode

Teknik Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif.

Sedangkan untuk menghitung nilai kualifikasi digunakan rumus sebagai berikut :

Prosedur Penelitian Siklus Pertama

1. Perencanaan Tindakan

a. Mengidentifikasi masalah terkait dengan kemampuan mengajar guru

bersama-sama dengan seluruh guru di SDN Kutasari 01 dengan melaksanakan kegiatan pembinaan teknik kelompok.

b. Menetapkan waktu pelaksanaan supervisi kunjungan kelas berdasarkan kesepakatan bersama antara kepala sekolah dan guru yang akan dilakukan supervisi kunjungan kelas.

c. Menetapkan kriteria keberhasilan supervisi kunjungan kelas pada siklus I dapat meningkatkan kemampuan guru mengajar

d. Menyusun instrumen yang diperlukan, yaitu lembar kemampuan guru dalam mengajar dalam dua lembar observasi dan penilaian yaitu Instrumen Penilaian Perangkat Perencanaan Pembelajaran Instrumen Penilaian Perangkat Pelaksanaan Pembelajaran

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Memeriksa persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru dalam pembelajaran, diantaranya tujuan pembelajaran yang diberikan, ruang lingkup dan urutan bahan yang dimiliki, sarana dan fasilitas yang dimiliki, jumlah siswa yang akan mengikuti pelajaran, waktu jam pelajaran yang tersedia, sumber bahan pelajaran yang bisa digunakan.

b. Melaksanakan kegiatan supervisi kunjungan kelas ke masing-masing guru kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan bersama-sama dengan masing-masing guru kelas dengan memperhatikan langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

c. Melakukan pengamatan terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian, diantaranya dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang

(5)

sedemikian rupa, sehingga jelas yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian, penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan, agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya. Penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian yang sifatnya komprehensif. Dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor, penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.

d. Mengadakan diskusi seputar pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dan membuat kesimpulan akhir.

e. Menutup pelaksanaan kegiatan supervisi kunjungan kelas.

3. Pengamatan (Observasi)

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut

a. Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi.

b. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah dan guru turut memikirkan hasil tindakan serta bagaimana langkah tindak lanjut ke depan, agar terjadi peningkatan kemampuan guru daman mengajar yang lebih baik.

Siklus Kedua

1. Perencanaan Tindakan

a. Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, kepala sekolah dan guru melaksanakan kegiatan pembinaan

dengan teknik kelompok pada pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah pada pertemuan pertama.

b. Menetapkan waktu pelaksanaan supervisi kunjungan kelas berdasarkan kesepakatan bersama antara kepala sekolah dan guru.

c. Menetapkan kriteria keberhasilan supervisi kunjungan kelas pada siklus II dapat meningkatkan kemampuan guru mengajar.

d. Menyusun instrumen yang diperlukan, yaitu lembar observasi untuk menilai kemampuan guru mengajar menggunakan 2 (dua) lembar observasi untuk memberikan gambaran peningkatan kemampuan guru mengajar terdiri dari Instrumen Penilaian Perangkat Perencanaan Pembelajaran, dan Instrumen Penilaian Perangkat Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Memeriksa persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru dalam pembelajaran, diantaranya tujuan pembelajaran yang diberikan, ruang lingkup dan urutan bahan yang dimiliki, sarana dan fasilitas yang dimiliki, jumlah siswa yang akan mengikuti pelajaran, waktu jam palajaran yang tersedia, sumber bahan pelajaran yang bisa digunakan.

b. Melaksanakan kegiatan supervisi kunjungan kelas ke masing-masing guru kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan bersama-sama dengan masing-masing guru kelas dengan memperhatikan langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

c. Melakukan pengamatan terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian, diantaranya dalam menilai hasil

(6)

belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian, penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan, agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya. Penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian yang sifatnya komprehensif. Dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor, penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.

d. Mengadakan diskusi seputar pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dan membuat kesimpulan akhir.

e. Menutup pelaksanaan kegiatan supervisi kunjungan kelas.

3. Pengamatan (Observasi)

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut

a. Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi.

b. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan secara kolaborasi.

Baik kepala sekolah, guru, maupun observer turut memikirkan hasil tindakan serta bagaimana langkah tindak lanjut ke depan, agar terjadi peningkatan kemampuan masing- masing guru mengajar yang lebih baik Indikator dan Kriteria Keberhasilan 1. Terjadi peningkatan kinerja guru dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

2. Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila secara klasikal 85% guru sudah dapat merencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan baik dan secara individual mendapat kriteria nilai minimal BAIK.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Hasil penilaian perencanaan kegiatan pembelajaran pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya kemampuan guru dalam merencanaan pembelajaran masih kurang, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi pada kondisi awal 2 guru (33,33%) masuk dalam kategori cukup dan 4 guru (66,67%) dalam kriteria kurang , dengan rata-rata perolehan skor hanya 51,44 dalam kriteria kurang. Hasil penilaian proses pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya kemampuan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran masih kurang, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi pada siklus I rata-rata perolehan skor hanya 51,45 dalam kriteria kurang dengan penjelasan 2 guru (33,33%) dalam kriteria cukup dan 4 guru (66,67%) dalam kriteria kurang.

Hasil penilaian perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya kemampuan guru dalam merencanaan pembelajaran sudah mengalami peningkatan, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi dan penilaian pada siklus pertama terdapat 3 guru (50%) masuk dalam kategori baik dan 3 guru (50%) dalam kriteria cukup, dengan rata-rata perolehan skor hanya 71,11 dalam kriteria cukup. Hasil penilaian proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas sudah mengalami peningkatan, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi dan penilaian pada siklus pertama terdapat 2 guru (33,33%) masuk dalam kategori baik

(7)

dan 4 guru (66,67%) dalam kriteria cukup, dengan rata-rata perolehan skor hanya 67,46 dalam kriteria cukup.

Hasil penilaian perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya kemampuan guru dalam merencanaan pembelajaran sudah sangat baik, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi pada siklus kedua 2 guru (33,33%) masuk dalam kategori sangat baik dan 4 guru (66,67%) dalam kriteria baik, dengan rata- rata perolehan skor hanya 84,58 dalam kriteria Baik. Hasil penilaian proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua disimpulkan bahwa pada prinsipnya kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sudah sangat baik, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi pada siklus kedua 4 guru (66,67%) masuk dalam kategori sangat baik dan 2 guru (33,33%) dalam kriteria baik, dengan rata- rata perolehan skor hanya 88,71 dalam kriteria sangat baik

Hasil Penelitian

Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua

Hasil Penilaian Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua

Pembahasan

Dari hasil penelitian ini diperoleh adanya peningkatan kemampuan guru

guru-guru dalam membuat perencanaan dan Proses Pelaksanaan Pembelajaran meliputi penyusunan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setelah diberikan pembinaan dengan pelaksanaan penilaian kemampuan guru di SDN Kutasari 01.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Dengan kegiatan penilaian melalui pelaksanaan kegiatan kunjungan kelas terhadap kemampuan guru dalam perencanaan dan proses pelaksanaan pembelajaran oleh kepala sekolah pada guru-guru di SDN Kutasari 01 terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanaan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil penilaian terhadap aspek perencanaan dan aspek proses pelaksanaan pembelajaran oleh masing- masing guru.

2. Terdapat peningkatan kemampuan guru menyusun perencanaan pembelajaran sebelum ada penilaian kinerja dan setelah dilaksanakan penilaian kemampuan guru pada aspek perencanaan pembelajaran meningkat dari 51,44 pada kondisi awal menjadi 71,11 pada siklus pertama dan 84,58 pada siklus kedua, sehingga disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu masuk dalam kriteria nilai minimal BAIK.

3. Terdapat peningkatan kemampuan guru kegiatan proses pelaksanaan pembelajaran sebelum ada penilaian kemampuan dan setelah dilaksanakan penilaian kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu dari 51,45 pada kondisi awal menjadi 67,46 pada siklus pertama dan 88,71 pada siklus kedua, sehingga disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu

(8)

masuk dalam kriteria nilai minimal BAIK.

4.

Saran

1. Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini dapat diterapkan tidak hanya pada sekolah tempat peneliti bertugas tetapi juga dapat diterapkan di sekolah-sekolah dasar yang lainnya.

b. Kepada para guru di SDN Kutasari 01 agar selalu mengutamakan

penyusunan perencanaan

pembelajaran karena dengan perencanaan yang matang maka pembelajaran akan maksimal.

2. Kepala Sekolah

a. Supervisi akademik oleh kepala sekolah pada perencanaan pembelajaran diharapkan bukan hanya berupa menghadirkan pembicara dari praktisi pendidikan saja, namun kepala sekolah juga sebaiknya membimbing guru secara langsung dengan cara memberikan masukan dan arahan mengenai pemilihan materi, metode, serta sumber pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan potensi siswa.

b. Supervisi akademik oleh kepala sekolah pada proses pelaksanaan pembelajaran diharapkan tidak hanya sebatas melihat pelaksanaan pembelajaran dengan cara kunjungan kelas saja, tetapi kepala sekolah juga sebaiknya melakukan demonstrasi mengajar yaitu dengan memberikan contoh cara-cara mengajar yang baik.

3. Pengawas Sekolah

Kepada para pengawas agar selalu mengadakan pembinaan penyusunan rencana proses pelaksanaan pembelajaran dan supervisi akademik (Penyusunan RPP dan pelaksanaan KBM) secara terprogram.

Daftar Pustaka

Abdul Majid. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Ambarita, Alben. (2006). Manajemen Pembelajaran. Jakarta:

Departemen. Pendidikan Nasional Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Fathurrohman, P dan Suryana, A. 2011.

Supervisi Pendidikan ( Dalam

Pengembangan Proses

Pembelajaran). Bandung: Refika Aditama.

Prasojo, Diat, Lantip & Sudiyono. 2011.

Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Gava Media.

Robbins, P. Stephen and Timothy A.

Judge, 2009, Organizational Behavior, 13 th Edition, Pearson Education, lnc., Upper Saddle River, New Jersey, pp. 209- 586.

Rusman. 2008. Model-Model

Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : Raja Grafindi Persada.

Sagala, Syaiful. 2009. Supervisi Pembelajaran : Dalam Profesi Kependidikan. Bandung:

Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(9)

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta

Syafaruddin dan Irwan Nasution. (2005).

Manajemen Pembelajaran.

Jakarta: Quantum Teaching, Cet I Tim Penyusun. (1989). Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Program Validasi dan Pendataan Usulan Kenaikan Pangkat Guru SD, SMP, dan SMA/SMK Per 1 Oktober 2016 di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Gunungkidul ini diadakan

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan supervisi akademik dalam upaya meningkatkan kompetensi guru kelas dalam prosos

Yang melatar belakangi diadakannya Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini karena rendahnya kompetensi guru Kelas dalam proses pembelajaran di kelas. Solusinya yaitu dengan

Abstrak; yang melatar belakangi diadakannya Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini yaitu rendahnya kompetensi Guru Kelas dalam proses pembelajaran di kelas. Solusinya yaitu

Sulistyaningsih (2015:19) dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika

lembar wawancara, (2) Kepala sekolah mengingatkan kembali kepada guru berkaitan dengan penyusunan silabus, RPP, daftar nilai, dan kelengkapan mengajar melalui pembinaan,

Program Supervis SD Negeri semanding I ini telah disahkan dalam Rapat Pleno Sekolah yang dihadiri oleh Kepala Sekolah Guru, Pengurus Komite dan Pengawas Pembina, pada : Hari : Senin

Wakil Kurikulum dan K esiswaan Supervisor 4 Guru pangkat tertinggi 5 Ditetapkan di : Pada Tanggal : 27 Juli 2022 Mengetahui Kepala SMP Pengawas Managerial SMP… Rusti Lumban