• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIFTA FARID_1.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MIFTA FARID_1.pdf"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN POTENSI DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH. Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN POTENSI DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali disebutkan sumbernya dalam kutipan isi dan belum pernah diajukan kepada instansi manapun, dan bukan plagiat. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan lindungan-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan, kekuatan dan hikmat yang terbaik dalam menyelesaikan disertasi yang berjudul KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN POTENSI DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 BERKAITAN DENGAN DAERAH PEMERINTAH disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi hukum dan memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Jember.

Adapun kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan potensi daerah harus sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 9 yang menyebutkan Ada 3 (tiga) jenis urusan pemerintahan yaitu urusan pemerintahan mutlak, urusan pemerintahan pemilihan dan urusan pemerintahan umum, kemudian dalam pasal 278 ayat (1) Penyelenggara pemerintahan daerah meliputi urusan pemerintahan umum dan partisipasi swasta dalam pembangunan daerah Ayat (2) Untuk mendorong partisipasi masyarakat dan swasta mulai ayat (1), penyelenggara pemerintah daerah dapat menawarkan insentif dan/atau fasilitas umum. Maka akibat hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan harus berdasarkan undang-undang,3 baik dalam penyelenggaraan pemerintahan pusat maupun dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selanjutnya Indonesia adalah negara yang wilayahnya dibagi atas daerah provinsi, daerah provinsi dibagi lagi menjadi kabupaten dan kota yang mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Menurut Bab I, Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai bagian dari Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang mengarahkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. daerah otonom. Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi landasan utama kegiatan pemerintahan daerah dengan segala dimensi yang terkandung didalamnya, termasuk persoalan kewenangan pemerintahan daerah dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya daerah, serta persoalan insentif dan fasilitasi penanaman modal oleh pemerintah daerah sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya Pasal 278(1) yang berbunyi: “Penyelenggaraan pemerintahan daerah mengikutsertakan peran serta masyarakat dan swasta dalam pembangunan daerah. Di sisi lain, pemerintah daerah berperan penting dalam mengelola potensi daerah sebagai pendapatan asli daerah, yang akan menjadi sumber pendanaan daerah untuk menjalankan roda pemerintahan di daerah.

Berdasarkan latar belakang tersebut yang penulis paparkan, penulis tertarik bagaimana kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan potensi daerah dan peran serta masyarakat untuk kepentingan pembangunan masyarakat dan sumber pendapatan asli daerah, oleh karena itu penulis menetapkan judul KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGELOLA POTENSI DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

Tabel I Delapan Tingkat Partisipasi Masyarakat  56  Tabel II Problematika Partisipasi Masyarakat  57
Tabel I Delapan Tingkat Partisipasi Masyarakat 56 Tabel II Problematika Partisipasi Masyarakat 57

Rumusan Masalah

Metode Penelitian

Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum normatif yang berarti memiliki kewenangan seperti peraturan perundang-undangan, peraturan, keputusan atau risalah dalam pembuatan undang-undang dan keputusan hakim. Menurut Soetandyo Wigjosobroto, yang dimaksud dengan bahan hukum primer adalah segala peraturan perundang-undangan yang telah dibentuk dan atau dibuat oleh pemerintah, yang akan diupayakan demi penegakannya atas dasar kekuasaan paksaan yang resmi dilaksanakan oleh negara. aparatus 11 Bahan hukum utama yang digunakan dalam tugas akhir ini terdiri dari.

UUD NRI 1945

Analisis Bahan hukum

Penerimaan bahan hukum, dianalisis dan Laporan Legislatif undang-undang yang terkait dengan masalah hukum yang bersangkutan. Selain itu, hasil analisis diinterpretasikan dengan menggunakan cara berpikir deduktif, yaitu cara menarik kesimpulan yang berangkat dari pembahasan umum ke pembahasan khusus. Mengidentifikasi fakta dan mengeliminasi isu-isu yang tidak relevan untuk menentukan isu hukum yang akan diselesaikan.

Pengumpulan bahan undang-undang dan bahan bukan undang-undang yang dianggap relevan dengan isu tersebut. Memberi preskripsi atau perkara yang sepatutnya dilakukan berdasarkan hujah yang dibangunkan dalam kesimpulan 15.

Kewenangan

  • Kewenangan pemerintah daerah
  • Proses Pengelolaan

Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Daerah yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum, yaitu secara demokrasi. Pengertian pemerintahan daerah dapat diketahui berdasarkan pengertian pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur.

Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Pemerintah daerah terdiri dari pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah atau kota 32 Pemerintah daerah provinsi terdiri dari Gubernur dan perangkat daerah provinsi, sedangkan pemerintah daerah atau kota terdiri dari Bupati atau Walikota dan perangkat daerah atau kota. Apalagi menurut Prof. dr. HAW Widjaja, pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah, yaitu pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPPD).

Dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah sebelumnya masih belum jelas pembagian kewenangan dari negara kepada daerah sampai sejauh mana serta hak dan kewajiban masing-masing orang. Selain itu, terlihat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dapat dijelaskan bahwa urusan pemerintahan diatur di dalamnya. Yang dimaksud dengan urusan pemerintahan mutlak adalah urusan pemerintahan yang secara eksklusif merupakan urusan pemerintah pusat (Pasal 9(2)).

Urusan pemerintahan serentak adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dan sub pemerintahan provinsi, serta sub pemerintahan (pasal 9 ayat 3). Pasal 17 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa: (1) Daerah berhak menetapkan kebijakan daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Urusan Pemerintahan Konkuren yang menjadi Kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah dilakukan pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah dengan memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing. Sedangkan kata kewenangan mengandung pengertian, (1) hak dan kekuasaan untuk bertindak; kewenangan (2) kekuasaan untuk mengambil keputusan, mengatur, dan mendelegasikan tanggung jawab kepada orang lain. 39 Sedangkan dari segi hukum, khususnya hukum tata negara, pengertian wewenang menurut Prajudi Atmosudirdjo meliputi wewenang (autoritet gesag) adalah “yang disebut kekuasaan formal, yang bersumber dari kekuasaan legislatif (diberikan oleh undang-undang) atau dari kekuasaan eksekutif”. Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah atau kewenangan pemerintahan daerah dibedakan menjadi dua macam, yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 9 menyebutkan: 1) Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan mutlak, pemerintahan konkuren Urusan Pemerintahan dan Tata Usaha Negara 2) Urusan pemerintahan mutlak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat 3) Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat 3) Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan kepada daerah menjadi dasar penyelenggaraan pemerintahan sendiri di daerah 4) Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat ini 1 adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Pada hakekatnya urusan pemerintahan pusat yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah adalah urusan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan semua urusan pemerintahan kecuali urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, kehakiman, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

Urusan pemerintahan konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, yang dalam hal ini merupakan tugas pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, yang isinya sebagai berikut. Dalam undang-undang no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kriteria urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota adalah sebagai berikut: 45.

Kesimpulan

Saran

Sibuea, 2010, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan dan Asas Umum Pemerintahan yang Baik, Jakarta, Airlangga. Marbun, 2001, Menggali dan Menemukan Prinsip-Prinsip Umum Good Governance di Indonesia, Yogyakarta, UII Press. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penerbitan Izin Usaha Properti Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri.

Dwi Kherisna Payadya dan Wayan Suarba, Otoritas Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam (Putusan Hukum Khusus.

Gambar

Tabel I Delapan Tingkat Partisipasi Masyarakat  56  Tabel II Problematika Partisipasi Masyarakat  57

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko

Setelah diberikan treatment aggression replacement training diperoleh hasil keefektifan yang tinggi untuk menurunkan agresivitas pada siswa dengan kecenderungan adiksi game online di