• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT SISWA SMA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MINAT SISWA SMA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT SISWA SMA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

(Studi Kasus: SMAN 2 Kecamatan Koto XI TarusanKabupaten Pesisir Selatan)

ARTIKEL

YUNI EFRIANTI NPM: 10070059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

Enthusiasm Student of SMA Continue Education To College ( Case Study: SMAN 2 District Of Koto XI Tarusan Sub-Province Coastal Area Of South),

Yuni Efrianti

1,

Dr, Maihasni, M, Si

2

, Rio Tutri, M, Si

3

Program Studi Pendidikan Sosiologi

Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This Skripsi explain about Student enthusiasm of SMA continue Education to College (in) SMAN 2 District of Koto XI Sub-Province tarusan Coastal area of South. This Research aim to for the mendeskripsikan of Student enthusiasm of SMA continue education to college. this Research type (is) qualitative , source of data the taken (is) primary data and of sekunder. This research use theory told by David C. Mc.Clelland about motivation theory. According to Mc.Clellnd tell that individual with achievement and spirit (of) high differentiate their x'self with others. This matter orient to desire of them to (do/conduct) things eminently. this Research type (is) approach qualitative descriptive type, technique which (is) used in data collecting (is) observation, interview. Technique election of informan (is) sampling purposive ( bertujuan) where informan specified intentionally by researcher, its amount pursuant to requirement and sufficiency of research data, accuracy of data with analysing to use technique of Miles and of Huberman.

Pursuant to result of this research can be concluded that Student enthusiasm of SMAN 2 Koto XI Tarusan many Student (do) not hanker to continue To education to College. (The) mentioned because of two factor that is Internal factor and Factor of Eksternal a. Internal Factor: First (of) Attitude, Student of Menunjukan that Student doubt of the quality of x'self b. Motivation, Student (do) not have high motivation to continue To education to College b. Factor of Eksternal: First (of) family environment, of Student family factor facet (do) not be enabled by old fellow continue Education to College. (The) mentioned

(4)

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu yang dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas harus dibekali dengan pendidikan, baik pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah. Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi pengembangan sumber daya manusia sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga kebodohan dan kemiskinan (Hadikusumo, 1996:30).

Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat diperoleh manusia produktif (Hadikusumo, 1996:35). Dalam rangka memperluas pengetahuan, keterampilan perlu diperhatikan kesempatan bagi anak yang bertempat tinggal di desa terpencil, berasal dari keluarga yang kurang mampu atau penyandang cacat. Dalam bidang pendidikan pemerintah membuat kebijaksanaan yaitu membuat Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:120).

Dari fungsi pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan dibutuhkan untuk mencetak manusia yang cerdas, kreatif, mandiri sebagai sendi dalam pembangunan negara. Jika suatu bangsa ingin maju maka sumber daya manusia harus ditingkatkan. Untuk itu siswa SMA perlu melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi merupakan lembaga Pendidikan yang bersifat formal karena memiliki program yang telah direncanakan dengan jelas dan teratur, serta ditetapkan secara resmi oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, sehingga Pendidikan dilingkungan Perguruan Tinggi merupakan suatu harapan bagi orang tua dan masyarakat untuk menjadi manusia yang berguna bagi kehidupan bangsa dan Negara.

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan nasional No 20 tahun 2003 menyatakan bahwa Perguruan Tinggi merupakan Pendidikan diploma ( S1 sarjana penuh, S2 Master, S3 Doktor) yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. Dari uraian mengenal Perguruan Tinggi dapat ditarik kesimpulan bahwa Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan Pendidikan menengah dengan artian seseorang dapat masuk Perguruan Tinggi setelah melalui jenjang Pendidikan menengah. Juga disebutkan dalam peraturan pemerintah (PP RI No 60 tahun1995) pasal 2 tentang Pendidikan tinggi, bahwa Perguruan Tinggi, sebagai sub sistem Pendidikan nasional mempunyai misi yaitu:

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan mengembangkan dan menciptakan Ipteks.

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan Ipteks serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Namun itu tidak sesuai dengan keadaan di Nagari Siguntur masalah Pendidikan masih rendah dilihat dari data yang melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi sebanyak 48 siswa atau berkisar 19,04 % dan yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi 204 siswa atau berkisar 80,95%.

Tuntutan penyedian sumber daya manusia untuk pembangunan tidak hanya berkisar pada sumber daya yang “melek huruf” saja, tetapi perlu adanya sumber daya yang memiliki ilmu pengetahuan, dan teknologi yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang permasalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian, guna mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan tentang Minat Siswa SMA Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi di SMAN 2 Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan minat Siswa SMAN 2 Koto XI Tarusan Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motivasi dari David C. Mc.Clelland.

Menurut C. Mc.Clelland ada tiga hal yang melatar belakangi motivasi seseorang.

(5)

a. The Need For Achievement (n-ach)

Kebutuhan akan prestasi atau pencapaian kebutuhan adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar yang tinggi. Orang-orang N-Ach adalah mereka yang mengejar prestasi yang akhirnya bermuara ke pengakuan dari orang sekitar. Sebab-sebab seseorang memiliki N-Ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi dan keinginan untuk menghadapi tantangan.

b. The Need For Authority And Power (n-pow) Kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Menurut Mc.Clelland, ada dua jenis kebutuhan akan kekuasaan yaitu pribadi dan sosial.

c. The Need For Affiliation (n-affil)

Kebutuhan akan affiliasi atau keanggotaan kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya.

Mc.Clelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan affiliasi akan mencampuri objektifitas seseorang. Sebab, jika merasa ingin disukai maka ia akan melakukan apapun agar orang lain suka akan keputusannya..

Menurut Mc. Clelland dalam Robinson (2007:230) mengemukakan bahwa individu dengan prestasi dan semangat yang tinggi membedakan diri mereka dari individu yang lain. Hal ini berorientasi terhadap keinginan mereka untuk melakukan hal- hal dengan lebih baik. Mereka mencari situasi- situasi dimana bisa mendapatkan tanggung jawab pribadi guna mencari solusi atas berbagai masalah yang mereka hadapi. Sehingga bisa menerima umpan balik yang cepat tentang kinerja mereka dengan mudah untuk berkembang atau tidak serta mereka bisa menentukan tujuan-tujuan yang cukup menantang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut (Moleong, 2010:4) penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitian. Pendekatan penelitian menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik.

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati bertujuan untuk

menyumbangkan pengetahuan secara mendalam.

Tipe penelitian deskriptif ini untuk menggambarkan keadaan yang terjadi melalui data yang didapatkan, tipe penelitian ini merupakan pencarian fakta dengan intrepestasi yang tepat (Moleong,2010:7).

Penelitian deskriptif sesuai dengan karakteristik yang memiliki langkah-langkah tertentu dalam penelitian seperti diawali dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi yang menentukan prosedur pengumpulan data melalui observasi dan pengamatan, pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan penelitian (Noor, 2011:34).

Informan penelitian ini menggunakan Purposive sampling,

,

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, mungkin dia sebagai penguasa/memiliki wewenang sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang akan diteliti (Sugiyono, 2011:300). Jadi apabila kita melakukan penelitian dengan mengambil sebagian subjek informan, maka dinamakan informan penelitian.

Adapun kriteria penelitian ini adalah Siswa SMA Tahun 2014. Informan penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 2 Koto XI Tarusan yang berada di kelas XII IPS dan IPA. Jumlah informan dalam penelitian ini berjmlah 16 orang , 8 orang siswa kelas XII IPS Dan 8 orang siswa kelas IPA.

Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau diperoleh langsung melalui observasi atau mengamatan langsung atau wawancara serta pemotretan dengan informan yang telah ditetapkan atau melalui orang lain yang ditetapkan sebagai subjek penelitian untuk memperoleh penjelasan fakta dilapangan (Lufri, 2007:181). Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara langsung dengan informan di lokasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber sekunder seperti surat-surat pribadi, kata-kata, dokumen-dokumen resmi dari berbagai lembaga pemerintah (Lufri, 2005:98). Adapun data sekunder diambil dalam penelitian ini yaitu data- data Siswa SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMAN 2

(6)

Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

Metode pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Observasi merupakan metode pengamatan dan pencatatan sistem dari fenomena- fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan (Mahmud, 2011:168).

Observasi yang akan dilakukan yaitu non partisipan. Observasi non partisipan yaitu bentuk observasi yang dimana pengamat (peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok, atau dapat juga dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam pengamatan yang diamati (Yusuf, 2005:292).

Observasi yang penulis lakukan adalah datang ke sekolah yang dijadikan tempat penelitian yaitu di SMAN 2 Koto XI Tarusan. Penulis melihat terlebih dahulu kondisi sekolah dan melihat minat siswa SMA Melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Penulis hanya mengobservasi kelas XII IPS dan kelas XII IPA.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada informan dan mencatat jawaban-jawaban informan (Mahmud, 2011:175). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam, yang merupakan suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap dengan topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang- ulang (Bungin, 2011:157).

Tujuan wawancara adalah agar diperoleh informasi tentang minat Siswa SMA melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Dalam melakukan wawancara peneliti memakai alat bantu penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah berisi item-item pertanyaan pokok kemudian dikembangkan (Sugiyono, 2011:319).

Wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pokok permasalahan yang diteliti. Dalam wawancara ini penulis mencari informasi mengenai bagaimana minat Siswa SMAN 2 Koto XI Tarusan untuk

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Wawancara diakhiri apabila data yang dikumpulkan tersebut telah mencapai titik jenuh, artinya data informan yang diberikan menunjukan hal yang sama dengan informasi sebelumnya.

Adapun kegiatan wawancara ini penulis lakukan dengan informan ketika informan yang penulis maksud tidak sedang sibuk atau dalam melakukan kegiatan. Kegiatan wawancara ini penulis lakukan ada yang di dalam kelas atau di luar kelas ketika pembelajaran tidak berlangsung, dan di perpustakaan. Ini tergantung kepada informan yang penulis maksud tersebut memiliki waktu luang dan kondisi yang memungkinkan untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilakukan dalam rangka untuk mencari dan mengali informasi tentang minat Siswa SMAN 2 Koto XI tarusan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah barang-barang tertulis dalam melaksanakan metode dokumen, peneliti menyediakan benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian, dan lain-lain (Sangadji dan Sopiah, 2010:153). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa data-data yang diperoleh dari SMAN 2 Koto XI Tarusan yang berkaitan dengan data jumlah Siswa SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan Siswa yang melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, dan profil SMAN 2 Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada penulis selanjutnya (Sugiyono, 2011:334).

Analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

. Reduksi data yang merupakan proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, menyatukan dan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian

(7)

rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi

.

Laporan dianalisis sejak dimulainya penelitian, laporan ini perlu direduksi yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian kemudian mencari temannya. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang didapat dari lapangan langsung ditulis dengan rapi, terinci serta sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Data yag telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan memudahkan untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.

Reduksi data dapat membantu dan memberikan kode-kode pada aspek tertentu seperti minat Siswa SMA melanjutkan pendidikan kePerguruan Tinggi.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah menyajikan data dalam bentuk tulisan dan tabel. Dengan melakukan display data dapat memberikan gambaran secara menyeluruh sehingga memudahkan penulis dalam menarik kesimpulan dan melakukan analisis.

Setelah data dikelompokkan dengan memberi poin- poin tertentu maka penulis merumuskan bentuk penyajian data. Data disajikan dalam bentuk tulisan sehingga dapat membantu penulis untuk menguasai data yang diperoleh.

Pada tahap ini, penulis menyimpulkan kembali data-data tentang minat Siswa SMA melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi pada tahap sebelumnya agar lebih akurat. Data yang telah dikelompokan pada tahap reduksi dibuat dalam bentuk tabel atau tulisan. Sehingga dapat membantu dalam penarikan kesimpulan. Kemudian memeriksa kembali sebelum melanjutkan membuat laporan penelitian agar tidak terjadi pengulangan data yang sama.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara mengabungkan dan menganalisis data yang didapat di lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara. Selanjutnya menganalisa data dengan cara membandingkan jawaban dari informan mengenai permasalahan yang diteliti. Setelah dianalisa data-data tentang minat Siswa SMA melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, peneliti lalu menyimpulkan hasil dari penelitian secara jelas

HASIL DAN PENELITIAN

.Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dewasa dengan anak didik secara bertahap atau dengan tatap muka atau

dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin (Idris 1981:3).

Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Dalam proses pendidikan minat belajar bagi seseorang sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Dimana minat bagi seseorang pada dasarnya tercipta dengan dua cara yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri seseorang tersebut, dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri individu, antara kedua minat tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya A. Minat Siswa SMA Melanjutkan Pendidikan ke

Perguruan Tinggi di SMAN 2 Koto XI Tarusan Menurut Slameto (2003:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh untuk melakukan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri kita sendiri. Seseorang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa minat minat menimbulkan perasaan senang atau tidak senang dalam merespon objek tertentu. Minat datang dari dalam diri kita sendiri bukan dari orang lain.

Minat siswa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Di SMAN 2 Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dari hasil data banyak siswa tidak berminat untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11.

Minat Siswa Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

No Minat siswa Jumlah

1 Pendidikan ke Perguruan Tinggi

62

2 Bekerja 119

3 Pengangguran 46

Jumlah 227

Sumber: Hasil pengolahan data Sekunder Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa minat siswa SMAN 2 Koto XI Tarusan dari hasil data banyak siswa tidak berminat untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

9

(8)

Siswa yang memilih Pendidikan ke Perguruan Tinggi lebih sedikit dibandingkan siswa yang memilih bekerja. Siswa yang memiliki minat untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi berjumlah 62 orang. Sedangkan siswa yang memilih bekerja berjumlah 119. Sisanya adalah pengangguran yang berjumlah 46 orang.

Berdasarkan analisis di atas dapat di ketahui bahwa siswa SMAN 2 Koto XI Tarusan dari hasil data banyak siswa tidak berminat untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Mereka lebih memilih bekerja daripada melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Mereka merasa bahwa melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi tidak menjamin mendapatkan pekerjaan yang bagus. Keinginan siswa untuk tidak melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di sebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor Internal yang ditemukan pada siswa dalam penelitian ini yaitu sikap dan motivasi. Hal tersebut akan dijelaskan pada uraian berikut:

a. Sikap

Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, ataupun benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh, sikap seorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri siswa sikap harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya dan sikap positif ini akan menggerakan untuk belajar. Sikap siswa SMA yang ditemukan pada penelitian ini yaitu siswa tidak memiliki minat untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi hal itu disebabkan karena pengalamannya.

b. Motivasi

Siswa SMA Koto XI Tarusan tidak memiliki motivasi untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Bagi mereka melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi hanya membuang- buang uang orang tua. Selain itu siswa tidak memiliki minat untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Mereka menganggap bahwa tamat Perguruan Tinggi belum tentu bisa mendapatkan pekerjaan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang ditemukan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan keluarga, teman sebaya, dan ekonomi

a. Lingkungan Keluarga

Lingkungan memiliki peran penting dalam menentukan minat siswa. Lingkungan menjadi penentu bagi siswa melanjutkan Pendidikan ke

Perguruan Tinggi. Lingkungan yang baik akan mendukung minat siswa untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi namun lingkungan yang kurang baik akan membuat minat siswa menjadi rendah.

b. Teman Sebaya

Teman sebaya sangat mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Mereka melihat kepada teman sebaya yang telah bekerja atau mampu mencari uang sendiri.

Hal tersebut membuat mereka ingin pula seperti teman mereka.

c. Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat di ketahui bahwa biaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Siswa cenderung memilih untuk tidak melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi hal itu karena keterbatasan biaya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang minat Siswa SMA melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMAN 2 Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir selatan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Minat Siswa SMA melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMAN 2 Koto XI Tarusan dari hasil data banyak Siswa tidak berminat untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi . Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu: a. Faktor internal, b. Faktor Eksternal.

a. Faktor Internal

Pertama. sikap merupakan tindakan Siswa dalam menghadapai persoalan dalam hidupnya.

Siswa tidak percaya diri kepada dirinya. Sikap Siswa menunjukan bahwa Siswa meragukan kualitas dirinya. Selain itu Siswa menganggap bahwa apa yang dilakukan selama sekolah akan terbawa ke bangku Perguruan Tinggi sehingga percuma bagi mereka untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Kedua, Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Bagi mereka cukup melanjutkan Pendidikan sampai jenjang Pendidikan SMA. Menurut mereka tamatan SMA juga bisa bekerja. Selain itu walaupun tidak melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi mereka masih bisa dapat membantu orang tua mencari uang dengan bekerja sebagai petani.

(9)

b. Faktor eksternal

Pertama. lingkungan keluarga, dari segi faktor lingkungan keluarga siswa tidak diperbolehkan oleh orang tua melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal tersebut karena orang tua siswa hanya bekerja sebagai petani.

Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi hanya menghabiskan uang orang tua. Untuk masuk ke Perguruan Tinggi membutuhkan biaya yang cukup besar. Mereka lebih memilih untuk tidak melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi dan memilih bekerja. Bagi mereka tamatan SMA juga bisa mendapatkan pekerjaan. Selain itu tamatan SMA juga dapat bekerja membantu orang tua mencari uang.

Kedua. teman sebaya juga mempengaruhi pola pikir mereka. Mereka melihat teman sebaya yang bekerja tamat SMA. Hal tersebut membuat minat siswa menjadi rendah. Mereka lebih memilih bekerja seperti teman mereka dari pada harus melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Ketiga. faktor ekonomi untuk masuk ke Perguruan Tinggi membutuhkan biaya yang cukup besar. Sebagian besar mengeluhkan bahwa orang tua mereka tidak sanggup membayar biaya masuk ke Perguruan Tinggi.

Mereka lebih memilih untuk tidak melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi dan memilih untuk bekerja. Bagi mereka tamatan SMA juga bisa mendapatkan pekerjaan. Selain itu tamatan SMA juga dapat bekerja membantu orang tua mencari uang.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, diusulkan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kepala sekolah SMAN 2 Koto XI Tarusan dalam memperhatikan lagi Pendidikan siswa untuk melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi, bagi orang tua siswa-siswi, dan kepada siswa SMAN 2 Koto XI Tarusan saran tersebut antara lain:

1. Kepala Sekolah SMAN 2 harus memberikan informasi dan motivasi kepada siswa kelas XII mengenai pentingnya Pendidikan

2. Bapak/Ibu seharusnya melanjutkan Pendidikan anaknya ke Perguruan Tinggi walaupun pendapatan orang tua dan Pendidikan orang tua kurang atau rendah. Karena Bapak/Ibu mengetahui betapa pentingnya Pendidikan.

3. Seharusnya Siswa SMA harus mempertahankan minat yang dimiliki dari dalam diri agar di tahun berikutnya keinginan tersebut tercapai untuk bisa melanjutkan Pendidikan ke Perguruan

Tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin. Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. PT Raja Grapindo

Depdiknas. 2003. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdiknas

Hadikusumo, K 1996. Pengantar Pendidikan Semarang: IKIP Semarang Press Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian.

Jakarta:Kencana PMG

Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. UNP Press: Padang Mahmud Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Pustaka Setia. 2011

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Robinson, dkk. 2007. Perilaku Organisasi. Salimba Empat: Jakarta

Sanghadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. CV Andi Offset”

Yogyakarta

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif.

Alfabeta: Bandung.

Yusuf. A, Mur. 2005. Metode penelitian Dasar- dasar Ilmiah. UNP Press: Padang Zahara, Idris. 1981. Dasar-Dasar Kependidikan.

Angkasa Raya: Padang

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui Pengaruh Pendapatan Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII Akuntansi di