• Tidak ada hasil yang ditemukan

meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah kegiatan pertanian dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Mutiara Desa Bungaejaya Kecamatan Pallanga Kabupaten Gowa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan pertanian dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Mutiara Desa Bungaejaya Kecamatan Pallanga Kabupaten Gowa.

Tabel                                                                                                          Halaman  1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus…………….…………………42  4.1 Hasil Observasi Dan Evaluasi Keterampilan Sosial Anak Siklus I Perte
Tabel Halaman 1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus…………….…………………42 4.1 Hasil Observasi Dan Evaluasi Keterampilan Sosial Anak Siklus I Perte

PENDAHULUAN

Tujuan penelitian

Manfaat Peneliti

  • Pengertian Keterampilan Sosial Anak Usia Dini
  • Ciri-Ciri Keterampilan Sosial Anak Usia Dini
  • Faktor-Faktor Mempengaruhi Keterampilan Sosial
  • Karakteristik Perkembangan Keterampilan Anak
  • Indikator-Indikator Keterampilan Sosial

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial anak dalam praktik bertani di TK Mutiara Desa. Kerja sama dapat membantu anak menjadi dewasa dan mengembangkan keterampilan sosial jika mereka bersedia membantu dalam kelompok.

Pendekatan Eksplorasi Lingkungan dengan Bercocok tanam

Pembelajaran seperti ini dapat membantu anak sejak dini untuk berpikir logis dan sistematis dengan mengamati benda, gambar, dan angka tertentu di sekitarnya. Memperkenalkan sains pada anak PAUD jika dilakukan dengan benar lambat laun akan mengembangkan kemampuan berpikir logis yang belum dimiliki anak. Tujuan khusus bertani adalah: 1) mewujudkan potensi diri secara maksimal, 2) mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat, dan 3) mempunyai ruang dalam dan luar ruangan yang lengkap.

Menurut Mainord (Astati, tujuan pendidikan keterampilan adalah untuk mengembangkan keterampilan dan beradaptasi dengan lingkungan alam. Hubungan antara eksplorasi lingkungan dan pertanian sangat erat kaitannya satu sama lain karena dapat menunjukkan bakat unik seluruh siswa laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, perlu diberikan apresiasi oleh instruktur atau guru dalam meningkatkan kreativitas siswanya.

Langkah-Langkah Kegiatan Eksplorasi Lingkungan Dengan Bercocok Tanam Bercocok Tanam

Penelitian Relevan

Peningkatan Kecerdasan Naturalistik pada Anak Usia 5-6 Tahun Kelompok B di TK Dharma Bakti Kota Bengkulu.” Tulisan ini ditulis oleh peneliti skripsi pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN). ) Bengkulu pada tahun 2020. Penelitian ini fokus pada pelaksanaan kegiatan pertanian dapat meningkatkan kecerdasan naturalistik anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK Dharma Bakti Kota Bengkulu. yang dapat memberikan informasi, fakta dan data Penelitian yang dilakukan oleh Sonnia NPM mengkaji tentang “Peningkatan Kegiatan Sains Anak Usia Dini Melalui Metode Berkebun”.

Artikel ini merupakan disertasi Fakultas Tarbiah dan Pendidikan Guru Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tahun 2021. Penelitian ini menekankan pada peningkatan kegiatan ilmiah anak usia dini melalui metode berkebun di TK Negeri 2 Bandar Lampung. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Lestari Npm dimana artikel ini mengkaji “Efektifitas metode role play dalam mengembangkan keterampilan sosial pada anak usia 5-6 tahun di TK Assalam 2 Sukarame Bandar Lampung”.

Untuk mengungkap hal tersebut, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas/Kurt Lewin Model PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan penelitian-penelitian relevan di atas, penulis menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penulis fokus pada peningkatan kecakapan hidup anak melalui pendekatan eksplorasi lingkungan dengan pertanian, sedangkan penelitian sebelumnya fokus pada pelaksanaan kegiatan pertanian untuk meningkatkan kecerdasan naturalistik anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK Dharma Bakti Kota Bengkulu dan menekankan pada peningkatan kegiatan sains anak usia dini melalui berkebun di TK Negeri 2 Bandar Lampung.

Kerangka Pikir

Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan di atas, penulis menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penulis fokus pada peningkatan kecakapan hidup pada anak melalui pendekatan eksplorasi lingkungan dengan bertani, sedangkan penelitian sebelumnya berfokus pada pelaksanaan kegiatan bertani. . yang dapat meningkatkan kecerdasan naturalistik anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK Dharma Bakti Kota Bengkulu dan menekankan pada peningkatan kegiatan sains anak usia dini melalui metode berkebun di TK Negeri 2 Bandar Lampung. sedangkan peneliti selanjutnya fokus pada efektivitas metode role play dalam mengembangkan keterampilan sosial anak usia 5-6 tahun di TK Assalam 2 Sukarame Bandar Lampung. dikoreksi secara verbal dan nonverbal. Hasil perencanaan sumber belajar yang dilakukan pendidik akan memberikan manfaat jika pendidik dapat mempersiapkan dan memilih sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik anak. Dalam hal ini melalui pendekatan eksplorasi lingkungan, keterampilan sosial dapat lebih ditingkatkan karena anak dapat berinteraksi dengan tumbuhan dan lingkungan sekitar.

Tahapan yang digunakan guru untuk meningkatkan keterampilan sosial anak meliputi aspek berpikir dan keterampilan manajemen, karena emosi melibatkan keterampilan sosial dengan pendekatan eksplorasi terhadap lingkungan.

Hipotesis Tindakan

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk meningkatkan kinerjanya sehingga hasil belajar anak meningkat (Aqib, dkk, 2009:3). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif, untuk mengurangi biaya produksi dalam meningkatkan produktivitas suatu organisasi, penelitian tindakan kelas juga dianggap sebagai suatu proses dimana individu atau kelompok ingin melakukan perubahan dalam situasi tertentu untuk meniru proses penelitian apa yang mengubah ini. , dan kemudian setelah sampai pada tahap penutupan siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proses tersebut (Sugiono, 2010:9).

Lokasi Dan Subjek Penelitian

Faktor Yang Diselidiki

Prosedur Penelitian

Perencanaa

Siklus Pertama

Pada tahap perencanaan penelitian ini, peneliti harus mempersiapkan: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) bertema buah-buahan dan sayur-sayuran. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan yang dikembangkan dalam RPPH, meliputi kegiatan sementara, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Langkah-langkah dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I adalah.

Dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti juga melakukan observasi yaitu observasi kegiatan dan proses pembelajaran serta penilaian pemanfaatan tumbuhan oleh anak (Anak sangat tertarik dengan tumbuhan, bertanya tentang tumbuhan, melihat tumbuhan, dan merawat tanaman) dan keterampilan diskriminasi tanaman (identifikasi tanaman percobaan, analisis pemupukan, karakteristik tanaman sebelum percobaan, analisis karakteristik tanaman setelah tanam, dan analisis perbedaan antar tanaman). Pada tahap refleksi ini, peneliti mengelola dan menganalisis data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan. Dari hasil pengelolaan dan analisis data, peneliti dapat mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang ada dalam menjalankan proses penelitian.

Selain itu, peneliti mungkin menemukan kelemahan pada anak dan guru yang jika tidak diatasi akan berlanjut ke II.

Siklus Kedua

Selain itu, peneliti mungkin menemukan kelemahan pada anak dan guru yang jika tidak diatasi akan berlanjut ke II. Proses pembelajaran didasarkan pada refleksi pada siklus I, dan langkah pelaksanaan dilakukan sesuai siklus I, seperti 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Tahap refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis yang peneliti tafsirkan berdasarkan observasi.

Instrumen Penelitian

  • Lembar Observasi
  • Dokumentasi

Dokumentasi dapat berupa foto-foto selama pembelajaran, nama-nama anak yang akan dipelajari dan data pendukung lainnya yang akan dianalisis pada tahap awal (Dariyo: 56).

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi

Dimana dalam pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi datanya berupa benda mati dan bukan benda hidup. Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, seperti data administrasi dan foto-foto kegiatan. Materi yang dikumpulkan peneliti juga dirinci dari berbagai sumber data seperti sarana dan prasarana, sarana dan fakta-fakta lain yang perlu penulis gunakan untuk mencari informasi tentang data sekolah, kesesuaian guru dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik Analisis Data

Tujuannya untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial melalui pendekatan eksplorasi anak terhadap kegiatan bertani. Rumus yang digunakan dalam analisis data deskriptif kuantitatif sederhana untuk mencari persentase mengacu pada pendapat (Aqib, dkk, 2009:1) yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus  Interval  Kriteria
Tabel 1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus Interval Kriteria

Indikator Keberhasilan

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Deskripsi Siklus I Meningkatlan Keterampilan Sosial Anak Melalui Pendeketan Eksplorasi Lingkungan dengan Bercocok Tanam
  • Deskripsi Tindakan Siklus ll Meningkatkan Keterampilan Sosial Pada Anak Melalui Pendekatan Eksplorasi Lingkungan Dengan Bercocok Tanam

Bermain dengan rakan sebaya di Tadika Mutiara Desa Bungaejaya, Mukim Pallangga, Daerah Gowa memperoleh 6 orang kanak-kanak atau 54.5% dalam kategori Belum Maju, 4 orang kanak-kanak atau 36.3% dalam kategori Permulaan Berkembang, dan 1 kanak-kanak atau 9.0% yang berada dalam kategori yang dijangka berkembang. Kerja berkumpulan kolektif di TK Mutiara Desa Bungaejaya Kecamatan Pallangga Daerah Gowa memperoleh 6 orang anak atau 54.5% dalam kategori kurang maju, 4 orang anak atau 36.3% dalam kategori pemula. Berbangga dengan hasil kerja sendiri di TK Mutiara Desa Bungaejaya Kecamatan Bungaejaya Daerah Pallangga Gowa, memperoleh 5 orang anak atau 45.4% yang dalam kategori Belum Maju, 5 orang anak atau 45.4% yang dalam kategori Awal Perkembangan dan 1 orang anak atau 9 , 0%, yang dibangunkan dengan sangat baik dalam kategori.

Dengan bekerjasama secara berkumpulan di TK Mutiara Desa Bungaejaya Mukim Pallangga Daerah Gowa, 5 orang kanak-kanak atau 45.4% yang berada dalam kategori tercapai. Mula berkembang, 5 kanak-kanak atau 45.4% berada dalam kategori membangun seperti yang diharapkan, dan 1 kanak-kanak atau 9.0% berada dalam kategori berkembang dengan sangat baik. Berbangga dengan hasil kerja sendiri di TK Mutiara Desa Bungaejaya, Mukim Pallangga, Daerah Gowa, mempunyai 5 orang anak atau 45.4% yang berada dalam kategori Start to Develop, 5 orang anak atau 45.4% yang berada dalam kategori Develop seperti yang diharapkan, mendapat , dan 1 kanak-kanak atau 9.0% yang berada dalam kategori pertumbuhan Sangat Baik.

Berdasarkan indikator 'Bermain dengan rakan sebaya', 6 kanak-kanak atau 54.5% telah diperolehi dalam kategori Kurang Maju, 4 orang kanak-kanak atau 36.3% dalam kategori Permulaan membangunkan, dan 1 kanak-kanak atau 9.0% dalam kategori yang sedang berkembang seperti yang diharapkan. Membangunkan, 5 kanak-kanak atau 45.4% berada dalam kategori Membangun seperti yang diharapkan, dan 1 kanak-kanak atau 9.0% berada dalam kategori Membangun Sangat Baik.

Tabel  4.2  Rekapitulasi  Hasil  Observasi  Keterampilan  Sosial  Pada  Anak   Siklus l Pertemuan l,ll dan lll
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Sosial Pada Anak Siklus l Pertemuan l,ll dan lll

Saran

Dari Gowa terlihat jelas bahwa kegiatan pertanian dapat meningkatkan keterampilan sosial anak melalui paparan yang berulang-ulang, sehingga dapat meningkatkan keterampilan sosial dilihat dari indikator peer play, teamwork dan kebanggaan dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan pengembangan keterampilan sosial melalui bertani pada saat pelaksanaan siklus I, anak pada kategori MB (Awal Perkembangan) bertambah sedikit dengan hasil 26%, dan pada siklus II sudah bertambah banyak anak. pada kategori BSH (Pembangunan Sesuai Harapan) dengan skor 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bertani dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial pada anak usia dini di TK Mutiara Desa Bungaejaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Penerapan pendekatan eksplorasi lingkungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada anak usia dini 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Sukarame Bandar Lampung. Upaya meningkatkan kecerdasan naturalistik anak usia dini 5-6 tahun melalui kegiatan pertanian di TK Pgri Bandar Lampung [Tesis PhD]. Perdani, Putri A, 2017, Meningkatkan keterampilan sosial melalui metode bermain tradisional pada anak TK B, Pendidikan Anak Usia Dini, vol.

Implementasi kegiatan bertani untuk meningkatkan kecerdasan naturalistik pada anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK Dharma Bakti Kota Bengkulu [Tesis PhD]. Implementasi permainan eksplorasi dalam pengembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan Kecamatan Merbau Mataram Lampung Selatan (tesis doktoral, UIN Raden Intan Lampung).

BSB 4 Jika anak mampu bermain dengan teman sebaya

BSH 3 Jika anak mampu bermain dengan teman sebaya

BSB 4 Anak mampu bekerjasama dalam kelompok

BSH 3 Anak mampu bekerjasama dalam kelompok

BSB 4 Anak mampu bangga terhadap hasil karyanya

BSH 3 Anak mampu bangga terhadap hasil karyanya

Hasil observasi kegiatan guru pertemuan siklus I, l, ll dan ll, berilah tanda silang () pada kolom sesuai dengan aktivitas yang diamati. Nama Guru : Salma.

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman  1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus…………….…………………42  4.1 Hasil Observasi Dan Evaluasi Keterampilan Sosial Anak Siklus I Perte
Tabel 1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus  Interval  Kriteria
Tabel  4.2  Rekapitulasi  Hasil  Observasi  Keterampilan  Sosial  Pada  Anak   Siklus l Pertemuan l,ll dan lll
Tabel  4.3  Hasil  Observasi  dan  Evaluasi  Keterampilan  Sosial  Anak  Siklus ll Pertemuan l,ll dan lll
+2

Referensi

Dokumen terkait

No Kategori Kemampuan Simbol 1 Belum berkembang BB Anak tidak mampu membilang/menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 20 * 2 Mulai berkembang MB Anak kurang mampu membilang/menyebut