Nama : Khaerrudin Permana NIM : 2250031047
Quiz 2 dan Quiz 3
5 Referensi jurnal atau makalah yang berkaitan dengan jalan cadas pangeran yang tidak semua kendaraan bisa melewatinya:
1. PENGARUH MUKA AIRTANAH TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA RUAS JALAN RAYA CADASPANGERAN, SUMEDANG (Khori Sugianti).
2. KAJIAN DAMPAK PERUBAHAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) AKIBAT PENGALIHAN ARUS LALU LINTAS DARI RUAS JALAN CADAS PANGERAN KE JALUR ALTERNATIF 3. TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI
ANCAMAN TANAH LONGSOR DI SEPANJANG JALAN CADAS PANGERAN-PANGERAN KORNEL KABUPATEN SUMEDANG.
( Rosa Saefi Yusuf Albanah, 2019).
4. Potential Hazard and Mitigation in Cadas-Pangeran Highway, West Java Province, Indonesia.
5. PEMANTAUAN GERAKAN TANAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
GPSGEODETIK: STUDI KASUS DI JALUR JALAN
CADASPANGERAN, KABUPATEN SUMEDANG, PROVINSI JAWA
BARAT.( Pameladan Lestari AgustiningtyasPusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi)
POTENTIAL HAZARD AND MITIGATION IN CADAS-PANGERAN HIGHWAY, WEST JAVA PROVINCE, INDONESIA
Khaerrudin Permana
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Univeritas Jendral Achmad Yani (Unjani)
Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat,
40285, Indonesia
Jalan Raya Cadas-Pangeran, yang terletak di Jawa Barat, memiliki risiko tinggi terhadap tanah longsor. Hal ini disebabkan oleh kondisi geologi yang didominasi oleh material vulkanik longgar seperti lapilli, breksi, dan lava dari Gunung Tangkuban Perahu serta Gunung Tampomas. Material ini menjadi tidak stabil saat jenuh air, terutama akibat curah hujan yang tinggi, yang sering kali memicu pergerakan tanah. Kemiringan lereng yang curam (lebih dari 25°) juga menambah risiko, terutama di dekat lembah sungai dan tebing jalan.
Selain faktor geologi, masalah geoteknik dan manajemen lingkungan memainkan peran besar. Kurangnya pengelolaan air tanah menyebabkan kenaikan kadar air di tanah, yang meningkatkan tekanan pada lereng. Beban kendaraan yang melewati jalan ini sering kali melebihi kapasitas yang dirancang, yakni 8 ton, hingga rata-rata mencapai lebih dari 20 ton. Hal ini melemahkan fondasi jalan dan struktur pendukungnya. Lebih lanjut, pengelolaan lahan yang buruk, seperti konversi lahan lereng menjadi sawah dan kolam, memperburuk stabilitas lereng.
Upaya mitigasi telah dilakukan, seperti pembangunan sistem drainase untuk mengurangi kadar air tanah, instalasi tiang-tiang penyangga untuk memperkuat lereng, dan perbaikan infrastruktur yang rusak. Namun, langkah-langkah ini belum sepenuhnya efektif karena masih sering terjadi longsor. Sebagai tambahan, pengawasan berat kendaraan, penguatan struktur jalan, dan pengelolaan lahan yang lebih baik sangat diperlukan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan.
Kesimpulannya, Jalan Raya Cadas-Pangeran menghadapi tantangan serius dari segi geologi, geoteknik, dan pengelolaan lingkungan. Diperlukan perubahan signifikan dalam pengelolaan wilayah ini, termasuk perbaikan fasilitas yang rusak, pengendalian beban kendaraan, dan restorasi fungsi lahan. Dengan langkah-langkah ini, potensi bahaya tanah longsor dapat diminimalkan dan keamanan jalan dapat ditingkatkan. Jika ada bagian yang ingin Anda eksplorasi lebih jauh, beri tahu saya.
References :
• Sumaryono et al, 2010. Land Slide in Cantillever and Cadas Pangeran Road Way, Sumedang. Volcanology and Disaster Geology, Volume 5 No 3, Des 2010 *)
• Van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of Indonesia and Adjacent Archipelago, Martinnus Nijhoff, The Hague, Netherland.
• Volcanology and Disaster Mitigation Centre, Susceptibility to landslide zone map of Sumedang regency, West Java, Province. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Badan Geologi, Kementrian ESDM