• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DI SISWA KELAS V

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DI SISWA KELAS V "

Copied!
154
0
0

Teks penuh

Tn. Sukarman, S.Pd.I sebagai kepala sekolah dan ibu. Istikomah, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS MIM Hadimulyo yang telah membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sukarman, S.Pd.I dan Ny. Istikomah, S.Pd selaku ketua MIM dan guru mata pelajaran IPS yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

Latar Belakang Masalah

Upaya untuk memperbaiki beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran IPS di Kelas V MIM Hadimulyo dilakukan dengan menerapkan model two attitude two lost. Penulis memilih model two stand two lost karena model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan yang berpeluang besar untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran IPS di kelas V MIM Hadimulyo.

Identifikasi Masalah

Setelah kembali ke kelompok asal, kedua siswa yang bertanggung jawab untuk berkunjung dan yang bertanggung jawab untuk menerima tamu mencocokkan dan mendiskusikan pekerjaan yang telah mereka lakukan.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan referensi tambahan berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada khususnya dan pada mata pelajaran lain pada umumnya.

Penelitian Yang Relevan

Subjek yang berbeda, pada penelitian pertama penerapan model Two Stay Two Stray dilakukan pada mata pelajaran ekonomi, sedangkan pada penelitian kali ini pada mata pelajaran IPS. Variabel yang diukur pada penelitian pertama adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar, sedangkan variabel yang diukur pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

Hasil Belajar

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Macam-Macam Hasil Belajar
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
  • Indikator Hasil Belajar

Berdasarkan asumsi di atas, bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek potensi manusia. Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Model Two Stay Two Stray

  • Pengertian Model TSTS (Two Stay Two Stray)
  • Langkah-langkah model TSTS (Two Stay Two Stray)
  • Beberapa kelebihan dan kelemahan model TSTS (Two Stay Two Stray) Kelebihan model ini bisa diterepkan disemua mata pelajaran serta Kelebihan model ini bisa diterepkan disemua mata pelajaran serta
  • Proses Pembelajaran
  • Tujuan IPS
  • Ruang Lingkup IPS
  • Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi: Standar Kompetensi
  • Materi

Beberapa kelebihan dan kekurangan model TSTS (Two Stay Two Stray) Kelebihan model ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan kelebihan model ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan kelebihan model ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran menjadi subjek dan bebas berinteraksi dengan kelompok lain karena pembelajaran antar siswa berlangsung terus selama tugas kelompok belum selesai. IPS adalah bidang studi atau mata pelajaran yang dilakukan baik di pendidikan dasar maupun pendidikan untuk menyelidiki gejala dan masalah sosial yang ada di masyarakat.

Hipotesis Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Kunci untuk memperoleh pengukuran dan data hasil belajar siswa adalah memperoleh pengukuran dan data hasil belajar siswa dengan mengetahui garis besar indikator (indikator prestasi tertentu) yang berhubungan dengan jenis prestasi yang ingin dinyatakan atau diukur. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Two Stay Two Stray, model Two Stay Two Stray yang digunakan sudah pas.

Prosedur Penelitian

Pada tahap ini kegiatan dilakukan dengan mengamati seluruh proses yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas IPS dan mencatat hasil belajar siswa, sebagai implementasi dari penerapan model Two Stay Two Stray. Oleh karena itu, hasil observasi dijadikan sebagai bahan refleksi, dan hasil refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Teknik Pengumpulan Data

Hasil refleksi ini dijadikan acuan untuk merencanakan hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi untuk mendapatkan data tentang kegiatan mengajar pendidik menggunakan model Two Stay Two Stray mata pelajaran IPS Kelas V dengan tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia di MIM Hadimulyo. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes individual untuk mengukur tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi Jasa dan Peran Tokoh tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model Two Stay Two Stray.

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan bahasa lisan secara tatap muka atau melalui saluran media tertentu.

Instrumen Penelitian

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi siswa, kegiatan belajar siswa, serta sarana dan prasarana. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Two Stay Two Stray dan soal tes pilihan ganda untuk siswa. Kisi umum adalah kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang akan diukur dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua kemungkinan metode dan instrumen yang dapat dipahami.

Grid khusus adalah grid yang dibuat untuk menggambarkan elemen-elemen yang akan disusun oleh semua instrumen.

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

Deskripsi Lokasi Penelitian

MI Muhammadiyah yang berdiri sejak tahun 1957 berada di bawah asuhan dan pengawasan Yayasan Muhammadiyah dan disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah No. 08/M/LT/1987 yang dikeluarkan di Teluk Betung pada tanggal 1 Oktober 1985 yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Agama Propinsi Lampung yang menyatakan “Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Hadimulyo diberikan hak yang sah untuk menyelenggarakan pendidikan dan penyelenggaraan pengajaran. dan diperbolehkan mengikuti Ujian Akhir Negara” Berdirinya MI Muhammadiyah Hadimulyo Metro merupakan jawaban atas permasalahan masyarakat yang menginginkan putra-putrinya mengikuti pendidikan berbasis agama. Dalam perjalanannya MI Muhammadiyah Hadimulyo menemui banyak kendala terutama masalah penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai.

Dalam perkembangannya, MIM Hadimulyo mengalami tiga kali perubahan lokasi, yang pertama di Jalan Pungur no. 2, Pusat Metro Desa Hadimulyo, kemudian karena tempat tersebut digunakan oleh SMA Muhammadiyah 3 maka lokasi MIM Hadimulyo dipindahkan ke TK Aisiyah Hadimulyo Timur. Setelah menerima wakaf dari warga yang menyebut dirinya Pak Amin, MIM Hadimulyo pindah lokasi ke Jalan Zebra no. 6a, Desa Hadimulyo Timur, Kecamatan Merto Pusat sampai sekarang.

Visi

Misi

Tujuan

Keadaan Siswa MIM Hadimulyo

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) pada siswa kelas V MIM Hadimulyo. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan, dengan alokasi waktu 2 jam (2 x 35) menit untuk setiap pertemuan tatap muka. Kondisi awal sebelum penelitian dilakukan, hasil belajar siswa kelas V MIM Hadimulyo Metro masih rendah, proses pembelajaran kurang maksimal karena guru kurang memberi ruang pada kegiatan belajar siswa, siswa membayar kurang perhatian guru saat pembelajaran berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, sehingga hasil belajar siswa rendah dan banyak yang tidak mencapai KKM.

Pada tahap ini peneliti berencana menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) dalam proses pembelajaran, dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Hal-hal yang harus dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut.

Pelaksanaan Tindakan

Guru dan siswa kemudian menyelesaikan materi pembelajaran secara bersama-sama berdasarkan materi yang disajikan. Setelah itu, guru dan siswa secara bersama-sama menyelesaikan materi pembelajaran berdasarkan materi yang dipelajari. Meskipun siswa mulai terbiasa menyesuaikan diri, namun rencana yang telah dibuat belum sepenuhnya terpenuhi. a) Hasil belajar siklus I.

Dari data di atas terlihat bahwa setelah melaksanakan pembelajaran selama satu siklus dengan 2 kali pertemuan, siswa yang lulus mencapai 100% pada ulangan akhir siklus I. Hasil belajar siswa sudah mencapai tujuan yaitu terpenuhinya KKM 70 dengan mencapai lebih dari 50.-80%.

Perencanaan

Guru mengulas materi yang telah lalu dengan cara mengajukan pertanyaan agar siswa mengingat materi yang telah dipelajarinya. Pada tahap konfirmasi, guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami, kemudian menyelesaikan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Guru mereview materi yang telah lalu dengan mengajukan pertanyaan agar siswa mengingat materi yang telah dipelajari.Guru memotivasi dengan bernyanyi bersama.

Pada tahap konfirmasi, guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami, kemudian menutup materi yang telah dipelajari.

Observasi/Pengamatan 1) Hasil Belajar Siklus II

Kondisi pertemuan kedua siswa siklus II sudah berjalan sangat baik, banyak siswa yang aktif dan memahami materi yang telah disampaikan. Dari tabel dan grafik di atas terlihat bahwa setelah melaksanakan pembelajaran selama Siklus II dengan 2 pertemuan, siswa yang tuntas mencapai 100% pada tes akhir Siklus I.

Refleksi Siklus II

Pembahasan

Hasil Belajar Siswa

I Pretest Posttest Pretest Posttest

Pengaruh Model TSTS (Two Stay Two Stray)dalam Pembelajaran Penggunaan Model TSTS (Two Stay Two Stray)dirasa cocok

Hal ini dapat diperkuat dengan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II yang membuktikan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah digunakan Model TSTS (Two Stray Two Stay) dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa penggunaan Model TSTS (Two Stay Two Stray) dalam penyampaian materi di kelas dapat merangsang dan menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan Model TSTS (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas VMIM Hadimulyo.

Pembahasan analisis ini juga menunjukkan dan membuktikan mengapa model TSTS (Two Stay TwoStray) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VMIM Hadimulyo.

Saran

Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 100% pada akhir siklus baik pada siklus I maupun siklus II. Diharapkan siswa mendapatkan cara belajar yang baru, sehingga siswa lebih tertarik untuk memahami materi melalui usaha sendiri dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan daya pikir siswa. Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Mahasiswa Kelas XI Teknik Mesin Cokroaminoto 2 Banjarnegara Tahun Pelajaran di eprint.uny.ac.id diunduh pada tanggal 25 Mei 2017.

Penerapan model Two Stay Two Stray (TSTS) dalam meningkatkan hasil belajar melalui identifikasi kebutuhan kompetensi inti pegawai administrasi perkantoran pada Siswa Kelas X AP di SMK Cut Nya.

PENUTUP C. Kesimpulan

Materi Ajar

  • Pendahuluan
  • Penutup

Menanyakan dan mengajak siswa mengingat tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Setelah diskusi antar kelompok, minimal 2 perwakilan kelompok dapat berkunjung ke kelompok lain untuk mempresentasikan materi. Mereka yang tidak mengunjungi setidaknya 2 atau 3 orang ini menerima tamu dari kelompok lain Tugas mereka adalah mempresentasikan karyanya.

Sumber dan Media Belajar

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan atas proses pembelajaran yang telah berlangsung. tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha, dan. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman penampakan alam dan etnik, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran 3. Pendahuluan

  • Kegiatan Inti
  • Penutup

Siswa dapat menunjukkan sikap saat membandingkan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.

Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran 6. Pendahuluan

  • Penutup
  • Penilaian

Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran 9. Pendahuluan

  • Kegiatan Inti
  • Penutup

Materi utama: Peninggalan sejarah Hindu Budha dan Islam yang ada dan tidak ada di Indonesia. Materi Pokok : Lokasi Peninggalan Sejarah Buddha Hindu Melalui Peta Metode Pengajaran : Two Stay Two Stray. Pengamat memberikan nilai dengan memasukkan nilai pada kolom berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa.

Nama sekolah : MIM Hadimulyo

Nama sekolah : MIM Hadimulyo

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam IPS dengan meningkatkan keterlibatan dan