METODE OBSERVASI
PEMETAAN PERILAKU
Musyawaroh
Pengampu PPA Prodi Arsitektur FT. UNS
DEFINISI PERILAKU
Robert Gifford, 1987 :
Pengetahuan tentang hubungan imbal balik/transaksi antara individu/manusia dengan seting fisik.
Sarlito Wirawan, 1992 :
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku (perilaku) manusia dalam hubungannya dengan lingkungan
Menurut Clovis Heimsath, 1988 :
• Perilaku menyatakan orang-orang yang tengah bergerak
dengan sesuatu yang dikerjakan, berhubungan satu sama lain
• Perilaku menyatakan hubungan sosial antar orang-orang, suatu
gerakan bersama secara dinamik dalam kurun waktu tertentu
KETERKAITAN PERILAKU MANUSIA dengan ARSITEKTUR
Gary T. Moore dalam Snyder, 1985 :
Pengkajian lingkungan perilaku dalam arsitektur meliputi penyelidikan sistematis tentang hubungan antara lingkungan dengan perilaku manusia dan penerapannya dalam proses perancangan.
◦ bagaimana orang berinteraksi dengan lingkungan buatan
◦ apa kebutuhan-kebutuhannya
◦ bagaimana menerapkan pemahaman proses peranc. secara dalam Tujuannya :
Lingkungan buatan
Kebutuhan manusia
Dapat melayani dg baik
PEMBELAJARAN PADA PA
Lingkungan Manusia/
arsitek
Bangunan
Seting fisik
PEMBELAJARAN PADA EPH
( termasuk perilaku )
•Seting fisik
•Bangunan
•Lingkungan
•Sifat
•Kebiasaan
•Perilaku
Bisa merubah/
mempengaruhi
Menurut Ittelson pemetaan perilaku, secara umum akan mengikuti prosedur yang terdiri dari 5 (lima) unsur dasar, yaitu:
1. Sketsa dasar area atau seting yang akan diobservasi → physical conditions
2. Definisi yang jelas tentang bentuk–bentuk perilaku yang akan diamati, dihitung, dideskripsikan dan didiagramkan.
3. Infomasikan satu rencana waktu yang jelas pada saat kapan pengamatan akan dilakukan
4. Prosedur sistematis yang jelas harus diikuti selama observasi.
5. Sistem coding/penandaan yang efisien untuk lebih mengefisienkan
pekerjaan obsevasi.
Pemetaan perilaku
Pemetaan Perilaku yaitu suatu peta yg menggambarkan kegiatan perilaku manusia pada area/seting tertentu (Makalew & Waani, 2015) :
1. Person-Centered Mapping
Menekankan pada pergerakan manusia pada suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian teknik ini akan berkaitan tidak hanya satu tempat atau lokasi akan tetapi dengan beberapa tempat atau lokasi. Teknik ini pun hanya berhadapan dengan seseorang yang khusus diamati.
2. Place-Centered Mapping
Teknik survei ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manusia atau sekelompok manusia
memanfaatkan, menggunakan atau mengakomodasikan perilakunya dalam suatu situasi waktu dan tempat tertentu.
Dalam teknik ini, langkah yang harus dilakukan adalah
◦ Membuat sketsa suatu tempat atau setting, meliputi suatu unsur fisik yang diperkirakan mempengaruhi perikalu pengguna ruang tersebut → physical conditions
◦ Menggambarkan perilaku pengguna pada seting tersebut.
3. Phisycal traces
Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan tanda-tanda yang ditinggalkan pengguna atau anak didik setelah melakukan aktifitas. Tandatanda ini sebagai alat bantu dalam menganalisa hasil pengamatan tersebut
Untuk melengkapi proses pengumpulan data, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu ;
1. Observasi langsung,
2. Pemetaan perilaku (behavioral Mapping)
3. Penelusuran jejak fisik (Physical traces),
4. Wawancara dan Kuesioner
Respon manusia pada lingkungan terbagi 3, yaitu :
1. Adaptasi → menerima lingkungan sehinga memunculkan perilaku penyesuaian terhadap lingkungan fenomenalnya 2. Adjustment → menerima lingkungan namun dengan
strategi merubah lingkungan agar sesuai dengan kebutuhannya
3. Withdrawl → menolak lingkungan yang menyebabkan penghuni menjauh atau meninggalkan lingkungan
fenomenalnya
Penelitian Rachmaniyah & Nanik (2011); Proshanky, Rivlin,
Ittelson (1976); Clolok dalam Lang (1987) menyatakan bahwa di dalam pembentukan perilaku manusia, faktor lingkungan berperan lebih besar daripada faktor manusianya (terutama ruang publik
seperti taman, mall, kantor, sekolah, stasiun, bandar udara,
restoran, dll.). Para pengelola ruang publik berupaya mengatur
atau membentuk perilaku pengunjung dengan cara menata desain
ruang-ruang publik tersebut.
Referensi
1.
Sarlito Wirawan, 1995, Psikologi Lingkungan, Grasindo, Jakarta.
2.
Snyder, JC, 1985, Pengantar Arsitektur, terjemahan Erlangga, Jakarta.
3.
Gifford, R, 1987, Environmental Psychology, Allyn & Bacon Inc., Massachusetts.
4.
Heimsath, C, 1988, Arsitektur Dari Segi Perilaku, terjemahan, Intermatra, Bandung.
5.