• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode T-X Intercept Time dalam Pengolahan Data Seismik

N/A
N/A
aprilianto teguh wibowo

Academic year: 2024

Membagikan "Metode T-X Intercept Time dalam Pengolahan Data Seismik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Lopia Santri NPM : 2015051037 Kelas : B

Matkul : Manajemen Proyek dan K3L

RESUME

1. METODE T-X INTERCEPT TIME

Metode T-X Intercept Time atau Intercept Time Methode (ITM) merupakan metode yang aling sederhana dalam pengolahan data seismik dengan hasil yang relatif cukup kasar dan kedalaman lapisan hanya diperoleh pada titik-titik tertentu saja. Metode ini mampu memberikan hasil yang memuaskan dengan error yang kecil pada perlapisan yang homogen.

Intercept time artinya waktu penjalaran gelombang seismik dari source ke geofon secara tegak lurus (zero offset).

Gambar 1. Kurva travel time dan penjalaran gelombang pada satu lapisan

Gambar 1 menjelaskan bahwa O (source) dan R (geofon), dan S-M-P-R merupakan jejak penjalaran gelombang refraksi, maka persamaan waktu total (Tt) untuk satu lapisan dari sumber menuju geofon yaitu

𝑇𝑡 =𝑂𝑀

𝑉1 +𝑀𝑃

𝑉2+𝑃𝑅

𝑉1 .. ... (1) Dapat disederhakan menjadi

𝑇𝑡 = 𝑋

𝑉2+2𝑍𝑐𝑜𝑠𝑖𝑐

𝑉1 .. ... (2) Berdasarkan definisi intercept time (Tt), maka X = 0, maka Tt=ti, sehingga;

𝑇𝑡 =2𝑍𝑐𝑜𝑠𝑖𝑐

𝑉1 ... (3) Maka, ketebalan lapisan pertama (Zi) dapat dicari dengan persamaan;

𝑇𝑡 =1

2 𝑡1𝑣1

𝑐𝑜𝑠𝑖𝑐 ... (4) Persamaan intercept time (Tt) sendiri yaitu:

𝑡𝑖 = 𝑋−𝑋1

𝑋2−𝑋1+𝑌−𝑦1

𝑌2−𝑌1 ... (5) Kecepatan lapisan pertama (V1) dan lapisan kedua (V2),

𝑉1= 1

𝑀1 dimana 𝑀1 = 𝑦1−𝑦0

𝑋1−𝑋0 ... (6) 𝑉2 = 1

𝑀2 dimana 𝑀2 = 𝑦2−𝑦0

𝑋2−𝑋0 ... (7) M1 dan m2 merupakan slope (kemiringan) tendensi waktu gelombang langsung dan refrasi.

Persamaan 6 dan 7 hanya berlaku bila surveinya menggunakan penembakan maju. Dengan

(2)

kata lain, kecepatan V1 didapat dari slope tendensi gelombang langsung, sedangkan kecepatan V2 dari slope tendensi gelombang refraksi pada grafikk jarak vs waktu.

2. METODE T-X CRITICAL DISTANCE METHOD (CDM)

Metode critical distance method merupakan metod eyang digunakan untuk mencari kedalaman lapisan datar, banyak lapisan dan miring sama seperti metode intercept time.

Metode ini menggunakan asumsi yang sama seperti intercept time bahwa : a. Lapisan homogen (kecepatan lapisan relatif seragam)

b. Bidang batas lapisan rata (tanpa undulasi)

Jarak waktu kritis adalah offset atau suatu jarak yang terbentuk dimana critical refraction muncul pertamakali pada jarak kritik, waktu rambat kritik sama dengan waktu pantul, dan sudut bias sama dengan sudut pantul, waktu rambat sama dengan waktu rambat bias.

Gambar 2. Grafik pembiasan gelombang pada lapisan satu, (bawah) skema penembakan gelombang seismik

CDM juga dapat dibagi menjadi dua macam perhitungan, yaitu:

a. Lapisan Datar

Gambar 3. Ilustrasi Penjalaran Gelombang Refraksi 1 Lapisan Datar yang

(3)

Berhubungan dengan Kurva Jarak-Waktu

Gambar 4 menjelaskan bahwa titik S = Sumber dan G = geofon, dan S-A-B-G adalah jejak penjalaran gelombang refraksi, maka persamaan waktu total (Tt) untuk satu lapisan mulai dari source ke geophone yaitu,

𝑇𝑡 −𝑆𝐴

𝑉1+𝐴𝐵

𝑉2+𝐵𝐺

𝑉1 ... (8) Dapat disederhanakan menjadi :

𝑇𝑡 − 𝑋

𝑉2+2𝑍𝑐𝑜𝑠𝑖𝑐

𝑉1 ... (9) Pada Cross Over Distance, waktu gelombang langsung = waktu gelombang

refraksi, sehingga :

𝑋𝑐 𝑉1+ 𝑋𝑐

𝑉2+2𝑍𝑐𝑜𝑠𝑖𝑐

𝑉1 ... (10) Maka, Ketebalan lapisan pertama (Z1) dapat dicari dengan persamaan,

𝑧 −𝑋𝑒

2 + √𝑉𝑉2−𝑉1

2+𝑉1 ... (11) b. Lapisan Miring

Bila refraktor mempunyai dip, maka :

a. Kecepatan pada kurva T-X bukan kecepatan sebenarnya (true velocity), melainkan kecepatan semu (apparent velocity).

c. Membutuhkan dua jenis penembakan Forward dan Reverse Shot.

d. Intercept time pada kedua penembakan berbeda, maka ketebalan refraktor juga berbeda. Apparent Velocity ialah kecepatan yang merambat di sepanjang bentangan geophone.

Gambar 4 Skema Perambatan Gelombang pada Lapisan Miring dan

Hubungannya dengan Kurva T-X pada Lapisan Miring Menggunakan dan Forward dan Reverse Shot

(4)

Gambar 5. Skema Perambatan Wavefront ke Arah Up-Ward (atas) Pada kasus ekstrim :

𝜃 = 0𝑜, vapp = tak tehingga 𝜃 = 9𝑜, vapp = Vtrue

3. METODE DELAY TIME

Metode delay time digunakan pada bidang batas lapisan dangkal dengan kontras kecepatan yang besar (untuk mencari ketebalan lapisan lapuk). Disebut waktu tunda karena terdapat perbedaan waktu yang diperlukan untuk perambatan pulsa gelombang kearah atas atau ke arah bawah yang melalui lapisan atas terhadap waktu yang digunakan untuk merambat di permukaan lapisan kedua (pembias) sepanjang proyeksi lintasan normal tersebut pada bidang batas. Delay time (waktu tunda) adalah waktu penjalaran gelombang dari AB pada V1 ke B pada V2 (waktu tunda pada source) atau dari DE pad aV1 ke DF pada V2 (waktu tunda geofon).

4. METODE ABC

Metode ABC merupakan perkembangan dari metode T-X lapisan datar dengan menggunakan pola pertembakan bolak balik (forward dan eserve shot) dengan asumsi bahwa :

a. Lapisan pertama adalah homogen

b. Variasi kedalaman relatif tifak begitu kasar (bidang batas berundulasi) c. Kontras kecepatan cukup besar (V2>>V1)

d. Kemiringan lapisan kecil

Gambar 6 illustrasi penembakan bolak balik menggunakan metode ABC

Pada gambar diatas, A dan B = source; C = geofon V2>>V1. Lintasan gelombang refraksi dari A ke C dan B ke C. sedangkan waktu penjalaran gelombang ;

- A ke C (A-D-E-C) dinotasikan dengan tAC (data waktu penembakan forward)

(5)

- B ke C (B-G-F-C) dnotasikan dengan tAB (data waktu penembakan reserve)

Dan waktu total penjalasan gelombang dari A ke B (A-D-E-F-G-B) dinotasikan dengan tAB. Tab dapat dicari dengan persamaan :

𝑇𝑎𝑏 =𝑇𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑𝑁𝐴𝑋+𝑇𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑁𝐴𝑥

2 ... (11) 5. METODE PLUS MINUS

Metode yang digunakan dalam perangkat lunak tersebut menetapkan ketebalan lapisan pertama adalah plus minus metode Hegedorn (1959), yang meliputi analisis plus waktu untuk kedalaman analisa dan waktu analisis minus untuk penentuan kecepatan. Dasar metode plus minus terletak pada timbal balik tempuh yaitu tempuh dari gelombang seismik antara dua lokasi disat arah adalah sama dengan tempuh dalam arah yang berlawanan. Analisis waktu plus menggunakan knsep keterlambatan waktu analisis diperkenalkan oleh Gardner (1939, 1967) dan selanjutnya dikembangkan oleh Hawkins (1961) dan Barry (1967). Anlisis waktu plus terdiri dari kombinasi dua keterlambatan analisis waktu dalam arah yang berlawanan.

Bahkan plus sisa nilai pada penerima dalam waktu plus-minus analisis jendela sesuai degan penjumlahan kiri dan hak menunda kali pada penerima (gambar 6).

Untuk dapat mennggunakan analisis time plus, data tersebar timbal balik yang terpenting sehingga kedatangan penyebaran meluas kedepan setidaknya posisi sumber reserve (Sr) dan sebaliknya kedatangan menyebar ke posisi sumber maju (Sf). Kemudian waktu analisis metode plus minus didefinisikan oleh dua titik crossover (forward menyebar (XF) dan reserve menyebar (Xr)), yang menentukan baras antara lapisan pertama kedatangan dan kedatangan lapisan kedua.

Metode ini merupakan turunan dari metode delay time untuk kasus yang lebih kompleks seperti :

- Bidang batas lapisan yang tidak rata - Mencari tebal lapisan lapuk

- Untuk menghitung static correction pada data seismik refleksi

Pada metode ini juga menggunakan beberapa asumsi untuk konfigurasi bawah permukaan, yaitu :

- Bidang batas lapisan C-F adalah lurus

- Kemiringan dari refraktor titak terlalu besar atai <100 Dan menggunakan dua jenis analisis;

- Analisis plus minus untuk menganalisa kedalaman (depth) - Analisa minus time untuk determinasi kecepatan gelombang

(6)

Gambar 7. Analisis plus time berdasarkan metode plus minus

Gambar 8. Analisis plus time berdasarkan metode plus minus

Plus time adalah jumlah waktu rambatan gelombnag dari geofon pada sumber dan forward dan geofon dari sumber reserve dikurangi dengan travel time antara sumber keduanya.

Tujuannya untuk analisa kedalaman.

Gambar 9. Analisa minus time pada metode plus minus

Definisi waktu minus di penerima (TD) adalah pengurangan dari waktu tempuh di penerima dari seumber reserve (THD) dari waktu tempuh pada penerima dari sumber maju (TAD), dikurangi waktu tempuh antara dua sumber (TAH). Kecepatan lapisan kedua (V2) sama dengan dua kali kemiringan invers fit terbaik line melalui variasi waktu minus (DT-D) dihitung untuk setiap penerima dalam analisis time pada metode plus minus.

6. METODE GRM

(7)

Metode GRM merupakan penggambaran terakhir dari metode waktu tunda (plus minus).

Inteerpretasi dapat diterapkan pada medium yang memiliki kecepatan tidak homogen. Grafik waktu datang gelombang pertama seismic pada masing-masing geophone memberikan informasi mengenai kedalaman dan kondisi bawah permukaan. Informasi ini kemudian akan diolah dan di interpretasi sehingga menggambarkan suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari lapisanyang dilalui gelombang seismic.

Gambar 10. Model seismik bias dua lapis

Besarnya time depth untuk dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

(12) Ketebalan lapisan pertama dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

(13) TD merupakan waktu tempuh gelombang yang berkaitan dengan ketebalan medium di atas refraktor yang disebut time depth (TD), maka

(13) lapisan pertama dan v2 adalah kecepatan lapisan kedua. Ketebalan lapisan kedua dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

(14) dengan dengan h2 adalah ketebalan lapisan kedua, TD adalah time depth pada shot point, v1 adalah kecepatan lapisan pertama, v2 adalah kecepatan lapisan kedua, v3 adalah kecepatan lapisan ketiga dan h1adalah ketebalan lapisan pertama.

Metode Generalized Reciprocal (GRM) disarankan untuk digunakan untuk memetakan struktur bawah permukaan dengan variasi lateral. Metode ini terutama tergantung pada parameter tunggal yang disebut jarak XY optimum. Pada pemisahan XY optimum, sinar untuk masing-masing geophone muncul dari dekat titik yang sama pada refraktor. Nilai ini

(8)

didasarkan pada determinasi heuristik dan itu selalu merupakan masalah yang meragukan.

Ketidakpastian jarak XY optimum akan dibahas pada beberapa model sintetis.

Gambar 11. Jarak XY optimal yang berbeda dari refraktor yang sama

a. Tiga nilai berbeda dari XY bereaksi pada tiga bagian yang berbeda dari reraktor yang sama,

b. tiga ruang pada refraktor ketika XY optimum dipilih sebagai konstanta (10,8), dan c. Tiga kedalaman berbeda dari mana sinarakan muncul ketika XY optimum dipilih sebagai

konstanta (10,8 m).

Dengan metode ini dapat menggambarkan dan menentukan bawah material bawah permukaan dengan menggunakan table kecepatang gelombang di bawah ini.

Table 1. kecepatan gelombang berdasarkan material dibawah permukaan (Whiteley, 2006).

7. METODE HAGIWARA

Metode Hagiwara adalah sebuah metode perhitungan waktu tiba gelombang seismik pada seismik bias. Metode ini dapat mencerminkan lapisan bawah permukaan. Metode Hagiwara ini digunakan untuk menentukan kedalaman suatu lapisan dari daerah yang kita survei yaitu daerah Seling. Ketika digunakan metode Hagiwara sebagai metode intrepetasi maka

(9)

diperlukan suatu pasngan kurva travel time bolak-balik (reciprocal travel time curve) yang direfraksikan dari suatu lapisan pada kedalaman lapisan yang diselidiki.

Metode Hagiwara Merupakan metode waktu tunda (delay time) dengan asumsi bahwa undulasi bawah pemukaan tidak terlalu besar Kelebihannya adalah metode hagiwara dapat menyajikan bentuk lapisan bawah permukaan mengikuti kontur bawah permukaan.

Perhitungan dengan metode Hagiwara dikembangkan untuk struktur bawah permukaan yang terdiri dari dua lapisan. Bidang batas lapisan yang akan diperlihatkan oleh hasil perhitungan merupakan rata-rata kedalaman yang memiliki kerapatan yang berbeda. Bila kerapatan berbeda maka kecepatan gelombang seismiknya juga akan berbeda, sehingga arah penjalaran gelombang seismik akan mengalami pembiasan (refraksi). Berbeda dengan metode intercept time yang menganggap lapisan di bawah permuaan adalah flat (bidang).

Noise harus dihilangkan dalam pengolahan data seismic. Salah satu penyebab adanya noise saat pengukuran antara lain adalah angin, pohon, aliran sungai (parit), benda-benda lain yang bergerak dekat dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor, dan sebagainya). Noise yang terekam pada geophone harus ditekan sedikit mungkin. Jika bisa harus dihilangkan karena akan mengganggu pada saat pengolahan data dan pembuatan model.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga pada pengolahan data menggunakan suatu metode yang dapat meningkatkan rasio signal to noise pada data seismik yaitu metode Dekonvolusi Spiking dan

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual skripsi saya yang berjudul VARIASI METODE PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFRAKSI UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH TANAH

TRAVEL TIME TOMOGRAPHY MENGGUNAKAN DATA SEISMIK INTERFEROMETRI UNTUK MENGGAMBARKAN MODEL KECEPATAN GELOMBANG PADA LAPANGAN “X”.. Radifan Taufik, Firman

METOD E KIRCHHOFF PRE-STACK TIME MIGRATION UNTUK MENGATASI EFEK D IFRAKSI HASIL STACKING D ATA SEISMIK REFLEKSI MULTICHANNEL 2D D I LAUT FLORESNUSA TENGGARA TIMUR..

Kesimpulan penelitian ini yaitu penampang hasil pengolahan data seismik menggunakan metode CRS mampu memberikan pencitraan yang lebih baik dibandingkan dengan metode stack

untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode. Tujuan penelitian ini adalah 1) membandingkan penampang hasil pengolahan data seismik menggunakan

iii APLIKASI METODE SEISMIK INVERSI AI, ATRIBUT AMPLITUDO DAN VARIANCE UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR FORMASI TALANGAKAR DI LAPANGAN “X” CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA Yudha Agung

Pastikan minimal ada tiga data rinex untuk mendukung pengolahan dengan metode jaring, dari ketiga data tersebut salah satu merupakan titik kontol untuk kedua data lainnya.. Ketiga data