• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENJADI GURU PROFESIONAL

N/A
N/A
Didit Ariyanto arifin

Academic year: 2023

Membagikan "MENJADI GURU PROFESIONAL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MENJADI GURU PROFESIONAL

Syara Khikmaturohmah (181765009) Menjelaskan 3 BAB :

1. BAB 5 Pendekatan dan Metode Pembelajaran 2. BAB 6 Membimbing Keberhasilan Peserta didik 3. BAB 7 Penelitian Tindakan Kelas

(2)

1. BAB 5 Pendekatan dan Metode Pembelajaran

A. Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran

Ada lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu :

1. Pendekatan Kompetensi menunjukan pada perbuatan yang bersifat profesional yang memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Pendekatan

kompetensi dapat dilakukan dengan langkah-langkah : a. Tahap Perencanaan

b. Pelaksanaan pembelajaran c. Evaluasi dan penyempurnaan

(3)

Lanjutan...

2. Pendekatan Keterampilan Proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalm

memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan

mengidentifikasi, mengklarifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan

(4)

Lanjutan...

3. Pendekatan Lingkungan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan

sebagai sumber belajar.

UNESCO (1980) mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapt digunakan oleh peserta didik :

a. Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.

b. Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.

c. Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.

(5)

Lanjutan....

4. pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi

pembelajaran dengan dunia kehidupan peerta didik secara nyata, sehingga

peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

Nurhadi (2002: 4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual yakni :

Belajar efektif dimulai dari lingkungan belajar.

Pembelajarann harus berpusat pada “bagaimana cara” siswa menggunakan pengetahuan mereka.

Umpan balik

Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok.

(6)

Lanjutan....

5. Pendekatan Tematik ( Thematic Approach ) merupakan pendekatan

pembelajaran untuk mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar.

Pendekatan tematik atau pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman belajar, sehingga terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dan berpusat pada sebuah pokok atau persoalan.

(7)

B. Memilih metode pembelajaran yang efektif

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran . 1. Metode Demonstrasi

Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat

memecahkan suatu masalah.

2. Metode Inquiri

Piaget mengemukakan bahwa metode inquiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi yang melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.

Ada 3 macam inquiri yakni : 2. Inquiri terpimpin

3. Inquiri bebas

4. Inquiri bebas yang dimodifikasi

(8)

LANJUTAN....

3. Metode Penemuan yakni metode yang menekankan pada pengalaman langsung, metode penemuan ini lebih mengutamakan proses dari pada hasil.

4. Metode Eksperimen yakni merupakan situasi pemecahan masalah yang didalamnya berlangsung pengujian hipotesis.

5. Metode Pemecahan Masalah, dimana siswa dihadapi suatu masalah dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut.

6. Metode Karyawisata, dimana karyawisata merupakan suatu jalan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalamanbelajar.

7. Metode perolehan konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk memasukan prinsip-prinsip dan generalisasi.

8. Metode penugasan yakni memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik baik kelompok maupun individual.

9. Metode Ceramah, dimana guru menyajikan bahan dan dijelaskan secara lisan.

10. Metode tanya jawab, yakni guru menyajikan bahan ajar yang berbentuk pertanyaan- pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.

11. Metode diskusi yakni percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memecahkan masalah.

(9)

BAB 6 Membimbing Keberhasilan Peserta didik

A. Membimbing Peserta didik yang lamban

Peserta didik yang lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran. Menganalisa apa yang dipelajari, dan menglami kesulitan dalam memahami isi pembelajaran, serta sulit membentuk kopetensi, dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ada beberapa kemampuan siswa yang mengalami kelambanan siswa yakni :

1. Intelegensi yakni kemampuan mental yang bersifat umum untuk membuat atau

mengadakan analisa, memecahkan masalah, menyesuaikan diri, generalisasi, serta merupakan kesanggupan berfikir seseorang.

B. Membimbingpeserta didik yang cerdas di atas normal

Peserta didik tergolong cerdas adalah mereka yang memiliki IQ diatas normal.

2. ciri-ciri anak luar biasa diatas normal sebenarnya dapat di klarifikasikan kedalam 2 kelompok: pertama, kelompok pandai sekali dengan IQ 130 keatas. Kedua, kelompok pandai dengan IQ antara 110-130.

(10)

Lanjutan....

2. Prinsip dasar membimbing peserta didik yang cerdas

a. Perlu diupayakan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.

b. Bimbingan yang diberikan harus sesuai

c. Setiap sekolah harus diatur sedemikian rupa

d. Dalam memberikan bimbingan jangan semata-mata menekankan pada aspek intetelektual saja.

e. Perlu di kurangi kegagalan dan pemborosan.

3. Reaksi Negatif, bahwasannya seluruh peserta didik memerlukan perhatian, penghargaan, dan kasih sayang. Namun pada kenyataannya semua kurang dari yang diharapkan yang

menyebabkan adanya reaksi negatif seperti melarikan diri, mencari perhatian, berpura-pura bodoh.

4. Bimbingan bagi peserta didik cepat belajar yakni usaha pencepatan, menyediakan

sekolah khususuntuk menampung anak-anak cerdas, jika terpaksa anak harus mengikuti

sekolah yang terintegrasi dengan anak-anak normal, menyalurkan kemampuan pesera didik, melibatkan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan- kegiatan organisasi dan sosial, untuk mengurangi rasa superior sebaiknya guru memberikan tugas atau pertanyaan dilakukan secara proporsional, jika diperlukan maka saat-saat

tertentu guru hendaknya memberikan reinforcement pada peserta didik yang cerdas.

(11)

Lanjutan....

C. Individualisasi Pembelajaran

Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

menyenangkan, hendaknya pembelajaran tidak terbatas pada pembekalan klasikal, apalagi terbatas pada 4 dinding kelas, tetapi perlu diupayakan

pembelajaran yang dapat melayani perbedaan peserta didik secara individual.

(12)

BAB 7 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Berdasarkan jenisnya penelitian dapat dikelompokan menjadi:

1. Penelitian murni, terapan, dan strategis.

2. Penelitian deskriptif, evaluatif, dan bersifat menjelaskan.

3. Penelitian akademis

4. Penelitian penyelidikan, pengujian, dan pemecahan masalah.

5. Penelitian yang samar, kolaboratif dan bertentangan.

6. Penelitian dasar, terapan, instrumen, dan tindakan .

Semua jenis peneliatian tersebut memiliki sifat dasar yani cara-cara terencana, cermat, sistematis, dan reabilitas.

(13)

A. Cara Melakukan Penelitian

1. Memulai suatu penelitian 2. Memilih metode

3. Membaca untuk penelitian 4. Mengatur proyek penelitian 5. Mengumpulkan data

6. Analisa data

7. Menulis laporan

8. Mengakhiri penelitian

(14)

B. Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan memiliki makna bermacam-macam bergantgung pada

referensi yang digunakan sebagai acuan. Penelitian tindakan merupakan sebuah upaya yang ditujukan untuk memperbaiki keadaan atau proses memecahkan

masalah.

Secara sederhana dikatakan [enelitian tindakan adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif. Terdapat 2 kunci yaitu memecahkan masalah dan peningkatan kinerja sistem.

(15)

1. Latar Belakang Action Research

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi hadirnya Action Research.

1. Dirasakannya oleh peneliti dan praktisi bahwa penelitian konvensional

bergerak secara berjarak dengan pengalaman sehari-hari atau bersifat non kontekstual.

2. Temuan riset formal sering gagal dalam memecahkan masalah yang bersifat khusus dan lokal.

3. Aplikasi temuan riset formal terlalu lama untuk bisa dinikmati oleh subyek.

4. Proses riset formal sering bersifat dehumanistik.

5. Ada kebutuhan untuk segera dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, organisasi, kelompok, dan masyarakat.

6. Ada kebutuhan untuk segera meningkatkan kinerja sistem

7. Formal riset terlalu banyak membutuhkan kemampuan dimana todak setiap orang bisa menguasainya.

(16)

2. Karakteristik Action Research

a. Situsinal, praktis, dan relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.

b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah.

c. Fleksibel dan adaptif d. Partisipatori

e. Self evaluatif

f. Penelitian memiliki validitas eksternal yang lemah.

g. Penelitian dan pengambilan keputusan selalu dikelola secara desentralisasi dan diregulasi h. Kooperatif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

i. Action research mengembangkan pemberdayaan, demokrasi, keadilan, kebebasan, kesempatan partisipatif

j. Menerapkan teori dalam skala kecil k. Mengutamakan pendekatan tindakan

l. Mengembangkan suatu model, baik sebagian maupun menyeluruh

(17)

C. Cara Melakukan Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu cara memperbaiki dalam meningkatakan profesionalisme guru.

1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kelas Tujuan :

1) Memperoleh dasar bagi pertimbangan suatu prosedur kerja 2) Menjamin cara kerja dalam pendidikan yang efektif dan efisien

3) Memperoleh fakta-fakta tentang berbagai masalah pendidikan dan menghindarkan situasi-situasi yang dapat merusak.

4) Meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran dan organisasi sekolah.

(18)

Lanjutan...

2. Cara melakukan penelitian tindakan kelas 1) Identifikasi masalah

2) Analisis masalah dan menentukan berbagai faktor penyebab 3) Merumuskan ide-ide

4) Mengumpulkan dan menafsirkan data 5) Merumuskan tindakan

6) Menilai hasil tindakan

(19)

Lanjutan....

3. Menilai Hasil Penelitian Tindakan Kelas

a. Melihat pemecahan masalah dan perbaikan yang dapat dilakukan dalam sistem pembelajaran.

b. Membandingkan keadaan serta perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah dilakukan tindakan

c. Membandingkan usaha yang dilakukan dengan hasil dan perubahan yang dapat dicapai

(20)

Selesai...

Referensi

Dokumen terkait

(7) terdapat pengaruh kohesivitas guru sebagai variabel intervening antara organizational citizenship behavior terhadap komitmen organisasi guru dengan nilai t hitung