“ METODE PEMBERIAN NUTRISI AB-MIX PADA TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.) HIDROPONIK
DI SAMATA GREEN HOUSE (SGH) ”
AHMAD SYAFII HAFID 105961104021
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2024
ii
“ METODE PEMBERIAN NUTRISI AB-MIX PADA TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.) HIDROPONIK
DI SAMATA GREEN HOUSE (SGH) ”
AHMAD SYAFII HAFID 105961104021
LAPORAN MAGANG
Laporan Ini Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah Magang
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2024
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Metode Pemberian Nutrisi AB-MIX Pada Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Hidroponik di Samata Green House (SGH)
Nama : Ahmad Syafii Hafid Stambuk : 105961104021 Program studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian
Makassar, 27 Mei 2024 Mengetahui :
Menyetujui,
Ketua Program Studi Agribisnis
Dr. Nadir, S.P., M.Si NIDN. 0909068903 Koordinator Magang
Muh Ikmal Saleh, S.P., M.Si NIDN. 0916069501
Dosen Pembimbing
Ir. Sumarni. B, S.P., M.Si., IPP., MCE NIDN. 0931129002
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji rasa syukur yang sebesar-besarnya penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT kerana berkat rahmat dan hidayah-nya laporan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan wawasan yang Penyusun miliki serta keterbatasan waktu dalam mencari informasi. Laporan Magang ini berjudul “ Metode Pemberian Nutrisi AB-MIX Pada Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Hidroponik di Samata Green House ”.
Dalam kesempatan ini penyusun memohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini masih banyak kata-kata dan tutur bahasa yang kurang baik. Untuk itu Penyusun memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca demi perbaikan penyusunan laporan ini dan yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca untuk membangun pertanian yang lebih baik lagi. Aamiin.
Makassar, 27 Mei 2024
Ahmad Syafii Hafid
v DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...2
C. Tujuan ...3
D. Manfaat ...3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4
A. Hidroponik ...4
B. Klasifikasi Tanaman Selada (Lactuca Sativa) ...5
C. Nutrient Film Technique (NFT) ...6
D. Nutrisi AB MIX ...8
BAB III METODE KERJA MAGANG ...9
A. Waktu dan Tempat Magang ...9
B. Metode Magang ...9
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG ... 11
A. Sejarah Lokasi Magang ... 11
vi
B. Struktur Organisasi Perusahaan...14
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...18
A. Persiapan Alat dan Bahan ...18
B. Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) ...18
C. Larutan Nutrisi Hidroponik ...21
D. Metode Pemberian Nutrisi AB-MIX Pada Tanaman Selada ...26
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 31
A. Kesimpulan ...31
B. Saran ...34
DAFTAR PUSTAKA ...35
LAMPIRAN...36
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Teks
1. Visi dan Misi Samata Green House ...12 2. Kebutuhan Nilai pH Pada Tanaman Hortikultura Sayur ...22 3. Kebutuhan Nilai PPM Tanaman Hortikultura Sayur ...24
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Teks
1. Nutrient Film Technique (NFT) ...7
2. Logo Samata Green House (SGH) ... 11
3. Struktur Organisasi Perusahaan...15
4. Sistem NFT (Nutrient Film Technique) ...20
5. Nutrisi AB-MIX ...23
6. Proses Memanaskan Air...28
7. Nutrisi AB-MIX ...28
8. Wadah ( Ember ) ...29
9. Proses Mencampur Air & Nutrisi AB-MIX ...29
10. Proses Pencampuran Nutrisi AB-MIX ke Tandon ...30
11. Pengecekan Nutrisi Menggunakan TDS ...30
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Halaman
Teks
1. Loogbook Magang...37 2. Pembimbing Lapangan Magang ...43
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permintaan akan komoditas hortikultura terutama sayuran terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan jumlah penduduk. Konsumsi sayuran di Indonesia meningkat dari 31,790 kg pada tahun 1996 menjadi 44,408 kg per kapita per tahun pada tahun 1999. Hasil survei tersebut juga menyatakan bahwa semakin tinggi pengeluaran konsumen, semakin tinggi pengeluaran untuk sayuran per bulannya dan semakin mahal harga rata-rata sayuran per kilogramnya yang mampu dibeli oleh konsumen. Artinya bahwa selain kuantitas, permintaan sayuran juga meningkat secara kualitas.
Salah satu cara untuk menghasilkan produk sayuran yang berkualitas tinggi secara kontinyu dengan kuantitas yang tinggi per tanamannya adalah budidaya dengan sistem hidroponik. Hidroponik merupakan metode bercocok tanam dengan menggunakan media tanam selain tanah, seperti batu apung, kerikil, pasir, sabut kelapa, potongan kayu atau busa. Hal tersebut dilakukan karena fungsi tanah sebagai pendukung akar tanaman dan perantara larutan nutrisi dapat digantikan dengan mengalirkan atau menambah nutrisi, air dan oksigen melalui media tersebut. Cara bercocok tanam secara hidroponik sebenarnya sudah banyak dipakai oleh beberapa masyarakat untuk
2
memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas. Banyak keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh dari sistem tersebut. Sistem ini dapat menguntungkan dari kualitas dan kuantitas hasil pertaniannya, serta dapat memaksimalkan lahan pertanian yang ada karena tidak membutuhkan lahan yang banyak. (Roidah, 2014).
Teknik menanam hidroponik tidak dapat diterapkan untuk semua jenis tanaman. Hanya beberapa saja yang cocok dan mampu tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan. Menurut Suprabhani (2019) teknik menanam hidroponik sendiri sangat cocok diterapkan bagi anda yang memiliki lahan terbatas karena tidak membutuhkan lahan berupa tanah luas, gantikan saja dengan teknik menanam hidroponik. Hal yang perlu diperhatikan pada metode budidaya hidroponik adalah larutan nutrisi. Larutan nutrisi merupakan sumber pasokan nutrisi bagi tanaman untuk mendapatkan makanan dalam budidaya hidroponik.
Selain larutan nutrisi, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah media tanam (Ansar, et al, 2019).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana proses pemberian nutrisi AB MIX pada tanaman selada hidroponik di Samata Green House (SGH) ?
3 C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah yaitu untuk mengetahui proses pemberian nutrisi AB MIX pada tanaman selada hidroponik di Samata Green House (SGH).
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan laporan magang ini adalah untuk menambah wawasan pemahaman tentang bagaimana proses pemberian nutrisi AB MIX pada tanaman selada hidroponik di Samata Green House (SGH).
4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yang dibagi menjadi dua kata, hydro berarti air dan ponos berarti kerja. Sesuai dengan arti tersebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Tak jarang bertanam hidroponik dijadikan hobi pengisi waktu luang bagi beberapa orang. Bahkan banyak juga kemudian yang melanjutkan hingga menjadi bisnis. Perbedaan yang menonjol antara hidroponik dan budi daya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman (Abdul Jalil, 2017).
Pada prinsipnya tanaman dapat hidup di tanah karena tersedianya nutrisi dan jika mutrisi tersebut dapat disediakan dalam air dengan perlakuan maka tanaman juga dapat hidup dan memberikan hasil yang sama sehingga nutrisi menjadi salah satu faktor penentu yang paling penting dari hasil dan kualitas tanaman. Larutan nutrisi yang paling mendasar adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S) yang juga dilengkapi dengan mikronutrien. Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan secara terus menerus dalam tingkatan konsentrasi yang rendah.
5
Hidroponik dilakukan di dalam Greenhouse. Greenhouse sering diartikan sebagai rumah kaca, penggunaan kaca belakangan ini dapat diganti dengan plastik dikarenakan murah dan mudah dalam mencari materialnya, itulah sebabnya banyak yang menggunakan plastik dibanding dengan kaca. Rumah kaca dapat membantu melindungi tanaman dari faktor alam seperti kondisi cuaca ekstrim (angin kencang, intensitas curah hujan, radiasi matahari tinggi), melindungi hama dan tanaman dari kelembaban. Penggunaan rumah kaca untuk melindungi tanaman dari serangan hama agar tidak membiarkan hama memakanan tanaman yang berada di rumah kaca.
Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan sistem perakaran tanaman, di mana pertumbuhan perakaran tanaman yang optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan nutrisi yang diberikan mengandung komposisi garam-garam organik yang berimbang untuk menumbuhkan perakaran dengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal.
B. Klasifikasi Tanaman Selada (Lactuca Sativa)
Selada (Lactuca sativa) merupakan tanaman hortikultura sayur yang biasa ditanam di daerah beriklim sedang maupun tropika. Bentuk selada bermacam-macam ada yang membentuk krop dan ada yang membentuk “rossette”. Tanaman selada ini memiliki kandungan gizi yang tinggi dan dapat dimakan secara mentah atau sebagai campuran
6
olahan makanan seperti hamburger, hot dog, beef steak atau sebagai campuran salad.
Morfologi tanaman selada yaitu batang, daun dan akar. Daun tanaman selada menyirip serta tulang daun lebar. Rasa dari daun selada renyah, manis dan mengandung banyak air. Batang selada yaitu batang sejati yang sifatnya kekar, kokoh dan memiliki diameter berkisar 2-3 cm. Sistem perakaran dari tanaman selada yaitu tunggang dan serabut yang menempel pada batang dan menyebar (Ginting, 2010).
Taksonomi tanaman selada dalam sistematik tumbuhan adalah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Super Divisi: Spermathophyta Divisi : Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida Ordo: Asterales Famili: Asteraceae Genus: Lactuca
Species: Lactuca sativa L.
Sumber : (Saparinto, 2013).
C. Nutrient Film Technique (NFT)
Sistem NFT pertama kali dikembangkan oleh Dr. A.J. Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Inggris. Konsep dasar NFT ini yaitu suatu metode budidaya tanaman dimana akar tanaman tumbuh
7
pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman bisa dapat memperoleh cukup banyak air, nutrisi, dan oksigen (Susilawati, 2019).
Sistem Nutrient Film Technique (NFT) yaitu sebuah sistem yang menggunakan “film” larutan nutrisi. Film atau lapisan nutrisi tipis setebal 1-3 mm ini dipompa dan dialirkan melewati akar tanaman secara terus menerus dengan kecepatan aliran sekitar 1-2 liter per menit. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tanaman dalam hidroponik.
NFT adalah tersedianya nutrisi penunjang yang sesuai dengan jenis dan umur tanaman dan kestabilan kecepatan aliran nutrisi (Endang et
al., 2017).
Gambar 1. Nutrient Film Technique (NFT)
8 D. Nutrisi AB MIX
Menurut Nugraha (2014), AB-MIX merupakan larutan hara yang terdiri dari stok A yang berisi unsur hara makro dan stok B berisi unsur hara mikro. Nutrisi yang biasa digunakan dalam teknik hidroponik adalah AB-MIX. Permasalahan saat ini adalah nutrisi AB-MIX sulit ditemui dan harganya mahal.
Nutrisi terdiri dari pupuk A pupuk dan pupuk B yang akan dicampur dengan air secara terpisah untuk menjadikan sebagai larutan stok, jika akan digunakan larutan stok yang masih kental dicampur kembali dengan air, pupuk A dan pupuk B tidak dapat dicampur secara langsung, karena jika kation Ca dalam pupuk A bertemu anion sulfat dalam pupuk B akan terjadi endapan dan menghasilkan kalsium sulfat dan unsur CA dan S dan penyerapan tidak dapat dilakukan oleh akar, karena tanaman akan terdefisiensi unsur Ca dan S. Begitupula apabila anion fosfat dalam upula apabila anion fosfat dalam pupuk B bertemu bertemu dengan kation Ca dalam pupuk A akan memunculkan memunculkan endapan endapan ferri fosfat sehingga unsure Fe dan Ca tidak dapat diserap oleh akar (Bandriyati, 2017).
9 BAB III
METODE KERJA MAGANG A. Waktu dan Tempat Magang
Pelaksanaan praktek kerja lapang di Samata Green House (SGH) Hidroponik dilakukan selama 50 hari yang dimulai dari tanggal 16 Februari – 5 April 2024.
Kegiatan praktek kerja lapang yang di Samata Green House (SGH) Hidroponik , Kabupaten Gowa dilaksanakan setiap hari senin s.d jumat mulai pukul 07:00 – 18:00 WITA.
B. Metode Magang
Metode yang dilakukan dalam kegiatan selama magang yaitu adalah dengan wawancara, observasi dan dokumentasi :
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab yang dilakukan oleh pemilik lokasi magang tersebut.
2. Obsevasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke lapangan atau obyek pembahasan.
Pengamatan ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui teknik wawancara.
10 3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu adalah pengumpulan bukti atau informasi berupa foto kegiatan selama magang, dan lain lain.
4. Praktek Kerja Lapang
Adapun kegiatan yang kami lakukan setiap hari di Samata Green House adalah (SGH) :
1. Pengecekan ulir ( pembersihan selang air ) 2. Sanitasi lahan ( pembersihan rumput liar )
3. Pembersihan instalasi peremajaan dan pendewasaan
4. Pengecekan PPM (Part Per Million) nutrisi air tandon menggunakan alat TDS (Total Dissolved Solids)
5. Melakukan pindah tanaman Selada dari tempat peremajaan ke pendewasaan
6. Menyortir daun Selada yang kering/busuk agar tidak menular ke Selada yang lain.
7. Memanen Selada
9. Mengemas/packing tanaman Selada
10. Pengerjaan kebun Samata Green House (SGH) yang baru
11 BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG A. Sejarah Lokasi Magang
Gambar 2. Logo Samata Green House (SGH)
Samata Green house (SGH) hidroponik merupakan salah satu perusahaan mandiri di bidang pertanian dengan teknik budidaya secara hidroponik. Perusahaan ini berdiri pada bulan juni tahun 2020 yang didirikan oleh Al fauzan,S.Hum dan, Andi fathur radhy,S.Ikom dan berletak Geografis pada 5’33 – 5’34 derajat lintang selatan dan 120’38 – 120’33 bujur timur dan 1.500 diatas permukaan laut (dpl), Samata Green House yang berlokasi di Jalan Karaeng Makkawari Lr. 08 No.03 kelurahan samata Kabupaten Gowa.
Dengan luas area dan tata guna lahan SGH memiliki luas lahan 1.000 meter persegi dan terbagi menjadi 2 Green House. Green House A lahan tanam produksi memiliki luas sekitar 10 x 12 Meter, Green House B lahan tanam produksi memiliki luas 10 x 25 Meter, Menghasilkan 2.000 lobang tanam. Jenis sayuran yang diusahakan oleh Samata Green House (SGH) Hidroponik adalah sebanyak 3 komoditi sayuran hidroponik, yang
12
meliputi sawi pakcoy, sawi pagoda dan selada batavia. Produksi sayuran hidroponik sawi pakcoy, sawi pagoda dan selada tersebut dilakukan didalam greenhouse. Untuk sistem penyemaian, satu Green House memakai media teras apung yang berumur 14 hari.
Ada pun Visi Dan Misi Samata Green House (SGH) hidroponikyang ingin di capai yaitu :
Tabel 1.4 Visi dan Misi Samata Green House
Visi Misi
1. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan pertanian hidroponik modern yang berorientasi pada
pemberdayaan sosial, ekonomi dan agrobisnis nasional
1. Menumbuh kembangkan kelompok petani SGH dan masyarakat dalam usaha dibidang pertanian
hidroponik modern.
2. Meningkatkan kapasitas pengetahuan, dengan berbagai system dan metode hidroponik.
3. Membangun aliansi strategis jejaring modern market dengan berbagai
13
Samata Green House (SGH) hidroponik di awal pada bulan Juni 2020, SGH mencoba meningkatan kapasitas produksinya dari 50 lubang tanam menjadi 2.000 lubang tanam hingga April 2021, pada bulan Juni 2021 SGH terus menambahkan lubang tanamnya kurang lebih 6.000 lubang tanam dengan kombinasi konsep Teras Apung dan metode NFT.
Sistem yang digunakan di Samata Green House (SGH) adalah sistem hidroponik berupa NFT (Nutrient Film Technique). Sistem NFT
Visi Misi
pihak untuk memperkuat posisi tawar petani dengan model kerjasama yang saling menguntungkan 4. Mendorong terciptanya iklim
pertanian hidroponik yang sehat (ramah lingkungan) dengan menjadi perintis dalam penggunaan input pertanian yang tidak berbahaya dan berbasis pada sumberdaya alam lokal.
14
(Nutrient Film Technique) merupakan sistem hidroponik yang pemberian larutan nutrisi dengan cara mengalirkan dan mensikurlasikan larutan nutrisi yang tipis sehingga akar tanaman tidak menggenang ke dalam air.
Sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) merupakan salah satu sistem yang paling baik dalam teknologi budidaya hidroponik, sistem ini lebih efisien dikarenakan media yang digunakan selain tanah yang tentunya dapat menghemat lahan. Dalam hidroponik sistem NFT lapisan tipis larutan nutrisi mengalir melalui bedengan atau talang yang berisi akar-akar tanaman. Larutan bersirkulasi secara terus menerus selama 24 jam atau diatur pada waktu-waktu tertentu dengan pengatur waktu. Sebagian akar tanaman terendam dalam larutan nutrisi tersebut, sebagian lagi berada di atas permukaan larutan. Lingkungan akar yang ideal merupakan faktor penting dalam peningkatan produksi tanaman (Rosliani, 2005).
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Menurut Robbins dan Coulter (2007) struktur organisasi diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan.
Struktur organisasi harus selalu dievaluasi untuk memastikan konsistensinya dalam pelaksanaan operasi yang efektifvdan efesien kebutuhan sekarang.
15
Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan
Samata Green House (SGH) Hidroponik memiliki struktur organisasi yang yang jelas dan terbagi menjadi beberapa bidang. Setiap bidang memiliki tanggung jawab masing-masing untuk melancarkan kegiatan usahatani di Samata Green House Hidroponik.
16
Berikut merupakan bagian struktur organisasi di Samata Green House Hidroponik :
Struktur organisasi perusahaan secara umum terdiri dari pelindung atau penanggung jawab, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, seksi produksi dan pengolahan, seksi pemasaran dan kemitraan, seksi pengembangan usaha dan teknologi dan anggota kelompok. Pelindung/
penanggung jawab oleh bapak Drs. Alamsyah M.Hum dan kawan kawan yang bertugas sebagai pelindung dan penanggung jawab segala terhadap samata green house, ketua organisasi dipimpin oleh Muh Nur Al Fauzan, S.Hum, wakil ketua yaitu An Fathur Radhy, S.Ikom, sekretaris yaitu Aji Saputra, S.Hum., M.Hum yang bertugas sebagai membantu ketua dalam melaksanakan rencana program dan kegiatan, mengkoordinasikan, monitoring di Samata Green House, bendahara yaitu Dra Nurhayati yang bertugas sebagai mengelola bagian keuangan,
Adapun seksi produksi dan pengolahan yaitu Aldi Saputra, S.Hum dan Muhammad A’la Azzahir bertugas sebagai mengontrol tanaman, kondisi instalasi dan lingkungan di Samata Green House, seksi pemasaran dan kemitraan yaitu Muslimin, S.Pd dan Sri Zarzani Samsuddin, S.Hum., M.Hum bertugas sebagai mencari mitra dan pelanggan dan mengantarkan hasil produksi, Seksi Pengembangan usaha dan teknologi yaitu Iqbal Ravsanjani dan Achyat Fadilat Ramadhan, S.Pd yang bertugas sebagai pembuat terobosan baru untuk Samata Green House kedepannya dan mengatur website serta mengatur berita-berita
17
terhadap Samata Green House, dan anggota di Samata Green House kelompoknya yaitu Syamsuriadi Samari, Muh Reynaldi Armansyah, A.
Muh Sutrisno Awing, Muh Aji Kurniawan, Ibnu Abbas, Putri Patricia, Ubul Azmi Destiana, Putri Mutmainna, dan Putri Abdullah.
18 BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Alat dan Bahan
Alat merupakan benda yang digunakan, namun sifatnya tidak habis meskipun dipakai berkali-kali. Sedangkan bahan merupakan benda yang digunakan, namun sifatnya dapat habis jika dipakai terus- menerus. Jadi Alat dan bahan adalah dua komponen penting yang harus di persiapkan untuk menciptakan suatu produk. Alat yang digunakan dalam produksi tanaman pakcoy adalah nampan plastik, instalasi hidroponik NFT, TDS (Total Dissolve Solid). Adapun bahan yang digunakan adalah benih pakcoy produksi PT. East West Seed Indonesia, gabus, spons, soulder dan nutrisi hidroponik AB MIX.
B. Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
Konsep hidroponik terus berevolusi waktu demu waktu. Awalnya teknik ini dilakukan dengan cara langsung menanam tanaman di air, namun sekarang konsep ini telah berkembang menjadi bermacam macam variasi sistem atau teknik akan tetapi tanpa menggunakan media tanah (Dr. Susilawati, 2019). Terdapat beberapa faktor pendukung yang sangat penting dalam bebudidaya hidroponik yaitu sinar matahari, Oksigen dalam air (RO), keadaan air, suhu air, pH (tingkat keasaman) kasih sayang (pemeliharaan) dan yang terakhir dan paling penting adalah pemberian nutrisi (Asrafia & Oktoyournal, 2019).
19
Dalam hidroponik terdapat media tanam, yang paling umum digunakan yaitu rockwool, aram sekam, hidroton dan cocofit. Dalam sistem hidroponik terdapat beberapa sistem, salah satunya sistem NFT.
Konsep dasar dasi sitem NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaan dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen (Dr. Susilawati, 2019).
Sistem NFT adalah sistem yang mempunyai aliran larutan nutrisi konstan secara terus menerus, sehingga tidak lagi dibutuhkan pengatur waktu untuk menyalakan pompa. Dalam sistem NFT ini tidak ada genangan nutrisi dalam instalasi sehingga instalasi harus miring dengan kemiringan sekitar 5% supaya larutan dapat mengalir dengan baik. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan larutan nutrisi. Adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mecukupi untuk pertumbuhan secara optimal (Dr. Susilawati, 2019).
20
Gambar 4. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Larutan nutrisi akan dipompakan ke pipa pertumbuhan melalui selang atau pipa kecil (outlet) kemudian mengalir tipis ke akar tanaman dan air kembali ke tandon melalui pipa pembuangan (inlet) dan air kembali bersirkulasi. Kelemahan dalam sistem NFT ini, yaitu bergantung pada energi listrik. Jika terjadi kematian listrik aliran nutrisi akan berhenti karena tidak ada yang mendorong larutan dari tandon ke dalam pipa pertumbuhan sehingga tanaman akan layu. Menurut Dr.
Susilawati (2019) jika listrik padam selama lebih dari 2 jam saja tanaman akan mati. Akan tetapi Sistem ini paling banyak digunakan dalam sekala bisnis karena mempunyai kelebihan yaitu pertumbuhan tanamannya lebih cepat dibandingkan dengan sistem lainnya sehingga waktu panennya juga lebih cepat, karena sirkulasinya lebih stabil baik itu nutrisi, air maupun oksigennya sehingga terjadi proses fotosintesis yang lebih baik.
21 C. Larutan Nutrisi Hidroponik
Nutrisi adalah kebutuhan yang hakiki bagi makhluk hidup tak terkecuali tanaman untuk memenuhi kebutuhannya dalam berkembang dan tumbuh. Tanaman akan mendapatkan nutrisi dari udara dan dalam tanah dengan yang diserap oleh akar tanaman. Akan tetapi dalam budidaya tanaman dengan menggunakan sistem hidroponik maka tanaman tidak bisa mengambil nutrisi dari dalam tanah karena sistem ini tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Media tanam yang digunakan dalam hidroponik tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Oleh sebab itu penambahan atau pemberian nutrisi mutlak dibutuhkan untuk budidaya tanaman sistem hidroponik, baik unsur hara esensial maupun mikro. Larutan nutrisi yang diberikan terdiri atas garam-garam makro dan mikro yang dibuat dalam larutan A dan B (Samanhudi & Harjoko, 2010).
Keberhasilan dari sistem budidaya hidroponik adalah nilai pH (tingkat keasaman) larutan atau air yang digunakan. pH air atau larutan akan sangat berefek terhadap kemampuan akar tanaman dalam menyerap nutrisi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan sel-sel akar tanaman dalam berinteraksi antara jaringan didalam tubuh tanaman dengan garam-garam mineral diluar tubuh tanaman (nutrisi). Biasanya, tanaman daun hidrponik menghendaki nilai pH pada kisaran 5,5 - 6,5.
Nilai ph dibawah 5 itu bersifat asam dimana hal ini akan mengakibatkan rusaknya sel-sel perakaran tanaman. Begitu juga nilai pH yang diatas
22
7,5 itu bersifat basa, dimana akan lebih cenderung mencemari tanaman (Dr. Susilawati, 2019). Untuk tanaman selada menghendaki pH larutan 6,0 – 7,0.
Tabel 1.5 Kebutuhan Nilai pH pada Tanaman Hortikultura Sayur
Selain pH yang menjadi faktor keberhasilan, pemberian nutrisi juga menjadi salah satu faktor keberhasilan budidaya hidroponik. Pada saat ini, nutrisi yang digunakan di Samata Green House (SGH) untuk tanaman selada yaitu menggunakan nutrisi AB MIX dengan bentuk serbuk dimana nutrisi ini sudah tersedia dipasaran dalam bentuk siap pakai. AB MIX ini terdiri atas dua campuran yaitu nutrisi A dan Nutrisi B.
Pengaplikasian larutan AB MIX untuk tanaman selada ini pada umumnya sama dengan tanaman lain yang ditanam secara hidroponik.
23
Gambar 5. Nutrisi AB-MIX
Nutrisi yang terkandung dalam AB-MIX diantaranya dalam bentuk kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif) terlarut Ca2+ (kalsium), Mg2+ (magnesium), K+ (Kalium), NO3- (nitrat), SO4 2+
(sulfat) dan H2PO4- (dihidrogen fosfat). Nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam sistem hidroponik sama dengan tanaman yang di tanam dengan menggunakan media tanam tanah. (Dr. Susilawati, 2019). Dalam nutrisi AB-MIX ini terbagi menjadi dua unsur hara atau nutrisi yaitu unsur hara makro yang dinamakan unsur A dan unsur hara mikro yang dinamakan unsur B. Nutrisi tersebut akan berkaitan menjadi senyawa kompleks berupa garam-garam mineral mebentuk formula- formula yang akan digunakan dalam sistem hidroponik, (Dr. Susilawati, 2019).
Kualitas air yang mengandung nutrisi sebagai pupuk tergantung pada konsentrasi garam-garam (PPM) tersebut. Setiap tanaman membutuhkan nutrisi atau PPM yang berbeda menurut tingkat
24
pertumbuhannya dan jenis tanaman. Untuk tanaman selada membutuhkan 560-840 PPM. Larutan nutrisi ini dibuat dengan cara melarutkan nutrisi AB Mix kedalam air dan sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 2.5. Kebutuhan Nilai PPM Tanaman Hortikultura Sayur
Karena nutrisi AB-MIX bentuknya serbuk maka nutrisi AB-MIX ini diracik/dilarutkan dengan air terlebih dahulu semuanya kedalam ember besar, supaya mudah dalam pengaplikasian nutrisi. Nutrisi A dilarutkan dengan air kedalam ember plastik menjadi 20 liter larutan A. Nutrisi B dilarutkan dengan air kedalam ember plastik menjadi 20 liter larutan B.
Isi tandon air sebanyak ±200 liter air. Dimasukan larutan A kedalam tandon secukupnya dan di aduk sampai benar-benar larut secara merata. Ditambahkan larutan paket B secukupnya kedaam tandon dan diaduk sampai larutan sampai benar-benar homogen. Perbandingan
25
nurisi A dan B yaitu 1 : 1. Larutan nutrisi yang sudah diracik dijadikan stok untuk pengaplikasian nutrisi selanjutnya.
Pengaplikasian nutrisi AB-MIX di Samata Greeen House dilakukan pada pagi hari yaitu skitar jam 07.00-09.00 dengan frekuensi dan banyaknya nutrisi yang ditambahkan berbeda tergantung umur tanaman selada. Pemberian nutrisi pada pagi hari supaya kebutuhan selada pada saat fotosintesis di siang hari dapat terpenuhi sehingga pertumbuhannya dapat optimal dan tidak mengalami penghambatan karena kebutuhan nutrisi dan air tidak terpenuhi.
Untuk kebutuhan tanaman selada tentunya akan berkolerasi dengan umur tanaman. Pada saat penyemaian juga harus diberikan nutrisi karena pertumbuhan selada pada saat persemaian juga membutuhkan nutrisi walaupun ada cadangan makanan atau nutrisi dalam kotiledon yang dapat memenuhi nutrisi selada pada saat pematahan dormansi. Setelah pindah tanam, PPM yang diberikan masih rendah yaitu 500 PPM dan pada 1 MST dosis nutrisi di naikan menjadi 600 PPM serta pada 2 MST dosis nutrisi dinaikan lagi menjadi 700 PPM. Ketika tanaman selada sudah mencapai 3 MST jumlah nutrisi yang diberikan juga naik yaitu 800 PPM dan ketika sudah mendekati pemanenan yaitu sekitar 4 MST atau lebih jumlah nutrisi ditambah lagi menjadi 900 PPM. Jumlah nutrisi yang diberikan pada setiap aplikasi rendah yaitu sampai pada 2 MST, sebab tanaman selada yang masih muda dan belum dapat menyerap nutrisi terlalu banyak.
26
Hal ini dikarenakan tanaman masih kecil, jumlah daun dan tinggi tanaman yang masih rendah, sehingga kebutuhan akan nutrisi juga lebih rendah. Sedangkan pada saat 3 MST ke atas jumlah pemberian nutrisi pada setiap aplikasi semaikin meningkat, sebab tanaman selada sudah dewasa dan sudah bisa menyerap nutrisi dengan banyak.
Seperti jumlah daun yang banyak, tinggi tanaman yang tinggi dan akar yang banyak sehingga penyerapan nutrisi nya juga lebih optimal. Pada 5 MST pemberian nutrisi untuk tanaman selada di Saung Hidroponik Wa Adi yaitu 900 PPM, dimana ini melebihi batas nilai PPM pada tanaman selada, dimana batas maksimal PPM untuk tanaman selada yaitu 840 PPM. Pemberian nutrisi dengan 900 PPM ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman selada. Selain itu, ini juga bertujuan untuk mengantisipasi kekurangan nutrisi pada tanaman selada yang dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman selada tidak optimal, seperti warna daun menguning. Ketika warna daun menguning maka itu akan menyebabkan nilai pasar menurun.
D. Metode Pemberian Nutrisi Ab mix Pada Tanaman Selada 1.1 Pemberian Nutrisi
Pada dasarnya, nutrisi hidroponik merupakan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik agar dapat tumbuh dengan baik.
Tujuan pemberian nutrisi hidroponik adalah menambahkan unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan pada media tanamnya. Normalnya, unsur hara seperti nitrogen bisa didapat dari tanah.
27
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pemberian nutrisi ab mix adalah sebagai berikut :
• Bibit Selada
• Nutrisi A
• Nutrisi B
• Ember
• Gelas Ukur
• Pengaduk Larutan
• Alat Ukur Tds
• Tersedianya air yang cukup
Teknik pelaksanaan Pemberian nutrisi Ab mix, Untuk nutrisi ab mix berukuran 10 liter, siapkan dua ember yang berukuran 10 liter Masing- masing ember digunakan untuk melarutkan kemasan A dan B.
Tuangkan semua isi kemasan nutrisi A dan B ke masing-masing ember dan tuangkan air ke ember sebanyak 10 liter, dan aduk hingga merata, sampai tidak ada endapan yang terlihat. Siapkan gelas ukur untuk pemberian nutrisi pada setiap kolam tanaman selada. Setelah di berikan nutrisi pada setiap kolam siapakan alat ukur TDS untuk mengukur ulang nutrisi pada setiap kolam.
28 1.2 Tahap Pemberian Nutrisi
Adapun tahap-tahap yang dilakukan yaitu :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti ember, nutrisi A dan B, gelas ukur, dan pengaduk larutan, cerek air, dan kompor.
2. Panaskan Air selama 15 menit
Gambar 6. Proses Memanaskan Air
3. Siapkan nutrisi A dan B kemudian masukkan ke dalam wadah.
Gambar 7. Nutrisi AB-MIX
29
4. Percampuran Nutrisi A dan B dengan perbandingan 1:1 larutan yang sudah disediakan dengan wadah.
Gambar 8. Wadah ( Ember )
5. Setelah nutrisi dimasukkan kedalam ember, kemudian tuangkan air panas ke dalam wadah. Seteleh itu aduk hingga merata.
Gambar 9. Proses Mencampur Air & Nutrisi AB-MIX
30
6. Setelah dicampur dengan air nutrisi dituang ke dalam gelas ukur lalu dimasukkan ke tiap kolam dengan takaran yang berbeda- beda sesuai kebutuhan tumbuhan.
Gambar 10. Proses Pencampuran Nutrisi AB-MIX ke Tandon
7. Setelah itu nutrisi dicek ulang menggunakan alat ukur Total Dissolved Solids (TDS).
Gambar 11. Pengecekan Nutrisi Menggunakan TDS
31 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan praktek kerja lapangan, pemberian nutrisi AB-MIX pada tanaman hidroponik, seperti selada adalah proses penting untuk memastikan tanaman mendapatkan unsur hara yang diperlukan. Berikut ini adalah langkah-langkah rinci dalam proses pemberian nutrisi AB-MIX:
1. Bahan dan Alat yang Dibutuhkan
1. Bibit Selada 2. Nutrisi A 3. Nutrisi B
4. Ember (dua ember berukuran 10 liter) 5. Gelas Ukur
6. Pengaduk Larutan 7. Alat Ukur TDS 8. Air yang Cukup
32
2. Langkah-langkah Pemberian Nutrisi AB Mix
a. Persiapkan Ember: Siapkan dua ember yang masing-masing berkapasitas 10 liter.
b. Larutkan Nutrisi A dan B:
o Ambil kemasan Nutrisi A dan tuangkan seluruh isinya ke dalam salah satu ember.
o Ambil kemasan Nutrisi B dan tuangkan seluruh isinya ke dalam ember yang lain.
c. Tambahkan Air:
o Isi masing-masing ember dengan air hingga mencapai volume 10 liter.
d. Aduk Larutan: Aduk masing-masing larutan (Nutrisi A dan B) hingga semua bahan larut sempurna dan tidak ada endapan yang terlihat di dasar ember.
3. Pemberian Nutrisi pada Kolam Tanaman
a. Siapkan Gelas Ukur: Gunakan gelas ukur untuk memastikan volume nutrisi yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan kolam tanaman selada.
b. Berikan Nutrisi ke Kolam:
o Tuangkan larutan Nutrisi A yang telah disiapkan ke dalam kolam tanaman selada.
33
o Kemudian, tuangkan larutan Nutrisi B ke dalam kolam yang sama.
c. Pengadukan dalam Kolam: Pastikan kedua larutan tercampur dengan baik di dalam kolam tanaman.
4. Pengukuran Konsentrasi Nutrisi
a. Siapkan Alat Ukur TDS: Alat ini digunakan untuk mengukur Total Dissolved Solids (TDS) yang menunjukkan konsentrasi nutrisi dalam larutan.
b. Ukur Ulang Nutrisi:
o Setelah nutrisi diberikan dan tercampur dalam kolam, gunakan alat ukur TDS untuk mengukur konsentrasi nutrisi.
o Pastikan konsentrasi TDS sesuai dengan kebutuhan tanaman selada untuk pertumbuhan optimal.
5. Catatan Tambahan
• Pemantauan Rutin: Lakukan pemantauan rutin terhadap konsentrasi nutrisi menggunakan alat ukur TDS, serta kondisi tanaman untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup.
• Penyesuaian Nutrisi: Sesuaikan jumlah nutrisi jika diperlukan berdasarkan hasil pengukuran TDS dan kondisi tanaman.
34 B. Saran
1. Memanfaatkan lahan yang kosong untuk pembangunan hidroponik baru agar hasil produksi bisa meningkat.
2. Penggunaan nutrisi AB MIX pada budidaya tanaman Selada secara hidroponik di Samata Green House (SGH) sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
3. Kebersihan lingkungan dan lahan harus terjaga agar terlihat rapih dan bersih serta mempermudah perawatan tanaman yang sedang dibudidayakan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Jalil. (2017). Sistem Kontrol Deteksi Level Air Pada Media Tanam Hidroponik Berbasis Arduino Uno. Sistem Kontrol Deteksi Level Air Pada Media Tanam Hidroponik Berbasis Arduino Uno, 8(2), 97–
101.
Aco, A., & Endang, H. (2017). Analisis Bisnis E-Commerce pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Jurnal INSYPRO (Information System and Processing), 2(1).
Ansar, et al. 2019. Analisis Variasi Jenis dan Panjang Sumbu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pada Sistem Hidroponik. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 7, 166-167.
Asrafia, S., & Oktoyournal. (2019). Pengaruh Konsentrasi Nutrisi AB-MIX terhadap Pertumbuhan Caisim Secara Hidroponik (Drip System).
LUMBUNG, 20-32.
Dr. Susilawati, M. (2019). Dasar-Dasar Bertanam Secara Hidropoik.
Palembang: Universitas Sriwijaya 2019.
Nugraha, R. U., & Susila, A. D. (2015). Sumber Sebagai Hara Pengganti AB-MIX pada Budidaya Sayuran Daun Secara Hidroponik. Jurnal Hortikultura Indonesia, 6(1), 11-19.
Roidah, I. S. (2014). Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Bonorowo, 1(2), 43-49.
Saparinto, 2013. Pengaruh Ekstrak Alang Alang..., Lutfi Nur Irawan, Fakultas Pertanian UMP, 2017
36
LAMPIRAN
37 Jurnal Harian
Magang
Lampiran 1. Loogbook Magang
No. Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan Dokumentasi 1. Senin/ 26
Februari 2024
Pelepasan Mahasiswa Magang
2. Selasa/ 27 Februari 2024
Proses membersihkan talang air peremajaan Selada
3. Rabu/ 28 Februari 2024
Proses memanen Selada
4. Kamis/ 29 Februari 2024
Proses penyortiran, menimbang, dan mempacking Selada
5. Jum’at/ 1 Maret 2024
Pembersihan selang ulir peremajaan
38 6. Sabtu/ 2
Maret 2024
Proses pembersihan tumbuhan dan instalasi
selada
6. Senin/ 4 Maret 2024
Penanaman bibit cabai
7. Senin/ 4 Maret 2024
Penyemprotan Hama
8. Selasa/ 5 Maret 2024
Pembuatan media tanam Selada
9. Rabu/ 6 Maret 2024
Proses pencampuran Nutrisi AB MIX
10. Kamis/ 7 Maret 2024
Prose packing
39 12. Jum’at/ 8
Maret 2024
Proses penyemaian selada
13. Sabtu/ 9 Maret 2024
Proses pembangunan kebun
C x14.
Senin/ 11 Maret 2024
LIBUR AWAL RAMADHAN
LIBUR AWAL RAMADHAN
15. Selasa/ 12 Maret 2024
LIBUR AWAL RAMADHAN
LIBUR AWAL RAMADHAN
16. Rabu/ 13 Maret 2024
LIBUR AWAL RAMADHAN
LIBUR AWAL RAMADHAN
17. Kamis/ 14 Maret 2024
Proses pemindahan pohon cabai
40 18. Jum’at/ 15
Maret 2024
Proses pembersihan instalasi peremajaan
19. Sabtu/ 16 Maret 2024
Pembersihan gabus
20. Senin/ 18 Maret 2024
Proses perbaikan saluran Instalasi
21. Selasa/ 19 Maret 2024
Proses pengecekan PPM Nutrisi
22. Rabu/ 20 Maret 2024
Proses packing
23. Kamis/ 21 Maret 2024
Pembersihan gabus instalasi
41 24. Jum’at/ 22
Maret 2024 Proses penyemaian Selada
25. Sabtu/ 23 Maret 2024
Proses pengukuran tiang
26. Senin/ 25 Maret 2024
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit)
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit) 27. Selasa/ 26
Maret 2024
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit)
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit) 28. Rabu/ 27
Maret 2024
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit)
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit) 29. Kamis/ 28
Maret 2024
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit)
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit) 30. Jum’at/ 29
Maret 2024
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit)
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit) 31. Sabtu/ 30
Maret 2024
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit)
Tidak Hadir di Lokasi Magang
(Sakit) 32. Senin/ 1
April 2024
Proses pemotongan Spon
42 33. Selasa/ 2
April 2024
Proses penyortiran Selada
34. Rabu/ 3 April 2024
Proses melubangi media tanam Spon
35 Kamis/ 4 April 2024
Proses pelarutan Nutrisi AB MIX
36. Jum’at/ 5 April 2024
Penarikan Mahasiswa Magang
43
Lampiran 2. Pembimbing Lapangan Magang
Keterangan Dokumentasi
Pembimbing Lapangan sekaligus Founder Samata Green House ( SGH )
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Magang
Ir. Sumarni. B, S.P., M.Si., IPP., MCE NIDN. 0931129002
Mengetahui, Pembimbing Lapangan
Muh. Nur Al Fauzan, S. Hum Founder SGH Hidroponik