• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Tanya Jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir Serta Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam (Telaah Surat Al-Kahfi Ayat 60-82)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Metode Tanya Jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir Serta Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam (Telaah Surat Al-Kahfi Ayat 60-82)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Skripsi yang berjudul Metode Tanya Jawab Nabi Mūsa dan Nabi Khidir Serta Maknanya Bagi Pendidikan Islam (Surah Al-Kahfi Ayat 60 – 82) oleh Mustaqim dengan NIM 219430260 telah melalui proses bimbingan yang baik dan dinilai oleh Dosen Pembimbing sebagai telah memenuhi syarat ilmiah untuk diuji dalam percobaan munaqasyah. Tesis berjudul Metode Tanya Jawab Nabi Mūsa dan Nabi Khidir Serta Perannya Bagi Pendidikan Islam (Surah Al-Kahfi Ayat 60 – 82) yang disusun oleh Mustaqim dengan nomor mahasiswa 219430260 diujicobakan pada pertemuan Munaqasyah program pascasarjana ITB. Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta Pada tanggal 18 Januari 2022, disertasi diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Pendidikan Pendidikan Agama Islam. Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Metode Tanya Jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir serta Perannya Bagi Pendidikan Islam (Kajian Surat Al-Kahfi Ayat 60-82) adalah benar-benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan tersebut di atas.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Metode Tanya Jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir serta Pentingnya bagi Pendidikan Islam”. Judul skripsi ini adalah “Metode Tanya Jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir serta Maknanya Bagi Pendidikan Islam”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Surat Al-Kahfi ayat 60-82 dan menganalisis relevansi metode tanya jawab antara keduanya dalam surat terhadap pendidikan Islam.

Sedangkan perbedaannya terletak pada obyek penelitian dimana penelitian sebelumnya mengkaji adab santri terhadap guru pendidikan tasawuf, sedangkan penulis mendalami metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir serta relevansinya dengan pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menganalisis metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir. Metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Surat Al-Kahfi ayat 60-82 merupakan tanya jawab yang interaktif dan kritis serta menggunakan bahasa yang paling santun dan ramah.

صَّخَلُلما

سلا ُُ

لا

ب ُِبا

سلاُا

ميقتسم

ف َّ تلا

ملع ف بلطل بادلْا

ذاتسلْا هاتج فوصتلا ملعلما وأ

ف جهنلمالاو ىسوم يب باولاو لاؤسلا

هتقلعو ملسلا امهيلع رض

رِّداَصَمَو ،

كو

ثحبلا اذه ف ةقلع ال تيلاو

يدقنو يويح لاؤس وه رضخو ىسوم يب باولاو لاؤسلا ف جهنلما نأ

بدؤمو فيطل بولسبأو

ميلعتلا وأ سردلا دعب رضلا حرشي تِح لأسي لِ نبأ ىسوم يبو هنيب يه ةيملسلا ةيبتّلب باولاو لاؤسلا ف جهنلما يب ةقلعلا امأ

دق اضيأ لاؤسلاو ,ملعلا ىلع لوصحلل ةليسولا دحأ لاؤسلا اينثَ ثم سردلا ف مهمامتهاو مهتساحم ف بلطلا .ذاتسلْاو بلاطلا يب شاقن نوكي

تاَمِلَكلا

ةَس يِئَّرلا

جهنلما

لاؤسلا

باو

ىسوم

رضلا

ةيملسلاُةيبتّلا

The method of question and answer of the Prophet Musa to the Prophet Khidir and relation to the Islamic education. This thesis aims to analyze the question and the critic of the Musa prophet to the Khidir prophet and relationship to Islamic education, what so far that question and the critic of Musa prophet to Khidir prophet and how to relationship between the Islamic education to analyze. And the story between Prophet Musa and Prophet Khidir very famous in the Holy Quran.

The similarity is to analyze the same surah for the characteristics of the student of Tasawwuf. While the difference, the research analyzes the characteristics of the tasawwuf student, while this research analyzes the question and criticism of Prophet Musa to Prophet Hidir and the relationship between Islamic education. This study uses a descriptive qualitative approach by analyzing the question and critic Musa Prophet to Hidir Prophet.

Research resources in the form of primary data sources of classical tafsir books and modern tafsir books. Meanwhile, secondary data in the form of books, journals, theses, laws, data and articles obtained from the Internet, which are related to the topic of this thesis. This thesis proves that: First, a student should use the most polite word when speaking to and interacting with his teacher.

Second, for the teacher, allowed students to ask with criticism their teacher, but with the rule and with adab of Islamic way. And the relevance between this method and Islamic education is to make the student serious and make sense of criticism from himself, and from this method can gain knowledge.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam tradisi cendekiawan Islam, dalam tanya jawab antara murid dan guru, sering terjadi kritikan murid terhadap guru. Imam Syafi'i juga berguru kepada Muhammad bin Hasan, namun ia tidak segan-segan berdiskusi tentang banyak hal serta pendapat yang berbeda dari gurunya Muhammad bin Hasan yang merupakan murid Imam Abu Hanifah, seorang master ilmu dan pendidikan Islam. Lebih parah lagi, ada orang tua yang tidak terima anaknya dihukum oleh guru anaknya, lalu menghukum gurunya 8 Dan ini sering terjadi di dunia pendidikan kita.

8 Waffa Ruhul Baka "Etika daripada pelajar kepada guru dalam ayat 65-70 Surah Alkahfi dan pelaksanaannya dalam pendidikan moden", dalam majalah raushan fikr, jilid 9, no. 1 Januari-Jun 2020. Jika kita membaca siroh Rasulullah SAW dalam kapasiti baginda sebagai pendidik sahabat Baginda, Rasulullaah SAW adalah seorang guru yang berdialog soal jawab dan menerima saranan dan kritikan daripada sahabat-sahabat baginda. Dan Rasullāh SAW menerima lamaran sahabatnya dengan lapang dada. 9 Begitulah dialog dan soal jawab antara Rasullāh SAW dengan sahabatnya, baginda menerima dan sanggup bersoal jawab dengan sahabat baginda walaupun baginda ma'shum .

Dalam perjanjian Hudaybiyah, sahabatnya Umar bin Khattab tidak teragak-agak bertanya kepada guru dan pemimpinnya Nabi Muhammad a.s. Pada masa perjanjian Hudaibiyah, sangat jelas bagaimana Umar bin Khattab bertanya dan menjawab, bahkan dalam soal jawab Umar bin Khattab pun sedikit. Rasul menjawab: "Sesungguhnya aku tidak memberi khabar bahawa kamu akan datang kepadanya tahun ini?" Umar menjawab: "Tidak" dan soal jawab ini berlaku antara Rasulullah s.a.w.s dengan Umar bin Khattab, setelah Umar bin Khattab pergi kepada Abu Bakar Ash Siddiq dan bertanyakan hal yang sama. 10.

Ketika Umar bin Khattab menjadi presiden, saat berpidato kepada rakyatnya, ia dilamar oleh seorang wanita. Setelah bertanya dan menjawab serta berdebat dengan wanita itu, dia dengan senang hati menerima kritik atau koreksi wanita itu.11 Meskipun selain presiden, dia juga al 'asyaroh al mubasysaroh biljannah. Imam Hasan Al-Bashri yang merupakan seorang Tabi'in yang menjadi guru mendapat kecaman keras dari muridnya yang bernama Washil bin 'Atho ketika terjadi tanya jawab antara Hasan Al-Bashri dengan muridnya.

12 ini adalah salah satu potret interaksi antara pelajar dan guru, dan potret soal jawab antara pelajar dan guru mereka. Dalam proses interaksi, Nabi Mūsa sebagai seorang murid bertanya jawab kepada gurunya Nabi Khidir, hal ini jelas tercatat dalam Surat Al Kahfi.

  • Permasalahan
  • Kegunaan Penelitian
  • Kajian Pustaka
  • Sistematika Penulisan

Dan Al-Qur'an Surat Al Kahfi menjadi pertimbangan penulis karena Nabi Musa diposisikan sebagai murid dan Nabi Khidir diposisikan sebagai guru. Oleh karena itu penulis memberikan judul skripsi ini “METODE TANYA JAWAB NABI MUSA DAN NABI KHIDIR SERTA RELEVANSINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM”. Permasalahan metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir serta relevansinya dengan pendidikan Islam di atas, jika dilihat dan dikaitkan dengan pendidikan Islam, harus dilihat dan dipahami dari berbagai perspektif, terutama jika dikaitkan dengan segala bentuk pengajaran dan pengajaran. kegiatan pembelajaran dan interaksi antara siswa dan guru.

Dalam Al-Quran, metode tanya jawab Nabi Musa sebagai murid kepada Nabi Khidir sebagai guru, sangat jelas maksudnya. Berdasarkan identifikasi masalah yang sangat kompleks, sehingga penulis dapat fokus pada topik yang telah penulis tentukan, maka penelitian ini difokuskan pada metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir serta relevansinya dengan pendidikan Islam (studi tentang Surat Al Kahfi ayat 60-82). Bagaimana relevansi metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam surat Al Kahfi ayat 60-82 bagi pendidikan Islam modern.

Untuk menganalisis metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam surat Al Kahfi ayat 60-82. Menganalisis relevansi metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam surat Al Kahfi ayat 60-82 bagi pendidikan Islam modern. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian, dimana peneliti sebelumnya mempelajari adab santri kepada guru dalam pendidikan tasawuf, sedangkan penulis mempelajari metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir serta kepentingannya bagi pendidikan Islam.

Sementara itu, yang berbeda dari apa yang akan penulis lakukan adalah penulis ingin mendalami metode tanya jawab yang dilakukan dengan cara bagaimana Nabi Musa bercerita kepada Nabi Khidir dan bagaimana relevansinya dengan pendidikan Islam. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, dan yang berbeda dengan peneliti sebelumnya adalah penulis ingin memfokuskan pada metode tanya jawab antara nabi Musa dan nabi Khidir. Sedangkan perbedaannya, dalam hal ini penulis ingin memfokuskan pada metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir, serta relevansinya bagi pendidikan Islam.

Bedanya dengan yang dilakukan para ulama adalah ulama terdahulu tidak menyebutkan tata cara tanya jawab antara Nabi Musa dan Nabi Hidir. Khidir dalam Surat Al-Kahfi ayat 60-82, Analisis pentingnya metode tanya jawab Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Surat Al-Kahfi dan relevansinya dengan pendidikan Islam.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Saran

Al-Kahfi ayat 60-82 tafsiran semula kisah Nabi Mūsi dalam usaha menghadapi keruntuhan akhlak pelajar", majalah el tarbawi, jld. Azzarqani, Muhammad Abdul Azim, Manahilul Irfan fi Ulumil Qur'an, Beirut: Darul fikr Annuhas, Abi Ja 'far, tafsir Ma'anil Qur'an, Mesir: Darul hadith, 2004. Al Baghdadi, Abu fadhl Syihabuddin Assayyid Alusi, Ruhul Ma'ani fi Tafsirul Qur'anil 'adzim wa Sab'ul Ma'ani , Kaherah: Darul Hadith .

Fauzi, Nasrul, Chudzaifah, Ibnu, “konsep pendidik dalam sejarah Nabi Musa as dan Nabi khidir as (kajian terhadap QS al kahfi ayat 65-82 dalam tafsir al mishbah), jurnal al fikr, Vol. Sodikin, Ahmad, “kontribusi Pondok Pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kediri dalam mengembangkan pendidikan politik di Indonesia, dalam jurnal dirasah, vol. Sya’roni Hasan,” tafsir surat Al Kahfi ayat 66-78 tentang adab santri kepada guru dalam pendidikan tasawuf”, dalam jurnal Qolamuna, volume 5, no.

1, vol 27, April 2020 Anita Fauziah dan Ahmad Syamsu Rizal," Implikasi pendidikan kisah Nabi Musa dan Nabi. Ma'zumi, Pendidikan dalam perspektif Al-Qur'an dan sunnah: kajian tentang istilah tarbiyah. , ta'lim, tadris, ta'dib dan tazkiyah, dalam jurnal tarbawy, jilid 6, no.2, 2019, h. Shabahur Rizki, "pemimpin yang berkhidmat: Umar bin Khattab", dalam buletin Al Turats, no.1, jilid XXII, Januari 2016.

Arief Rifkiawan Hamzah, Konsep pendidikan dalam konsep Islam perspektif Ahmad Tafsir, dalam majalah al-tajdid 2017. Putri Ani Dalimunthe, Peserta pelajar dalam perspektif pendidikan Islam, dalam majalah ihya al arobiyyah, jld. Ahmad Syaripudin, Konsep pendidikan dalam kisah nabi Khidir sebagaimana dengan nabi Musa dalam al-Quran dan implikasinya terhadap konsep pendidikan Islam, dalam majalah Tarbawy, jld.5, no.

Abu Fida' Al Hafidz Ibn Katsir, Al bidayah wa nihayah, Darul hadith-Cairo, eerste deel, 2004 Ministerie van Religie van de Republiek Indonesië, Al-Qur'ãn en vertalingen, 2010. Imam Abdurrahman bin Nashir Assa'di, taysir al karim al Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, Darul Hadith - Caïro - 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Kisah Kehidupan Nabi Adam di Surga Ayat-ayat yang berbicara tentang tema ini terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 31, 35 dan al-Al-A‟raf ayat 19 yang maknanya : “Dan Dia mengajarkan