• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAPLIKASIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH (SIMDA) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGELOLA

KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GOWA

Jumawal1, Ibrahim Hafied2, Rosida Maedina3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1jumawal@gmail.com, 2ibrahimhafied@gmail.com, 3rosidamaedina@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed to find out the implementation of the Information System of Regional Management (SIMDA) as the information system of regional financial accounting at the Regional Revenue Management Board in Gowa Regency. The test was done by analyzing the financial report result produced by the implementation of the Information System of Regional Management (SIMDA).

Thisresearch used descriptive analysis with a qualitative approach. Data collected through the observation, the interview, and the documentation. The result showed that the financial report produces by the implementation of System Information of Regional Financial Management (SIMDA) better than the previous system.

Keywords: the financial report, system information on regional financial management.

PENDAHULUAN

Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan depertemen-depertemen dibawahnya, pemerintah daerah, yayasan sosial, LSM maupun pada proyek kerja sama sektor publik serta swasta (Rahman, 2013).

Dalam rangka melaksanakan pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk memanfaatkan teknologi informasi agar dapat mempermudah proses pengelolaan data keuangannya. Upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Salah satu faktor pendukung dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas adalah sistem informasi akuntansi, dimana laporan keuangan dihasilkan dari suatu proses yang didasarkan pada input yang baik, proses yang baik dan output yang baik pula.

Ketiga aspek tersebut haruslah terpadu dan berkesinambungan sebagai pondasi sistem

Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi yang direalisasikan dalam bentuk sistem informasi yang terkomputerisasi yang disebut dengan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). SIMDA keuangan keuangan dirancang oleh badan pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP) yang merupakan salah satu sistem informasi yang dibangun, dikembangkan dan digunakan untuk melakukan proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berbasis kinerja. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam penyusunan, perencanaan, dan penganggaran, serta pelaksanaan dan

penatausahaan APBD dan

pertanggungjawaban APBD.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan/organisasi dan dalam meningkat kualitas laporan keuangan yaitu menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah diharapkan selalu berpedoman pada standar yang telah ditetapkan. Dalam SAP mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan pemerintah pusat/daerah

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

(2)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 132-137 133 satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

yang telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) sebagai sistem informasi pengelola keuangan dan sistem informasi pelaporan keuangan.

Yang dapat membantu BPKD dalam mengolah data keuangan serta melaporkan data keuangan tersebut ke instansi di atasnya (Pemerintah Kabupaten Gowa). Tujuan dari penerapan SIMDA keuangan ini adalah untuk dapat menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan secara tepat waktu, lengap akurat, dan dapat dihandalkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik pada umumnya dan penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah berbasis teknologi pada khususnya.

Berdasarkan hal tersebut, proses pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Gowa masih dihadapkan pada permasalahan pokok, yang terdiri dari masalah sumber daya manusia dan masalah infrastruktur. Masalah Sumber Daya Manusia (SDM), masih lemahnya sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan daerah khususnya dalam memahami penggunaan SIMDA. Masalah infrastruktur, penerapan SIMDA memerlukan akses internet yang baik di seluruh wilayah SPKD berada, karena SIMDA secara online mengharuskan seluruh proses keuangan daerah dilaksanakan secara online, fasilitas untuk mendukung proses keuangan secara online tersebut harus tersedia akses internet yang baik.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengemukakan rumusan masalah, yaitu bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).

sebagai sistem informasi akuntansi Di Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa?

Berdasarkan ulasan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah utuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) sebagai alat sistem informasi akuntansi daerah di Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa, Dan kualitas laporan yang dihasilkan dari penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA).

TINJAUAN LITERATUR

Teknologi informasi adalah suatu yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan dan tepat waktu.

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah merupakan aplikasi komputer yang terintegrasi dan dapat membantu proses administrasi pemerintah daerah dari tingkat kabupaten/kota, sampai dengam tingkat kecamatan dan kelurahan. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) terdiri dari 26 aplikasi yang didistribusikan di setiap SKPD dengan sistem database terintegrasi, sehingga dapat digunakan oleh pemimpin daerah untuk membantu proses pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) merupakan salah satu langkah upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, lengkap, akurat, terpadu, untuk menunjang proses administrasi pemerintah, dan pelayanan masyarakat.

Aplikasi ini dikembangkan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan dikenal dengan aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah), yang merupakan salah satu produk teknologi sistem informasi yang banyak digunakan pemerintah di Indonesia dalam rangka pengelolaan keuangan daerah.

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) merupakan aplikasi yang bertujuan untuk mempermudahkan dalam pengelolaan keuangan daerah di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD).

Apliksi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dikembangkan dengan memperhatikan dan mengimplementasikan sistem pengedalian intern pemerintah (SPIP).

Oleh karena itu pengendalian terhadap aplikasi suatu keharusan untuk menjadi pedoman bagi

pemerintah daerah dalam

mengimplementasikan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) untuk menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) dapat di klasifikasikan menjadi tiga tahapan, yaitu: 1) Sistem informasi eksekutif sebagai pendukung pimpinan daerah dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan; 2) Sistem informasi fungsional bagi

(3)

para pemimpin dinas atau lembaga sebagai pendukung informasi strategis pimpinan daerah; 3) Sistem informasi operasional sebagai penunjang tugas pokok masing-masing dinas atau lembaga.

Tujuan pengembangan Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) ini adalah: 1) Menyediakan data base mengenai kondisi di daerah yang terpadu baik dari aspek keuangan, aset daerah, kepegawaian/aparatur daerah maupun pelayanan publik yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja instansi pemerintah daerah;

2) Menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat kepada manajemen pemerintah daerah. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan; 3) Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan dan pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik; 4) Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam penyusunan, perencanaan, dan pengaggaran, serta pelaksanaan dan penatausahaan APBD dan pertanggungjawaban APBD. Suatu sistem dikatankan berjalan efektif, apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan berbagai konstituen yang ada dalam organisasi, baik secara individual maupun kelompok.

Dengan demikian, output dari aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) ini adalah sebagai berikut:

1. Penganggaran: Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), APBD beserta perubahannya, dan Surat Penyediaan Dana (SPD);

2. Penatausahaan: Surat Permintaan Pembayaraan (S2P), Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Tanda Setor (STS), beserta register-register, dan formulir-formulir pengendalian lainnya;

3. Akuntansi dan Pelaporan: Jurnal, Buku Besar, Buku Pembantu, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), dan Neraca.

Pada PP Nomor. 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah pasal 99 ayat 2 menyatakan bahwa penyelenggaraan akuntansi sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan

menyiapkan laporan keuangan sehubung dengan pelaksanaan anggaran dan barang yang dikelolanya.

Ratmono (2017), menurut kerangka konseptual akuntansi pemerintahan, pelaporan keuangan pemerintah daerah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban dan arus kas suatu entitas pelaporan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan, Laporan keuangan pokok pemda Terdiri atas: Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). Dan Khusus untuk SKPD hanya menyusun laporan keuangan sebagai berikut (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013): Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (Tanjung, 2015).

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari sistem akuntansi yang berlaku pada suatu organisasi, baik organisasi swasta maupun pada organisasi pemerintahan.

Laporan keuangan pada organisasi pemerintahan merupakan asersi dari pihak

manajemen pemerintah yang

menkonfirmasikan kepada pihak lain tentang kondisi keuangan pemerintah di indonesia.

Laporan keuangan pokok pemerintah dibuat oleh pemerintah sebagaimana tercantum pada pasal 30, UU No.17/2013 tentang keuangan negara meliputi laporan realisasi APBN, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Kualitas laporan keuangan akan meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut.

(4)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 132-137 135 informasi yang telah dipersiapkan dengan

baik, disetujui, dan diaudit secara transparan dapat dipertanggungjawabkan dan berkualitas.

Pendapat tersebut menunjukkan kualitas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan menyajikan informasi yang benar dan jujur. Hal ini berarti bahwa kualitas laporan keuangan menunjukkan konsep kualitas informasi dari laporan tersebut.

Mahmud (2019), menurut konseptual akuntansi pemerintahan, karakteristik kualitatif pelaporan keuangan adalah ukuran ukuran normatif yang perlu diwujudkan kualitas yang dikehendaki, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

Penelitian Aulia Lorie Pangetika dan Yeni Priatna Sari (2016) berjudul Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA) Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Tegal. Hasil penelitian ini adalah:

1) SIMDA memudahkan proses penyusunan laporan keuangan, pegawai tinggal mencatat/menginput data pada sistem selanjutnya proses pengkasifikasian, pengikhtisaran hingga akhirnya terbentuk laporan keuangan, dikerjakan secara otomatis oleh system; 2) SIMDA menyebabkan informasi yang dihasilkan DPPKAD Kabupaten Tegal menajdi lebih baik dan tepat waktu.

Penelitian Erwin (2015) berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA), Sistem Pengendalina Intern, Kompetensi Aparatur Dan Ketaatan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota Di Wilayah Maluku Utara. Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel penerapan SIMDA berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. SIMDA sistem pengedalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, Kompetensi aparatur tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah hal ini disebabkan yakni kondisi kompetensi aparatur yang masih rendah karena tidak berlatarbelakang akuntansi.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilakukan di SKPD Kabupaten Gowa, yaitu Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa. Alamat

JL. Mesjid Raya No. 30 Sungguminasa. Waktu penelitian diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan. Data kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk gambaran dan angka-angka.

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan perusahaan atau instansi yang berwenang.

Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari tulisan serta laporan-laporan yang dianggap relevan dengan tulisan ini.

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini, maka teknik-teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis deskriptif dengan menggunakan metode transkripsi. Transkripsi adalah proses menuangkan data yang diperoleh dari melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen ke bentuk salinan tertulis. Tujuan teknik analisis data ini adalah untuk mempermudah seorang peneliti dalam menganalisis lebih jauh data tersebut. Jika data yang diperoleh dari wawancara maka penulis perlu untuk mencatat hasil wawancaranya dalam bentuk file. Dan jika tersebut telah dicatat dalam bentuk tulisan tangan atau dalam bentuk lain sebagai hasil wawancara, observasi, maupun analisis dokumen, maka transkrisp tetap dilakukan.

Fokus penelitian ini adalah: 1) Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah, dimana SIMDA sebagai sistem informasi akuntansi merupakan suatu program aplikasi komputer yang telah terintegrasi dan dapat membantu proses administrasi pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten/kota, sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan; 2) Kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah adalah ukuran- ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) Kabupaten Gowa mengenai penerapan sistem aplikasi SIMDA sebagai sistem informasi akuntansi keuangan daerah yang telah diterapkan dan berjalan dengan cukup baik dengan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan dengan rincian sebagai berikut:

1. Penerapan SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa yang menunjang dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan secara tepat waktu, lengkap, akurat, dan dapat diandalkan;

2. SIMDA keuangan terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian penganggaran, bagian penatausahaan dan bagian pelaporan atau akuntansi. Dimana setiap bagian saling bekerja secara terintegrasi dan saling berhubungan satu sama lainnya.

3. Dalam penerapan SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) tidak terlepas dari beberapa permasalahan pokok ataupun faktor-faktor yang berpengaruh dalam Penerapan SIMDA.

4. Laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa dikatakan berkualitas dengan di terapkanya SIMDA sebagai sistem informasi akuntansi keuangan daerah yang berjalan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.

PENUTUP

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa sudah berjalan dengan baik. Dengan aplikasi ini, pemerintah lebih mudah dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan sehingga pemerintah daerah dapat melaksanakan pengelola keuangan daerahnya secara terintergrasi, mulai dari penganggaran, penatausahaan, hingga akuntansi dan pelaporannya; 2) Kualitas laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) jauh lebih baik dari

karakteristik pengukuran kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya dapat membantu ataupun menyempurnakan dari penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) di badan pengelola keuangan daerah kabupaten gowa sehingga memberikan manfaat yang baik dalam pengelolaan keuangan. Adapun saran yang diajukan penulis sebagai hasil dari penelitian ini yaitu perlu pengembangan dan peningkatan pada sumber daya manusia yang paling pada pengetahuan tentang komputer serta pengetahuan tentang akuntansi agar dalam penerapan SIMDA dapat berjalan optimal sehingga nantinya menghasilkan informasi keuangan yang berkualitas, laporan keuangan yang dapat disajikan dan dapat diandalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Afiah, N, N., (2010). Akuntansi Pemerintah:

Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Ardana, I, C., & Lukman, H., (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Mitra Wacana Media

Bastian, I. (2010). Akuntansi Sektor Publik.

Yogyakarta: Erlangga.

Darise, N., (2008). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Indeks

Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan.

Cetakan KeSebelas. Depok: Rajagrafindo Persada.

Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntansi.

Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Mahmudi. (2019). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Edisi Keempat.

Yogyakarta. STIE YKPN.

Pangetika, A.L. & Sari, Y.P. (2016).

Efektivitas Penerapan Ssistem Infirmasi Manajemen Daerah (SIMDA) Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tegal.

PP Nomor. 11 Tahun 2001 tentang Informasi Keuangan Daerah. (2009). Jakarta:

Departemen Keuangan Republik Indonesia.

PP Nomor. 24 Tahun 2005 tentang Standar

(6)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 132-137 137 PP Nomor. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. 2005. Jakarta:

Ikatan Akuntansi Indonesia

PP Nomor. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah. 2006. Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia.

PP Nomor. 58 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 2009.

Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia.

PP Nomor. 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. 2010.

Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Permendagri Nomor. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. 2013. Jakarta:

Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 2006.

Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Ratmono, D., & Sholihin, M., 2017. Akuntansi Keuangan Daerah. Cetakan Kedua.

Yogyakarta: UPPM STIE YKPN.

Rusdiana, A. 2014 Sistem Informasi Manajemen. Bandung. Pustaka Setia Sanusi, A. 2016. Metode Penelitian Bisnis.

Cetakan Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Setyowati, L., & Pratiwi, R, D., 2016. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan. Kinerja. VOL. 22, No.

2: 179-191.

Siregar, B. 2015. Akuntansi Sektor Publik.

Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sujarweni, V.W. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Tanjung, A, H., 2015. Akuntansi Keuangan Daerah berbasis akrual untuk SKPD.

Bandung: Alfabeta

TMbooks. 2019. Sistem Informasi Akuntansi – Konsep dan Penerapan. Yogyakarta: CV ANDI.

Trianton, A., 2017. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT.

Bukit Asam (Pesero) Tbk Tanjung Enim.

Diakses pada tanggal 26 juni 2019 melalui website

http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/EGM K/article/download/346/451.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian meta-analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa (1) pada aspek capaian hasil belajar matematika,

Taking into account the expense of synthetic admixture, for instance concrete, lime, bitumen and so on, on one side, a viable usage of modern waste on the opposite side, a definite