• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOBILITAS SOSIAL PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

N/A
N/A
Alfi Roudhotus

Academic year: 2024

Membagikan "MOBILITAS SOSIAL PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PENULIS JURNAL CARAKA _____________________________________

MOBILITAS SOSIAL PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

Alfi Roudhotus Syarifah 0281

Bimbingan Konseling Universitas Teknologi Yogyakarta Email:

alfi.5201211028@student.uty.ac.id

Erisa Nuradhani Pramesti 0072

Bimbingan Konseling Universitas Teknologi Yogyakarta Email: erisa.5201211007@student.uty.ac.id

Eva Dwi Kurniawan3 Universitas Teknologi Yogyakarta Email: Evadwi.kurnia@staff.uty.ac.id

ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mobilitas sosial tokoh utama dalam Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mobilitas tokoh utama. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah studi kepustakaan, teknik catat, dan instrumen penelitian. Metode analisis data digunakan analisis dekskriptif selanjutnya data disajikan dalam bentuk tekstual. Setelah dianalisis menunjukkan bahwa tokoh utama mengalami fenomena mobilitas sosial yang terjadi kepada dirinya dalam novel Gadis Pantai.

Terdapat dua aspek ditinjau dari teori mengenai mobilitas sosial yang diungkapkan oleh Martin Lipset dan Hans Zetterberg. Adapun ditinjau dari teori Ralph Turner bentuk mobilitas sosial yang terjadi pada kehidupan Gadis Pantai adalah mobilitas sosial vertikal.

Kata kunci: Mobilitas Sosial, Tokoh, Novel ABSTRACT

The problem studied in this study is the social mobility of the main character in the Novel Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer. This research was conducted to determine the mobility of the main character. This research is a type of qualitative research. The methods used for data collection are literature studies, recording techniques, and research instruments. The method of data analysis is used descriptive analysis furthermore the data is presented in textual form. After analysis, it shows that the main character experienced the phenomenon of social mobility that happened to him in the novel Beach Girl. There are two aspects in terms of the theory of social mobility expressed by Martin Lipset and Hans Zetterberg. As for Ralph Turner's theory, the form of social mobility that occurs in the life of the Beach Girl is vertical social mobility.

Keywords:

Social Mobility, Figure, Novel

(2)

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan setiap masayarakat pasti mengalami perubahan- perubahan dalam berbagai aspek, salah satunya adalah perubahan sosial.

Seperti yang diungkap oleh Moore (dalam Putri, Diana, 2019) mengatakan perubahan sosial merupakan suatu perubahan yang penting dan terjadi pada struktur sosial, seperti pola perilaku dan sistem interaksi sosial yang didalamnya termasuk perubahan mengenai norma, nilai, dan fenomena kultular. Diperkuat pula oleh Giddens (Pattinasarany, 2016:31) yang mendefinisikan mobilitas sosial sebagai pergerakan individu-individu dan pergerakan kelompok diantara kelompok sosial- ekonomi yang berbeda. Artinya, individu dan kelompok yang dimaksud mengalami perpindahan dalam posisi sosial ekonomi yang berbeda. dalam hal ini pula Pattinasarany (2016:35-45) mengkategorikan dua hal yang dapat menjadi gambaran, yakni dari jenis-jenis mobilitas sosial baik vertikal maupun horizontal. Dan faktor-faktor mobilitas sosial seperti pendidikan, kesempatan, latar belakang keluarga, dan modal sosial. Dua hal tersebut merupakan aspek yang menjadi pembeda adanya sebuah mobilitas sosial yang dapat dilihat dari sebuah karya sastra ataupun sebuah karya yang diadaptasi dari karya sastra.

Karya sastra merupakan hasil seni kreatif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan khayalan, karangan, sesuatu yang tidak ada dan tidak benar- benar terjadi sehingga kebenarannya tidak ada didunia nyata. Karya sastra juga merupakan ungkapan pribadi, berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kehidupan dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Salah satu bentuk dari karya sastra adalah novel (Darmawan, 2019) Beberapa karya sastra yang berbentuk novel memiliki aspek-aspek sosial. Salah satunya adalah novel Gadis Pantai yang mengalami fenomena mobilitas sosial yang terjadi kepada si tokoh utama dalam novel Gadis Pantai. Terdapat dua aspek ditinjau dari teori mengenai mobilitas sosial yang diungkapkan oleh Martin Lipset dan Hans Zetterberg.

Novel gadis pantai menceritakan seorang anak nelayan yang berusia 14 tahun yang berasal dari desa yang berada di kota Rembang, Jawa Tengah.

Dinikahkan karena keadaan ekonomi, kepada seorang priyayi yang dipanggil dengan sebutan Bendoro. Setelah dua tahun pernikahan gadis pantai mengandung bayi perempuan yang cantik tetapi bayi tersebut bukan bayi yang diharapkan Bendoro karena Bendoro mengharapkan bayi laki-laki. Kemudian ayah dari gadis pantai dipanggil ke istana yang ternyata untuk menyampaikan

(3)

pesan bahwa Bendoro meminta sang ayah membawa pulang gadis pantai ke kampung halaman dengan syarat sang bayi tetap bersama Bendoro. Sang ayah merasa kecewa begitupun dengan gadis pantai yang merasa malu sehingga ia memutuskan untuk tidak pulang kekampung halamannya dan memutuskan untuk bersembunyi ke kota Blora. (Yulia, 2013)

Teori mobilitas sosial yang diungkapkan oleh Martin Lipset dan Hans Zetterberg memfokuskan mengenai penyebab terjadinya sebuah mobilitas sosial dikalangan masyarakat. Dalam teori ini mobilitas sosial disebabkan oleh dua aspek yakni, adanya supply atau pasokan dari posisi status yang tidak terisi, dan terjadinya perubahan peringkat. Adapun teori lain yang kami jadikan acuan adalah teori dari Ralph Turner yang mengungkapkan bahwa bentuk mobilitas dibagi menjadi dua. Yakni bentuk mobilitas vertikal dan horizontal. Mobilitas horizontal ialah gerakan individu atau kelompok dalam ruangan geografik (migrasi). Sedangkan mobilitas vertikal ialah gerakan individu turun-naik dalam tangga kemasyarakatan. (S. Nasution, Sosiologi Pendidikan., 39)

a. Mobilitas Vertikal

Dalam tiap masyarakat terdapat mobilitas sosial atau perpindahan golongan yang cukup banyak. Orang naik atau turun statusnya dalam berbagai sistem status dalam masyarakat yang didasarkan atas golongan sosial, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan lain sebagainya. perpindahan status sosial orang dari suatu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi disebut mobilitas sosial vertikal. Mobilitas ini berarti bahwa individu itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan sebelumnya.

b. Mobilitas Horizontal

Perubahan individu maupun kelompok selaku objek sosial menuju kelompok sosial lainnya yang sederajat dapat dikatakan sebagai mobilitas sosial horizontal. Maksud sederajat disini adalah tidak ada perubahan yang terjadi di dalam derajat kedudukan seseorang tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fenomena mobilitas sosial yang dialami tokoh utama pada novel Gadis Pantai. Tetapi dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan terhadap mobilitas vertikal yang terjadi pada tokoh utama novel Gadis Pantai krya Pramoedya Ananta Toer. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terkait mobilitas sosial pada tokoh utama dalam karya sastra diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan oleh Eka Putra Prasteyo, Ahada Wahyusari, dan Legi Elfitra dengan judul penelitian: FAKTOR-FAKTOR MOBILITAS

(4)

SOSIAL DALAM NOVELSURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA pada tahun 2022 dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu simak dan catat.

Kemudian penelitian kedua dilakukan oleh Ahwan Fanani dengan judul penelitian IDENTITAS DAN MOBILITAS SOSIAL PRIYAYIDALAM NOVEL PARA PRIYAYIKARYA UMAR KAYAM pada tahun 2017. dengan menggunakan sosiologi sastra dengan berpijak dari teks dan bergerak kepada pemahaman dimensi luar teks atau sebaliknya. Damono (2013: 2-3)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah meode deskripif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif merupakan prosedur pemecahan masalah yang menggambarkan suatu keadaan subjek atau objek peelitian (novel, drama, cerita pendek, dan puisi). Adapun yang diungkapkan oleh (Mleong, 2011:4) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orag dan perilaku yang dapat diamati.

Adapun data penelitian ini bersumber pada sebuah teks novel yang berjudul Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dan dalam bentuk verbal, yaitu berwujud frasa atau kalimat. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tindakan dan kata-kata dan tidak menekankan pada angka- angka. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan fenomena yang terjadi dalam novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer.

Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Moleong (2017:6) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

Pada Metode Penelitian, Alat-alat kecil dan bukan utama (sudah umum berada di lab, seperti: gunting, gelas ukur, pensil) tidak perlu dituliskan, tetapi cukup tuliskan rangkaian peralatan utama saja, atau alat-alat utama yang digunakan untuk analisis dan/atau karakterisasi, bahkan perlu sampai ke tipe dan akurasi; Tuliskan secara lengkap lokasi penelitian, jumlah responden, cara mengolah hasil pengamatan atau wawancara atau kuesioner, cara mengukur tolok ukur kinerja; metode yang sudah umum tidak perlu dituliskan secara detail, tetapi cukup merujuk ke buku acuan. Prosedur percobaan harus dituliskan dalam bentuk kalimat berita, bukan kalimat perintah.

(5)

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri untuk mempermudah dan menunjang kelancaran penelitian, maka digunakan instrumen penelitian berupa kisi-kisi pada data yang sesuai dengan mobilitas sosial tokoh utama gadis pantai dalam novel ‘’Gadis Pantai’’ karya Pramoedya Ananta Toer. Kisi-kisi yang digunakan bertumpu pada dua aspek yang dikemukakan lipset dan zitterberg yakni adanya supply atau pasokan dari posisi status yang tidak terisi, dan terjadinya perubahan peringkat serta ditinjau pula dari bentuk mobilitasnya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Analisis Tekstual. Analisis Tekstual adalah kajian yang membahas isi dan makna serta perwatakan yang berkaitan dengan alur cerita secara keseluruhan (Endraswara, 2008: 105).

Proses pengumpulan data penelitian dilakukan melalui tahapan (1) membaca keseluruhan teks novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer secara berulang-ulang agar dapat memahami isi novel, (2) observasi terhadap isi cerita dari novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer yang berkitan dengan mobilitas sosial tokoh utama gadis pantai, (3) peneliti mengklasifikasi data sesuai dengan permasalahan, yaitu dengan data yang berkaitan dengan mobilitas sosial tokoh utama yang ditinjau dari dua aspek yang dikemukakan oleh lipset dan zitterberg yakni adanya supply atau pasokan dari posisi status yang tidak terisi, dan terjadinya perubahan peringkat, (4) membaca dan memahami buku-buku referensi yang dianggap relevan.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menginterpretasikan data mobilitas sosial dalam teks novel. Interpretasi sendiri merupakan proses membaca dan menjelaskan teks yang lebih sistematis dan lengkap (Endraswara, 2008: 74). Interpretasi memerlukan indikator data yang jelas, seperti fakta-fakta mobilitas dan fakta-fakta yang ditafsirkan sehingga dapat membentuk keutuhan makna yang dapat dipertanggung jawabkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa temuan terkait mobilitas sosial yang terjadi pada tokoh utama novel Gadis Pantai berdasarkan teori Martin Lipset dan Hans Zetterberg.

1. Supply dari posisi status yang tidak terisi

(6)

Supply dari poisi status sosial yang tidak terisi dalam novel Gadis Pantai menceritakan mengenai perjodohan antara gadis pantai dan bendoro dikarenakan faktor ekonomi keluarga gadis antai pada saat itu, yang memang sedang mengalami kesulitan dari segi ekonomi. Orang tuanya menjodohkan gadis pantai dan bendoro dengan harapan agar gadis pantai mendapakan kehidupan yang lebih baik lagi daripada orangtuanya. Seperti pada kutipan dibawah ini.

‘’ Biarkan dia pak, biarkan” Dan dokar berjalan lagi.”

‘’ Bapakmu benar, nak. Mana ada oran tua mau melemparkan anaknya pada singa? Dia ingin kau senang seumur hidup, nak. Lihat aku, nak, dari kecil sampai setua ini, tidak pernah punya kain seperti yang kau pakai.”

‘’ Ambil ini untuk mak.”

“Aku dan bapakmu banting tulang biar kau rasakan pakai kain, pakai kebaya, kalung, anting seindah itu. Dan gelang ular itu…, sekarang emak terhenti berbicara, menahan sedan. Kemudian menerusakan. “Uh-uh-uh, tak pernah aku mimpi anakku pernah mengenakannya.” Dan sekarang meledak tangisnya yang tak tertahan” (Toer, 2003: 3)

Adapun kutipan pada novel Gadis Pantai yang menunjukkan Supply dari poisi status sosial yang tidak terisi adalah mobilitas sosial yang dialami tokoh utama pada novel Gadis Pantai yaitu perubahan aktivitas keseharian gadis pantai.

Seperti pada kutipan novel dibawah ini.

‘’ ia telah banyak dan sering meninggalkan kamar, jalan-jalan seorang diri si sore hari di kebun belakang, bicara dengan sanak kerabat suaminya yang mengabdikan diri, dan bersekolah di pagi hari serta mengaji di malam hari, dengan para bujang, kadang dengan tetangga. Dan dalam setahun itu ia tidak pernah menginjakan kaki diruang depan ataupun tengah, apalagi memasuki kamar-kamarnya, terkecuali khalwat. Ada suatu kekuasaan yang tidak memperkenankannya. Tak ada orang menyampaikan ini kepadanya tapi aturan dan ketentuan yang berlaku ia rasai dengan sendiri saja” (Toer, 2003: 58)

2. Terjadinya pergantian peringkat

Seperti yang terdapat dalam kutipan novel dibawah ini yang menceritakan mengenai mobilitas sosial yang dialami tokoh utama pada novel Gadis Pantai, yaitu pergantian peringkat sosial yang dialami gadis pantai dari gadis biasa yang

(7)

tinggal di desa kini dia bisa tinggal di gedung besar dan tidak perlu mengerjakan hal-hal orang banyak lakukan.

“Sst. Jangan nangis. Jangan nangis. Hari ini kau jadi istri pembesar.’’

Ia tak tahu apa yang di hadapinya. Ia hanya tahu ia kehilangan seluruh dunianya. Kadang dalam ketakutan ia bertanya mengapa tak boleh tinggal dimana ia suka, diantara orang-orang tersayang dan tercinta, di bumi dengan pantai ombaknya yang amis.

‘’Sst. Jangan nangis. Mulai hari ini kau tinggal digedung besar, nak. Tidak lagi digubuk. Kau tidak lagi buang air besar di pantai. Kau tak lagi menjahit layar dan jala, tapi sutera, nak. Sst, ssst. Jangan nangis’’ (Toer, 2003: 2)

Terdapat hasil lain pula yang ditinjau dari teori ralph Turner terkait dengan bentuk mobilitas sosial: mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.

Adapun dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer peneliti lebih memfokuskan pada bentuk mobilitas sosial vertikal seperti yang ditemukan dalam paragraf berikut:

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer dapat disimpulkan bahwa

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu matakuliah bahasa indonesia Eva Dwi Kurnia yang telah memberikan pengarahan dengan baik, sehingga penelitian ini bisa dilakukan dan terlaksana dengan baik. Serta rekan kelompok yang telah memberikan kerjasama dengan baik selama proses penelitian berlangsung.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan,Bandung : Bumi Aksara, 1983

Damono, Sapardi Djoko. 2013. Sastra Bandingan. Ciputat: Editum.

Robert Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : Rineka Cipta, 1991.

Deutsch, Karl W. 1961. “Social Mobilization and Political Development.” The American Political Science Review Vol. 55. No. 3 (September)

Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakary

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Gambaran Pemikiran Pramoedya Ananta Toer Terhadap Unsur Religi Melalui Tokoh-Tokoh dalam Novel Gadis Pantai

4.5 Kelayakan Citra Perempuan dalam Roman Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia di SMA ..... Kisi Pengembangan Ancangan

This research discusses two novels with similarities of Javanese cultural background, Para Priyayi by Umar Kayam and Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer.

Pandangan dunia tokoh marginal dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dan implikasinya pada pembelajaran Satra di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Penelitian ini mengkaji novel Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer dengan pendekatan sosilogi sastra. Sementara teori yang digunakan untuk menganalisis adalah

psikologi sastra pada tokoh utama dari dalam novel Midah, Simanis Bergigi Emas. karya Pramoedya

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan dan memahami ideologi Pramoedya Ananta Toer yang terdapat dalam trilogi novel Gadis Pantai, Larasati, dan Panggil Aku Kartini

Skripsi yang berjudul Kajian Sosial dalam Novel Bumi Manusia karya.. Pramoedya Ananta Toer terdiri dari 4 (empat)