• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BISNIS DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)

N/A
N/A
Jihan Mahira

Academic year: 2024

Membagikan "MODEL BISNIS DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL BISNIS DENGAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dosen Pengampu Hari Kusuma Satria Negara, S.E., M.Acc., Ak.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Putri Khadijah (142230003) Aprilia Handayani W.P.T. (142230014) Ajeng Marlita R.D. (142230025) Naila Anggraeni (142230036) Jihan Mahira Safitri (142230047)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan begitu banyak sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Model Bisnis dengan Business Model Canvas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kewirausahaan semester dua program studi Akuntansi yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kewirausahaan Bapak Hari Kusuma Satria Negara, S.E., M. Acc., Ak.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan pihak yang telah membacanya. Kami berharap dengan terselesaikannya makalah ini yang meskipun masih jauh dari kesempurnaan, dapat menambah wawasan dan menjadi jalan menuju prestasi yang lebih baik. Serta kami mendoakan semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Yogyakarta, 12 Maret 2024

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

L

atar Belakang

Dalam era bisnis yang terus berubah dan berkembang pesat, pemahaman yang mendalam tentang model bisnis menjadi kunci untuk keberhasilan perusahaan.

Business Model Canvas (BMC) adalah alat yang efektif untuk merancang, menganalisis, dan mengkomunikasikan model bisnis secara komprehensif. Namun, terdapat kebutuhan untuk memahami BMC secara menyeluruh, termasuk definisi, elemen, contoh, dan langkah-langkah praktis dalam membuatnya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk menyoroti pertanyaan- pertanyaan mendasar seputar BMC, seperti apa itu BMC, apa saja elemen-elemennya, dan bagaimana cara membuatnya. Dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan ini, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas dan komprehensif tentang BMC kepada pembaca.

Sementara itu, tujuan penelitian adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang BMC kepada pembaca. Hal ini mencakup pemahaman tentang model bisnis secara umum, elemen-elemen kunci dari BMC, contoh-contoh penerapannya dalam berbagai industri, dan langkah-langkah praktis dalam membuat BMC yang efektif. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pengusaha, pemimpin bisnis, dan praktisi bisnis dalam merancang, mengelola, dan mengembangkan model bisnis yang sukses dan berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Business Model Canvas (BMC)?

2. Apa saja elemen dan contoh Business Model Canvas (BMC)?

3. Bagaimana cara membuat Business Model Canvas (MBC) ? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui model bisnis dengan Business Model Canvas (BMC).

2. Untuk mengetahui elemen dan contoh dalam Business Model Canvas (BMC).

3. Untuk mengetahui langkah-langkah membuat Business Model Canvas (BMC).

(4)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Makalah ini dapat menjadi sumber literatur dalam manambah pengetahuan mengenai model bisnis dengan Business Model Canvas (BMC).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam bidang penelitian untuk menyusun kerangka ilmiah.

b. Bagi Pembaca, Penulis berharap hasil dari makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Business Model Canvas (BMC)

Business Model Canvas (BMC) adalah sebuah metode atau alat yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan atau organisasi dijalankan. Melalui BMC perusahaan dapat menciptakan, memberikan, dan menangkap suatu nilai tertentu yang nantinya diterapkan dalam sebuah model bisnis sehingga mampu menghasilkan kinerja yang optimal.

Business Model Canvas dikenalkan pertama kali oleh Alexander Osterwalder pada tahun 2010 dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. BMC menggambarkan sebuah model bisnis menjadi lebih sederhana, relevan, dan tentunya memudahkan penggunanya untuk memahami, tetapi juga tidak menyederhanakan kesulitan dan kerumitan bagaimana cara bekerja sebuah perusahaan.

Business Model Canvas dapat digunakan untuk semua lini bisnis tanpa terbatas sektor usahanya. BMC sangat membantu untuk mempercepat proses analisa kekuatan dan kekurangan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan, maka analisa kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat. Manfaat dari BMC ini bisa menjabarkan, menganalisis, dan merancang secara kreatif dan inovatif dalam upaya membentuk, memberikan, dan menangkap dimensi pasar dan mendongkrak permintaan dengan cara menginovasi sebuah nilai.

Business Model Canvas digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukan logika bagaimana sebuah perusahaan beroperasi. Sembilan blok ini terdiri dari customer segments, value proposition, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure. Canvas kemudian menjadi bahasa bersama dan menjadi alat yang sangat berguna bagi para pemangku kepentingan ketika berbicara terkait model bisnis.

B. Elemen dan Contoh Business Model Canvas (BMC)

Business Model Canvas merupakan pendekatan model kanvas yang berisi Nine Building Blocks atau sembilan blok kosong yang memudahkan para pelaku bisnis ketika ingin membangun bisnis mereka serta mengembangkannya. Adapun penjelasan dari elemen-elemen Nine Building Blocks dari Business Model Canvas (BMC) adalah sebagai berikut:

a. Customer Segments (CS)

(6)

Customer segment atau segmen pelanggan adalah pihak yang menggunakan jasa/produk dari organisasi dan mereka yang berkontribusi dalam memberikan penghasilan bagi organisasi. Umumnya, pelanggan adalah pihak yang membayar langsung atas jasa/produk yang dibelinya. Customer segmen adalah kelompok orang atau organisasi yang dituju oleh perusahaan untuk dilayani. Termasuk juga pelanggan adalah para pengguna atau penikmat, yang bukan pembeli memberikan pendekatan langsung, tetapi perusahaan harus memperhatikan kemauan dan keinginan mereka.

Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat memberi keuntungan), tidak ada satupun perusahaan yang dapat bertahan dalam waktu yang lama.

Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen yang berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku, atau atribut lain.

Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan, besar ataupun kecil. Suatu perusahaan harus memutuskan kepada segmen mana yang akan dilayani dan mana yang tidak. Setelah itu, sebuah perusahaan barulah dapat merancang model bisnis secara hati-hati dan dengan pemahaman yang tepat mengenai kebutuhan spesifik pelanggan.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat menentukan Customer Segments pada bisnis Anda:

- Untuk siapa kita memecahkan masalah?

- Siapa orang yang akan menghargai Value Proposition saya?

- Apakah Value Proposition saya menarik bagi pria/wanita atau bahkan keduanya?

- Apakah Value Proposition saya menarik bagi orang berusia 20 hingga 30 tahun atau remaja?

- Apa karakteristik dari orang yang mencari Value Proposition saya?

Hal lain yang perlu untuk diukur dan dipahami adalah ukuran market bisnis Anda, dan berapa banyak orang di Customer Segment. Hal ini akan membantu Anda memahami pasar dari perspektif mikro dan makro. Tempat yang tepat untuk mulai memahami pelanggan Anda adalah dengan membuat persona pelanggan untuk setiap Customer Segments anda.

b. Value Propositions (VP)

Value Propositions adalah satu keunikan yang menentukan mengapa produk atau jasa tersebut pantas dipilih oleh pelanggan. Value propositions ini memberi tawaran untuk memecahkan masalah pelanggan atau semaksimum mungkin memenuhi keinginan pelanggan.

Value proposition adalah nilai (atau manfaat) yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.

Manfaat ini terwujud dalam bentuk sekumpulan produk atau jasa. Bagi pelanggan, value proposition terwujud dalam bentuk pemecahan masalah yang dihadapi atau terpenuhinya kebutuhan. Value propositions-lah yang menjadi alasan mengapa pelanggan memilih produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dan bukan produk atau jasa perusahaan lain.

(7)

Beberapa Value proposition menjadi inovatif dan mewakili sebuah penawaran baru atau justru mengubah penawaran yang sudah ada. Value proposition lain mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan. Value proposition menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui paduan elemen-elemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat bersifat kuantitatif (misalnya harga atau kualitas layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman pelanggan).

Tips: Cara yang baik untuk melakukan pendekatan ini bagi pengguna/ pelanggan adalah dengan melihat segmen pelanggan Anda dan mencari tahu di mana produk/ layanan Anda memecahkan masalah bagi pelanggan, berdasarkan Hierarki Kebutuhan Maslow. Jika Anda menjual produk atau layanan ke bisnis lain, Anda adalah mitra kunci bagi mereka untuk mencapai Value Proposition untuk konsumennya. Penting untuk memiliki konteks seputar tujuan yang ingin dicapai perusahaan untuk Customer Segments mereka dan di mana bisnis/

produk/ layanan Anda sesuai dalam value chain.

c. Channels (CH)

Channels yaitu elemen yang menyatakan bagaimana organisasi berkomunikasi dengan pelanggan segmennya dan menyampaikan value proposition-nya. Komunikasi, distribusi, dan saluran penjualan adalah factor-faktor yang memungkinkan perusahaan berinteraksi dengan pelanggannya. Channels menggambarkan interaksi dengan pelanggan dan berperan penting dalam proses yang dialami oleh pelanggan. Channels meliputi cara-cara meningkatkan kesadaran (awareness), memudahkan pelanggan menilai, membantu pelanggan membeli produk atau jasanya, menyampaikan produk atau jasanya,dan memberi bantuan purnajual.

Channels adalah wadah untuk berkomunikasi dan menjangkau pelanggan untuk menyampaikan value proposition yang ditawarkan.

Channels merupakan saluran pemasaran yang dapat diartikan juga kegiatan yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Channels merupakan titik utama pelanggan yang memainkan peranan penting dalam pengalaman pelanggan.

Pertanyaan bagus untuk ditanyakan saat mengidentifikasi channels untuk menjangkau pelanggan Anda adalah:

- Bagaimana cara memberi tahu customer segment tentang value proposition dari bisnis kita?

- Dimana pelanggan kita? Apakah mereka ada di media sosial?

- Apakah mereka sedang mengendarai mobil dan mendengarkan radio?

- Apakah mereka ada di acara atau konferensi?

- Apakah mereka menonton TV?

Contoh dari channels:

- Media sosial

- Surat elektronik (email marketing) - Networking

(8)

- SEM (Search Engine Marketing) - SEO (Search Engine Optimisation) - Viral Marketing

- Blogging

- Penjualan dan promosi untuk komisi - Afiliasi

- Iklan sosial

d. Customer Relationships (CR)

Customer relationships adalah pembinaan hubungan dengan pelanggan bertujuan untuk mendapatkan pelanggan baru (akuisisi), mempertahankan pelanggan lama (retention), dan menawarkan produk atau jasa lama dan baru pada pelanggan lama. Customer Relationships menggambarkan jenis hubungan yang dibangun perusahaan dengan segmen pasar tertentu.

Value propositions yang baik, penetapan customer segments yang tepat, dan channels yang bagus, tidak akan banyak membantu perusahaan menciptakan value streams, apabila Customer Relationships tidak didesain dengan baik. Customer relationship menerangkan hubungan antara pelanggan dengan organisasi dalam segmentasi yang spesifik di dalamnya. Organisasi harus jelas memberikan tujuan utama dari Customer Relationship, apakah tujuan itu untuk mendapatkan pelanggan baru organisasi atau hanya untuk mempertahankan dan mendatangkan pelanggan baru.

Jadi, apakah bisnis Anda bertemu langsung dengan mereka? Atau lewat telepon? Ataukah bisnis Anda sebagian besar dijalankan secara online sehingga hubungannya juga akan online?

Beberapa contohnya adalah:

- Secara langsung - Online

- Acara - Telepon

Langkah yang akan membantu adalah membuat User Journey Map dari pelanggan saat mereka berinteraksi dengan bisnis Anda. User Journey Map akan membantu memperjelas poin keterlibatan antara Anda dengan pelanggan serta cara yang digunakan untuk berhubungan dengan pelanggan Anda. Hal tersebut juga akan membantu Anda mulai mendefinisikan operasi Anda sebagai bisnis dan juga membantu mengidentifikasi peluang untuk otomatisasi.

e. Revenue Streams (RS)

Revenue streams (aliran pendapatan) adalah sebuah proses perusahaan untuk mendapatkan uang yang diperoleh dari setiap pelanggan yang mereka miliki per-segmen. Aliran dana inilah yang memungkinkan organisasi tetap hidup. Perusahaan harus mengetahui apa yang membuat pelanggan mau untuk membayar dan tahu cara pembayaran yang disukai oleh pelanggan.

Selain itu, perusahaan harus bertanya pada diri sendiri, untuk apakah nilai dari segmentasi pelanggan yang benar-benar bersedia untuk membeli? Dengan berhasilnya menjawab

(9)

pertanyaan tersebut maka memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan satu atau lebih revenue streams dari masing-masing pelanggan.

Penting juga untuk memahami harga bisnis Anda sesuai dengan pain of purchase customer sebagai alat untuk menyelesaikan masalah bagi pelanggan Anda. Tapi bagaimana bisnis Anda mendapatkan penghasilan? Terdapat banyak revenue stream yang bisa diaplikasikan:

- Pay per product (pay per view) - Biaya layanan

- Fixed rate - Subscription - Dividen - Referral - Freemium

f. Key Resources (KR)

Key Resource menggambarkan aset-aset terpenting yang menentukan keberhasilan pengoperasiannya model bisnis. Aset-aset berharga inilah yang memungkinkan organisasi mewujudkan value propositions yang dijanjikannya kepada pelanggan dengan baik. Sumber daya kunci ini dapat berupa sumber daya fisik (bangunan, kendaraan, peralatan), uang, asset intelektual (merek, hak cipta, paten, data base pelanggan), dan sumber daya manusia. Dari keempat sumber daya ini, sumberdaya intelektual merupakan salah satu asset yang sangat penting karena sulit ditiru. Key Resource adalah sumber daya yang memungkinkan organisasi menjalankan key activities untuk menawarkan value proposition, menjangkau pasar, menjaga hubungan dengan segmen pelanggan, dan menghasilkan uang.

Key resource artinya sumber daya yang dibutuhkan bisnis Anda untuk berbisnis.

Sumber daya ini adalah apa yang dibutuhkan secara praktis untuk melakukan tindakan/

aktivitas bisnis Anda:

- Ruang kantor - Komputer - Hosting - Orang (staf) - Koneksi internet - Mobil

- Listrik

g. Key Activities (KA)

Key Activities adalah kegiatan yang menentukan keberhasilan suatu model bisnis.

Seperti juga halnya dengan key resource, key activities berperan penting dalam mewujudkan value prepositions. Key Activities merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan organisasi untuk me-stream pembuluh darahnya. Setiap revenue streams memiliki mekanisme harga yang berbeda, seperti harga yang sudah ada pada daftar harga, tawar-menawar, lelang, ketergantungan asar, ketergantungan volume, atau pengelolaan hasil.

(10)

Pernyataan hal yang perlu untuk dipersiapkan:

- Aktivitas apa yang dilakukan bisnis dalam mencapai value proposition bagi pelanggan?

- Sumber daya apa yang digunakan?

- Bagaimana waktunya?

- Bagaimana keahliannya?

- Bagaimana distribusi produknya?

- Bagaimana pengembangan teknisnya?

- Bagaimana strateginya?

- Tindakan apa yang diperlukan dilakukan untuk mencapai value exchange?

Contoh:

- Consulting - Designing

- Pengembangan web - Baking

- Driving

h. Key Partnerships (KP)

Key Partnerships atau kemitraan kunci merupakan mitra kerja sama mengoperasikan organisasi. Organisasi membutuhkan kemitraan ini untuk berbagai motif yang umumnya seperti penghematan karena tidak tercapainya ekonomi skala, mengurangi risiko, memperoleh sumber daya atau pembelajaran. Kemitraan adalah kesempatan kerja sama yang diprakarsai secara sukarela antara dua atau lebih perusahaan yang independen untuk menyelesaikan proyek tertentu atau aktivitas bersama sama secara spesifik dengan mengkoordinasikan kemampuan, sumber daya, dan/atau kegiatan yang diperlukan.

Gambaran dari Key Partners yakni 'jika bisnis saya tidak dapat mencapai value proposition sendirian, siapa lagi yang perlu saya andalkan untuk melakukannya?' Contohnya adalah 'jika saya menjual bahan makanan kepada pelanggan, saya mungkin memerlukan pembuat roti lokal untuk menyediakan roti segar ke toko saya'. Mereka adalah mitra kunci untuk mencapai value yang dijanjikan bisnis saya kepada pelanggan.

i. Cost Structure (CS)

Cost Structure atau struktur biaya menggambarkan semua biaya yang muncul sebagai akibat dioperasikannya model bisnis ini. Semua upaya untuk mewujudkan Value Proposition melalui channels yang tepat, dan Key Resources yang andal, semuanya membutuhkan biaya.

Struktur biaya dipengaruhi oleh strategi perusahaan yang dipilih, apakah mengutamakan biaya rendah atau mengutamakan manfaat istimewa.

Membangun dan mendapatkan nilai, menjaga hubungan dengan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan dari semua yang dikenakan biaya. Beberapa komponen biaya dapat dihitung setelah perusahaan mengetahui key resources, key activities, dan key partnerships.

(11)

Biaya yang dapat dikatakan baik ketika aktivitas, sumber daya utama, serta kemitraan sudah ditentukan sebelumnya sehingga biaya atau pengeluaran stabil dan dapat dihitung dengan baik.

(Muchlisin Riadi, 2022) (Julio@tutorkuid.com, no date)

Cost Structures bisnis Anda didefinisikan sebagai biaya moneter operasi bisnis. Berikut hal yang perlu diperhatikan :

- Berapa biaya untuk mencapai key activities bisnis saya?

- Berapa biaya key resources dan key partnerships saya?

- Berapa biaya untuk mencapai value proposition bagi pelanggan/ pengguna saya?

- Apakah terdapat biaya tambahan untuk menjalankan bisnis?

- Bagaimana hukumnya?

- Bagaiamana pertanggungjawabannya?

- Berapa biaya bisnis saya?

- Berapa opportunity cost dalam menjalankan bisnis Anda?

(Luarsekolah, no date) Contoh Business Model Canvas

1. Contoh BMC dalam Bisnis Makanan

Bisnis makanan kini makin berkembang seiring minat masyarakat untuk mencoba berbagai jenis makanan. Satu di antara brand makanan populer yang memiliki BMC berkualitas adalah McDonald's.

Dua customer segment McDonald's, yaitu konsumen secara langsung dan franchise. Value proposition McDonald's adalah menyediakan makanan cepat saji, murah, dan enak untuk konsumen. Value proposition McDonald's lainnya adalah membangun franchise untuk mendapat profit lebih tinggi.

2. Contoh BMC dalam Bisnis Minuman

Selain industri makanan, industri minuman memiliki peluang yang besar untuk berkembang. Anda hanya perlu membuat bisnis minuman unik dan enak dengan harga terjangkau sesuai target konsumen yang sudah ditentukan. Sebelum membuatnya sendiri, Anda bisa mempelajari BMC bisnis minuman dari brand Boba Bobi. Seperti namanya, brand satu ini menjual minuman boba yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri sehingga bisa dibedakan dengan kompetitor lainnya. Value Propositions dalam BMC Boba Bobi adalah menyajikan minuman dan es krim boba dengan berbagai varian rasa alami boba.

3. Contoh BMC dalam Bisnis Fashion

Bisnis dalam bidang fashion juga banyak diminati orang. Contoh bisnis dalam bidang fashion adalah menjual berbagai jenis baju, celana, hingga sepatu. Jika ingin berbisnis sepatu maka Anda bisa mencontoh BMC yang dibuat oleh Nike, brand sepatu populer di dunia. Nike menjalankan metode penjualan dan pemasaran yang unik sehingga efektif untuk mempertahankan pelanggan lama bahkan menarik minat pelanggan baru.

(12)

Selain itu, berbagai inovasi yang Nike terapkan di proses bisnisnya membuat Nike berhasil mempertahankan reputasi brand. Key activities yang menjadi fokus Nike adalah proses penjualan, product development, dan juga desain. Nike bahkan bekerja sama dengan pabrik dan tim riset khusus di bidang olahraga serta ilmiah sebagai key partners.

4. Contoh BMC dalam Bisnis Transportasi Online

Gojek sebagai satu di antara brand transportasi online juga menerapkan bisnis model canvas. Customer segment dan target pasar yang ditargetkan Gojek berupa generasi yang menyukai layanan serba praktis menggunakan internet, seperti pelajar dan pekerja kantor.

Gojek menawarkan kemudahan dan kecepatan akses transportasi secara online kapan saja dan di mana saja sebagai value proposition.

Bisnis Gojek didukung elemen channel berupa internet sebagai saluran pemasaran.

Misalnya, media sosial, paid media, paid marketing, dan lain sebagainya. Sumber daya atau key resource yang digunakan Gojek berupa aplikasi, seperti Google Maps, infrastruktur VPS maupun cloud server yang memadai, aplikasi Gojek, dan lain sebagainya.

5. Contoh BMC dalam Bisnis Retail

BMC yang dimiliki oleh Walmart termasuk ke dalam bisnis retail. Walmart memiliki target utama berupa mass market dan low income audiens. Sasaran Walmart tersebut sesuai value proposition menyediakan berbagai macam kebutuhan harian yang dijual dengan harga murah serta terjangkau. Walmart juga bekerja sama dengan key partners berupa berbagai supplier dari seluruh dunia.

6. Contoh BMC dalam Bisnis Hiburan

Satu di antara BMC yang bisa dijadikan referensi adalah BMC dari Netflix sebagai satu di antara perusahaan penyedia platform streaming terbesar. Value proposition utama Netflix berupa customer experience berupa kesempatan agar konsumen dapat mengakses film, serial, dan berbagai tontonan menarik lainnya kapan saja.

7. Contoh BMC dalam Bisnis Penginapan

Bisnis penginapan seperti yang dijalani oleh Airbnb juga harus dibangun dengan bisnis model canvas berkualitas. Airbnb merupakan sebuah layanan online yang menawarkan jasa sewa apartemen, rumah, maupun hotel di berbagai penjuru dunia. Di dalam BMC Airbnb dijelaskan bahwa terdapat dua customer segment, yaitu pemilik penginapan dan customer yang menggunakan layanan Airbnb. Oleh karena itu, Airbnb memiliki dua sumber revenue streams dari host atau pemilik penginapan dan customer atau traveler. (Yulianto, 2023)

C. Cara Membuat Business Model Canvas (BMC)

Langkah awal pembuatan bisnis model canvas adalah melalui analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang serupa. Melalui cara ini, Anda dapat melihat keberhasilan

(13)

maupun kegagalan sehingga bisa menentukan celah apa saja yang bisa diperbaiki. Cara membuat Business Model Canvas (BMC) dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Tentukan tujuan dari bisnis

Identifikasi tujuan yang ingin dicapai bisnis, seperti meningkatkan penjualan atau mencapai pendapatan tertentu.

2. Kenali siapa yang menjadi target pasar

Identifikasi segmentasi konsumen yang menjadi tujuan bisnis, seperti demografi, geografi, atau psychographic.

3. Tentukan nilai yang menarik bagi konsumen

Identifikasi keuntungan atau nilai yang menarik bagi konsumen untuk memilih produk atau layanan dari bisnis.

4. Identifikasi saluran (channel) untuk menghubungkan bisnis dengan konsumen

Identifikasi cara pengiriman produk atau layanan ke konsumen, seperti melalui toko online, toko offline, atau melalui agent.

5. Tentukan sumber pendapatan

Identifikasi bagaimana bisnis akan mendapatkan uang, seperti dari penjualan produk atau layanan, atau dari kontrak atau permohonan.

6. Identifikasi sumber daya

Identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk mengoperasikan bisnis, seperti tenaga kerja, alat atau mesin, atau sumber daya manusia.

7. Hubungan konsumen

Identifikasi bagaimana bisnis akan mempertahankan konsumen, seperti dengan layanan pelanggan yang baik, atau dengan program pengembalian atau diskon.

8. Aktivitas

Identifikasi aktivitas yang diperlukan untuk mengoperasikan bisnis, seperti pemasokan, pengiriman, atau pengelolaan data.

9. Kerja sama

Identifikasi kerja sama yang diperlukan untuk mengoperasikan bisnis, seperti kerjasama dengan pemasok, mitra, atau perusahaan yang berhubungan.

10. Struktur biaya

Identifikasi biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan bisnis, seperti biaya pemasokan, biaya pemeliharaan, atau biaya pengiriman.

11. Review

Setelah semua elemen BMC telah dibuat, lakukan review untuk menghubungkan semua elemen dan memastikan kesesuaian dengan kondisi saat ini.

12. Implementasi

Setelah review, implementasi BMC dalam rencana bisnis dan proses bisnis.

13. Perbarui

Perbarui BMC sesuai dengan perubahan dalam bisnis dan kondisi pasar

(14)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan terkait Model Bisnis menggunakan Business Model Canvas (BMC) dapat disimpulkan bahwa BMC adalah metode untuk menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan atau organisasi dijalankan. Melalui BMC perusahaan dapat menciptakan, memberikan, dan menangkap suatu nilai tertentu yang nantinya diterapkan dalam sebuah model bisnis sehingga mampu menghasilkan kinerja yang optimal.

Business Model Canvas dapat digunakan sebagai alat yang sangat berguna dan efektif dalam merancang model bisnis yang berkelanjutan dan sukses. Dengan memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menganalisis, merancang ulang, dan mengoptimalkan model bisnis, alat ini memungkinkan para pengusaha untuk memahami dengan lebih baik aspek-aspek kunci dari bisnis mereka.

Dengan menggunakan Business Model Canvas, pengusaha dapat mengidentifikasi peluang untuk inovasi, memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, dan menghasilkan strategi yang lebih efektif untuk menciptakan dan menangkap nilai. Selain itu, alat ini juga memungkinkan para pengusaha untuk secara sistematis mengevaluasi kinerja bisnis mereka, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa Business Model Canvas hanyalah alat. Kesuksesan model bisnis tidak hanya tergantung pada seberapa baik alat ini digunakan, tetapi juga pada komitmen, inovasi, dan keterlibatan pemangku kepentingan yang tepat.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dipaparkan, saran yang dapat penulis sampaikan bahwa dalam membuat model bisnis dengan Business Model Canvas (BMC) ini perlu rancangan yang tepat dan matang supaya mendapat hasil yang maksimal. Selain itu, pengusaha perlu terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi untuk menjaga agar model bisnis mereka relevan dan berkelanjutan dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Julio@tutorkuid.com (no date) Cara Membuat Business Model Canvas (+ Contohnya).

Available at: https://tutorkuid.com/cara-membuat-business-model-canvas/.

Luarsekolah (no date) Business Model Canvas (BMC): Pengertian, Fungsi, dan Contoh.

Available at: https://www.luarsekolah.com/article/business-model-canvas-bmc-pengertian- fungsi-dan-contoh.

Muchlisin Riadi (2022) Business Model Canvas (BMC). Available at:

https://www.kajianpustaka.com/2022/11/business-model-canvas-bmc.html.

Yulianto, H.S. (2023) Contoh Bisnis Model Canvas di Berbagai Bidang. Available at:

https://www.bola.com/ragam/read/5380036/contoh-bisnis-model-canvas-di-berbagai- bidang?page=4.

Referensi

Dokumen terkait

This research was conducted to design a business development strategy for PantiKu application using the Business Model Canvas approach.. Business Model Canvas (BMC) is one

Metode yang digunakan unktu menyusun bisnis ini yaitu menggunakan Bisnis Model Canvas (BMC). BMC merupakan sebuah model bisnis yang menggambarkan bagaimana sebuah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usulan rancangan model bisnis yang sesuai dengan menggunakan Business Model Canvas.. Dengan pendekatan kanvas, model bisnis

Kemudian Model bisnis yang akan digunakana adalah Business Model Canvas, Business Model Canvas akan memetakan UKM RadjaPromosi tersebut kedalam sembilan blok yang

Hasil kajian mendapati kadar penerimaan pelajar terhadap penggunaan kaedah Business Model Canvas (BMC) dalam menjana pendapatan adalah positif dalam mengukur tahap

Design Business Model Canvas from Waste Production Furnitur become Kitchenware product Discussion Business Plan Model Canvas From Waste Furnitur Production This business is named

Model Bisnis UMKM menggunakan pendekatan BMC (Business Model Canvas) sebagai kerangka kerja untuk merancang dan menjelaskan elemen-elemen kunci dari bisnis

Adapun manfaat dari pcnelitian ini adalah berguna sebagai salah satu untuk menganalisis strategi usaha yaitu menggunakan Business Model Canvas BMC yang dapat digunakan sebagai alat