• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mini Plan Project Management

N/A
N/A
kiki

Academic year: 2024

Membagikan "Mini Plan Project Management "

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Mini Plan Project Management

1. Project Scope Management

Project Title Implementasi Biopori dalam Pengelolaan Sampah Organik dengan Memanfaatkan Sumber Daya Manusia dalam Pengaplikasiannya

Project Manager Rafi Javier Athallah Project Human

Resources Manager

Almaida Chikal Sulistyawati

Project Financial Manager

Duta Nanda Rusmana

Project Planning Manager

Annisa Oktaviyana

Project Risk Manager M. Irfan Mumtaza Project

Communication Manager

Javier Mumtaza Rusmana

Project Location Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Yogyakarta

Project Schedule Oktober - November 2024

SUMMARY STATEMENT

Sampah organik rumah tangga adalah jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan alami yang mudah terurai. Ini meliputi sisa-sisa makanan, seperti sisa sayuran, buah, kulit telur, sisa daging, dan bahan organik lainnya yang membusuk. Sampah organik juga bisa mencakup daun jatuh, potongan-potongan tumbuhan, dan bahan organik lainnya yang berasal dari aktivitas pertanian atau kebun. Sampah organik mudah membusuk dan dapat diubah menjadi kompos melalui proses pengomposan. Dampak

(2)

limbah rumah tangga dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air, maka akan mempengaruhi terhadap tingkat kesehatan bagi orang lain. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan strategi krusial yang harus dipikirkan oleh manajemen, terutama sumber daya manusia. Biopori adalah suatu metode pengolahan sampah organik yang menggunakan sistem biopori untuk mendaur ulang limbah organik secara alami. Prinsipnya adalah menggali lubang biopori, yang biasanya digunakan untuk menginjeksikan air ke dalam tanah, untuk tujuan yang berlawanan, yaitu membuang sampah organik ke dalamnya.

Pengaplikasian Biopori kami nilai dapat membantu dalam menangani hal ini dan hasil yang didapatkan dari

BUSINESS NEED

Project Management Body of Knowledge yang kami terapkan pada project ini adalah Create, improve, or fix products, processes, or services

Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya (Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006) (Faizah, 2020).

Sampah Organik merupakan sampah berbobot paling berat dalam komposisi sampah yang masuk pada TPST Piyungan. Timbulan sampah Kabupaten Sleman sendiri pada tahun 2020 mencapai 256.210,07 ton dalam setahun dengan persentase sampah yang terkelola hanya 52,37%. Artinya dalam setahun sebanyak 47,63% atau sekitar 122.032,86 ton sampah yang tidak dikelola memenuhi TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Piyungan setiap tahunnya, sehingga semakin mendesak masyarakat untuk memiliki kesadaran untuk mengolah sampah secara mandiri.

Biopori merupakan sarana yang efektif untuk mengelola dan mengurangi sampah.

Sampah merupakan masalah tersendiri di D.I Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman. Timbulan sampah Kabupaten Sleman sendiri pada tahun 2020 mencapai 256.210,07 ton dalam setahun dengan persentase sampah yang terkelola hanya 52,37%. Artinya dalam setahun sebanyak 47,63% atau sekitar 122.032,86 ton

(3)

sampah yang tidak dikelola memenuhi TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Piyungan setiap tahunnya, Sedangkan TPST Piyungan sudah “overload”

menerima sampah bukan hanya dari Kabupaten Sleman, tetapi dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul juga, sehingga semakin mendesak masyarakat untuk memiliki kesadaran untuk mengolah sampah secara mandiri. Menurut Peraturan Presiden No.

97 Tahun 2017, Target yang ingin dicapai dalam pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga pada tahun 2025 adalah 30%

Pengurangan dan 70% Penanganan dengan persen pengelolaan sebesar 100%.

Namun, jika dilihat dari data capaian Kabupaten Sleman sendiri pada tahun 2020 melalui website SIPSN, Kabupaten Sleman baru mencapai persentase Pengurangan 18,99% dan persentase Penanganan 33,38%.

Drastisnya peningkatan debit sampah yang tidak terkontrol dengan berbagai jenis sampah dan perlunya kesadaran masyarakat dalam membantu mengelola sampah seperti halnya sampah organik yang dapat dikategorikan mudah untuk diolah, kami mengajak masyarakat dengan memulai program biopori ini dari kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan Yogyakarta.

Pada projek ini kami menerapkan poin SDGs ke 15 “Ekosistem Daratan” dimana biopori dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan organisme tanah dan mikroba, biopori dapat mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di ekosistem darat. Kemudian biopori juga dapat berhubungan dengan poin ke 13 MDGs “Penanganan Perubahan Iklim” dimana memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah melalui biopori, dapat mengurangi risiko banjir dan mengurangi dampak perubahan iklim.

PROJECT and PRODUCT DESCRIPTION

Mengelola sampah organik menggunakan lubang biopori adalah tujuan utama proyek ini untuk mengatasi masalah sampah organik, terutama sampah rumah tangga, yang merupakan komponen dominan dalam sampah. Proyek ini bertujuan untuk mengelola sampah organik dengan lebih efisien dan berkelanjutan. Zero Waste Lifestyle adalah prinsip yang diadopsi dalam proyek ini. Tujuannya adalah untuk memperpanjang siklus hidup sumber daya dan mengurangi pemborosan dengan memaksimalkan penggunaan produk yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan

(4)

kembali. Penggunaan lubang biopori adalah salah satu metode yang dipromosikan untuk mengompos sampah organik untuk memberikan cara yang mudah, murah, dan berkelanjutan bagi masyarakat perkotaan untuk mengelola sampah organik mereka.

Cara kerja lubang biopori pada proyek ini cukup mudah dengan memasukan sampah rumah tangga atau sampah organik kedalam lubang biopori, sehingga dalam waktu sekitar 3 bulan sampah organik ini akan berubah menjadi pupuk kompos. Namun dengan adanya inovasi pada proyek ini dengan menambahkan fitur spiral untuk mengaduk sampah di dalam lubang biopori sehingga memungkinkan sampah organik akan lebih cepat untuk menjadi pupuk kompos dan sampah di dalam lubang dapat teraduk secara merata. Dari proyek ini akan menghasilkan sebuah produk lubang biopori dengan ukuran diameter sebesar 1 meter dan kedalaman mencapai 2 meter yang berbahan utama beton dan dilengkapi spiral yang terbuat dari besi sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air ke dalam tanah. Saat sampah organik tersebut telah menjadi pupuk kompos, pupuk kompos tersebut dapat bermanfaat bagi warga sekitar yang mana bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh. Pengerjaan proyek ini melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan Proyek 2. Survey Lokasi

3. Sosialisasi Masyarakat 4. Pembuatan lubang Biopori 5. Pemeliharaan dan Pemantauan

Proyek ini akan dilaksanakan selama 2 bulan dan dimulai dilaksanakan pada bulan Februari 2024 hingga bulan April 2024. Adapun pihak yang berkepentingan dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

1. Manajer Proyek: Bertugas dalam memantau dan mengawasi jalannya proses produksi, mulai dari tahap persiapan hingga penyelesaian proyek.

2. Supplier: Untuk memasok alat dan bahan baku yang digunakan dalam

(5)

membuat lubang biopori.

3. Masyarakat Daerah: Masyarakat yang tinggal di wilayah Sleman yang khususnya di Purwomartani di mana lubang biopori besar akan diterapkan menjadi pemakai utama lubang biopori.

4. Pemerintah daerah setempat: RT, RW, dan Lurah setempat akan memiliki kepentingan dalam proyek ini karena dapat membantu mengurangi volume sampah yang harus diolah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

5. Karang Taruna setempat: Membantu sosialisasi dan pembuatan lubang biopori, pengelolaan sampah organik, dan pemeliharaan lubang biopori.

Manfaat melakukan proyek:

● Mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke TPA, sehingga dapat meningkatkan kapasitas TPA.

● Mengurangi genangan air di musim hujan.

● Menghasilkan kompos yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, seperti bercocok tanaman di pekarangan rumah (vertikal garden).

● Menghemat biaya pengelolaan sampah bagi pemerintah daerah, dengan fokus pada penanganan sampah yang tidak dapat diolah secara alami.

● Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

● Meningkatkan pengelolaan sampah rumah tangga agar mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Kriteria kesuksesan proyek:

● Jumlah sampah organik yang dibuang ke TPA berkurang secara signifikan.

● Masyarakat terampil dalam mengelola sampah organik dengan biopori. Jika proyek mencapai target jumlah lubang biopori yang terpasang, misalnya 1 lubang biopori per rumah.

● Pemerintah daerah mengalokasikan anggaran yang lebih efisien untuk pengelolaan sampah, misalnya dengan menghemat 20% dari anggaran

(6)

sebelumnya.

● Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan pertanian atau dijual di pasar lokal.

● Masyarakat memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pengelolaan sampah organik sehingga memilih untuk membuat lubang biopori milik pribadi.

Berikut merupakan bagian-bagian dari rancangan lubang Biopori

1. Buis beton merupakan elemen utama dalam proyek biopori ini. Buis beton tidak dibuat secara langsung dalam proyek ini akan tetapi kita membelinya kepada UMKM setempat. Adapun ukuran dari buis beton yaitu dengan panjang 100cm dan lebar berdiameter 100cm untuk setiap satuan buis beton.

Gambar 1. 1 Buis Beton (Sumur)

2. Spiral mixer merupakan alat yang dugunakan untuk mempercepat proses pengadukan sampah di dalam lubang biopori, sehingga memungkinkan sampah organik akan lebih cepat untuk menjadi pupuk kompos, serta sampah di dalam lubang dapat teraduk secara merata. Spiral mixer ini terbuat dari plat besi yang dibuat spiral dan di rekatkan pada batangan besi, ukuran dari spiral mixer ini yaitu 150cm.

(7)

Gambar 1. 2 Spiral Mixer

3. Batangan spiral mixer, terbuat dari besi pipa besi galvanis yang berfungsi untuk tempat spiral mixer didalam lubang biopori, adapun fungsi lain dari batangan ini yaitu tempat pegangan atau tuas yang menyerupai huruf T. Tuas ini tertetak di bagian atas batangan yang terbuat dari pipa besi galvanis yang berukuran kecil.

Tuas ini digunakan untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan spiral mixer dengan cara memutarnya searah jarum jam. Ukuran dari alat ini yaitu 300cm untuk batangannya dan 130cm untuk pegangan atau tuasnya.

Gambar 1. 3 Batang Spiral Mixer

4. Penutup lubang biopori digunakan untuk menutup lubang biopori agar bau dari sampah yang terurai tidak mencemari udara sekitar dan tempat dudukan dari spiral mixer. Penutup lubang biopori terbuat dari kayu papan dan kayu balok yang dimana ukuran dari penutup ini berdiameter 100cm.

(8)

Gambar 1. 4 Penutup Lubang Biopori 5. Berikut merupakan hasil akhir dari pembuatan lubang biopori.

Gambar 1. 5 Lubang Biopori

Berikut merupakan langkah-langkah proses pembuatan lubang biopori.

(9)

Gambar 1. 6 Alur Pembuatan Lubang Biopori

MAJOR DELIVERABLES

Deliverables adalah hasil atau output yang diharapkan untuk diproduksi dalam suatu proyek atau proses ketika mencapai titik akhir suatu fase atau

(10)

keseluruhan proyek. Mereka mewakili produk, jasa, dokumen, atau komponen lain yang merupakan bagian penting dari proyek dan yang telah ditentukan sebelumnya dalam rencana proyek.

Deliverable dalam manajemen proyek pembuatan Biopori yaitu:

1. Alat pembuatan lubang biopori 2. Dokumentasi dan laporan

3. Panduan dan informasi pemanfaatan lubang biopori

Scope Statement

Lubang Biopori adalah sebuah solusi pengelolaan rumah tangga yang diusung oleh Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Program Zero Waste.Zero waste adalah bentuk upaya agar masyarakat dapat berperan aktif dalam mengelola sampah secara mandiri.

Sampah organik bisa dimanfaatkan kembali melalui pengomposan. Pengomposan adalah salah satu penciptaan system siklus hidup yang sempurna. Salah satu cara mengompos yang mudah adalah dengan membuat lubang biopori.

Objectives/Tujuan

Solusi pengelolaan sampah rumah tangga dengan media lubang biopori Project assumptions

● Estimasi pengerjaan proyek lubang biopori ini selama 2 hari yaitu pada hari sabtu dan minggu

● Proyek ini pada hari pertama berupa penyuluhan dan sosialisasi tentang lubang biopori kepada warga kelurahan purwomartani dan pada hari kedua pelaksanaan pembuatan lubang biopori di kelurahan purwomartani yang dilakukan bergotong royong bersama warga dimulai pada jam 08.00 – 16.00 WIB.

Project Constraints

(11)

Pada proyek ini yang menjadi kendala adalah salah satunya anggaran dalam pembuatan lubang biopori tidak memerlukan biaya yang signifikan akan tetapi perlu anggaran untuk alat dan bahan yang diperlukan.

Project Exclusion

● Pengelolaan sampah non organik

● Pembangunan infrastruktur besar seperti fasilitas pemrosesan limbah skala besar

● Pengembangan produk komersial seperti penjualan pupuk kompos Project Deliverables

● Alat pembuatan lubang biopori

● Dokumentasi dan laporan

● Panduan dan informasi pemanfaatan lubang biopori

Product Acceptance Criteria

● Efektivitas penyaringan air dan sampah organic yang baik sehingga dapat menghilangkan bahan organik dan polutan terlarut

● Tidak terdapat kontaminasi seperti bahan berbahaya atau limbah beracun yang dapat mencemari tanah

Product Scope Description

Pembuatan lubang biopori ini berjumlah 2 lubang dengan ukuran diameter sebesar 1 meter dan kedalaman mencapai 2 meter. Lubang biopori ini dilengkapi dengan bahan utama yang terbuat dari beton untuk sumur dan juga spiral yang terbuat dari besi meter fitur yang ada pada lubang biopori ini adalah terdapat spiral untuk mengaduk sampah di dalam lubang biopori sehingga memungkinkan sampah organik akan lebih cepat untuk menjadi pupuk kompos dan sampah di dalam lubang dapat teraduk secara merata. Fungsi dari lubang biopori meningkatkan daya serap air ke dalam dan juga mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk kompos.

(12)

Work Breakdown Structure (WBS)

Work Breakdown Structure (WBS) adalah susunan pekerjaan yang lengkap selama perkembangan dan pelaksanaan proyek. Biasanya bentuk WBS seperti piramida dan menggambarkan aktivitas pekerjaan. Pada susunan WBS terdapat level-level pekerjaan dimana semakin ke bawah levelnya makin naik dan menggambarkan pekerjaan yang lebih spesifik daripada level diatasnya (Fajar Sri Handayani, 2016).

Gambar 1. 7 Diagram Work Breakdown Structure (WBS)

Berikut merupakan tabel Work Breakdown Structure (WBS) dari pembuatan lubang biopori:

Tabel 1. Tabel Work Breakdown Structure (WBS)

Level Code Element Name Description Responsible

Organization 0 1 Lubang Biopori Lubang Biopori adalah

sebuah solusi pengelolaan rumah tangga yang diusung

Rafi

(13)

Level Code Element Name Description Responsible Organization oleh Pemerintah Kabupaten

Sleman melalui Program Zero Waste.

1 1 Perancangan

Proyek

Merancang proyek mulai dari penentuan tema dan mekanisme pelaksanaan.

Annisa

2 1.1 Proyek Kegiatan Melakukan pembagian kerja untuk mencapai target

proyek yang akan dicapai.

Annisa

2 1.2 Prediksi

Anggaran

Menentukan prediksi keuangan untuk menjaga

dan mengatur dana agar sesuai yang diinginkan dan

berguna dengan baik.

Annisa

1 2. Survey Wilayah Melakukan pengamatan terkait dengan lokasi

proyek yang tepat.

Irfan

2 2.1 Persiapan

Lapangan

Mempersiapkan kriteria terkait persiapan pembangunan lubang

biopori.

Irfan

2 2.2 Titik-Titik

Tempat Penyelenggaraan

Menentukan titik-titik tempat yang sesuai dengan

memperhatikan kapasitas ruangan, dan fasilitas yang

memadai.

Irfan

2 2.3 Pembersihan

Lokasi

Membersihkan lokasi sebelum dilakukannya pemasangan lubang yang

bertujuan meminimalisir waktu saat hari pengerjaan

lubang biopori.

Irfan

1 3. Perlengkapan Membuat susunan peralatan yang dibutuhkan saat

Duta

(14)

Level Code Element Name Description Responsible Organization kegiatan proyek yang telah

disusun.

2 3.1 Alat dan Bahan Mengumpulkan seluruh alat serta bahan yang digunakan saat pelaksanaan pembuatan

lubang biopori.

Duta

2 3.2 Pengadaan

Barang

Membeli barang yang dibutuhkan untuk

menunjang

keberlangsungan kegiatan proyek agar berjalan

dengan lancar.

Duta

1 4. Pelaksanaan Pelaksanan kegiatan proyek.

Javier 2 4.1 Sosialisasi ke

Masyarakat

Melakukan sosialisasi penggunaan proyek lubang

biopori ke masyarakat setempat.

Javier

2 4.2 Pembuatan

Lubang Biopori

Pelaksanaan pembuatan lubang biopori secara

gotong royong oleh masyarakat.

Javier

1 5 Evaluasi Evaluasi kinerja tim yang terlibat dalam kegiatan

proyek.

Alma

2 5.1 Evaluasi Mengevaluasi dalam

kegiatan proyek dan untuk evaluasi kedepannya perlu ditingkatkan pada kegiatan proyek yang kami bawakan.

Alma

2 5.2 Laporan Mempertanggung jawabkan

keseluruhan hasil dan keuangan (Pemasukan dan

pengeluaran dalam

Alma

(15)

Level Code Element Name Description Responsible Organization pelaksanaan kegiatan) oleh

pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek.

(16)

2. Activity List

Berikut merupakan activity list dari proyek pembuatan lubang biopori:

Tabel 2 Tabel Activity List

Level 0 Level 1 Level 2 Activity List Hubungan

Lubang Biopori

1. Perancangan Proyek

1.1 Proyek Kegiatan

1.1.1

Menentukan pembahasan konsep untuk proyek kegiatan yang akan dilakukan.

SS

1.1.2

Mengevaluasi konsep yang sudah dirancang untuk proyek kegiatan.

1.1.3

Menentukan penyusunan jadwal untuk kegiatan proyek.

1.2 Prediksi Anggaran

1.2.1

Menentukan anggaran yang akan diperlukan untuk kegiatan proyek.

FS

1.2.2

Melakukan survey harga untuk anggaran yang diperlukan.

2. Survey Wilayah

2.1 Persiapan Lapangan

2.1.1

Menentukan target lapangan yang akan digunakan selama kegiatan proyek.

SS

2.1.2

Melakukan peninjauan target lapangan yang sudah ditentukan.

2.2 Pemasangan Titik Tempat Penyelenggaraan

2.2.1

Melakukan survey ke beberapa tempat untuk tempat yang akan digunakan

FS

2.2.2

Menentukan titik titik pemasangan lubang biopori

pada tempat

penyelenggaraan

2.3 Pembersihan 2.3.1 FS

(17)

Level 0 Level 1 Level 2 Activity List Hubungan Lokasi Melakukan pembersihan

lokasi sebelum

dilaksanakan proyek kegiatan

2.3.2

Memastikan lokasi sudah clear area dan siap digunakan.

3. Perlengkapan 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1

Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan proyek.

FS

3.1.2

Memastikan alat dan bahan siap digunakan untuk kegiatan proyek.

3.2 Pengadaan Barang

3.2.1

Menentukan pengadaan barang yang akan dibeli sebelum proyek dikerjakan .

FS

3.2.2

Membeli seluruh

kebutuhan yang akan digunakan.

4. Pelaksanaan 4.1 Sosialisasi ke Masyarakat

4.1.1

Mensosialisasikan kegiatan proyek sebelum dilakukan kegiatan proyek

FS

4.1.2

Mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan.

4.2 Pembuatan Lubang Biopori

4.2.1

Merancang pembuatan lubang biopori sesuai yang sudah disosialisasikan.

FS

4.2.2

Mengaplikasikan lubang biopori.

5. Evaluasi 5.1 Evaluasi 5.1.1

Uji coba terhadap produk jadi.

FS

5.1.2

Memastikan produk dapat berfungsi sesuai target.

5.2 Laporan 5.2.1

Evaluasi produk dari hasil uji coba.

FS

(18)

Level 0 Level 1 Level 2 Activity List Hubungan 5.2.2

Mencatat apa saja kekurangan/kecacatan yang masih dialami.

3. Schedule Management

Berikut merupakan schedule management pada proyek lubang biopori:

Tabel 3 Schedule Management

No Activity Activity List Durasi Start Finish

1 1.1 1.1.1 Menentukan pembahasan konsep untuk proyek kegiatan yang akan dilakukan

3 hari 2 Oktober 2023

4 Oktober 2023 1.1.2 Mengevaluasi konsep yang

sudah dirancang untuk proyek kegiatan

1 hari 5 Oktober

2023 5 Oktober 2023 1.1.3 Menentukan penyusunan

jadwal untuk kegiatan proyek 1 hari 6 Oktober

2023 6 Oktober 2023 1.2 1.2.1 Menentukan anggaran yang

akan diperlukan untuk kegiatan proyek

3 hari 9 Oktober

2023 11

Oktober 2023 1.2.2 Melakukan survey harga

untuk anggaran yang diperlukan

2 hari 12 Oktober 2023

13 Oktober 2023 2 2.1 2.1.1 Menentukan target lapangan

yang akan digunakan selama kegiatan proyek

3 hari 16 Oktober 2023

18 Oktober 2023 2.1.2 Melakukan peninjauan target

lapangan yang sudah ditentukan

2 hari 19 Oktober 2023

20 Oktober 2023 2.2 2.2.1 Melakukan survey ke

beberapa tempat untuk tempat yang akan digunakan

5 hari 23 Oktober 2023

27 Oktober 2023 2.2.2 Menentukan titik titik

pemasangan lubang biopori pada tempat penyelenggaraan

1 hari 30 Oktober

2023 30

Oktober 2023 2.3 2.3.1 Melakukan pembersihan

lokasi sebelum dilaksanakan proyek kegiatan

1 hari 31 Oktober

2023 31

Oktober 2023 2.3.2 Memastikan lokasi sudah

clear area dan siap digunakan

1 hari 1

November 2023

1

Novembe r

(19)

No Activity Activity List Durasi Start Finish 2023 3 3.1 3.1.1 Menentukan alat dan bahan

yang akan digunakan pada kegiatan proyek

1 hari 2

November 2023

2

Novembe r

2023 3.1.2 Memastikan alat dan bahan

siap digunakan untuk kegiatan proyek

1 hari 3

November 2023

3

Novembe r

2023 3.2 3.2.1 Menentukan pengadaan

barang yang akan dibeli sebelum proyek dikerjakan

3 hari 6

November 2023

8

Novembe r

2023 3.2.2 Membeli seluruh kebutuhan

yang akan digunakan.

2 hari 9

November 2023

10

Novembe r

2023 4 4.1 4.1.1 Mensosialisasikan kegiatan

proyek sebelum dilakukan kegiatan proyek

2 hari 13

November 2023

14

Novembe r

2023 4.1.2a. Mempersiapkan sumber daya

yang dibutuhkan 1 hari 15

November 2023

15

Novembe r

2023 4.2 4.2.1 Merancang pembuatan

lubang biopori sesuai yang sudah disosialisasikan

2 hari 16

November 2023

17

Novembe r

2023 4.2.2 Mengaplikasikan lubang

biopori 5 hari 20

November 2024

24

Novembe r

2023 5 5.1 5.1.1 Uji coba terhadap produk

jadi.

1 hari 27

November 2023

27

Novembe r

2023 5.1.2 Memastikan produk dapat

berfungsi sesuai target. 1 hari 28

November 2023

28

Novembe r

2023 5.2 5.2.1 Evaluasi produk dari hasil uji

coba.

1 hari 29

November 2023

29

Novembe r

2023 5.2.2 Mencatat apa saja

kekurangan atau kecacatan

1 hari 30

November 30

Novembe

(20)

No Activity Activity List Durasi Start Finish

yang masih dialami. 2023 r

2023

Milestones

Berikut merupakan milestones dari produk lubang biopori:

Gambar 1. 8 Milestones Lubang Biopori

Gantt Chart

Berikut merupakan gantt chart dari produk lubang biopori pada tiap aktivitas:

Gambar 1. 9 Gantt Chart

Sequence Activities (AON)

Berikut merupakan sequence activities dari lubang biopori:

Tabel 4 Sequence Activities (AON)

(21)

Activity Prodecessor Menentukan pembahasan konsep untuk

proyek kegiatan yang akan dilakukan.

1.1.1 Mengevaluasi konsep yang sudah

dirancang untuk proyek kegiatan.

1.1.2 1.1.1

Menentukan penyusunan jadwal untuk kegiatan proyek.

1.1.3 1.1.2

Menentukan anggaran yang akan diperlukan untuk kegiatan proyek.

1.2.1 1.1.3

Melakukan survey harga untuk anggaran yang diperlukan.

1.2.2 1.1.1

Menentukan target lapangan yang akan digunakan selama kegiatan proyek.

2.1.1 1.1.1

Melakukan peninjauan target lapangan yang sudah ditentukan.

2.1.2 2.1.1

Melakukan survey ke beberapa tempat untuk tempat yang akan digunakan

2.2.1 2.1.2

Menentukan titik titik pemasangan lubang biopori pada tempat

penyelenggaraan

2.2.2 2.2.1

Melakukan pembersihan lokasi sebelum dilaksanakan proyek kegiatan

2.3.1 2.2.2

Memastikan lokasi sudah clear area dan siap digunakan.

2.3.2 2.3.1

Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan proyek.

3.1.1 1.2.1, 1.2.2

Memastikan alat dan bahan siap digunakan untuk kegiatan proyek.

3.1.2 3.1.1

Menentukan pengadaan barang yang akan dibeli sebelum proyek dikerjakan .

3.2.1 3.1.1

Membeli seluruh kebutuhan yang akan digunakan.

3.2.2 3.1.2,3.2.1

Mensosialisasikan kegiatan proyek sebelum dilakukan kegiatan proyek

4.1.1 1.1.1

Mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan.

4.1.2 2.3.2, 3.2.2

Merancang pembuatan lubang biopori sesuai yang sudah disosialisasikan.

4.2.1 4.1.1

Mengaplikasikan lubang biopori. 4.2.2 4.2.1

(22)

Activity Prodecessor

Uji coba terhadap produk jadi. 5.1.1 4.2.2

Memastikan produk dapat berfungsi sesuai target.

5.2.2 5.1.1

Evaluasi produk dari hasil uji coba. 5.2.3 5.2.2 Mencatat apa saja

kekurangan/kecacatan yang masih dialami.

5.2.4 5.2.3

(23)

Berikut merupakan sequence activities darilubang biopori dalam bentuk diagram AON:

Gambar 1. 10 AON

PERT

Berikut merupakan PERT dari lubang biopori:

Tabel 5 PERT

Activity Predecessor TO TM TP TE V

1 1.1.1 2 3 4 3,00 1,77

2 1.1.2 1.1.1 1 1 2 1,16 0,44

3 1.1.3 1.1.2 1 1 2 1,16 0,027

4 1.2.1

1.1.3 2 3 4 3,00 1,77

5 1.2.2 1.1.1 1 2 3 2,00 4,00

6 2.1.1 1.1.1 2 3 4 3,00 1,77

7 2.1.2 2.1.1 1 2 3 2,00 4,00

8 2.2.1 2.1.2 4 5 6 5,00 4,00

9 2.2.2 2.2.1 1 1 2 1,16 0,44

10 2.3.1 2.2.2 1 1 2 1,16 0,44

11 2.3.2 2.3.1 1 1 2 1,16 0,44

12 3.1.1 1.2.2, 121 1 1 2 1,16 0,44

(24)

Activity Predecessor TO TM TP TE V

13 3.1.2 3.1.1 1 1 2 1,16 0,44

14 3.2.1 3.1.1 2 3 4 3,00 1,77

15 3.2.2 3.1.2, 3.2.1 1 2 3 2,00 4,00

16 4.1.1 1.1.1 1 2 3 2,00 4,00

17 4.1.2 2.3.2, 3.2.2 1 1 2 1,16 0,44

18 4.2.1 4.1.1 1 2 3 2,00 4,00

19 4.2.2 4.2.1 4 5 6 5,00 4,00

20 5.1.1 4.2.2 1 1 2 1,16 0,44

21 5.2.2 5.1.1 1 1 2 1,16 0,44

22 5.2.3 5.2.2 1 1 2 1,16 0,44

23 5.2.4 5.2.3 1 1 2 1,16 0,44

Gambar1. 11 Pehitungan AON

Berdasarkan gambar diatas terdapat 6 jalur dan salah satu jalur kritisnya adalah jalur berikut:

Start – 1.1.1 – 2.1.1 – 2.1.2 – 2.2.1 – 2.2.2 – 2.3.1 – 2.3.2 – 4.1.2 – 5.24 – Finish Dengan total durasi 18,8 hari.

(25)

4. Project Cost Management List of Resources

Berikut merupakan List of Resources dari lubang biopori:

Tabel 6 List of Resources

No. Nama Resources Jenis Resources

Satuan Biaya/Harga (Rp)

1 Warga work Man/day 50.000

2 Team work Man/day 50.000

3 Pipa besi galvanis pegangan

material bh 225.000

4 Buis Beton material bh 1.150.000

5 Semen material sak 52.000

6 Pipa Besi Galvanis material bh 1.950.000

7 Plat Besi material pcs 125.000

8 Kayu Papan material lbr 660.000

9 Kayu Balok material btg 69.000

Total 4.531.000

Tabel 7 Akumulasi List of Resources No. Nama Resources Jenis

Resources

Kuantitas Biaya/Harga (Rp)

1 Warga work 10 Man/day 500.000

2 Team work 5 Man/day 250.000

3 Pipa besi galvanis pegangan

material 1 btg 225.000

4 Buis Beton material 4 bh 4.600.000

5 Semen material 1 sak 52.000

6 Pipa Besi Galvanis material 2 bh 3.900.000

7 Plat Besi material 26 pcs 3.250.000

8 Kayu Papan material 2 lbr 1.320.000

9 Kayu Balok material 2 btg 138.000

(26)

Total Rp. 14.235.000

(27)

Cost estimation

Berikut merupakan Cost estimation dari lubang biopori:

Tabel 8 Cost estimation No. Activity Description Resource

Require d

Estimate Cost Volum

e

Satuan Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1 Menentukan pembahasan

konsep untuk proyek kegiatan yang akan dilakukan

Team 5 Man/Da

y (3 hari)

50.000 750.000

Subtotal 750.000

2 Mengevaluasi konsep yang sudah dirancang untuk proyek kegiatan.

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

50.000 250.000

Subtotal 250.000

3 Menentukan penyusunan jadwal untuk kegiatan proyek

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

50.000 250.000

Subtotal 250.000

4 Menentukan anggaran yang akan diperlukan untuk kegiatan proyek

Team 5 Man/Da

y (3 hari)

50.000 750.000

Subtotal 750.000

5 Melakukan survey harga untuk anggaran yang diperlukan

Team 5 Man/Da

y (2 hari)

50.000 500.000

Subtotal 500.000

6 Menentukan target lapangan yang akan digunakan selama kegiatan proyek

Team 5 Man/Da

y (3 hari)

50.000 750.000

Subtotal 750.000

7 Melakukan peninjauan target lapangan yang sudah ditentukan

Team 5 Man/Da

y (2 hari)

60.000 600.000

Subtotal 600.000

8 Melakukan survey ke beberapa tempat untuk tempat yang akan digunakan

Team 5 Man/Da

y (5 hari)

75.000 1.875.000

Subtotal 1.875.000

9 Menentukan titik titik pemasangan lubang biopori pada tempat

penyelenggaraan

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

60.000 300.000

Subtotal 300.000

10 Melakukan pembersihan lokasi sebelum dilaksanakan

proyek kegiatan

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

100.00 0

500.000

Warga 10 100.00

0

1.000.000

(28)

No. Activity Description Resource Require

d

Estimate Cost Volum

e

Satuan Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp) 1.500.000 11 Memastikan lokasi sudah

clear area dan siap digunakan

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

40.000 200.000

Subtotal 200.000

12 Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan proyek

Team 5 Man/Da

y (1hari)

80.000 400.000

Warga 10 80.000 800.000

Subtotal 1.200.000

13 Memastikan alat dan bahan siap digunakan untuk kegiatan proyek

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

75.000 375.000

Warga 10 75.000 750.000

Subtotal 1.125.000

14 Menentukan pengadaan barang yang akan dibeli sebelum proyek dikerjakan

Team 5 Man/Da

y (3 hari)

50.000 750.000

Subtotal 750.000

15 Membeli seluruh kebutuhan yang akan digunakan

Team 5 Man/Da

y (2 hari)

50.000 500.000

Subtotal 500.000

16 Mensosialisasikan kegiatan proyek sebelum dilakukan

kegiatan proyek

Team 5 Man/Da

y (2 hari)

100.00 0

1.000.000

Warga 10 100.00

0

2.000.000

Subtotal 3.000.000

17 Mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

100.00 0

500.000

Warga 10 100.00

0

1.000.000

Subtotal 1.500.000

18 Merancang pembuatan lubang biopori sesuai yang sudah disosialisasikan

Team 5 Man/Da

y ( 2 hari)

75.000 750.000

Subtotal 750.000

19 Mengaplikasikan lubang biopori

Team 5 Man/Da

y (5 hari)

100.00 0

2.500.000

Warga 10 100.00

0

5.000.000

Subtotal 7.500.000

20 Uji coba terhadap produk jadi

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

75.000 375.000

Warga 10 75.000 750.000

Subtotal 1.125.000

21 Memastikan produk dapat berfungsi sesuai target

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

40.000 200.000

(29)

No. Activity Description Resource Require

d

Estimate Cost Volum

e

Satuan Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Subtotal 200.000

22 Evaluasi produk dari hasil uji coba

Warga 2 Man/Da

y (1 hari)

50.000 100.000

Subtotal 100.000

23 Mencatat apa saja

kekurangan/kecacatan yang masih dialami

Team 5 Man/Da

y (1 hari)

40.000 200.000

Subtotal 200.00

TOTAL 26.075.00

0

10% dari DANA TOTAL 2.607.500

GRAND TOTAL 28.682.50

0

S-curve

Berikut merupakan S-curve dari lubang biopori:

(30)

Tabel 9 S-Curve

(31)

No. Activity Oktober 2024 November 2024

I II III IV I II III IV

1 Menentukan pembahasan konsep untuk proyek kegiatan yang akan dilakukan.

2 Mengevaluasi konsep yang sudah dirancang untuk proyek kegiatan.

3 Menentukan penyusunan jadwal untuk kegiatan proyek.

4 Menentukan anggaran yang akan diperlukan untuk kegiatan proyek.

5 Melakukan survey harga untuk anggaran yang diperlukan.

6 Menentukan target lapangan yang akan digunakan selama kegiatan proyek 7 Melakukan

peninjauan target lapangan yang sudah ditentukan.

8 Melakukan survey ke beberapa tempat untuk tempat yang akan digunakan 9 Menentukan

titik titik pemasangan lubang biopori pada tempat penyelenggar aan

10 Melakukan pembersihan lokasi

(32)

Gambar kurva S

Berikut merupakan gambar kurva S dari lubang biopori:

Gambar 1. 12 S-Curve Lubang Biopori

(33)

5. Project Risk Management

a. Risk Breakdown Structure (RBS)

Tabel 10 Risk Breakdown Structure (RBS)

LEVEL 0 LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3

1. ALL SOURCE OF

PROJECT RISK

1. TECHNICAL RISK

1.1 Scope definition 1.1.1 Ketidakjelasan tentang tujuan proyek

1.1.2 Ada risiko scope creep, di mana persyaratan tambahan mungkin ditambahkan ke proyek tanpa evaluasi yang tepat

1.2 Requirements definition

1.2.1 Kesulitan dalam mencari warga yang ingin berkontribusi 1.2.2 Kesulitan mencari bahan baku atau membuat produk.

1.3 Estimates, assumptions, and constraints

1.3.1 Proses pengerjaan proyek tidak sesuai dengan estimasi waktu yang telah ditentukan.

1.3.2 Terdapat kendala yang tidak terduga.

1.4 Technical

processes

1.4.1 Sistem atau teknologi yang dibuat tidak sesuai atau tidak kompatibel.

1.4.2 Kesulitan dalam perancangan ketahanan produk terhadap perubahan cuaca.

1.5 Technical

interfaces

1.5.1 Kesulitan dalam membuat desain

1.5.2 Kesulitan merealisasikan desain yang telah dibuat.

2.

MANAGEMEN T RISK

2.1 Project

management

2.1.1 Perencanaan dan penjadwalan yang tidak tepat.

2.1.2 Harga komponen tidak sesuai dengan anggaran

2.2 Operations

management

2.2.1 Kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk diskusi bersama warga 2.2.2 Perencanaan operasional yang tidak sesuai.

2.3 Organization 2.3.1 Pengerjaan tugas tidak sesuai dengan pembagian 2.3.2 Kerja sama buruk antar tim

2.4 Resourcing 2.4.1 Menurunnya produktivitas pekerja

2.4.2 kinerja yang kurang efisien.

(34)

LEVEL 0 LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3

2.5 Communication 2.5.1 komunikasi yang kurang baik antar individu

2.5.2 adanya perbedaan visi dalam pengerjaan tugas.

3.

COMMERCIAL RISK

3.1 Internal

procurement

3.1.1 Adanya perbedaan harga yang telah direncanakan dengan harga actual

3.1.2 Tidak efisien dalam pengadaan barang

3.2 Suppliers and vendors

3.2.1 Barang yang dijanjikan supplier tidak sesuai dengan yang didapat

3.2.2 Kendala ssaat

pendistribusian barang

3.3 Partnerships and joint ventures

3.3.1 Perselisihan antara pemanku kepentingan

3.3.2 Kerjasama yang tidak efektif dan efisien.

4. EXTERNAL RISK

4.1 Site/facilities 4.1.1 Lokasi yang tidak memadai untuk proyek

4.1.2 Kesulitan mencari lokasi yang ideal

4.2

Environmental/weathe r

4.2.1 Dampak lingkungan yang tidak terduga

4.2.2. Risiko terjadinya bencana alam

(35)

b. Perform Qualitative Risk Analysis

Tabel 11 Perform Qualitative Risk Analysis

Probability. High 2.3.1 Pengerjaan tugas tidak sesuai dengan

pembagian 4.2.1 Dampak lingkungan yang tidak terduga

2.1.1 Perencanaan dan penjadwalan yang tidak tepat.

2.2.1 Kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk diskusi bersama warga 2.2.2 Perencanaan operasional yang tidak sesuai.

3.3.2 Kerjasama yang tidak efektif dan efisien.

1.1.2 Ada risiko scope creep, di mana

persyaratan tambahan mungkin ditambahkan ke proyek tanpa evaluasi yang tepat 1.2.1 Kesulitan dalam mencari warga yang ingin berkontribusi 1.3.1 Proses pengerjaan proyek tidak sesuai dengan estimasi waktu yang telah ditentukan.

1.4.1 Sistem atau teknologi yang dibuat tidak sesuai atau tidak kompatibel.

Mediu m

1.2.2 Kesulitan mencari bahan baku atau

membuat produk.

1.5.1 Kesulitan dalam membuat desain

1.1.1 Ketidakjelasan tentang tujuan proyek 1.3.2 Terdapat kendala yang tidak terduga.

2.4.2 kinerja yang kurang efisien.

1.4.2 Kesulitan dalam perancangan ketahanan produk terhadap perubahan cuaca.

2.1.2 Harga komponen tidak sesuai dengan anggaran

2.4.1 Menurunnya produktivitas pekerja 3.1.1 Adanya

perbedaan harga yang telah direncanakan dengan harga actual

(36)

3.2.1 Barang yang dijanjikan supplier tidak sesuai dengan yang didapat

Low 1.5.2 Kesulitan merealisasikan desain yang telah dibuat.

3.2.2 Kendala ssaat

pendistribusian barang

4.1.2 Kesulitan mencari lokasi yang ideal 4.2.2. Risiko terjadinya bencana alam

2.5.1 komunikasi yang kurang baik antar individu

3.3.1 Perselisihan antara pemanku kepentingan

2.3.2 Kerja sama buruk antar tim

2.5.2 adanya

perbedaan visi dalam pengerjaan tugas.

3.1.2 Tidak efisien dalam pengadaan barang

4.1.1 Lokasi yang tidak memadai untuk proyek

Low Medium High

Negative Impact

(37)

c. Plan risk responses (Risk Register)

Tabel 12 Plan risk responses (Risk Register) No

.

Risk Event

Source of Risk (Risk Trigger) Potential Impact

Severi ty

Probabili ty

Risk Strate

gy

Action Person in Charge

1.1.

1 Ketidakjelas an tentang tujuan proyek

kurangnya komunikasi yang efektif antar team dan warga

Penundaan pengambilan keputusan dan kurangnya

dukungan yang dapat

memperlambat waktu pengerjaan dan meningkatkan biaya.

Mediu m

Medium Accept Diadakannya rapat dan evaluasi berkelanjutan antara team dan warga dengan rutin seminggu 1 kali.

Manajer proyek

1.1.

2 Ada risiko scope creep, di mana persyaratan tambahan mungkin ditambahka n ke proyek tanpa evaluasi yang tepat

Manajemen yang kurang efektif dan komunikasi yang buruk

Ketidakjelasan tujuan proyek dan terjadi penurunan efisiensi sehingga terdapat risiko penurunan kualitas hasil akhir.

High High Avoid Memberikan evaluasi yang ketat terhadap setiap tambahan persyaratan dan laporan perkembangan pada setiap progress sehingga dapat mengurangi resiko scope creep.

Manajer proyek

(38)

No .

Risk Event

Source of Risk (Risk Trigger) Potential Impact

Severi ty

Probabili ty

Risk Strate

gy

Action Person in Charge

1.2.

1 Kesulitan dalam mencari warga yang ingin berkontribus i

Kurangnya sosialisasi kepada warga dan informasi yang disampaikan tidak tersampaikan dengan jelas

Menghambat jumlah kontributor proyek sehingga dapat merugikan perencanaan proyek

High High Mitigat

e

Bekerja sama dengan perangkat desa, pemuda desa atau karang taruna untuk memperluas jangkauan sosialisasi yang dibuat menarik.

Manager Proyek

1.2.

2 Kesulitan mencari bahan baku atau

membuat produk.

Kurangnya ketersediaan bahan baku di sekitar proyek tersebut

Menyebabkan penundaan produksi dan kenaikan biaya akuisisi bahan baku yang dapat menghambat kinerja operasional secara

keseluruhan.

B Medium Accept Dilakukannya

pembelian lebih awal atau penyediaan cadangan

Project Financial Manager

1.3.

1 Proses pengerjaan proyek tidak sesuai dengan estimasi waktu yang

Manajemen waktu yang kurang baik dan ketidakpastian dalam perencanaan proyek

Dapat meningkatkan biaya proyek akibat estimasi waktu yang tidak

tepat dan

memengaruhi

High High Mitigat

e

Membuat matriks pengerjaan proyek per tiap harinya dengan penjadwalan yang realistis dan sesuai kemampuan.

Project Planning Manager

(39)

No .

Risk Event

Source of Risk (Risk Trigger) Potential Impact

Severi ty

Probabili ty

Risk Strate

gy

Action Person in Charge

telah ditentukan

kepercayaan pemangku kepentingan.

1.3.

2 Terdapat kendala yang tidak terduga.

Masalah Kesehatan yang dialami oleh pekerja

Mempengaruhi

kinerja dan

keterlibatan dalam proyek, serta mengakibatkan risiko potensial terhadap

pencapaian target

waktu dan

anggaran.

Mediu m

Medium Transfe r

Memberikan prioritas yang tinggi pada

kesehatan dan

keselamatan kerja pada pekerja, dengan adanya bantuan medis dan pertolongan pertama dengan penyediaan fasilitas kesehatan di tempat kerja

Project Risk Manager

1.4.

1

Sistem atau teknologi yang dibuat tidak sesuai atau tidak kompatibel.

Kurangnya koordinasi dan ketidakjelasan spesifikasi

Penurunan kualitas proyek,

keterlambatan waktu, dan potensi kerugian finansial yang menjadi tidak optimal dalam pengerjaan proyek

High High Mitigat

e

Memberikan

spesifikasi yang sesuai dan jelas serta diadakannya evaluasi yang melibatkan pemangku

kepentingan dalam tahap perencanaan dan validasi

Project Risk Manager

1.4. Kesulitan Kurangnya pengetahuan mengenai Hasil yang kurang High Medium Avoid Mencari informasi Project Planning

(40)

No .

Risk Event

Source of Risk (Risk Trigger) Potential Impact

Severi ty

Probabili ty

Risk Strate

gy

Action Person in Charge

2 dalam perancangan ketahanan produk terhadap perubahan cuaca.

resiko yang disebabkan oleh cuaca ekstrem

baik dan optimal karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan

mengenai resiko yang disebabkan cuaca ekstrim seperti

memahami zona

resiko, merencanakan evakuasi darurat dan mempersiapkan perlengkapan tanggap darurat.

Manager

1.5.

1 Kesulitan dalam membuat desain

Keterbatasan teknologi atau sumber daya

Tidak optimal nya kualitas produk dan tidak bisa menjelaskan produk secara rinci karena tidak tersedianya prototype

Low Medium Accept Melakukan penelitian dan menganalisis sebelum melakukan proses desain dan menggunakan

kolaborasi tim untuk meningkatkan

kreativitas dalam membuat prototype

Project Planning Manager

1.5.

2 Kesulitan merealisasik an desain yang telah dibuat.

Desain yang kompleks secara teknis

Kesulitan dalam mengimplementasi

kan desain

tersebut.

Low Low Accept Melakukan revisi

desain dan

mengevaluasi hal tersebut jika terjadinya kendala atau masalah yang muncul

Project Planning Manager

(41)

No .

Risk Event

Source of Risk (Risk Trigger) Potential Impact

Severi ty

Probabili ty

Risk Strate

gy

Action Person in Charge

2.1.

1 Perencanaan dan

penjadwalan yang tidak tepat.

Ketidakpastian dalam sumber daya dan kurangnya pengalaman dalam tim

Perencanaan dan penjadwalan yang tidak tepat dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian

proyek. Hal

Keterlambatan penyelesaian proyek dapat menyebabkan kerugian finansial, seperti biaya tambahan untuk tenaga kerja, material, dan peralatan.

Mediu m

High Mitigat

e

Melakukan

penyesuaian terhadap perencanaan dan penjadwalan yang telah

dilakukan. Penyesuaia n harus dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan

perencanaan dan penjadwalan menjadi tidak tepat.

Project Planning Manager

2.1.

2 Harga komponen tidak sesuai dengan anggaran

Biaya produksi yang meningkat dan ketidakpastian pasokan dalam pengerjaan proyek

Harga komponen tidak sesuai dengan anggaran dapat

menyebabkan peningkatan biaya produksi. Hal ini

High medium Mitigat e

Melakukan negosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga

yang lebih

rendah. negosiasi dapat dilakukan dengan menawarkan

Project Financial Manager

(42)

No .

Risk Event

Source of Risk (Risk Trigger) Potential Impact

Severi ty

Probabili ty

Risk Strate

gy

Action Person in Charge

dengan

peningkatan biaya dapat

menyebabkan penurunan

profitabilitas tim kerja

volume pembelian yang lebih besar, atau dengan membangun hubungan baik dengan

2.2.

1 Kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk diskusi bersama warga

Ketidakpastian jadwal warga Kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk diskusi bersama warga dapat menyebabkan penurunan

partisipasi warga.

Dengan itu, warga merasa bahwa waktu diskusi tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, mereka mungkin akan kurang tertarik untuk menghadiri

Mediu m

High Transfe

r

Melakukan diskusi di luar jam kerja atau di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh warga. Hal ini dapat memudahkan warga untuk menghadiri diskusi. Serta memanfaatkan waktu libur atau hari besar untuk mengadakan diskusi. Warga biasanya memiliki waktu luang yang lebih banyak pada hari libur atau hari besar.

Project Communication Manager

Gambar

Gambar 1. 1 Buis Beton (Sumur)
Gambar 1. 2 Spiral Mixer
Gambar 1. 3 Batang Spiral Mixer
Gambar 1. 4 Penutup Lubang Biopori 5. Berikut merupakan hasil akhir dari pembuatan lubang biopori.
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait