• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN DISKUSI TENTANG IMAN KEPADA KITAB ALLAH PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AHLAK DI KELAS IV MINU 21 BULULANJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN DISKUSI TENTANG IMAN KEPADA KITAB ALLAH PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AHLAK DI KELAS IV MINU 21 BULULANJANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN DISKUSI

TENTANG IMAN KEPADA KITAB ALLAH PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AHLAK DI KELAS IV MINU 21

BULULANJANG

Ismatul Maula1, Muslimah 2

1, 2, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

E-mail: kenziro72825@gmail.com1 , muslimah.abdulazis@iain-palangkaraya.co.id2 Abstract

Untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi Belajar siswa dalam mata pelajaran Akidah Ahlak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini merupakan analisis diskriptif kualitatif dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60,9%), siklus II (74%), siklus III (86,9%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran Discovery Learning dan diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Akidah Akhlak.

Kata Kunci: hasil belajar, akidah akhlak, discovery learning

Pendahuluan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi

(2)

menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Pendidikan menurut Langeveld adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju ke arah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas tindakannya menurut pilihannya sendiri.

(Aisyah, dkk, 2013:4). Menurut Hamalik (Suhada, 2015:7) pembelajaran adalah sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dari prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketika melaksanakan proses pembelajaran guru sering kali banyak menemukan berbagai masalah yang muncul baik itu tentang cara guru mengajar maupun dari siswanya itu sendiri.

Masalah yang terjadi bisa dari faktor mengajar dalam penggunaan metode atau cara pembelajaran guru dalam menyampaikan materi-materi terhadap pembelajaran tersebut. Proses belajar anak tidak hanya mendengarkan saja, tetapi suatu kegiatan untuk menghasilkan pemahaman yang utuh.

Dalam proses belajar mengajar ada beberapa unsur yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, salah satunya penggunaan metode/model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model yang tepat akan mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada materi Akidah Ahlak di kelas IV Semester Ganjil dilakukan karena masih banyak ditemukan siswa yang belum menguasai materi Akidah Ahlak. Guru dituntut untuk memahami karakteristik mata pelajaran Akidah Ahlak dan karakteristik siswanya agar pemilihan model pembelajarannya bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dan diskusi adalah suatu cara mengajar dimana peserta didik dituntut aktif dalam memehami materi dan diajak berpikir untuk menemukan masalahnya dan solusinya sendiri dari materi.

Dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning ini diharapkan nantinya materi Akidah Ahlak kelas IV pada semester ganjil dapat dikuasai dengan benar.

Materi Akidah Akhlak kelas IV pada semester ganjil meliputi materi : Iman Kepada Kitab Allah, Kalimat Thayyibah. Dari uraian materi yang berbeda-beda tersebut perlu kiranya guru menggunakan model pembelajaran yang tepat, yaitu menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, dimana model pembelajaran tersebut siswa berperan aktif dalam memehami materi dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi sendiri.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di MINU 21 Bululanjang, ditemukan dalam kegiatan pembelajaran guru hanya berpusat pada buku yang ada dengan metode ceramah dan mencatat ,serta tidak menggunakan pendukung

(3)

lainnya seperti media atau sumber lain. Peserta didik kurang aktif, kemandirian serta interaksi peserta didik dalam proses pembelajaran tidak tampak sehingga peserta didik cenderung pasif dan tidak komunikatif.

Sebagian siswa malas-malasan, tidak memperhatikan, berbicara dengan teman sebangkunya, dan ada beberapa siswa juga yang mengantuk ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Metode/Metodologi

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran dikelas.

Salahudin (2015:24) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan bentuk reflektif berupa tindakan tertentu agar dapat memperbaiki praktik pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien serta profesional.

Dalam Penelitian tindakan kelas terdapat beberapa variabel yang di teliti, Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Populasi yang digunakan oleh peneliti adalah siswa di MINU 21 Bululanjangtahun ajaran 2023/2024. Sedangkan sampel penelitiannya adalah siswa Kelas V MINU 21 Bululanjang tahun ajaran 2023/2024.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang digunakan dapat bersifat kuantitatif (Salahudin, 2015:20). Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas data objek yang diteliti, meliputi observasi dan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau bilangan. Adapun data kuantitatif ini didapatkan dari hasil belajar baik itu pada pra siklus, siklus I, maupun siklus II di Kelas IV MINU 21 Bululanjang pada mata pelajaran Akidah Ahlak pokok bahasan Iman Kepada Kitab Allah SWT.

Desain penelitian

Desain penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus. Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian ini menurut Hopkins dalam Arikunto (2009:16) bahwa PTK terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. perencanaan (planning), 2. tindakan (acting), 3.

pengamatan (observing) 4. refleksi (reflecting).

(4)

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam siklus yang saling berkaitan, untuk lebih jelasnya berikut rincian siklus yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada siklus I tindakan yang dilakukan yaitu:

Tahap perencanaan (planning) Rencana pelaksanaaan PTK mencakup beberapa kegiatan berikut:

a. Merencanakan pembelajaran

b. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Mempersiapkan sumber pembelajaran,

d. Mempersiapkan format observasi pembelajaran.

e. Menyusun instrument yang akan digunakan berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama berlangsungnya proses pelaksanaan pada masing- masing siklus.

f. Membuat soal-soal yang akan diberikan sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada masing-masing siklus.

Tahap pelaksanaan (acting)

Pada tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan

(5)

pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Tahap pengamatan (observing)

Peneliti mengamati aktivitas peserta didik dalam partisipasi aktif membuat pertanyaan dan memberikan jawaban. Mengamati partisipasi aktif peserta didik dalam menanggapi jawaban dari pertanyaan peserta didik lain.nMengamati hasil kerja peserta didik pada siklus I

Refleksi (reflecting)

Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan terhadap penelitian, dan refleksi. Masing- masing tahap ini dapat dilaksanakan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini ada beberapa hal yang haarus dilakukan peneliti diantaranya adalah sebagai berikut: (1) menyiapkan rencana pembelajaran, lembar observasi, dan cacatan lapangan. (2) menyiapkan daftar nama anggota kelompok. (3) menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan soal tes akhir tindakan II. (4) melakukan koordinasi dengan guru pengamatan yaitu rekan sejawat.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari jum’at, 20 september 2020 pukul 08.00 dimana peneliti bertindak sebagai pengajar.

Penyajian kelas dimulai dengan semua siswa menepati posisi masing- masing sesuai dengan kelompoknya dan saling berhadapan dalam setiap kelompok, satu siswa ditunjuk sebagai ketua kelompok, tiga siswa sebagai anggota dan satu siswa sebagai pelapor hasil diskusi.

Adapun kegiatan saat pembelajaran pada tindakan siklus II sebagai berikut:

c. Penyajian kelas.

Penyajian kelas dilakukan secara biasa selama lebih kurang 10 menit. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam, kemudian sama-sama membaca doa belajar. Kemudia peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa tentang pentingnya materi

(6)

Iman Kepada Kitab Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya peneliti menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing- masing siswa yaitu tugas kelompok dan tanggung jawab kelompok.

peneliti juga menegaskan keberhasilan siswa ditentukan oleh keberhasilan kelompok dan masing-masing siswa adil dalam keberhasilan kelompok. keberhasilan kelompok juga menentukan oleh pencapaian poin perkembangan kelompok, kelompok yang mencapai poin perkembangan terbaik diberikan penghargaan. Tahap terakhir penyajian kelas diakhiri dengan lembar kerja peserta didik (LKPD) kepada masing-masing kelompok.

d. Pembelajaran Materi Iman Kepada Kitab Allah SWT melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 20 Sepetember 2020 pukul 08.00, setelah kegiatan penyajian kelas. Tahap ini terdiri dari 3 kegiatan yaitu pelaksanaan belajar kelompok, penyajian laporan oleh salah satu perwakilan kelompok yang telah ditetapkan pada tahap penyajian kelas dan penarikan hasil kesimpulan hasil diskusi oleh peneliti. Sebelum megisi LKPD yang peneliti bagikan. Peneliti meminta kepada siswa yang belum mengerti soal-soal yang ada pada LKPD untuk bertanya. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan LKPD secara individu tetapi masih dalam kelompok masing-masing. Pada saat siswa mengerjakan LKPD peneliti memperhatikan kemampuan kerja siswa dan membandingkan jawaban yang telah diperoleh dengan jawaban teman kelompoknya. Siswa pun aktif pada saat mengeluarkan pendapat dan mereka sama-sama mencari solusi atau jawaban manakah yang mereka anggap paling benar untuk mereka presentasikan.

Aktivitas peneliti pada saat belajar kelompok adalah berkeliling memantau kegiatan siswa dan mengarahkan mereka yang mempunyai kesulitan. Waktu yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah 30 menit.

Kegiatan selanjutnya adalah peneliti menyuruh setiap kelompok untuk mempersiapkan hasil belajar kelompok mereka dikelas.

Kemudian peneliti memanggil secara acak menurut label untuk mempresentasikan kedepan dan kelompok lainnya menanggapi. Pada saat kegiatan ini terjadi dimana mereka banyak bertanya dan memberi tanggapan. Kegiatan ini memerlukan 10 menit karena waktu tidak memungkinkan lagi maka tahap melapor diakhiri.

e. Tes Akhir Tindakan II

Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung, maka penelitimengadakan tes akhir tindakan II dengan alokasi waktu 15 menit. Tes akhir tindakan II diikuti oleh siswa Kelas Vyang hadir.

(7)

Mereka mengerjakan soal tersebut secara individu, waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Kemudian peneliti memeriksa jawaban siswa dan melakukan penililain terhadap hasil kerja siswa dalam menyelasaikan soal-soal yang peneliti berikan pada saat pembelajaran berlangsung.

Pada siklus II skor minimal yang diperoleh siswa adalah 70 dan skor maksimal adalah 100 dari 5 soal uraian. Adapun siswa yang tuntas secara individu adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Siklus II

No Nama Siswa

Nilai Siklus Keterangan Siklus II

I II III

1 Asma Diana - 60 Tidak Tuntas

2 Febi Nurshitawati 60 - Tidak Tuntas

3 Ira Nailatus Sulthana 70 - Tidak Tuntas

4 Irma Hafidatur Rahmah 70 75 Tuntas

5 Bahjatul Hikma 90 90 Tuntas

6 Mabruroh 65 75 Tuntas

7 Saadatul Fitriyah 85 90 Tuntas

8 Najihah 75 80 Tuntas

9 Nasihatur Rafi’ah 75 - Tidak Tuntas

10 Nursyazliayana 85 85 Tuntas

11 Musiro 80 85 Tuntas

12 Nurul Aisyah 65 70 Tuntas

13 Nurul Esa 70 75 Tuntas

14 Nur Farihah 80 80 Tuntas

15 Lusiana 75 80 Tuntas

16 Siti Nafisah 65 - Tidak Tuntas

17 Nur Farohah 80 85 Tuntas

18 Siti Nor walida - 75 Tuntas

19 Usratun Sa’idah - 75 Tuntas

20 Vivi - 70 Tuntas

21 Wahidatun Nufus - 60 Tidak Tuntas

22 Sainiyah 80 80 Tuntas

(8)

23 Zakiyatun Nufus 80 85 Tuntas Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan pada tahap tindakan II mengalami kenaikan yaitu 74% dari 60,9% pada siklus I dan dikategorikan baik. atau 17 siswa yang tuntas dari 23 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 6 orang atau 26%. Sehingga dengan berbekal pengamatan pada tahap tindakan II peneliti ingin meningkatkan sistem belajar mengajar lebih baik lagi agar hasil prestasi belajar siswa semakin meningkat. Dengan perincian siswa yang tidak tuntas dikarena dua hal, yaitu siswa yang tidak masuk sebanyak 5 siswa, dan 2 siswa masuk akan tetapi nilai masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasn Minimal) yaitu 70. Dan siswa yang mendapatkan nilai sesuai dengan KKM 17 siswa dengan penjabaran sebagai berikut, siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 2 siswa, mendapatkan nilai di atas KKM, 75 = 5 siswa, mendapatkan nilai 80= 4 siswa, nilai 85= 4 siswa, dan 90 = 2 siswa.

Ketuntasan klasikal: jika ≥ 80% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan secara klasikal.

𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛𝐾𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

x 100%

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa dari 23 siswa dengan nilai KKM yang ditentukan sekolah adalah 70, maka diperoleh hasil tes kemampuan pada siklus II secara klasikal yang tuntas adalah 74%.

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I:

pengamatan guru (65,1 %), pengamatan siswa ( 67,1%), dan hasil belajar siswa (60,9%). Pada siklus II : pengamatan guru ( 72,3 %), pengamatan siswa ( 73,2

%),dan hasil belajar siswa (74%). Sedangkan pada siklus III : pengamatan guru (80,3 %), pengamatan siswa ( 83 %),dan hasil belajar siswa (86,9%).

2. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning dan diskusi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang didapat dari tes formatif.

(9)

Referensi

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika. Bandung: Tarsito.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Yogyakarta: Diva press.

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamalik, Omar. 2009. Pendekatan Baru Strategi Belajar mengajar Berdasarkan CBSA.

Bandung: Sinar Baru Algensindo

Suherman, Erman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:

Jica.

Veerman, k. 2003. Intelligent Support for Discovery Learning. Twente: Twente University Press.

Referensi

Dokumen terkait

This effect leads to an increase in the magnitude of the magnetoelastic energy, but the value of the elastic modulus 𝑐′ does not change, which leads to an increase in the