• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU MODEL MANAJEMEN SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA EFISIENSI PROYEK KONSTRUKSI

N/A
N/A
Ervan Kamal

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU MODEL MANAJEMEN SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA EFISIENSI PROYEK KONSTRUKSI"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik elektronik maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberi izin, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. Barangsiapa dengan sengaja memindahkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada masyarakat suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima tahun) dan/atau denda. maksimal Rp.

Ide di balik topik permasalahan ini bermula dari pengamatan penulis terhadap fenomena permasalahan yang sering ditemui di lapangan khususnya pada industri konstruksi bangunan akibat timbulnya sisa bahan konstruksi yang tidak dapat dihindari baik yang disebabkan langsung maupun tidak langsung, serta dampak yang mungkin timbul. diantaranya mengenai dampak inefisiensi biaya secara keseluruhan secara tidak langsung terhadap keseluruhan anggaran proyek yang berdampak pada pelaksana konstruksi, dalam hal ini kontraktor. Oleh karena itu melalui buku ini penulis membuat konsep pengembangan model manajemen, dalam hal ini penelitian dilakukan pada suatu proyek pembangunan gedung yang ditangani oleh kontraktor BUMN sebagai kontraktor utama di Indonesia. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran hasil potensial dalam upaya mengurangi dampak inefisiensi biaya akibat kelebihan bahan bangunan di Indonesia di masa depan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa walaupun dengan segala keterbatasan kemampuan dan upaya maksimal yang telah dicurahkan dalam penulisan buku ini, tidak lepas dari berbagai kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Pendahuluan

Pembangunan Konstruksi di Indonesia

Peningkatan konstruksi bangunan di Indonesia khususnya di kota-kota besar salah satunya Kota Makassar semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun kenyataannya selama ini sebagian besar pelaksanaan pengelolaan sisa material konstruksi mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan masih rendah dan belum maksimal terutama pada kontraktor swasta dibandingkan dengan kontraktor BUMN. Meningkatnya jumlah proyek konstruksi bangunan di Indonesia dari tahun ke tahun tentunya membutuhkan banyak sumber daya baik berupa uang, tenaga kerja, peralatan, metode dan yang tidak kalah pentingnya yaitu sumber daya material.

Untuk melihat realita permasalahan proyek konstruksi di lapangan yaitu kurang optimalnya penanganan material sisa yang dilakukan oleh kontraktor yang pada akhirnya sering kali menghasilkan material sisa pada proses pembangunan fasilitas tersebut dan dampaknya terhadap aspek biaya. . Penelitian-penelitian terdahulu secara umum lebih fokus pada terjadinya sisa bahan konstruksi pada tahap penelitian identifikasi. Model limbah konstruksi dalam upaya meningkatkan efisiensi proyek konstruksi' 3 Apa potensi penerapan pengelolaan limbah konstruksi dalam mengurangi dampak inefisiensi biaya pada saat konstruksi.

Terdapat sumber data dari penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan dampak inefisiensi biaya akibat timbulnya limbah material pada proses konstruksi akibat minimnya penerapan pengelolaan limbah (Y.P. Devia, 2010).

Sisa Material Konstruksi

Namun sisa bahan konstruksi atau sering disebut “scrap” yang sudah tidak dapat digunakan lagi dalam proyek konstruksi tidak dapat dihindari namun jumlahnya dapat diminimalisir. Zat atau kotoran yang tidak terpakai atau kelebihan apa pun yang tidak diinginkan akibat penerapan suatu proses. Bahan atau benda yang dapat pecah, aus, terkontaminasi, atau rusak dengan cara lain, namun tidak termasuk benda yang mudah meledak.

Segala sesuatu yang dibuang atau tidak dirawat berpotensi menjadi sampah jika masih dapat dimanfaatkan. 2002), limbah konstruksi dapat berupa aktivitas tidak bernilai tambah dan limbah konstruksi fisik dan terjadi di seluruh sektor konstruksi. Model Limbah Bahan Konstruksi dalam Upaya Efisiensi Proyek Konstruksi” 5 Munculnya bahan limbah tidak hanya memberikan dampak negatif dari segi lingkungan hidup, namun juga berdampak pada meningkatnya biaya konstruksi karena akan meningkatkan timbulan sampah.

Konsep Manajemen Sisa Material Konstruksi

1994) dan Gilpin (1996), pengelolaan limbah konstruksi mencakup pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, daur ulang dan pembuangan limbah dan didefinisikan sebagai pendekatan sistem yang komprehensif, terintegrasi dan rasional untuk mencapai dan menjaga kualitas lingkungan dan dukungan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, Minks (1994) menganggap pengelolaan limbah sebagai alat untuk mengendalikan biaya pembuangan sisa konstruksi dan juga memfasilitasi evaluasi metode pembuangan alternatif seperti daur ulang dan penggunaan kembali untuk mengurangi limbah ke TPA. Jaringan Informasi dan Observasi Lingkungan Eropa (EIONET) (2006) mendefinisikan pengelolaan residu sebagai 'dokumen strategis yang disiapkan untuk mencapai tujuan pengelolaan residu serta pencegahan dan pemulihan residu' selain dampak kesehatan dan lingkungan.

Beberapa dampak signifikan terhadap pemangku kepentingan dan siklus hidup proyek dalam menghasilkan limbah bahan konstruksi menurut Institut Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa untuk Lingkungan dan Keberlanjutan. Kerangka kerja ini memberikan pendekatan terpadu dimana 7 pilihan pengelolaan sampah dianggap sebagai alat sistematis bagi mereka yang menghasilkan dan mengelola sampah. Menurut El-Haggar (2007) dan Greenwood (2000), jika pengelolaan sampah diterapkan berdasarkan kerangka di atas, maka berbagai manfaat akan diperoleh sepanjang siklus hidup sampah mulai dari produksi hingga pembuangan akhir.

Menurut El-Haggar (2007), pengelolaan limbah konstruksi akan memberikan manfaat ekonomi dengan mengurangi biaya proyek. 2007) dan Telford (1995), pengelolaan limbah konstruksi berkontribusi pada aspek-aspek berikut: (i) menghemat biaya dan memaksimalkan keuntungan, (ii) mengurangi kebutuhan akan tempat pembuangan sampah, (iii) meningkatkan pengelolaan sumber daya, (iv) meningkatkan citra, dan (v) peningkatan produktivitas dan kualitas. Alat ini digunakan peneliti untuk menilai efektivitas pengelolaan limbah konstruksi pada proyek konstruksi.

Dampak Inefisiensi Biaya Sisa Material Konstruksi

Tingkat Proporsi Inefisiensi Biaya Akibat Sisa Material Konstruksi

Beberapa sumber referensi penelitian menunjukkan persentase inefisiensi biaya akibat terjadinya pemborosan material pada proyek konstruksi bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi inefisiensi biaya secara tidak langsung mempengaruhi keuangan proyek konstruksi secara keseluruhan, namun umumnya tidak disadari secara langsung oleh penyelenggara konstruksi khususnya kontraktor sebagai bentuk kerugian biaya.

Potensi Positif Penerapan Manajemen Sisa Material Konstruksi

Beberapa referensi faktor yang berpotensi positif mengurangi dampak aspek biaya pada saat konstruksi.

Tabel 2.2 Faktor-faktor potensi dampak positif dari aspek  biaya
Tabel 2.2 Faktor-faktor potensi dampak positif dari aspek biaya

Siklus Hidup Proyek Konstruksi

  • Siklus Proyek
  • Sistematik Konsep Manajemen Siklus Hidup Sisa Material Konstruksi
  • Klasifikasi Waste Material Konstruksi
  • Capaian Green Construction Kontraktor BUMN Secara umum proyek yang dilaksanakan/dikelolah

Timbulnya limbah bahan konstruksi perlu dikaji lebih luas dengan melihat keseluruhan siklus hidup proyek mulai dari perencanaan, desain, pengadaan, konstruksi, operasional/tahapan. Ke depan, Pemerintah akan mendorong industri konstruksi untuk mengelola sisa material konstruksi secara komprehensif berdasarkan pendekatan siklus hidup berkelanjutan. Pendekatan pengelolaan bahan limbah berkelanjutan dapat dinilai berdasarkan siklus hidup proyek (Zubair Abd Hamid dkk).

Tahap perancangan dan perencanaan memberikan peluang terbaik untuk mencegah munculnya material sisa selama proses konstruksi (British Standard Institute, 2013), yang dapat menjadi peluang strategis untuk meminimalkan dampak munculnya sisa material konstruksi. Model limbah material konstruksi dalam upaya efisiensi proyek konstruksi”19, yang menunjukkan bahwa 33% dari seluruh limbah material di lokasi konstruksi disebabkan oleh kurangnya penerapan tindakan. Terjadinya sisa bahan bangunan dapat disebabkan oleh salah satu atau gabungan dari beberapa sumber dan penyebab.

Ervianto (2015) terdapat perbedaan pelaksanaan kegiatan dalam memenuhi indikator green building yang diukur pada tingkat perspektif antara kontraktor negara dan swasta. Model Limbah Bahan Konstruksi dalam Upaya Efisiensi Proyek Konstruksi” 21 (b) pengelolaan lingkungan bangunan, (c) kesehatan dan keselamatan kerja, (d) konservasi energi, (e) penggunaan lahan yang tepat, (f) konservasi air, (g) kualitas udara .

Gambar 3.1.  Manajemen waste material bangunan  gedung  berdasarkan siklus hidup proyek secara
Gambar 3.1. Manajemen waste material bangunan gedung berdasarkan siklus hidup proyek secara

Hubungan Model Struktural Dengan SEM PLS

  • Kebaharuan Penelitian/Novelty
    • Membuat Pemodelan Tahap I
    • Membuat Pemodelan Tahap II
  • Manajemen Tahap Perencanaan (Planning-Design Phase)
  • Manajemen Tahap Pegadaan (Procurement Phase) Dari hasil pengelolahan data awal hasil kuesioner
  • Manajemen Tahap Pelaksanaan (Construction Phase) Dari hasil pengelolahan data awal hasil kuesioner
  • Uji Data Statistik Dengan SPSS-22
    • Manajemen Tahap Perencanaan (Planning-Design Phase)
    • Manajemen Tahap Pengadaan (Procurement Phase) Berdasarkan hasil uji statistik dengan
    • Manajemen Tahap Pelaksanaan (Construction Phase) Berdasarkan hasil uji statistik dengan

Model Residual Bahan Konstruksi dalam Upaya Efisiensi Proyek Konstruksi” 25 Model luar, sering juga disebut sebagai model hubungan luar atau model pengukuran, mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator dihubungkan dengan variabel laten. Model Residu Bahan Konstruksi dalam Upaya Efisiensi Proyek Konstruksi” 27 dalam upaya mengurangi inefisiensi biaya akibat pemborosan material yang dihasilkan pada proyek konstruksi.Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai pada tingkat implementasi untuk variabel-variabel kategori penelitian pada tahap perencanaan (planning design stage) juga diperoleh nilai pada tingkat implementasi untuk variabel kategori penelitian pada tahap perencanaan (planning design stage). diperoleh antara lain kategori Low Waste Material Selection yang mewakili tingkat implementasi yang cukup penting untuk dilaksanakan dengan nilai 4,83 dalam mengurangi dampak inefisiensi biaya akibat munculnya sisa bahan bangunan, kemudian Kompetensi Perencana/Konsultan dengan nilai 4,72, Pra-desain.

Model sisa bahan bangunan dalam upaya efisiensi proyek konstruksi” 29 dengan nilai 4,64, standar dan peraturan desain dengan nilai 4,61, konsep desain perencanaan dengan nilai 4,58 dan konsep desain berkelanjutan dengan nilai 4,29. Model Sisa Bahan Bangunan Dalam Upaya Efisiensi Proyek Konstruksi” 33 mengenai tingkat prioritas/pentingnya pelaksanaan sub variabel pada tahap pelaksanaan menunjukkan nilai agak optimis, dimana rata-rata rentangnya adalah 4,1 – 5. Model Sisa Bahan Bangunan Bahan Bangunan Dalam Upaya Konstruksi Untuk Efisiensi Proyek" 35 Perilaku ) dengan nilai 4,74, Penanganan pengiriman dengan nilai 4,64, Peraturan dengan nilai 4,66, Pengendalian dengan nilai 4,65, Pelatihan pekerja dengan nilai 4,5, Material penggunaan kembali dengan nilai 4,48 dan Penggunaan bahan produksi dengan nilai 4,27.

Model Residu Bahan Bangunan Dalam Upaya Efisiensi Proyek Konstruksi” 37 dengan jumlah sampel N=125 dan taraf signifikansi 5%. Dari hasil uji analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa variabel data dari hasil uji efisiensi proyek konstruksi kuesioner penelitian dapat digunakan untuk proses penelitian berikut untuk menentukan hubungan konsep model terhadap dampak biaya sisa bangunan.bahan bangunan.

Gambar 14. Level implementasi sub variabel – tahap  Perencanaan
Gambar 14. Level implementasi sub variabel – tahap Perencanaan

Analisis Hubugan Struktural Konsep Model

Sub Variabel-Variabel Konsep Model

  • MATERIAL REUSE = CA
  • KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA = CC
  • STORAGE/PENYIMPANAN – STORAGE HANDLING= CD
  • KOMITMEN MANAJEMEN = CE
  • PENGAWASAN /MONITORING= CF
  • METODE KERJA = CH No Variabel
  • PENAGANGAN PENGIRIMAN /DELIVERY HANDLING = CJ

P5 Memesan bahan bangunan dalam jumlah yang realistis (Tidak ada kelebihan atau kekurangan selama konstruksi di lapangan). Penyusunan kontrak mengenai persyaratan memiliki dokumen manajemen penanganan sisa bahan bangunan pada tahap konstruksi. Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan khusus mengenai penanganan sisa bahan bangunan bagi staf dan pekerja.

Menangani penyimpanan bahan bangunan secara tepat (hindari cuaca, mesin) di lokasi proyek/gudang sementara. Mengadakan rapat peninjauan kinerja pengelolaan sisa bahan bangunan selama konstruksi secara berkala bersama tim. Pemeriksaan jenis sisa bahan bangunan yang akan dibuang, berupa tulisan/peringatan pada tempat sampah.

Hindari menyimpan bahan bangunan dalam waktu lama selama konstruksi (dapat menyebabkan kerusakan material). Penyediaan ruang/area khusus untuk melakukan proses pemilahan sisa bahan bangunan pada saat pembangunan.

Tabel 27. Sub variabel manajemen tahap perencanaan  (Planning-Design Phase)
Tabel 27. Sub variabel manajemen tahap perencanaan (Planning-Design Phase)

Konsep Model Penelitian

Persamaan Model Matematis Hubungan Variabel Indikator Outer Model

  • PERENCANAAN KONSEP DESAIN =DA
  • KONSEP DESAIN BERKELANJUTAN = DB
  • STANDAR DESAIN DAN PERATURAN = DC No Variabel
  • PRA DESAIN/KELAYAKAN = DE
  • PERENCANAAN ANGGARAN = PA
  • ESTIMASI DAN PEMESANAN VOLUME MATERIAL = PB
  • PEMILIHAN SUPPLIER = PC
  • STORAGE/PENYIMPANAN – STORAGE HANDLING= CD
  • KOMITMEN MANAJEMEN = CE
  • PENGAWASAN /MONITORING= CF
  • METODE KERJA = CH No Variabel
  • PENANGANAN PENGIRIMAN /DELIVERY HANDLING = CJ

Model residu bahan konstruksi dalam upaya efisiensi proyek konstruksi” 61 λ: Matriks pembebanan koefisien regresi sederhana. Pemodelan Limbah Bahan Konstruksi dalam Upaya Efisiensi Proyek Konstruksi” 115 Pengelolaan Limbah pada Industri Konstruksi dan Pembongkaran.

Gambar 21. Hasil analisis uji konsep model dengan  Structural Equation Modelling SEM-PLS 22 Tahap I  F
Gambar 21. Hasil analisis uji konsep model dengan Structural Equation Modelling SEM-PLS 22 Tahap I F

Gambar

Tabel 2.1. Referensi penelitian-penelitian terhadap  proporsi inefisiensi biaya akibat timbulnya sisa material
Tabel 2.2 Faktor-faktor potensi dampak positif dari aspek  biaya
Gambar 3.1.  Manajemen waste material bangunan  gedung  berdasarkan siklus hidup proyek secara
Gambar 3.2 : Systematic process for construction waste  management through life cycle of a building  (Abd Hamid et
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akibat sarana transportasi material konstruksi yang terbatas mengakibatkan harga material menjadi mahal sehingga proyek konstruksi tidak berjalan dengan lancar6. Kurangnya kerja

Dalam tugas akhir ini, penulis melakukan studi mengenai waste atau sisa material pekerjaan finishing (pekerjaan dinding, lantai, dan plafon) yang terjadi pada proyek konstruksi

Menurut pihak Owner (pemilik gedung), mendefinisikan bahwa material konstruksi berkelanjutan adalah material yang dapat membantu meningkatkan tingkat efisiensi

Jenis sisa material yang diteliti adalah sisa Batu bata, Semen, Pasir, Kerikil, dan Besi, kemudian dihitung volume material desain berdasarkan gambar rencana dan bill

Menurut pihak Owner (pemilik gedung), mendefinisikan bahwa material konstruksi berkelanjutan adalah material yang dapat membantu meningkatkan tingkat efisiensi

Dalam penelitian ini sisa - sisa material yang diizinkan untuk diteliti pada proyek Puri Orchard Apartment adalah sisa – sisa material pekerjaan struktur yaitu penggunaan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material merupakan komponen yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang cukup besar dengan biaya suatu proyek, pengelolaan yang tidak

Penanganan Material Limbah pada Proyek Konstruksi Gedung