BAB I
METODE PERHITUNGAN JUMLAH MIKROORGANISME
1.1. Pendahuluan
Perhitugan jumlah mikroorganisme yang umumterapat dalam bahan pangan merupakan dasar yang penting bagi mikrobiologi pangan. Hal ini disebabkan karena mutu mikrobiologis dari suatu produk pangan ditentukan oleh jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam bahan pangan tersebut. Mutu mikrobiologis ini akan menentukan ketahanan simpan dan keamanan produk pangan dari mikroorganisme. Kemampuan mengukur secara tepat jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam bahan pangan terdiri dari dua pertimbanagan utama yaitu pengamilan contoh yang tepatdari produk yang akan diuji dan enumerasi atau perhitungan mikroorganisme yanga terdapat dalam contoh tersebut. Metode pengamilan contoh dilakukan secara acak (random sampling), harus dpergunakan teknik aseptis agar tidak terjadi kontaminasi lebih lanjutpada contoh yang diambil. Alat – alat yang dipergunakan harus steril. Bahan pangan yang berbentuk cair harus diambil denganpipet yang steril, begitu juga untuk bahan pangan berbentuk padat. Salah satu cara perhitungan jumlah jumlah mikroorganisme adalah secara tidak langsung. Yang biasa dipakai adalah dengan metode pengenceran dengan kelipatan 10, kemudian ditumbuhkan pada medium dalam petridisk. Dalam hal ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
- Jumlah koloni normal yang diperkenankan 30 s.d. 300
- Jumlah bakteri diperkirakan dengan mengalikan jumlah koloni dengan pengencerannya.
- Bila jumlah bakteri terhitung pada suatu pengenceran hasilnya dua kali lebih besar daripada jumlah bakteri terhitung pada pengenceran sebelumnya, maka yang dipergunakan adalah jumlah bakteri pada pengenceran yang sebelumnya.
- Bila jumlah bakteri terhitung pada suatu pengenceran dibandingkan jumlah bakteri terhitung pada pengenceran sebelumnya hasilnya < 2,
- maka yang digunakan adalah jumalah bakteri rata-rata.
- Kejadian-kejadian yang menyebabkan kerusakan pertumbuhan koloni, misalnya terjadi spreader (koloni merata), penghambatan atau tidak tumbuh maka tidak dapat digunakan sebagai perhitungan.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara perhitungan mikroorganisme patogen perhitungan jumlah mikroba secara tidak langsung dengan metode pengenceran.
1.2. Alat dan Bahan : Alat :
- Tabung Reaksi - Petridisk - Kertas Payung - Tali Plastik - Autoclaf - Kapas Bahan :
- Sampel
- Media PDA ( kentang, agar-agar dextrose) 1.3. Cara Kerja :
A. Menghitung jumlah mikroba cara pengenceran (TPC) Persiapan Medium PDA : - Timbang 200 gr kentang yang dipotong tipis – tipis, 20 gram agar-agar dan 20 gram
dextrose.
- Didihkan 1 liter air lalu masukan potongan kentang dan direbus selama 50 – 60 menit.
- Jaga volume air supaya tetap 1 liter
- Saring rebusan kentang, masukkan agar-agar dan dextrose lalu aduk sampai rata dan homogen.
- Masukkan larutan tadi dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung
- Sterilisasikan dengan suhu dan tekanan tetap yaitu 121oC selama 15 menit B. Persiapan pengenceran dalam perhitungan mikroba :
- Sterilisasikan terlebih dahulu semua alat yang akan digunakan
- Ambil 1 ml sampel di atas menggunakan pipet volume, masukkan dalam tabung reaksi dan encerkan dengan menambahkan aquadest hingga volume total 10 ml. Ini merupakan pengenceran 10-1.
- Ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan pipet yang berbeda, masukan dalam tabung reaksi dan encerkan menjadi 10 ml. Ini merupakan
pengenceran 10-2.
- Seterusnya, buat pengenceran sampai 10-6
C. Persiapan perhitungan mikroba :
- Ambil 1 ml dari masing –masing pengenceran dan masukan dalam petridish ( masing- masing pengenceran satu petridish)
- Tuangkan media PDA yang sudah agak dingin tetapi masih dalam keadaan cair.
- Ratakan media tersebut dengan menggeser- geserkan secara melingkar atau membentuk angka 8.
- Setelah media memadat bungkus petridish dengan kertas payung
- Inkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam dengan bagian tutup petridish di bawah (dibalik)
- Setelah 24 jam, hitung jumlah mikroorganisme dengan metode TPC dan amati bentuk serta warna koloni.
BAB II
PERHITUNGAN MIKROBA DALAM MAKANAN KALENG
2.1 Pendahuluan
Produk olahan makanan yang saat ini banyak disukai orang - orang apalagi daerah perkotaan adalah kemasan pada kaleng, karena makanan yang di kemas pada kaleng lebih praktis dan tidak kotor. Dan salah satu contoh makanan yang disukai adalah sarden, karna ikan yang di dalam sudah diolah sedemikian rupa hingga penikmatnya hanya tinggal menggoreng dan diberi bumbu secukupnya lalu ikan sarden siap dinikmati.
Tapi jangan sering mengkonsumsi makanan kaleng karena Pada umumnya, produk makanan yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan citra rasa segarnya dan mengalami penurunan nilai gizi akibat pengolahan dengan suhu tinggi.
Satu hal lagi yang juga cukup mengganggu adalah timbulnya rasa taint kaleng atau rasa seperti besi yang timbul akibat coating kaleng tidak sempurna. Bahaya utama pada makanan kaleng adalah tumbuhnya bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan botulinin.
Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang- kunang dan kejang-kejang yang membawa kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Untungnya racun botulinin ini peka terhadap pemanasan. Jadi kita harus memperhatikan jika ingin memilih makanan kaleng dengan cara Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.
Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam makanan kaleng.
2.2 Alat dan Bahan : Alat :
- Tabung Reaksi - Petridisk - Kertas Payung - Tali Plastik - Autoclaf - Kapas Bahan :
- Sampel
- Media PDA ( kentang, agar-agarm dextrose) - Aquadest
2.3 Cara Kerja :
A. Menghitung jumlah mikroba dengan cara pengenceran (TPC) Persiapan Medium PDA :
- Timbang 200 gr kentang yang dipotong tipis – tipis, 20 gram agar-agar dan 20 gram dextrose.
- Didihkan 1 liter air lalu masukan potongan kentang dan direbus selama 50 – 60 menit.
- Jaga volume air supaya tetap 1 liter
- Saring rebusan kentang, masukkan agar-agar dan dextrose lalu adauk sampai rata dan homogen.
- Masukkan larutan tadi dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung
- Sterilisasikan dengan suhu dan tekanan tetap yaitu 121oC selama 15 menit B. Persiapan pengenceran dalam perhitungan mikroba :
- Sterilisasikan terlebih dahulu semua alat yang akan digunakan - Ambil sampel sebagai pengenceran 10o
- Ambil 1 ml sampel di atas menggunakan pipet volume, masukkan dalam tabung reaksi dan encerkan dengan menambahkan aquadest hingga volume total 10 ml. Ini merupakan pengenceran 10-1.
- Ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan pipet yang berbeda, masukan dalam tabung reaksi dan encerkan menjadi 10 ml. Ini merupakan
pengenceran 10-2.
- Seterusnya, buat pengenceran sampai 10-6 C.Persiapan perhitungan mikroba :
- Ambil 1 ml dari masing –masing pengenceran dan masukan dalam petridish ( masing- masing pengenceran satu petridish)
- Tuangkan media PDA yang sudah agak dingin tetapi masih dalam keadaan cair.
- Ratakan media tersebut dengan menggeser- geserkan secara melingkar atau membentuk angka 8.
- Setelah media memadat bungkus petridish dengan kertas payung
- Inkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam dengan bagian tutup petridish di bawah (dibalik)
- Setelah 24 jam, hitung jumlah mikroorganisme dengan metode TPC dan amati bentuk serta warna koloni.
BAB III
PERHITUNGAN MIKROBA DALAM MINUMAN SIRUP
3.1 Pendahuluan
Sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal. Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat terlarut selain gula.
Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup dipanaskan. Larutan sirup menjadi super-jenuh. Sirup juga sering digunakan pada dunia obat-obatan, kuliner serta minuman.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dari minuman sirup.
3.2 Alat dan Bahan : - Tabung Reaksi - Petridisk - Kertas Payung - Tali Plastik - Autoclaf - Kapas - Sampel
- Media PDA ( kentang, agar-agarm dextrose) - Aquadest
3.3 Cara Kerja :
A.Menghitung jumlah mikroba dengan cara pengenceran (TPC) Persiapan Medium PDA :
- Timbang 200 gr kentang yang dipotong tipis – tipis, 20 gram agar-agar dan 20 gram dextrose.
- Didihkan 1 liter air lalu masukan potongan kentang dan direbus selama 50 – 60 menit.
- Jaga volume air supaya tetap 1 liter
- Saring rebusan kentang, masukkan agar-agar dan dextrose lalu adauk sampai rata dan homogen.
- Masukkan larutan tadi dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung
- Sterilisasikan dengan suhu dan tekanan tetap yaitu 121oC selama 15 menit B.Persiapan pengenceran dalam perhitungan mikroba :
- Sterilisasikan terlebih dahulu semua alat yang akan digunakan - Ambil sampel sebagai pengenceran 10o
- Ambil 1 ml sampel di atas menggunakan pipet volume, masukkan dalam tabung reaksi dan encerkan dengan menambahkan aquadest hingga volume total 10 ml. Ini merupakan pengenceran 10-1.
- Ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan pipet yang berbeda, masukan dalam tabung reaksi dan encerkan menjadi 10 ml. Ini merupakan
pengenceran 10-2. Dan seterusnya buat pengenceran sampai 10-6 C.Persiapan perhitungan mikroba :
- Ambil 1 ml dari masing –masing pengenceran dan masukan dalam petridish ( masing- masing pengenceran satu petridish)
- Tuangkan media PDA yang sudah agak dingin tetapi masih dalam keadaan cair.
- Ratakan media tersebut dengan menggeser- geserkan secara melingkar atau membentuk angka 8.
- Setelah media memadat bungkus petridish dengan kertas payung
- Inkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam dengan bagian tutup petridish di bawah (dibalik)
- Setelah 24 jam, hitung jumlah mikroorganisme dengan metode TPC dan amati bentuk serta warna koloni.
BAB IV
PERHITUNGAN MIKROBA DALAM AIR KEMASAN
4.1 Pendahuluan
Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, maka seluruh proses metabolisme dalam tubuh manusia dapat berlangsung dengan lancar.
Kini marak beredar air dalam kemasan. Tidak semua air minum dalam kemasan layak
dikonsumsi. Bisa saja air tersebut tercemar zat-zat tertentu. Menurut Ahli Gizi dari Poltekkes Denpasar Badrut Tamam beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam memilih air dalam kemasan adalah:
1. Pada dasarnya air yang sehat untuk diminum, secara fisik tak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa tertentu.
2. Air tersebut juga tidak mengandung mikroba patogen dan secara kimia tidak mengandung logam berat.
3. Telitilah penampilan fisik air minum dalam kemasan, masih bagus atau tidak.
Pastikan tidak ada semacam lendir/jamur didalamnya. Tanda ini adalah indikasi air sudah tercemar.
4. Pilihlah produk air kemasan yang mencatumkan label untuk mengetahui kandungan dalam air kemasan tersebut.
5. Apakah tercantum alamat produsen, komposisi, proses yang dipakai untuk sterilisasi, dan petunjuk penyimpanannya.
6. Cek juga keutuhan segelnya.
7. Jangan membeli air minum dalam kemasan di sembarang tempat. Bisa saja penyimpanannya di tempat yang lembab atau sering terpapar sinar matahari.
8. Jika Anda sudah membelinya simpanlah di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya matahari.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalamair kemasan.
4.2 Alat dan Bahan : Alat :
- Tabung Reaksi - Petridisk - Kertas Payung - Tali Plastik - Autoclaf - Kapas Bahan :
- Sampel
- Media PDA ( kentang, agar-agarm dextrose) - Aquadest
4.3 Cara Kerja :
A.Menghitung jumlah mikroba dengan cara pengenceran (TPC) Persiapan Medium PDA :
- Timbang 200 gr kentang yang dipotong tipis – tipis, 20 gram agar-agar dan 20 gram dextrose.
- Didihkan 1 liter air lalu masukan potongan kentang dan direbus selama 50 – 60 menit.
- Jaga volume air supaya tetap 1 liter
- Saring rebusan kentang, masukkan agar-agar dan dextrose lalu adauk sampai rata dan homogen.
- Masukkan larutan tadi dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung
- Sterilisasikan dengan suhu dan tekanan tetap yaitu 121oC selama 15 menit B.Persiapan pengenceran dalam perhitungan mikroba :
- Sterilisasikan terlebih dahulu semua alat yang akan digunakan - Ambil sampel sebagai pengenceran 10o
- Ambil 1 ml sampel di atas menggunakan pipet volume, masukkan dalam tabung
- Ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan pipet yang berbeda, masukan dalam tabung reaksi dan encerkan menjadi 10 ml. Ini merupakan
pengenceran 10-2.
- Seterusnya, buat pengenceran sampai 10-6 C.Persiapan perhitungan mikroba :
- Ambil 1 ml dari masing –masing pengenceran dan masukan dalam petridish ( masing- masing pengenceran satu petridish)
- Tuangkan media PDA yang sudah agak dingin tetapi masih dalam keadaan cair.
- Ratakan media tersebut dengan menggeser- geserkan secara melingkar atau membentuk angka 8.
- Setelah media memadat bungkus petridish dengan kertas payung
- Inkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam dengan bagian tutup petridish di bawah (dibalik)
- Setelah 24 jam, hitung jumlah mikroorganisme dengan metode TPC dan amati bentuk serta warna koloni.
BAB V
PERHITUNGAN MIKROBA DALAM KEMASAN PLASTIK
5.1 Pendahuluan
Plastik banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia, mulai dari keperluan
rumah tangga hingga industri. Sebagai kemasan pangan, plastik digunakan mulai dari proses pengolahan pangan hingga pangan siap disantap. Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relative murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastic.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam kemasan plastic.
5.2 Alat dan Bahan : Alat :
- Tabung Reaksi - Petridisk - Kertas Payung - Tali Plastik - Autoclaf - Kapas Bahan :
- Sampel
- Media PDA ( kentang, agar-agarm dextrose) - Aquadest
5.3 Cara Kerja :
A.Menghitung jumlah mikroba dengan cara pengenceran (TPC)Persiapan Medium PDA - Timbang 200 gr kentang yang dipotong tipis – tipis, 20 gram agar-agar dan 20 gram
dextrose.
- Didihkan 1 liter air lalu masukan potongan kentang dan direbus selama 50 – 60 menit.
- Jaga volume air supaya tetap 1 liter
- Saring rebusan kentang, masukkan agar-agar dan dextrose lalu adauk sampai rata dan homogen.
- Masukkan larutan tadi dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung
- Sterilisasikan dengan suhu dan tekanan tetap yaitu 121oC selama 15 menit B.Persiapan pengenceran dalam perhitungan mikroba :
- Sterilisasikan terlebih dahulu semua alat yang akan digunakan - Ambil sampel sebagai pengenceran 10o
- Ambil 1 ml sampel di atas menggunakan pipet volume, masukkan dalam tabung reaksi dan encerkan dengan menambahkan aquadest hingga volume total 10 ml. Ini merupakan pengenceran 10-1.
- Ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan pipet yang berbeda, masukan dalam tabung reaksi dan encerkan menjadi 10 ml. Ini merupakan
pengenceran 10-2.. Seterusnya, buat pengenceran sampai 10-6 C.Persiapan perhitungan mikroba :
- Ambil 1 ml dari masing –masing pengenceran dan masukan dalam petridish ( masing- masing pengenceran satu petridish)
- Tuangkan media PDA yang sudah agak dingin tetapi masih dalam keadaan cair.
- Ratakan media tersebut dengan menggeser- geserkan secara melingkar atau
membentuk angka 8. Setelah media memadat bungkus petridish dengan kertas payung - Inkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam dengan bagian tutup petridish di bawah
(dibalik)
- Setelah 24 jam, hitung jumlah mikroorganisme dengan metode TPC dan amati bentuk
BAB VI
PERHITUNGAN MIKROBA DALAM BAHAN OLAHAN
6.1 Pendahuluan
Bagi sebagian masyarakat Indonesia cabe merupakan bahan pelengkap utama dalam menyantap makanan, baik berupa cabe segar ataupun sudah diolah (sambal) ataupun bumbu dalam masakan. Kondisi alam Indonesia yang beriklim tropis turut serta mendukung berlimpahnya ketersediaan cabe. Namun cabe memiliki waktu penyimpanan yang relatif pendek dalam masa penyimpanannya, sehingga dibutuhkan pengolahan lebih lanjut agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama. Salah satu diantaranya diproses lebih lanjut menjadi Cabe giling.
Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet.
Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai 30%.
Selain garam, sering ditambahkan asam atau natrium benzoat sebagai pengawet. Saat ini umumnya cabe giling dipasarkan secara curah tanpa kemasan.
Cabe giling dapat dikemas dengan cara sederhana. Cabe yang telah dikemas lebih hijienis dan umur simpannya lebih panjang. Saat ini pemain olahan cabe giling dalam kemasanpun relatif belum banyak. Dengan tingkat penyerapan pasar yang tinggi serta ketersediaan bahan baku yang melimpah menjadikan pengolahan cabe giling dalam kemasan ini cukup layak untuk dilirik.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam bahan olahan.
6.2 Alat dan Bahan : Alat :
- Tabung Reaksi - Petridisk - Kertas Payung - Tali Plastik - Autoclaf
Bahan :
- Sampel
- Media PDA ( kentang, agar-agarm dextrose) - Aquadest
6.3 Cara Kerja :
A.Menghitung jumlah mikroba dengan cara pengenceran (TPC)Persiapan Medium PDA - Timbang 200 gr kentang yang dipotong tipis – tipis, 20 gram agar-agar dan 20 gram
dextrose.
- Didihkan 1 liter air lalu masukan potongan kentang dan direbus selama 50 – 60 menit.
- Jaga volume air supaya tetap 1 liter
- Saring rebusan kentang, masukkan agar-agar dan dextrose lalu adauk sampai rata dan homogen.
- Masukkan larutan tadi dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan kertas payung
- Sterilisasikan dengan suhu dan tekanan tetap yaitu 121oC selama 15 menit B.Persiapan pengenceran dalam perhitungan mikroba :
- Sterilisasikan terlebih dahulu semua alat yang akan digunakan - Ambil sampel sebagai pengenceran 10o
- Ambil 1 ml sampel di atas menggunakan pipet volume, masukkan dalam tabung reaksi dan encerkan dengan menambahkan aquadest hingga volume total 10 ml. Ini merupakan pengenceran 10-1.
- Ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan pipet yang berbeda, masukan dalam tabung reaksi dan encerkan menjadi 10 ml. Ini merupakan
pengenceran 10-2.
- Seterusnya, buat pengenceran sampai 10-6
C.Persiapan perhitungan mikroba :
- Ambil 1 ml dari masing –masing pengenceran dan masukan dalam petridish ( masing- masing pengenceran satu petridish)
- Tuangkan media PDA yang sudah agak dingin tetapi masih dalam keadaan cair.
- Ratakan media tersebut dengan menggeser- geserkan secara melingkar atau membentuk angka 8.
- Setelah media memadat bungkus petridish dengan kertas payung
- Inkubasikan pada suhu kamar selama 24 jam dengan bagian tutup petridish di bawah (dibalik)
- Setelah 24 jam, hitung jumlah mikroorganisme dengan metode TPC dan amati bentuk serta warna koloni.