• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MODEL-MODEL SATUAN PENDIDIKAN

N/A
N/A
Ayu Rahayu

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH MODEL-MODEL SATUAN PENDIDIKAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL-MODEL SATUAN PENDIDIKAN

“KONSEP DASAR, KARAKTERISTIK, DAN SISTEM MANAJEMEN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL”

DI SUSUN O L E H Kelompok 12

SRI RAHAYU FADLIYAH (210403501028) NURSYAM INDAH (2104035010

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Makalah dengan judul “Konsep Dasar, Karakteristik, Dan Sistem Manajemen Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)” sebagai tugas mata Model-model Satuan Pendidikan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua .

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini. Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kami serta pembaca pada umumnya.

Makassar

ii

(3)

iii

(4)

BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sekolah bertaraf internasional merupakan institusi pendidikan yang telah mengadopsi pendekatan global dalam penyajian kurikulum dan pengalaman belajar siswa.Sekolah bertaraf internasional mencakup evolusi pendidikan menuju standar global, pentingnya persiapan siswa untuk masa depan yang terhubung secara global, serta dampak positif yang diharapkan dari pendekatan pendidikan ini.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan konektivitas global, dunia semakin terintegrasi. Perekonomian, budaya, dan komunikasi lintas batas menjadi lebih signifikan. Dalam konteks ini, pendidikan juga harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini. Sekolah- sekolah bertaraf internasional muncul sebagai respons terhadap tuntutan akan persiapan yang lebih baik untuk dunia yang semakin global.

Oleh karenanya, Pentingnya persiapan siswa untuk masa depan yang terhubung secara global juga menjadi pendorong utama di balik konsep sekolah bertaraf internasional.

Kemampuan untuk bekerja dengan orang dari berbagai budaya, beradaptasi dengan perubahan, dan memecahkan masalah yang kompleks semakin menjadi keterampilan yang dihargai di pasar kerja global.

Hal ini mencerminkan pergeseran paradigma pendidikan dari fokus lokal ke orientasi global. Pendidikan yang terfokus pada kurikulum nasional saja mungkin tidak cukup untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global dan persaingan di tingkat internasional.

Oleh karena itu, sekolah bertaraf internasional mengusung ide bahwa siswa perlu memiliki pemahaman tentang isu-isu global, keterampilan komunikasi lintas budaya, serta kemampuan berpikir kritis yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

Dampak yang diharapkan dari pendekatan sekolah bertaraf internasional Tentunya ialah pla pikir generasi yang lebih siap menghadapi dunia global. Mereka diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas, berpikiran terbuka terhadap perbedaan, dan mampu bekerja dalam lingkungan multikultural. Selain itu, diharapkan bahwa pendidikan bertaraf internasional akan memberikan siswa akses lebih baik ke peluang pendidikan dan karir di berbagai belahan dunia.

4

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Dasar Sekolah Bertaraf Internasional?

2. Apa saja yang menjadi karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional?

3. Bagaimana sistem Maanajemen Sekolah Bertaraf Internasional?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk menjelaskan apa yang menjadi rumusan masalah mengenai konsep dasar, karakteristik, dan sistem manajemen sekolah bertaraf internasional (SBI)

Adapun manfaat penyusunan makalah ini ialah semoga mampu menjadi bahan referensi dan wawasan guna menambah ilmu pengetahuan mengenai materi konsep dasar, karakteristik, dan sistem manajemen sekolah bertaraf internasional (SBI).

(6)

BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL 1. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasioal

Menurut Departemen Pedidikan Nasional (2007: 5) Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan “Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional”.

Menurut peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) No.78 tahun 2009 tentang penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah Pasal 1 Ayat 8 menyatakan bahwa “Sekolah bertaraf internasional selanjutnya disingkat SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh SNP yang diperkaya dengan keunggulan mutu tertentu yang berasal dari Negara anggota Organizatian for Economic Cooperation and Development (OECD) atau negara maju lainnya”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan sekolah nasional yang sama dengan sekolah pada umumnya di Indonesia, namun Sekolah Bertaraf Internasional memadukan dan mengimplementasikan dua kurikulum (nasional dan internasional) dengan maksud akan menghasilkan lulusan yang bersertifikasi secara internasional.

2. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional a. Landasan Hukum

UU Sisdiknas Pasal 50 Ayat 3

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang b ertaraf internasional.

6

(7)

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesianomor 78 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah.

b. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

1) Pemerataan dan Perluasan Akses

2) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing. Salah satunya pembangunan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangan SBI pada tingkat kabupaten/kota melalui kerja sama yang konsisten antara Pemerintah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia.

3) Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik.

3. Filosofi Eksistensi dan Esensi SBI

Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialisme dan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif), menum-buhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.

Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ).

Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Dalam mengaktualkan kedua filosofi tersebut, empat pilar pendidikan, yaitu:

learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be merupakan patokan

(8)

8

berharga bagi penyelarasan praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai penilainya.

4. SNP + X (OECD)

Rumusan SNP + X (OECD) maksudnya adalah SNP singkatan dari Standar Nasional Pendidikan plus X. Sedangkan OECD singkatan dari Organization for Economic Co-operation and Development atau sebuah organisasi kerjasama antar negara dalam bidang ekonomi dan pengembangan. Anggota organisasi ini biasanya memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan yang telah diakui standarnya secara internasional. Yang termasuk anggota OECD ialah: Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy,Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan Negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore, dan Hongkong.

Sebagaimana dalam “Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007”, bahwa sekolah/madarasah internasional adalah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasioanl Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan /atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum Internasional.

Jadi, SNP+X di atas artinya bahwa dalam penyelenggaraan SBI, sekolah/madrasah harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (Indonesia) dan ditambah dengan indikator X, maksudnya ditambah atau diperkaya/di-kembangkan/diperluas/diperdalam dengan standar anggota OECD di atas atau dengan pusat-pusat pelatihan, industri, lembaga-lembaga tes/sertifikasi inter-nasional, seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, pusat-pusat studi dan organisasi-organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, SEAMEO, dan sebagainya.

Ada dua cara yang dapat dilakukan sekolah/madrasah untuk memenuhi karakteristik (konsep) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), yaitu sekolah yang telah melaksanakan dan memenuhi delapan unsur SNP sebagai indikator kinerja minimal ditambah dengan (X) sebagai indikator kinerja kunci tambahan. Dua cara itu adalah: (1) adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-

(9)

unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu (setara/sama) dengan standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional; dan (2) adopsi, yaitu penambahan atau pengayaan/pendalaman/penguatan/perluasan dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara delapan unsure SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD/negara maju lainnya.

D. KARAKTERISTIK SEKOLAH BERTARAF INTERNASIOAL

Perubahan sekolah reguler atau potensial menjadi SSN, SBI dan bahkan SI dapat dikaji dari ketiga jenis perubahan tersebut. Sejumlah ahli yang berpendapat bahwa pengembangan SBI merupakan pengembangan sekolah efektif dengan karakeristik seperti dikemukakan Harris dan Bennett (2001) sebagai berikut (1) kepemimpinan yang profesional, (2) visi dan tujuan bersama, (3) lingkungan belajar, (4) konsentrasi pada belajar-mengajar, (5) ekspektasi yang tinggi, (6) penguatan/pengayaan/pemantapan yang positif, (7) pemantauan kemajuan, (8) hak dan tanggungjawab peserta didik, (9) pengajaran yang penuh makna, (10) organisasi pembelajaran, dan (11) kemitraan keluarga-sekolah.

Sementara ada yang berpendapat bahwa SBI merupakan model sekolah yang berasal dari rumusan sebagai berikut: SBI = SNP + X, dimana SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi: kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan penilaian; dan X merupakan penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang diyakin telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional.

Penelitian Dirjen PMPTK tentang Pemetaan Best Practicess Sekolah Standar Nasional (SSN), Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SBI) dan Sekolah Internasional (SI) (2006) menggunakan sembilan karakteristik. Sembilan karakteristik yang menjadi ciri ketiga sekolah tersebut yaitu:

1). clear and shared focus

(10)

10

2). high standards and expectations 3). effective school Leadership

4). high levels of collaboration and Communication

5). curriculum, instruction and assessment aligned with standards 6). frequent monitoring of teaching and learning,

7). focused professional development 8). supportive learning environment

9). high levels of community and parent involvement.

Adapun Karakteristik dari sekolah bertaraf internasional adalah 1). Karakteristik visi

Dalam sebuah lembaga/organisasi, menentukan visi sangat penting sebagai arahan dan tujuan yang akan dicapai. Tony Bush & Merianne Coleman menjelaskan visi untuk menggambarkan masa depan organisasi yang diinginkan. Itu berkaitan erat dengan tujuan sekolah atau perguruan tinggi, yang diekspresikan dalam terma-terma nilai dan menjelaskan arah organisasi yang diinginkan. Tony Bush&Merianne Coleman mengutip pendapat Block, bahwa visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan.

Visi Sekolah Bertaraf Internasional adalah: Terwujudnya Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional. Visi ini mengisyaratkan secara tidak langsung gambaran tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah model SBI, yaitu mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif/memiliki daya saing secara internasional.

2). Karakteristik Esensial

Karakteristik esensial dalam indikator kunci minimal (SNP) dan indikator kunci tambahan (x) sebagai jaminan mutu pendidikan bertaraf internasional dapat dilihat pada table di bawah ini.

Karakteristik Esensial SNP-SBI sebagai Penjaminan Mutu Pendidikan Bertaraf Internasional No Obyek Penjaminan

Mutu (unsur

Indikator Kinerja Kunci Minimal (dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci Tambahan sebagai (x-nya)

(11)

Pendidikan dalam SNP)

I Akreditasi Berakreditasi A dari BAN-Sekolah dan Madrasah

Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu lembaga akreditasi pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keung-gulan tertentu dalam bidang pendidikan

II Kurikulum (Standar Isi) dan Standar Kompe-tensi lulusan

Menerapkan Kurikulum yang telah ditentukan pemerintah

Sekolah telah menerapkan system administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komu-nikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat meng-akses transkipnya masing-masing.

Memenuhi Standar Isi Muatan pelajaramn (isis) dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau dari negara maju lainnya.

Memenuhi SKL Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP

Meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, tekno-logi, seni, dan olah raga.

III Proses Pembelajaran Memenuhi Standar Proses

 Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator

 Proses pembelajaran telah diperkaya

dengan model-model proses

(12)

12

pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.

 Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel

 Pembelajaran pada mapel IPA, Matematika, dan lainnya dengan bahasa Inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia.

IV Penilaian Memenuhi Standar

Penilai-an

Sistem/model penilaian telah diperkaya dengan system/model penilaian dari sekolah unggul di salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnnya.

V Pendidik Memenuhi Standar

Pen-didik

 Guru sains, matematika, dan teknologi mampu mengajar dengan bahasa Inggris

 Semua guru mampu memfasilitasi pem- belajaran berbasis TIK

 Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A

VI Tenaga Kependidikan Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan

 Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A

 Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah

 Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif

 Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa

(13)

kepemimpinan dan enterprenual yang kuat

VII Sarana Prasarana Memenuhi Standar Sarana Prasarana

 Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK

 Sarana perpustakaan TELAH dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia

 Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain-lain.

VII I

Pengelolaan Memenuhi Standar

Penge-lolaan

 Sekolah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000

 Merupakan sekolah multi kultural

 Sekolah telah menjalin hubungan “sister

school” dengan sekolah

bertaraf/berstandar internasional diluar negeri

 Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dan lain-lain

 Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah

IX Pembiayaan Memenuhi Standar

Pem-biayaan

 Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan

3). Karakteristik Penjaminan Mutu (Quality Assurance) a) Output (produk)/lulusan SBI

(14)

14

Adalah memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global.

Ciri-ciri output/outcomes SBI sebagai berikut;

(1) Lulusan SBI dapat melanjtkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam negeri maupun luar negeri,

(2) Lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan

(3) Meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.

b) Proses pembelajaran SBI

Ciri-ciri proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan SBI sebagai berikut:

(1) Pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery,

(2) Menerapkan model pem-belajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; student centered; reflective learning, active learning; enjoyable dan joyful learning, cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional;

(3) Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;

(4) Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi;

(5) Proses penilaian dengan menggunakan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya, dan (6)dalam penyelenggaraan SBI harus menggunakan standar manajemen intenasional, yaitu mengoimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.

c) Input

(15)

ciri input Sekolah Bertaraf Internasional adalah:

(1) Telah terakreditasi dari badan akreditasi sekolah di salah negara anggota OECD atau negara maju lainnya,

(2) Standar lulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional,

(3) Jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif. Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif.

(4) Siswa baru (intake) diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, ujian akhir sekolah, scholastic aptitude test (SAT), kesehatan fisik, dan tes wawancara. Siswa baru SBI memeliki potensi kecerdasan unggul yang ditunjukkan oleh kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dan berbakat luar biasa.

E. SISTEM MANAJEMEN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

Menurut Sulistyorini, manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar lebih efektif dan efisien. Jadi Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

sistem manajemen sekolah bertaraf internasional itu mencakup komponen-komponen berikut.

1. output/lulusan SBI

Memiliki kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global. SNP ini merupakan standar minimal yang harus diikuti oleh semua satuan pendidikan yang berakar Indonesia. SNP boleh dilampaui asal memberikan nilai yang positif bagi pengaktualan potensi peserta didik, baik intelektual, emosional, maupun spiritualnya.

(16)

16

Selain itu, nilai tambah yang dimaksud harus mendukung penyiapan manusia- manusia Indonesia abad ke-21 yang kemampuannya berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, beretika global, dan sekaligus berjiwa dan bermental kuat, integritas etika dan moralnya tinggi, dan peka terhadap tuntutan-tuntutan keadilan sosial. Penguasaan kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global merupakan kemampuan- kemampuan yang diperlukan untuk bersaing dan berkolaborasi secara global dengan bangsa-bangsa lain, yang setidaknya meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir serta kemampuan berkomunikasi secara global.

2. proses penyelenggaraan SBI

Mampu mengakrabkan, menghayatkan dan menerapkan nilai-nilai (religi, ekonomi, seni, solidaritas dan teknologi mutakhir dan canggih), norma-norma untuk mengkonkretisasikan nilai-nilai tersebut, standar-standar, dan etika global yang menuntut kemampuan bekerjasama lintas budaya dan bangsa.

Selain itu, proses belajar mengajar dalam SBI harus pro-perubahan yaitu mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan baru, ”a joy of discovery”, yang tidak tertambat pada tradisi dan kebiasaan proses belajar di sekolah yang lebih mementingkan memorisasi dan recall.

Proses belajar mengajar SBI harus dikembangkan melalui berbagai gaya dan selera agar mampu mengaktualkan potensi peserta didik, baik intelektual, emosional maupun spiritualnya. Proses belajar mengajar yang bermatra individusosial-kultural juga perlu dikembangkan sekaligus agar sikap dan perilaku peserta didik sebagai makhluk individu tidak terlepas dari kaitannya dengan kehidupan masyarakat lokal, nasional, regional dan global.

Bahasa pengantar yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing (khususnya Bahasa Inggris) dan menggunakan media pendidikan yang bervariasi berbasis ICTSBI harus mengembangkan proses belajar mengajar yang: (1) mendorong keingintahuan (a sense of curiosity and wonder), (2) keterbukaan pada kemungkinan-kemungkinan baru, (3) prioritas pada fasilitasi kemerdekaan dan kreativitas dalam mencari jawaban atau pengetahuan baru (meskipun jawaban itu salah atau pengetahuan baru dimaksud belum dapat digunakan), dan (4)

(17)

pendekatan yang diwarnai oleh eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan- kemungkinan baru.

3. Input

adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses dan harus memiliki tingkat kesiapan yang memadai. Input penyelenggaraan SBI yang ideal untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang bertaraf internasional meliputi siswa baru (intake) yang diseleksi secara ketat dan masukan instrumental yaitu kurikulum, pendidik, kepala sekolah, tenaga pendukung, sarana dan prasarana, dana dan lingkungan sekolah.

Siswa baru SBI harus memiliki potensi kecerdasan unggul, yang ditunjukkan oleh kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, dan berbakat luar biasa. SBI memiliki instrumental inputs ideal diantaranya sebagai berikut Kurikulum diperkaya (diperkuat, diperluas dan diperdalam) agar memenuhi standar isi SNP plus kurikulum bertaraf internasional yang digali dari berbagai sekolah dari dalam dan luar negeri yang jelas memiliki reputasi internasional.

Guru harus memiliki kemampuan profesional (penguasaan mata pelajaran), pedagogik, kepribadian dan sosial bertaraf internasional, serta memiliki kemampuan berkomunikasi secara internasional yang ditunjukkan oleh penguasaan salah satu bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris. Selain itu guru memiliki kemampuan menggunakan ICT mutakhir.

Kepala sekolah harus memiliki kemampuan profesional dalam manajemen, kepemimpinan, organisasi, administrasi, dan kewirausahaan yang diperlukan untuk menyelenggarakan SBI, termasuk kemampuannya berkomunikasi menggunakan bahasa asing khususnya Bahasa Inggris. Tenaga pendukung, baik jumlah, kualifikasi maupun kompetensinya memadai untuk mendukung penyelenggaraan SBI.

Sarana dan prasarana harus mendukung untuk penyelenggaraan SBI, terutama yang terkait langsung dengan penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik buku teks, referensi, modul, media belajar, peralatan, dsb. Organisasi, manajemen dan administrasi SBI memadai untuk penyelenggaraan SBI, yang ditunjukkan oleh:

(1) Organisasi: kejelasan pembagian tugas dan fungsi dan koordinasi yang bagus antar tugas dan fungsi;

(18)

18

(2) Manajemen tangguh, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi; dan

(3) Administrasi rapi, yang ditunjukkan oleh pengaturan dan pendayagunaan sumberdaya pendidikan secara efektif dan efisien. Lingkungan sekolah, baik fisik maupun non- fisik (kultur) sekolah mampu menggalang konformisme perilaku warganya untuk menjadikan sekolahnya sebagai pusat gravitasi keunggulan pendidikan yang bertaraf internasional.

Standar akreditasi sbi menggunakan standar akreditasi sekolah yang disusun oleh badan akreditasi sekolah nasional plus standar internasional yang dimiliki oleh mitra kerja sbi dari luar negeri (negara maju). Standar internasional yang dimaksud misalnya IB, CAMBRIDGE, ISO, IMO, TOEFL dan IELTS.

SBI diharuskan mengembangkan manajemen sekolahnya ke arah manajemen mutu sebagaimana yang telah distandarkan dalam ISO 9001: 2000. Implementasi MBS di sekolah selama ini secara konsep telah memberikan pemahaman dan pengalaman yang dapat dijadikan tonggak atau dasar bagi sekolah untuk mencapai manajemen mutu tersebut.

MBS yang bercirikan otonomi/kemandirian, transparansi, akuntabilitas, fleksibilitas, kerjasama/penggalangan partisipasi masyarakat, dan sustainibilitas diharapkan menjadi modal bagi SBI untuk mengembangkan lebih jauh dan sesuai tuntutan manajemen internasional. Berbagai langkah yang dapat ditempuh oleh sekolah menuju manajemen mutu yang berstandar internasional antara lain:

(a) melaksanakan MBS secara totalitas,

(b) melaksanakan pengkajian dan pemahaman terhadap kriteria standar manajemen mutu ISO 9001;

(c) melengkapi berbagai perangkat lunak dan keras untuk menyelenggarakan manajemen mutu;

(d) mengembangkan SDM yang mampu menjalankan manajemen mutu berstandar internasional yang berupa pelatihan, magang, dan sejenisnya.

BAB III PENUTUP PENUTUP

(19)

A. Kesimpulan

Sekolah bertaraf internasional adalah institusi pendidikan yang menggabungkan karakteristik dari sekolah standar nasional dengan elemen-elemen pendidikan internasional.

Sistem manajemen sekolah bertaraf internasional dirancang untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang berfokus pada perspektif global, kerjasama lintas budaya, dan pengembangan kompetensi internasional.

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) menjadi model yang akan terus dikembangkan oleh pemerintah yang bekerjasama dengan pemerintah daerah sehingga dapat cepat terwujud dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan karakteristik tiap daerah. Untuk menyambut kebijakan pemerintah yang dilandasi Pasal 50 ayat 3 UUSPN 20/2003 tentang penyelenggaraan.

Secara keseluruhan, sekolah bertaraf internasional menawarkan pendidikan yang berpusat pada perspektif global, berkolaborasi lintas budaya, dan menciptakan warga negara yang terampil secara internasional. Sistem manajemen sekolah bertaraf internasional menjadi kerangka kerja untuk mengintegrasikan karakteristik tersebut dalam pengalaman pendidikan sehari-hari siswa.

F. Saran

Sekolah bertaraf internasional adalah model sekolah yang dinilai memiliki nilai potensial menghadapi persaingan global seperti menguasai keterampilan, pengetahuan yang berguna untuk dimasa yang akan datang. Oleh karena-nya itu semestinya permerintah mengevaluasi ulang sistem model sekolah ini agar mampu menyelenggarakan sistem sekolah bertaraf internasional ini dengan efektif dan mampu melaksanakan amanat UUD 1945.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

20

Referensi

Dokumen terkait

Studi Dokumentasi Observasi Observasi Masalah Implementasi KTSP oleh Guru Fokus Penelitian Perencanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian

Pada akhirnya penulis menyimpulkan bahwa pendidikan perdamaian adalah suatu proses pembelajaran yang cukup kompleks dan menyeluruh untuk menanamkan, menumbuhkan,

Pembelajaran dengan mengimplementasikan model Treffinger dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah, dengan ciri- ciri sebagai berikut; (1)

keberagaman sosial budaya masyarakat • Pengamatan, penilaian ini merupakan penilaian proses untuk menilai perilaku dan sikap peserta didik dalam proses pembelajaran

Adapun hasil refleksi proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut, penilaian keterlaksanaan proses pembelajaran dengan model discovery learning pada materi

mampu menumbuhkan perubahan yang menitik beratkan pada rasa dan suasana kebersamaan yang penuh dengan toleransi. Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru senantiasa

Penilaian kinerja dapat menilai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran sains, penilaian kinerja lebih menekankan pada proses apabila dibandingkan dengan

Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik dari SD Negeri Pandawa adalah sebagai berikut: a menyelesaikan seluruh program pembelajaran, b memiliki deskripsi sikap minimal baik