MINERALISASI TEMBAGA - EMAS PORFIRI DAERAH CIHURIP DAN SEKITARNYA KABUPATEN GARUT , JAWA BARAT

PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007

THE 32^nd HAGI AND 36^th IAGI ANNUAL CONVENTION AND EXHIBITION 15 NOVEMBER 2007

MINERALISASI TEMBAGA - EMAS PORFIRI MINERALISASI TEMBAGA EMAS PORFIRI

DAERAH CIHURIP DAN SEKITARNYA KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT ,

Dipresentasikan oleh :p Mochammad Aziz

Tim Peneliti :

1. Prof. Dr. Emmy Suparka (Ketua Tim) 2. Dr. Ir. Chalid Idham Abdullah (Anggota)

Tim Peneliti :

3. Prof. Dr. Suparka (Anggota)

4. Mochammad Aziz, ST., MT. (Anggota)

LATAR BELAKANG

FISIOGRAFI

JALUR PEGUNUNGAN SELATAN JAWA BARAT

JAWA BARAT

SECARA TEKTONIK TERMASUK DALAM BUSUR SUNDA - BANDA TERBENTUK PADA TERSIER - KUARTER

FISIOGRAFI REGIONAL

DAERAH PENELITIAN

Dimodifikasi dari van Bemmelen (1949)

LOKASI DAERAH PENELITIAN

Gn. Cikuray Gn. Papandayan

Luas : 6 x 6 km

Secara geografis berada pada koordinat : 810000 mE - 816000 mE, dan

9176500 mN – 9170500 mN (UTM WGS 84)

DAERAH CIHURIP & SEKITARNYA

TELAH MENGALAMI ALTERASI DAN MINERALISASI, TINGKATAN ALTERASI LEMAH HINGGA KUAT

PERMASALAHAN : PERMASALAHAN :

BAGAIMANA PENYEBARAN ALTERASI DAN MINERALISASI

BAIK DI PERMUKAAN MAUPUN BAWAH PERMUKAAN ?

BAIK DI PERMUKAAN MAUPUN BAWAH PERMUKAAN ?

TUJUAN PENELITIAN TUJUAN PENELITIAN

UMUM mempelajari kriteria-kriteria dan karakteristik geologi sebagai dasar pembuatan model mineralisasi

UMUM sebagai dasar pembuatan model mineralisasi endapan tembaga – emas porfiri

KHUSUS mengetahui tipe mineralisasi dan

KHUSUS ^g geometri endapan ^p

PROSPEK KEBERADAAN ENDAPAN EMAS

SOUTH SUMATRA- WEST JAVA

Quaternary Volcanics Neogene Sediments Tertiary Andesites Intrusive Rocks

Paleozoic-Mesozoic Metamorphics

Jakarta p Significant gold project Au - Ag Prospects Straits Joint Venture Area

WEST JAVA

Jakarta

Bogor GUNUNG PONGKOR

3,700,000 oz Au Equiv. Resource Commenced Production 1994

50 Km Java Area of

Diagram

CIKONDANG

320,000 oz Au resource Feasibility Stage Meekatharra Ciemas Project

CIKOTOK Past Production

260,000 oz Au Equiv. Mined out

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN

1. Kompilasi dan analisis p data sekunder 2. Penelitian lapangan

3. Kegiatan Laboratorium

4. Interpretasi dan analisis data

GEOLOGI DAERAH CIHURIP DSK GEOLOGI DAERAH CIHURIP DSK

TERSUSUN OLEH SATUAN LITOLOGI

LAVA DASIT, LAVA ANDESIT, LAVA ANDESIT PIROKSEN, TUF, BREKSI PIROKLASTIK, BREKSI VOLKANIK, BREKSI TUFAN

BATUAN INTRUSI : INTRUSI DIORIT DAN

INTRUSI ANDESIT

INTRUSI ANDESIT

SATUAN

LITOLOGI

Satuan Dasit

Satuan Lava Andesit Piroksen Satuan Intrusi Andesit

Satuan Lava Andesit Piroksen

Satuan Tuf

Satuan Breksi Piroklastik

Satuan Breksi Volkanik Satuan Intrusi Diorit

Satuan Lava Andesit S t B k i T f Satuan Breksi Tufan

ANALISIS KELURUSAN CITRA SATELIT LANDSAT DAERAH CIHURIP DSK

ANAL S S

ANALISIS

LANDSAT

STRUKTUR GEOLOGI STRUKTUR GEOLOGI

† Secara umum daerah penelitian merupakan zona kekar gerus (shear zone) yang berkembang menjadi zona

hanc ran dan ona sesar (fa lt one) hancuran dan zona sesar (fault zone).

† Data struktur geologi yang didapat di lapangan berupa kekar gerus dan kekar tarik, arah kelurusan dan breksiasi, serta cermin sesar dan gores-garis.

† Analisis penentuan kinematika dan dinamika sesar

menggunakan program dips dan rockware. gg p g p

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Sesar Primer Orde Pertama

Nama Jenis Sesar Bidang Sesar Pitch Netslip

Sesar Cisanggiri

(Cijambu) Mendatar Menganan Normal N 175^o E / 85^oSW 07^o 11^o, N 332^o E Sesar Cisanggiri

(Cibeureum) Mendatar Menganan Normal N 118^o E / 80^oSW 31^o 38^o, N 280^o E (Cibeureum)

Sesar Cisanggiri

(Cibuluh) Mendatar Menganan Normal N 300^o E / 48^oNE 45^o 34^o, N 081^o E Sesar Ciawi Mendatar Menganan Naikg N 125^o E / 86^oSW 15^o 23^o, N 127^o E

Sesar Komplementer Orde Pertama

Nama Jenis Sesar Bidang Sesar Pitch Netslip

Sesar Citanduk Mendatar Mengiri Normal N 355^o E / 50^oNE 05^o 13^o, N 003^o E Sesar

Ci t Mendatar Mengiri Normal N 355^o E / 44^oSE 05^o 04^o, N 359^o E Cipangramatan Mendatar Mengiri Normal N 355 E / 44 SE 05 04 , N 359 E

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Sesar Orde Kedua

Nama Jenis Sesar Bidang Sesarg Pitch Netslipp

Sesar Sodong Mendatar Menganan Naik N 076^o E / 65^oSE 07^o 09^o, N 080^o E Sesar Cibeureum Mendatar Mengiri Normal N 074^o E / 33^oSE 16^o 04^o, N 089^o E Sesar Cihideung Mendatar Mengiri Normal N 066^o E / 23^oSE 37^o 10^o N 103^o E Sesar Cihideung Mendatar Mengiri Normal N 066 E / 23 SE 37 10 , N 103 E Sesar Cibadak Mendatar Mengiri Normal N 064^o E / 56^oSE 10^o 10^o, N 072^o E Sesar Ciawi Barat Mendatar Mengiri Normal N 235^o E / 72^oNW 19^o 27^o, N 245^o E Sesar Ciawi Timur Mendatar Menganan Normal N 244^oE / 79^oNW 20^o 13^o N 003^o E Sesar Ciawi Timur Mendatar Menganan Normal N 244^o E / 79^oNW 20^o 13^o, N 003^o E

Nama Jenis Sesar Bidang Sesar Pitch Netslip

Sesar Cibatu Mendatar Menganan Normal N 240^oE / 42^oNW 08^o 06^o N 103^o E Sesar Cibatu Mendatar Menganan Normal N 240^o E / 42^oNW 08^o 06^o, N 103^o E Sesar Cihurip Mendatar Menganan Normal N 060^o E / 61^oSE 18^o 21^o, N 222^o E Sesar Ciparay Mendatar Mengiri Naik N 302^o E / 73^oNE 12^o 19^o, N 116^oE

ALTERASI DAN MINERALISASI ALTERASI DAN MINERALISASI

d h l d (l ) l

Di daerah penelitian terdapat 5 (lima) zona alterasi hidrotermal, yakni :

† Zona Kuarsa – Biotit – Magnetit – Tremolit/ Aktinolit

† Zona Kuarsa – Epidot – Klorit – Aktinolit + Magnetit p g + Adularia

† Zona Kuarsa – Serisit – Lempung

† Zona Kuarsa – Klorit – Kalsit

† Zona Kuarsa – Lempung p g

ZONA POTASIK

Zona Kuarsa – Biotit – Magnetit – Tremolit/ Aktinolit

B b b l t d t i l t k d tit d

Berwarna abu-abu gelap, terdapat veinlets kuarsa dan magnetit dengan struktur belalit (stockwork). Mineralisasi terdiri dari pirit dan kalkopirit.

Tersingkap sebagai jendela-jendela singkapan yang terdapat pada lembah-lembah sungai (S. Ciparay)g ( p y)

Dijumpai pada satuan lava andesit, intrusi diorit, dan intrusi andesit.

Mineral Ubahan

140 180 220 260 300 340

Perajahan kisaran temperatur

Kuarsa Magnetit Tremolit Biotit Biotit

280^oC - 360^oC

Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)

Kisaran temperatur : 280 – 360^oC

Disebandingkan dengan Zona Potasik (Corbett dan Leach, 1998)

Shear joint pada intrusi diorit l i lt i t ik yang mengalami alterasi potasik di S. Ciparay

Cross cut veinlets kuarsa pada intrusi diorit di S Ciparay

intrusi diorit di S. Ciparay

ZONA PROPILITIK

Zona Kuarsa – Epidot – Klorit – Aktinolit + Magnetit + Adularia Berwarna abu-abu kehijauan sampai hijau terang, terdapat veinletsj p j g, p kuarsa dan magnetit dengan struktur belalit (stockwork)

Mineralisasi terdiri dari pirit.

Dijumpai pada satuan lava andesit dan intrusi diorit, yang tersebar pada daerah S Ciparay S Cihijau S Cihideung S Cibeureum dan S Ciawi daerah S. Ciparay, S. Cihijau, S Cihideung, S. Cibeureum, dan S. Ciawi

Mineral Ubahan

220 260 300 340

Perajahan kisaran temperatur

Aktinolit Kuarsa Klorit Epidot

Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)

p

280^oC-340^oC

Kisaran temperatur : 280 – 340^oC

Disebandingkan dengan Zona Propilitik (Corbett dan Leach, 1998)

Zona Propilitik di S. Cisanggiri

Pengambilan sampel batuan propilitik dengan Rock Magnetic Core di S. Cisanggiri

ZONA FILIK

Zona Kuarsa – Serisit – Lempung

B tih k k i d t l h t ili ifik i i t if

Berwarna putih kekuningan dan telah tersilisifikasi secara intensif, yang dicirikan dengan kehadiran urat-urat kuarsa dan serisit. Kaya akan pirit (15-20%) dan sulfur, mineral lempung yang hadir berupa ilit.

Dijumpai pada satuan batuan lava andesit dan tuf, tersebar pada daerah S. j p p , p Ciparay, S. Cihijau, S. Cihideung, dan S. Ciawi.

Min eral Uba

50 90 130 170 220 260 300

Perajahan kisaran temperatur

Uba han Kua rsa Seri

Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)

Seri sit Illit

270^oC-310^oC

Kisaran temperatur : 270 – 310^oC

Disebandingkan dengan Zona Filik (Corbett dan Leach, 1998)

Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)

Si - Ser

Si - Ser

Propilitik

ZONA SUB-PROPILITIK

Zona Kuarsa – Klorit – Kalsit Berwarna hijau gelap sampai hijau terang, terdapat urat serta urat halus j g p p j g p

kalsit dengan tebal 0,1 cm – 5cm. Mineral ubahan didominasi oleh klorit sedangkan mineralisasi didominasi oleh pirit

Dijumpai pada satuan lava andesit dan breksi volkanik, tersebar pada daerah S Ciparay S Cihijau S Cihideung S Cibadak dan S Cisanggiri

S. Ciparay, S. Cihijau, S. Cihideung, S. Cibadak, dan S. Cisanggiri.

Mineral Ubahan

220 260 300 340

Perajahan kisaran temperatur

Kuarsa Klorit Kalsit

Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)

Kalsit

< 340^oC

Kisaran temperatur : <340^oC

Disebandingkan dengan Zona Sub-Propilitik (Corbett dan Leach, 1998)

Lava andesit vesikuler yang mengalami alterasi sub-propilitik di S. Cisanggiri Shear joint pada lava andesit yang

mengalami alterasi sub-propilitik di S. Cibatu

ZONA ARGILIK

Zona Kuarsa – Lempung

Ber arna p tih sampai ab ab kek ningan Sebagian telah teroksidasi k at Berwarna putih sampai abu-abu kekuningan, Sebagian telah teroksidasi kuat dan tersilisifikasi dicirikan oleh litologi yang bertambah keras. Mineralisasi dominan berupa pirit dan mineral lempung yang hadir berupa ilit dan kaolinit Dijumpai pada satuan lava andesit, breksi volkanik, dan intrusi diorit, tersebar j p p pada daerah S. Cijambu dan S. Cisanggiri.

Mineral Ubahan

140 180 220 260 300 340

Perajahan kisaran temperatur

Kuarsa Illit

Reyes (1990) dalam Hedenquist (1998)

Kaolinit

200^oC - 230^oC

Kisaran temperatur : 200 – 230^oC

Disebandingkan dengan Zona Argilik (Corbett dan Leach, 1998)

Silika (kuarsa) – lempung tipe alterasi argilik di S Cihijau alterasi argilik di S. Cihijau

Alterasi argilik pada S Cihijau Alterasi argilik pada S. Cihijau

MEKANISME MINERALISASI

4 5

2

3

1

TAHAPAN PEMBENTUKAN ZONA UBAHAN DAERAH PENELITIAN

(Corbett and Leach, 1998)

KESIMPULAN

INTERPRETASI TIPE MINERALISASI INTERPRETASI TIPE MINERALISASI

MODEL MINERALISASI (CORBETT AND LEACH, 1998)

Created by ziza

ZONA UBAHAN POTASIK

CPY-14 CPY-15

A. B.

Andesit Terubah Diorit

CHJ – 26 CPY – 18

C. D.

Andesit Terubah Andesit Terubah

ZONA UBAHAN PROPILITIK ZONA UBAHAN PROPILITIK

CHJ-41 CPY-27

ep

A B

ser

A. B.

kar kar

Andesit Terubah Andesit Terubah

CHJ-18 CW-19

ep

ep

C. D.

kua kal

Diorit Kuarsa Andesit Terubah

ZONA UBAHAN FILIK

JLN-17B CPYU-07

A. B.

Tuf Kristal Andesit Terubah

ZONA UBAHAN SUB-PROPILITIK

CSG - 12 CBT-09

A. B.

Andesit Terubah Lithic wacke (matrik breksi)

CSG – 21 JLN-30

Zona kuarsa – serisit - lempung

C. D.

_karbonat

Zona klorit – karbonat – kuarsa

karbonat

Andesit Terubah Andesit (fragmen breksi)

ZONA UBAHAN ARGILIK

CPYU-04 CHJ-15

A.

^kua

B.

Andesit Terubah Andesit Terubah

CHD-20 CHJ-33

C. D.

Andesit Terubah Andesit Terubah

ZONA UBAHAN ZONA MINERALISASI PORFIRI ZONA UBAHAN ZONA MINERALISASI PORFIRI

MODEL ZONA UBAHAN DAN MINERALISASI PORFIRI (Lowell dan Guilbert (1970) dalam Guilbert dan Park (1986)

PETA DASAR SEKALA 1 : 25.000

PETA LOKASI

DAERAH CIHURIP DSK

MODEL MINERALISASI MODEL MINERALISASI

MODEL MINERALISASI MODEL MINERALISASI ENDAPAN TEMBAGA

ENDAPAN TEMBAGA EMAS PROFIRI EMAS PROFIRI ENDAPAN TEMBAGA

ENDAPAN TEMBAGA – – EMAS PROFIRI EMAS PROFIRI

PERKEMBANGAN ZONA SUBDUKSI DAN BUSUR MAGMATIK PADA ZAMAN TERSIER SAMPAI SEKARANG PADA OROGEN SUNDA PADA ZAMAN TERSIER SAMPAI SEKARANG PADA OROGEN SUNDA

(MODIFIKASI SOERIA-ATMADJA DKK, 1994 DAN SIMANJUNTAK & BARBER, 1996)

Daerah penelitian

1000m

KETERANGAN : Vulkanik Kuarter

Vulkanik Miosen Akhir - Pliosen Vulkanik Eosen Akhir – Miosen Awal

Jalur Subduksi Kuarter Jalur Subduksi Tersier Sesar Naik

Sesar Geser Sesar Geser

SATUAN

LAVA ANDESIT

^Vesikuler

LAVA ANDESIT

Berwarna abu-abu terang – abu- abu gelap inequigranular porfiritik abu gelap, inequigranular porfiritik, hipokristalin, dengan fenokris

plagioklas dan hornblenda yang sudah terubah

Terkekarkan dan terubah secara Terkekarkan dan terubah secara intensif

Kekar Berlembar

CSG-60 Kekar Kolom Kekar Berlembar

CBR-11 CBD-01

SATUAN BREKSI VOLKANIK

CBT 17

Singkapan Breksi Volkanik

Masif dengan warna cokelat keabu-abuan, berfragmen Andesit dengan masadasar tuf litik

CBT-17

Singkapan Breksi Volkanik

dengan masadasar tuf litik

Ukuran fragmen kerikil sampai bongkah (1-50 cm) dengan bentuk

butir menyudut – menyudut tanggung

SATUAN INTRUSI DIORIT

„

Holokristalin inequigranular porfiritik

„

Holokristalin, inequigranular porfiritik dengan bentuk butir subhedral –

anhedral, Didominasi oleh plagioklas dan kuarsa

„

Hadirnya urat-urat halus kuarsa dan magnetit dengan struktur belalit

(stockwork)

CWi-56 CPY-17

Lava Andesit

Intrusi Diorit CPY-20

SATUAN TUF

CSG-25

Berwarna putih terang

kekuningan, rapuh, dengan kondisi cukup lapuk dan

kondisi cukup lapuk dan porositas sangat baik

Terkekarkan dan tersilisifikasi intensif

JLN-17

Ketebalan 0,3 – 10 m

sulfur

urat kuarsa

SATUAN BREKSI PIROKLASTIK

Berwarna abu-abu terang kehijauan, cukup terkonsolidasi, terpilah

RBD-07

sedang-buruk, porositas sedang, bentuk butir menyudut tanggung- membundar tanggung, fragmen terdiri dari batuan beku andesit, basalt, tuf, kuarsa, litik, pirit. Ukuran fragmen >64 mm yang

b d t ik b k l ili

mengambang pada matriks berukuran lapili

Terdapat struktur sedimen berupa laminasi sejajar, perlapisan

bersusun yang mengasar keatas, dan agradasi

SATUAN INTRUSI ANDESIT

Masif dengan warna abu-

CBRx-3

g

abu gelap, tekstur porfiritik, terkekarkan intensif

Fenokris terdiri dari

plagioklas, piroksen dan mineral mafik

Terdapat pula veinlets p p

magnetit dan kuarsa yang membentuk struktur belalit (stockwork)

Singkapan Intrusi Andesit

SATUAN LAVA ANDESIT PIROKSEN

RBD-12

Masif dengan warna abu-

abu gelap

Terdapat struktur vesikuler p Bertekstur porfiritik dengan fenokris berupa piroksen dan plagioklas p g

Singkapan Lava Andesit Piroksen

Arah Aliran Barat Laut - Tenggaragg

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Analisis struktur sesar di daerah penelitian

did k d

didasarkan pada konsep pure shear

sebagai gaya penyebab terbentuknya sesar

terbentuknya sesar (Moody & Hill, 1956)

P E E N E N T U A N

Urutan kejadian struktur berdasarkan arah tegasan atau gaya yang bekerja di daerah penelitian

N

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

A A A A

B B B B

C C C C

D D D D

Cpx

E E E E

F F F F

Plagioklas (35%), Gelas (15%), Piroksen (15%), K- feldspar (5%), Kuarsa

G G G G

Oksida & Klorit

primer (5%), Mineral opak

(15%), Klorit (10%)

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

2,5 mm

RBD-41

Zona ubahan

Sayatan Andesit Piroksen

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

A A A A

B B B Fragmen batuan beku B

C C C C

g

D D D D

E E E E

Pecahan gelas

F t di i d i

F F F F

Fragmen silika

Fragmen terdiri dari : litik (50%),

kristal (20%) dan gelas (5%).

G G G G

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

g ( )

Semen lempungan (25%) terkloritisasi

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

2,5 mm

RBD-7 Matriks Breksi

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

A A A A

B B B B

M Qz

C C C C

Act Mt

Plagioklas (45%)

D D D D

E E E E

g ( )

Kuarsa Primer (10%).

K-Feldspar (7%).

Aktinolit (15%).

Biotit Sekunder (5%)

F F F F

Biotit KF Plag

Biotit Sekunder (5%).

Kuarsa Sekunder (4%).

Mineral Opak (10%).

Kalsit (4%).

G G G G

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

( )

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

2,5 mm

CBRx-2

Zona ubahan

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

A A A A

B B B B

C C C C

Kuarsa

S i it

D D D D

Sayatan Tuf

Serisit

E E E E

F F F F

•Gelas (35%)

•Kuarsa (35%)

•Mineral Lempung

G G G G

•Mineral Lempung (20%)

•Serisit (10%)

2,5 mm

JLN-17

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

A A A A

B B B B

C C C C

D D D D

Ab

E E E E

F F F F

Biotit Plag

KF

G G G G

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

Biotit Hbl

2,5 Zona ubahan mm

Plagioklas (45%), Kuarsa (30%), K-Feldspar (10%), Hornblende (5%), Klorit (4%), Biotit Sekunder (3%), Mineral Opak (2%).

CWi-56

// //

Analisis Petrografi Matriks Breksi Volkanik

TUF LITIK

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

A A A A

Fragmen (85%) Massa dasar

(15%)

B B B B

C C C C

(15%)

™Fragmen batuan (41%)

D D D D

E E E E

™Kristal kuarsa dan plagioklas (35%)

F F F F

G G G G

™Gelas volkanik (15%)

™Karbonat (5%)

2,5 mm

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN ™Klorit (4%)

CBT 09

CBT - 09

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

A A A A

B B B B

C C C C

D D D D

Plagioklas (37%)

E E E E

F F F F

Plagioklas (37%),

Hornblende (3%), Kuarsa Primer (5%), Gelas (20%).

Mineral sekunder terdiri

G G G G

dari : Kalsit (20%), Klorit (10%), Kuarsa Sekunder (5%), Mineral Opak (5%)

JLN-10

//N 1 2 3 4 5 //N XN 1 2 3 4 5 XN

Analisis Kinematika Sesar Cibadak

Analisis Kinematika Sesar Cibadak

Sesar Cibadak

CBD-10

Sesar Cibadak

Cermin sesar : N64^oE/73^oSE N64 E/73 SE pitch 14^oNE dengan striasi 54^o, N77^oE

Singkapan lava andesit Singkapan lava andesit terkekarkan intensif

Kerapatan Rekahan Pada Lintasan Sungai Cisanggiri

8 10 12 14

kahan per r

Sungai Cisanggiri

6

Kerapatan Rekahan Pada Lintasan Sungai Cipangramatan

0 2 4 6 8

Kerapatan Rek Meter

3 4 5

an Rekahan per Meter Kerapatan Rekahan Pada Lintasan

0

11 15 19 23 27 31 35 39 43 47 51 55 59 63 67 Titik Pengamatan

0 1 2

Kerapata

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21

10 12

an per

Kerapatan Rekahan Pada Lintasan Sungai Ciawi

Titik Pengamatan

2 4 6 8

Kerapatan Rekaha Meter 0

K

1 5 9 13 17 21 25 29 33 36a 40 Titik Pengamatan

AWAL PLIO-PLEISTOSEN PLIO-PLEISTOSEN

AKHIR PLIO-PLEISTOSEN